Вы находитесь на странице: 1из 8

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah

Adapun tujuan penulisan makalah kali ini, diantaranya :

1. Bagaimana anatomi dan fisiologi kelenjar gonad ?


2. Definisi hipersekresi hormon gonadotropin ?
3. Apa etiologinya ?
4. Bagaimana patofisiologi dan pathway hipersekresi kelenjar gonad ?
5. Apa manifestasi klinisnya ?
6. Apa saja pemeriksaan diagnostik yang dikakukan ?
7. Apa komplikasi yang terjadi ?
8. Bagaimana Penatalaksanaan Klien dengan Hipersekresi Kelenjar Gonad ?
9. Bagaimana asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan kelenjar gonad ?

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan makalah ini, diantaranya :

1. Mengetahui anatomi dan fisiologi kelenjar gonad.


2. Mengetahui definisi hipersekresi hormon gonadotropin.
3. Mengetahui etiologi.
4. Mengetahui patofisiologi dan pathway hipersekresi kelenjar gonad.
5. Mengetahui manifestasi klinisnya.
6. Mengetahui pemeriksaan diagnostik yang dikakukan.
7. Mengetahui komplikasi yang terjadi.
8. Mengetahui Penatalaksanaan Klien dengan Hipersekresi Kelenjar Gonad.
9. Mengetahui asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan kelenjar gonad.

BAB II

PEMBAHASAN
2

2.1 Pengertian dan Fungsi Kelenjar Adrenal

Kelenjar kelamin disebut pula dengan gonad. Meskipun fungsi utamanya adalah
memproduksi sel-sel kelamin, namun kelenjar kelamin juga memproduksi hormon. Kelenjar
kelamin laki-laki terdapat pada testis, sementara kelenjar kelamin perempuan berada pada
ovarium.

Gonad (hormon kelamin) merupakan kelenjar endokrin yang dipengaruhi oleh


gonadotropin hormon (GtH) yang disekresikan kelenjar pituitari .Hipofisis mengsilkan 2
jenis gonadotropin yang mengatur fungsi alat reproduksi yaitu hormon pemacu folikel
(FSH=folicle stimulating hormone dan LH= lutenizing hormone). Pada setiap spesies
tertentu hipofisis penting selama kehamilan, sedangkan umumnya kehamilan dapat berjalan
tanpa hipofisis.

Gonadotropin hipofisis adalah hormon glikoprotein (peptida) dan hanya efektif bila
diberikan dalam bentuk suntikan. Kadar gonadotropin dalam urin dapat diukur
radioimmunoasay, berdasarkan antibodi spesifik terhadap gugus yang membeda-bedakan
dengan masing-masing hormon hipofisis.

Di dalam testis terdapat sel Leydig yang menghasilkan hormone testosteron atau
androgen. Hormon testosteron sangat berpengaruh terhadap proses spermatogenesis (proses
pembentukan sperma) dan pertumbuhan sekunder pada laki-laki. Pertumbuhan sekunder
pada anak laki-laki ditandai dengan suara menjadi besar, bahu dan dada bertambah bidang,
dan tumbuh rambut pada bagian tubuh tertentu misalnya kumis, janggut, cambang, ketiak,
dan sekitar kemaluan.

Sementara itu, hormon estrogen dan progesteron disekresikan oleh ovarium. Estrogen
dihasilkan oleh folikel de Graff dan dirangsang oleh hormon FSH. Hormon estrogen
berfungsi saat pembentukan kelamin sekunder wanita, seperti bahu mulai berisi, tumbuhnya
payudara, pinggul menjadi lebar, dan rambut mulai tumbuh di ketiak dan kemaluan. Di
samping itu, hormon enstrogen juga membantu dalam pembentukan lapisan endometrium.

Bagi wanita, hormon progesteron berfungsi menjaga penebalan endometrium,


menghambat produksi hormon FSH, dan memperlan-car produksi laktogen (susu). Hormon
ini dihasilkan oleh korpus luteum dan dirangsang oleh LH.

