Вы находитесь на странице: 1из 6

KESEHATAN MASYARAKAT

MEMAHAMI PENDIDIKAN KESEHATAN

Disusun Oleh:

Kelompok 1

Nama :
1. Anna Soleha Negara
2. Della Pertiwi
3. Fadhila
4. Minar Rulina Sihaloho
5. Monica Octin Tamara
6. Puteri Puspasari
7. Rozalia
8. Sundari Sapitri
9. Ummi Kalsum
10.Yolanda Anggun Sari
Tingkat : II Reguler B
Dosem Pembimbing: Nurul Komariah, SST, M.Keb

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG
PRODI D III KEBIDANAN
TAHUN 2017
MEMAHAMI PENDIDIKAN KESEHATAN

1. Defenisi Pendidikan dan Penyuluhan Kesehatan

Menurut Ottawwa Charter (1986) yang dikutip dari Notoatmodjo S, memberikan


pengertian pendidikan kesehatan adalah proses untuk meningkatkan kemampuan
masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Selain itu untuk
mencapai derajat kesehatan yang sempurna, baik fisik, mental dan social, maka
masyarakat harus mampu mengenal dan mewujudkan aspirasinya, kebutuhannya, dam
mampu mengubah atau mengatasi lingkungannya (lingkungan fisik, sosial, budaya, dan
sebagainya).

Pendidikan kesehatan dalam arti pendidikan. secara umum adalah segala upaya yang
direncanakan untuk mempengaruhi orang lain, baik individu, kelompok, atau masyarakat,
sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan atau promosi
kesehatan. Dan batasan ini tersirat unsure-unsur input (sasaran dan pendidik dari
pendidikan), proses (upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain) dan
output (melakukan apa yang diharapkan). Hasil yang diharapkan dari suatu promosi atau
pendidikan kesehatan adalah perilaku kesehatan, atau perilaku untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan yang kondusif oleh sasaran dari promosi kesehatan.
(Notoadmojo, 2012)

Penyuluhan kesehatan adalah penambahan pengetahuan dan kemampuan


seseorang melalui tehnik praktek belajar atau instruksi dengan tujuan mengubah atau
mempengaruhi perilaku manusia secara individu, kelompok maupun masyarakat untuk
dapat lebih mandiri dalam mencapai tujuan hidup sehat (Depkes, 2002). Penyuluhan
kesehatan adalah gabungan berbagai kegiatan dan kesempatan yang berlandaskan prinsip-
prinsip belajar untuk mencapai suatu keadaan, dimana individu, keluarga, kelompok atau
masyarakat secara keseluruhan ingin hidup sehat, tahu bagaimana caranya dan melakukan
apa yang bisa dilakukan, secara perseorangan maupun secara kelompok dengan meminta
pertolongan (Effendy, 2003).
1. Perbedaan Pendidikan dan Penyuluhan Kesehatan

No. Penyuluhan Kesehatan Pendidikan Kesehatan


1 Harus dilakukan oleh tenaga kesehatan. Dapat dilakukan oleh siapa saja yang
mengerti tentang kesehatan.
2 Dilakukan dalam asuhan keperawatan. Tidak harus dalam asuhan keperawatan.
3 Dalam pelaksanaan diberikan di Dapat dilaksanakan hanya di depan
depan kelompok atau masyarakat. individu (satu orang).
4 Bersifat umum. Dapat bersifat umum dan pribadi.

2. Prinsip Pendidikan dan Penyuluhan Kesehatan

1. Pendidikan kesehatan bukan hanya pelajaran di kelas, tetapi merupakan kumpulan


pengalaman dimana saja dan kapan saja sepanjang dapat mempengaruhi
pengetahuan sikap dan kebiasaan sasaran pendidikan.

2. Pendidikan kesehatan tidak dapat secara mudah diberikan oleh seseorang kepada
orang lain, karena pada akhirnya sasaran pendidikan itu sendiri yang dapat mengubah
kebiasaan dan tingkah lakunya sendiri.
3. Bahwa yang harus dilakukan oleh pendidik adalah menciptakan sasaran agar
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dapat mengubah sikap dan tingkah
lakunya sendiri.
4. Pendidikan kesehatan dikatakan berhasil bila sasaran pendidikan (individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat) sudah mengubah sikap dan tingkah
lakunya sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

3. Ruang Lingkup Pendidikan Kesehatan


Ruang lingkup pendidikan kesehatan dapat dilihat dari tiga dimensi, yaitu:

