Вы находитесь на странице: 1из 17

ARTIKEL HASIL PRAKTIKUM

UJI MUTU DESINFEKTAN

Diajukan oleh

AMELIA S

15020150127

Laboratorium Mikrobiologi Farmasi

Program Studi S1 Ilmu Farmasi

Fakultas Farmasi

Universitas Muslim Indonesia

Makassar

2017
ARTIKEL HASIL PRAKTIKUM

UJI MUTU DESINFEKTAN

Dipersipkan dan disusun oleh

AMELIA S

15020150127

Telah dipertahankan di depan asisten pendamping pada tanggal

Telah disetujui oleh :

Asisten Pendamping,
tanggal

MUTHAHHARAH IKBAL
ANALISIS UJI MUTU DESINFEKTAN

Amelia S1 dan Muthahharah ikbal 2

1
Mahasiswa Fakultas Farmasi, Umi.
2
Asisten Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Farmasi, Umi

Email : Ameliasardin@gmail.com

INTI SARI
Desinfektan didefinisikan sebagai bahan kimia atau
pengaruh fisika yang digunakan untuk mencegah terjadinya
infeksi atau pencemaran jasad renik seperti bakteri dan virus,
juga untuk membunuh atau menurunkan jumlah mikroorganisme
atau kuman penyakit lainnya. Sedangkan antiseptik didefinisikan
sebagai bahan kimia yang dapat menghambat atau membunuh
pertumbuhan jasad renik seperti bakteri, jamur dan lain-lain pada
jaringan hidup. Bahan desinfektan dapat digunakan untuk proses
desinfeksi lantai, ruangan, peralatan dan pakaian. Pada
penandaannya, yang memenuhi persyaratan telah dicantumkan
cara penggunaan produk yang sesuai sebagai bahan desinfeksi.
Namun demikian banyak pula produk desinfektan yang memuat
cara-cara penggunannya dan kompisisinya.
Untuk memeriksa baik tidaknya bahan-bahan yang akan
digunakan untuk desinfeksi dalam industria, laboratorium
maupun rumah sakit maka perlu dilakukan uji kuantitatif untuk
mengetahui kadar minimal suatu bahan yang masih dapat
menghambat pertumbuhan mikroorganisme.
Berdasarkan hal tersebut maka dilakukanlah suatu uji
konsentrasi hambat minimal (Minimal Inhibitory
Concentration/MIC), untuk menguji secara kuantitatif konsentrasi
terendah yang masih dapat menghambat pertumbuhan suatu
mikroba atau bakteri uji.
Hasil : Dari praktikum di peroleh hasil perhitungan koefisien
fenol yang di dapat yaitu 1,25 dimana hasil tersebut lebih besar
dari 0,05 memenuhi syarat sebagai desinfektan dan lebih besar
dari angka 1 yaitu merupakan syarat desinfektan yang efektif.
Kesimpulan : desinfektan mr.mucle efektif digunakan sebagai
desinfektan karena telah memenuhi persyaratan sebagai
desinfektan berdasarkan perhitungan koefisien fenol yaitu 1,25.
Kata Kunci: Desinfektan, Uji MIC, Koefisien Fenol

PENDAHULUAN
Desinfektan merupakan bahan kimia yang digunakan
untuk mencegah terjadinya infeksi dengan membunuh jasad
renik (bakterisid), terutama pada benda mati. Proses desinfeksi
dapat menghilangkan 60%-90% jasad renik. Desinfektan
digunakan secara luas untuk sanitasi baik di rumah tangga,
laboratorium dan rumah sakit 2
Nilai koefisien fenol adalah perbandingan pengenceran
tertinggi baku fenol 5%, dimana pengenceran tersebut dapat
mematikan bakteri uji dalam kontak waktu 10 menit, tetapi tidak
mematikan bakteri uji dalam kontak waktu 5 menit 2
Nilai koefisien fenol adalah perbandingan pengenceran
tertinggi baku fenol 5%, dimana pengenceran tersebut dapat
mematikan bakteri uji dalam kontak waktu 10 menit, tetapi tidak
mematikan bakteri uji dalam kontak waktu 5 menit 2
Koefisien fenol dapat dihitung sebagai ratio pengenceran
terti nggi dari desinfektan (X) yang diuji, yang tidak mematikan
mikroorganisme uji dalam waktu 5 menit (dalam medium
pembiakan pertumbuhan), tetapi mematikan organisme uji
dalam waktu 10 menit (tidak ada pertumbuhan dalam medium
pembiakan) terhadap pengenceran fenol dalam keadaan dan
waktu yang sama3
Desinfektan dapat digolongkan berdasarkan fisis dan
kimiawi. Secara fisis yang penting adalah penggunaan panas dan
sinar. Dan jenis sinar yang digunakan yaitu sinar ultraviolet dan
sinar gamma. Desinfektan yang biasa digunakan dengan variasi
cara seperti spray, sabun, aerosol atau fumigan. Sedangkan
secara kimiawi terdapat beberapa jenis senyawa desinfektan
yang secara komersial dengan karakteristik pemakaian tertentu
yaitu kresol, fenol organik, amonium kuartener, iodofor, klorin,
formalin/formaldehid 4
Desinfektan adalah preparat kimia yang digunakan untuk
desinfeksi kandang dan peralatan, guna membasmi
mikroorganisme khususnya mikroorganisme yang
membahayakan. Desinfeksi dapat mencegah infeksi dengan jalan
penghancuran atau pelarutan jasad renik yang patogen.
Desinfektan dapat digunakan untuk barang-barang tak hidup,
misal : ruang operasi, kandang alat-alat operasi dan sebagainya4
Fenol merupakan desinfektan dan pengawet yang paling
umum digunakan karena stabil dan tetap efektif dalam berbagai
sediaan kosmetik 5
Fenol merupakan salah satu antiseptikum tertua dengan
khasiat bakterisid dan fungisid, juga terhadap basil tbc dan
spura, walaupun memerlukan waktu yang lebih lama. Mekanisme
kerjanya berdasarkan denaturasi protein sel bakteri, yakni
perubahan rumus bangunnya hingga sifat khasnya hilang 5
Adapun beberapa contoh dari desinfektan antara lain
ANTISEP Medion, BIOCID Pfizer Inc, DESTAN Sanbe Farma,
FORMADES Medion, FUMISID Sanbe Farma, MEDISEP Medion,
NEO ANTISEP Medion, RODALON Pyridam Veteriner dan lain
6
sebagainya