FSH pada wanita menyebabkan perkembangan folikel primer menjadi folikel graaf. Di
bawah pengaruh LH, folikel yang telah berkembang mensekresi estrogen dan progesteron.
LH menyebabkan terjadinya ovulasi dan juga mempengaruhi korpus luteum untuk
mensekresi estrogen dan progesteron. Proses terakhir dikenal sebagai aktivitas laktogenik,
yang pada beberapa spesies berada dibawah pengaruh proklatin. Sedangkan FSH pada pria
3

berfungsi menjamin terjadinya spermatogenesis, antara lain dengan mempertahankan fungsi


tubulus seminiferus, LH merangsang sel leydig mensekresi testoteron.

Ada beberapa hormon yang dihasilkan oleh kelenjar gonad ini, diantaranya :
1. Ovarium (Estrogen, Progesteron)

Estrogen

Estrogen dihasilkan oleh ovarium. Ada banyak jenis dari estrogen tapi yang
paling penting untuk reproduksi adalah estradiol. Estrogen berguna untuk
pembentukan ciri-ciri perkembangan seksual pada wanita yaitu pembentukan
payudara, lekuk tubuh, rambut kemaluan,dll. Estrogen juga berguna pada siklus
menstruasi dengan membentuk ketebalan endometrium, menjaga kualitas dan
kuantitas cairan cerviks dan vagina sehingga sesuai untuk penetrasi sperma.

Estrogen (alami) diproduksi terutama oleh sel-sel teka interna folikel di ovarium
secara primer, dan dalam jumlah lebih sedikit juga diproduksi di kelenjar adrenal
melalui konversi hormon androgen. Pada pria, diproduksi juga sebagian di testis.

Selama kehamilan, diproduksi juga oleh plasenta. Berfungsi stimulasi pertumbuhan


dan perkembangan (proliferasi) pada berbagai organ reproduksi wanita. Fungsi
lainnya sebagai berikut :

o Pada uterus : menyebabkan proliferasi endometrium.


o Pada serviks : pelunakan serviks dan pengentalan lendir serviks.
o Pada vagina : menyebabkan proliferasi epitel vagina.
o Pada payudara : menstimulasi pertumbuhan payudara
o Pada tulang : estrogen juga menstimulasi osteoblas sehingga memicu
pertumbuhan / regenerasi tulang. Pada wanita pascamenopause, untuk
pencegahan tulang keropos / osteoporosis, dapat diberikan terapi hormon
estrogen (sintetik) pengganti.

Progesteron

Hormon ini diproduksi oleh korpus luteum. Progesterone mempertahankan


ketebalan endometrium sehingga dapat menerima implantasi zygot. Kadar
progesterone terus dipertahankan selama trimester awal kehamilan sampai plasenta
dapat membentuk hormon HCG.

Progesteron (alami) diproduksi terutama di korpus luteum di ovarium, sebagian


diproduksi di kelenjar adrenal, dan pada kehamilan juga diproduksi di plasenta.
4

Progesteron menyebabkan terjadinya proses perubahan sekretorik (fase sekresi)


pada endometrium uterus, yang mempersiapkan endometrium uterus berada pada
keadaan yang optimal jika terjadi implantasi.

Gonadrotropin realising Hormon

GNRH merupakan hormon yang diproduksi oleh hipotalamus diotak. GNRH


akan merangsang pelepasan FSH (folikl stimulating hormone) di hipofisis. Bila
kadar estrogen tinggi, maka estrogen akan memberikan umpanbalik ke hipotalamus
sehingga kadar GNRH akan menjadi rendah, begitupun sebaliknya.

FSH dan LH

Kedua hormon ini dinamakan gonadotropoin hormon yang diproduksi oleh


hipofisis akibat rangsangan dari GNRH. FSH akan menyebabkan pematangan dari
folikel. Dari folikel yang matang akan dikeluarkan ovum. Kemudian folikel ini akan
menjadi korpus luteum dan dipertahankan untuk waktu tertentu oleh LH.