1). Berdasarkan aspek kesehatan, dikelompokkan menjadi:


a) Pendidikan kesehatan pada aspek promotif, sasarannya adalah kelompok orang
sehat. Derajat kesehatannya adalah dinamis oleh karena itu meskipun seseorang
telah dalam kondisi sehat tetapi perlu ditingkatkan dan dibina lagi kesehatannya.
b) Pendidikan kesehatan pada aspek pencegahan dan penyembuhan, dan ini
mencakup tiga upaya atau kegiatan yaitu :
(1) Pencegahan tingkat pertama (primary prevention), sasarannya adalah
kelompok masyarakat yang beresiko tinggi (high risk). Misalnya: kelompok
ibu hamil, para pekerja seks, dan sebagainya. Tujuannya agar tidak terkena
penyakit.
(2) Pencegahan tingkat kedua (secondary prevention), sasarannya adalah para
penderita penyakit kronis. Misalnya: asma, diabetes militus, dan sebagainya.
Tujuannya agar penderita mampu mencegah penyakitnya menjadi tidak
parah.
(3) Pencegahan tingkat tiga (tertiary prevention), sasaranya adalah kelompok
pasien yang baru sembuh dari suatu penyakit. Tujuannya agar mereka segera
pulih kembali kesehatannya.
2). Berdasarkan tatanan (setting) atau tempat pelaksanaannya
Pendidikan kesehatan dapat berlangsung diberbagai tempat, dan
dikelompokkan menjadi: pendidikan kesehatan pada tatanan keluarga (rumah
tangga), pendidikan kesehatan pada tatanan sekolah, pendidikan kesehatan di
tempat-tempat kerja, pendidikan di tempat-tempat umum.
3). Berdasarkan Tingkat Pelayanan Pendidikan Kesehatan
Dimensi tingkat pelayanan, pendidikan kesehatan dapat dilakukan
berdasarkan 5 tingkat pencegahan dari Leavel dan Clark, sebagai berikut :
a) Promosi kesehatan (health promotion), Dalam tingkat ini pendidikan kesehatan
diperlukan misalnya dengan peningkatan gizi, kebiasaan hidup sehat dan
sebagainya.
b) Perlindungan khusus (specific protection), Dalam program imunisasi sebagai
bentuk pelayanan perlindungan khusus ini pendidikan kesehatan sangat
diperlukan terutama di negara berkembang. Hal ini karena kesadaran
masyarakat tentang pentingnya imunisasi.
c) Diagnosis dini dan pengobatan segera (early diagnosis and prompt
treatment). Dikarenakan rendahnya pengetahauan dan kesadaran masyarakat
terhadap kesehatan maka sering sulit mendeteksi penyakit yang terjadi di
masyarakat. Oleh karena itu pendidikan kesehatan sangat diperlukan pada tahap
ini.
d) Pembatasan cacat (disability limitation). Oleh karena kurangnya pengertian dan
kesadaran masyarakat tentang kesehatan dan penyakit maka sering tidak
melanjutkan pengobatannya sampai tuntas sehingga dapat mengakibatkan orang
bersangkutan cacat.
e) Rehabilitasi (rehabilitation), setelah sembuh dari suatu penyakit tertentu, kadang
orang menjadi cacat sehingga diperlukan latihan tertentu. Disamping itu orang
yang cacat setelah sembuh dari penyakit, kadang malu untuk kembali ke
masyarakat dan masyarakat tidak mau menerima mereka (Notoadmodjo, 2003).

4. Metode Pendidikan Kesehatan

Menurut Notoadmojo (2012), berdasarkan pendekatan sasaran yang ingin dicapai,


penggolongan metode pendidikan ada 3 (tiga) yaitu:

a. Metode berdasarkan pendekatan perorangan Metode ini bersifat individual dan


biasanya digunakan untuk membina perilaku baru, atau membina seorang yang mulai
tertarik pada suatu perubahan perilaku atau inovasi. Dasar digunakannya pendekatan
individual ini karena setiap orang mempunyai masalah atau alasan yang berbeda-beda
sehubungan dengan penerimaan atau perilaku baru tersebut. Ada 2 bentuk pendekatannya
yaitu :

1. Bimbingan dan penyuluhan (Guidance and Counceling)

2. Wawancara

b. Metode berdasarkan pendekatan kelompok Penyuluh berhubungan dengan


sasaran secara kelompok. Dalam penyampaian promosi kesehatan dengan metode ini kita
perlu mempertimbangkan besarnya kelompok sasaran serta tingkat pendidikan formal
dari sasaran. Ada 2 jenis tergantung besarnya kelompok, yaitu :

1. Kelompok besar 18

2. Kelompok kecil

c. Metode berdasarkan pendekatan massa Metode pendekatan massa ini cocok


untuk mengkomunikasikan pesanpesan kesehatan yang ditujukan kepada masyarakat.
Sehingga sasaran dari metode ini bersifat umum, dalam arti tidak membedakan golongan
umur, jenis kelamin, pekerjaan, status social ekonomi, tingkat pendidikan, dan
sebagainya, sehingga pesan-pesan kesehatan yang ingin disampaikan harus dirancang
sedemikian rupa sehingga dapat ditangkap oleh massa.
DAFTAR PUSTAKA

Ali, Zaidin. 2000. Dasar-dasar pendidikan kesehatan masyarakat, ed. 1.

Notoatmodjo, Soekidjo.2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat ; Prinsip-prinsip Dasar. Jakarta :


Rineka Cipta

Depkes RI. Tt. Buku pedoman kerja Puskesmas jilid III

Вам также может понравиться