HCG (Human Chorionic Gonadotrophin)

Mulai diproduksi sejak usia kehamilan 3-4 minggu oleh jaringan trofoblas
(plasenta). Kadarnya makin meningkat sampai dengan kehamilan 10-12 minggu
(sampai sekitar 100.000 mU/ml), kemudian turun pada trimester kedua (sekitar 1000
mU/ml), kemudian naik kembali sampai akhir trimester ketiga (sekitar 10.000
mU/ml).

Berfungsi meningkatkan dan mempertahankan fungsi korpus luteum dan


produksi hormon-hormon steroid terutama pada masa-masa kehamilan awal.
Mungkin juga memiliki fungsi imunologik.

2. Testis (Androgen dan Testoteron)


Androgen dan Testoteron

Pada manusia, androgen terpenting yang disekresikan oleh testis adalah


testoteron. Jalur sintesis testoteron didalam testis mirip dengan yang telah
digambarkan didalam ovarium dan adrenal.

Pada laki-laki, setiap hari dihasilkan sekitar 8 mg testoteron. Kira-kira 95 persen


diproduksi oleh sel leydig dan hanya 5 persen olh adrenal. Testis juga mensekresikan
dalam jumlah sedikit androgen kuat lainnya, dihidrotestoteron. Juga androstenedion
5

dan dehidropiandrosteron, yang merupakan androgen lemah. Pregnenolon dan


progesteron serta turunanya 17-hidrisilasi juga dilepaskan dalam jumlah kecil. Kadar
testoteron dalam plasma pada laki-laki kira-kira 0,6 /dl setelah puberitas dan tidak
tampak bervariasi secara bermakna sesuai umur.

2.2 Definisi

Hipogonadisme adalah suatu kondisi ketika hormon seksual yang dihasilkan oleh
kelenjar seksual (pada pria disebut testis dan pada wanita disebut ovarium) berada di bawah
jumlah normal. Hormon seksual memiliki fungsi untuk mengatur karakteristik seksual
sekunder, di antaranya membantu produksi sperma dan perkembangan testis pada pria.
Sedangkan pada wanita, hormon ini berperan dalam pertumbuhan payudara dan siklus
menstruasi. Selain itu hormon seksual juga berperan dalam pertumbuhan rambut kemaluan,
baik pada pria maupun wanita.

2.3 Etiologi

2.4 Patofisiologi dan Pathway

2.5 Manifestasi Klinis


1. Pria
- Defisiensi hormon pada masa kanak-kanak (prepubertas)
Gambaran klinisnya adalah enukoidisme, orang-orang enukoid yang berusia di
atas 20 tahun, biasanya tinggi, bahu sempit dan otot kecil (konfigurasi tubuh yang
mirip dengan wanita dewasa). Selain itu genitalia kecil, suara memiliki nada tinggi,
pertumbuhan rambut pubis wanita yaitu segitiga dengan dasar di atas, bukan pola
segitiga yang dasarnya di bawah seperti yang dijumpai pada pria normal.

- Difisiensi post pubertas


Pada pria dewasa mengalami penurunan sebagian libido, kadang-kadang
mengalami hot flashes, biasanya lebih mudah tersinggung, pasif dan menderita
depresi dibanding dengan yang memiliki testis utuh. Selain itu terjadi impotensi,
pengurangan progresif rambut dan bulu tubuh, jenggot dan berkurangnya
pertumbuhan otot.

2. Wanita
Berhentinya menstruasi atau amenorhoe, atropi payudara dan genetalia eksterna
serta penurunan libido.
6

2.6 Pemeriksaan Diagnostik


1. CT Scan otak, untuk melihat adanya tumor pada hipofise/hipothalamus
2. Pengambilan kadar testoteron serum
3. Kadar gonadotropi serum dan kariotip
4. Test stimulasi dengan klomifen
5. Test stimulasi Gn RH
6. Test stimulasi HCG
7. Analisis semen untuk kuantitas dan kwalitas sperma.

2.7 Komplikasi

2.8 Penatalaksanaan Klien dengan Hipersekresi Kelenjar Gonad

2.9 Konsep Asuhan Keperawatan dengan Gangguan Kelenjar Gonad

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN KELENJAR


GONAD

Pengkajian

o Identitas
o Riwayat penyakit
- Keluhan utama
Keluhan klien pada saat dikaji, klien yang mengalami hipogonad biasanya
kelainan fungsi kematangan seksual perubahan kondisi mental.
- Riwayat penyakit sekarang

Kaji kondisi yang pernah dialami oleh klien di luar gangguan yang dirasakan
sekarang, khususnya gangguan yang mungkin sudah berlangsung lama bila
dihubungkan dengan usia seperti:
Tanda-tanda seks skunder yang tidak ada atau berkurang, misalnya amenorhoe,
bulu rambut tidak tumbuh, buah dada tidak berkembang.
Kaji fungsi seksual dan reproduksi.
Kaji adanya perubahan fisik tertentu yang sangat mengganggu klien.
Kaji psikologis seperti mudah marah, sensitif, sulit bergaul dan tidak mampu
berkonsentrasi.
- Riwayat penyakit masa lalu
7

Perlu dikaji apakah klien pernah menderita suatu penyakit yang berat/penyakit
tertentu yang memungkinkan berpengaruh pada kesehatan sekarang, kaji adanya
trauma prosedur operatif dan penggunaan obat-obatan.
- Riwayat penyakit keluarga
Kaji kemungkinan adanya anggota keluarga yang mengalami gangguan seperti
yang dialami klien/gangguan tertentu yang berhubungan secara langsung dengan
gangguan hormonal seperti gangguan pertumbuhan dan perkembangan.
o Umur, jenis kelamin, keluarga.
o Keadaan umum
- Bentuk fisik
- Terlihat kelelahan atau tidak
- Nyeri punggung
- Dispaneuria
- Nyeri kepala
o Pemeriksaan fisik
- Inspeksi
Keadaan umum
Bentuk dan porsi tubuh
BB dan TB
TTV
Kepala, pertumbuhan rambut dan kelebatannya
Struktur wajah apakah proposional atau tidak, simetris, kasar,
pembesaran pada bagian rahang, dagu, hidung.
Mata , eksotamus atau misidema moonface
Kemampuan untuk melihat
Ekspresi wajah, apakah apatis datar dll.
Bentuk lidah besar kecil tebal tipis, apakah tremor.
Bentuk leher simetris atau tidak
Kulit kering, basah atau berkeringat.
Ada luka yang tak kunjung sembuh.
Hiperpigmentasi / hipopigmentasi
Buffalow neck
Pergerakan dada yang cepat
Pertumbuhan payudara, apakah ada rambut yang lebat
Striare, berwarna ungu
Genetalia : distribusi rambut
- Palpasi
Kelenjar tiroid
Testis
- Auskultasi
Di atas kelenjar tyroid apakah ada suara bruit atau tidak
Auskultasi semua katup jantung, apakah ada bunyi tambahan atau tidak

Diagnosa Keperawatan

Intervensi Keperawatan
8

BAB III

SIMPULAN

1.1 Simpulan

Addisons disease adalah penyakit yang disebabkan oleh hiposekresi hormon yang
dihasilkan oleh kelenjar adrenalin. Addisons disease ini dapat disebabkan karena
kelenjar adrenalin itu sendiri ataupu bisa disebabkan oleh kelenjar hipofise atau
disebutjuga sebagai penyebab sekunder.

Pada klien dengan gangguan sistem kelenjar adrenal ini akan mengalami beberapa
gejala seperti berat badanya turun, hipoglikemia, mual, diare, kelelahan, anoreksia, dan
hiperpigmentasi. Untuk menegakkan diagnosa Adisons Disease selain pada pemeriksaan
fisik harus juga di tegakkan dengan pemeriksaan diagnostik untuk lebih memastikan dan
mengetahui penyebab utamanya.

1.2 Saran

Mengetahui gejala-gejala penyakit adison sejak dini dapat meningkatkan tingkat


kewaspadaan kita pada penyakit-penyakit langka tersebut. Sebagai calon tenaga
kesehatan, kita harus memberikan asuhan keperawatan yang baik kepada klien baik itu
anak dewasa sampai lansia. Maka dari itu ilmu yang sudah kita dapat kan dapat
diaplikasikan dengan baik dan benar.

Вам также может понравиться