METODE PRAKTIKUM
Jenis dan Rancangan Praktikum
Jenis praktikum ini adalah praktikum eksperimen.
Rancangan praktikum ini adalah post test design. Variabel dari
praktikum ini adalah variabel kuantitatif.
Bahan dan Alat Penelitian
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah
aquadest steril, biakan Salmonella thyposa, fenol 5%, kapas,
medium nutrien broth (NB) (Becton, Dickinson, and
Company/No.Reg:234000), sampel Mr. mucle.
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah autoklaf,
botol pengencer, inkubator, lampu spiritus, ose bulat, rak tabung,
spoit 1ml dan 5 ml, dan tabung reaksi (pyrex).
Prosedur Kerja
Penyiapan Medium NB (Nutrien Broth)
Ditimbang bahan-bahan kemudian dimasukkan semua
bahan kedalam erlenmeyer lalu dilarutkan dalam air suling
hingga 500 ml. Ditutup medium tersebut dengan kapas dan
disterilkan diautoklaf pada suhu 121C selama 15 menit,
kemudian disimpan dalam lemari pendingin.

Pembuatan Fenol 5%
Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Ditimbang
fenol sebanyak 5 gram, kemudian dimasukkan ke dalam labu
ukur 100 ml. Dicukupkan volumenya sampai 100 ml dengan
aquadest.
Pengenceran mr. mucle
Dibuat alat dan bahan. Dibuat pengenceran mr mucle
dalam tabung reaksi dengan perbandingan 1 : 20, 1 : 40, 1 : 80,
1 : 160, dan 1 : 320, 1 : 640, dan 1 : 1280.
Pembuatan Larutan Uji Baku Fenol
Disiapkan alat dan bahan. Dibuat pengenceran baku fenol
dalam tabung reaksi dengan perbandingan 1 : 80, 1 : 90, dan 1 :
100.
Uji MIC (Minimal Inhibitory Concentration)
Disediakan 7 buah tabung reaksi steril, dan diisi 9,5 ml
medium NB steril ke dalam tabung pertama dan 5 ml ke dalam
tabung lainnya. Ditambahkan ke dalam tabung pertama 0,5 ml
sampel desinfektan yang akan diuji. Diambil dengan pipet steril 5
ml dari tabung pertama dan dimasukkan ke dalam tabung ke
dua, dicampurkan sampai homogen. Kemudian diambil lagi 5 ml
dari tabung ke dua ini dan dimasukkan ke dalam tabung ketiga
dan seterusnya sampai pada tabung ke tujuh, setelah
dihomogenkan, dipipet 5 ml dari tabung terakhir dan dibuang.
Dimasukkan ke dalam tiap-tiap tabung 1 ose suspensi biakan
bakteri. Diinkubasikan semua tabung pada suhu 37 C dan diamati
pertumbuhan bakteri setelah 1 x 24 jam.
Uji Fenol
Desinfektan mr. mucle
Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Disiapkan
5 tabung reaksi yang berisi pengenceran sampel 1 : 10, 1 : 20, 1
: 30, 1 : 40, dan 1 : 50 (deret I), dan 15 tabung yang beirisi 5 ml
medium Nutrien Broth (NB) yang dibagi menjadi 3 seri (deret II,
deret III, dan deret IV) masing-masing 5 tabung. Ke dalam tabung
ke-1 dari deret I dimasukkan sampel desinfektan dan suspensi
bakteri sebanyak 1 ose kemudian didiamkan 30 detik. Ke dalam
tabung ke-2 dari deret I dimasukkan suspensi bakteri sebanyak 1
ose kemudian didiamkan 30 detik. Hal yang sama dilakukan pada
tabung ke-3, ke-4, dari deret I, kemudian diistirahatkan selama 3
menit dan dimasukkan ke dalam wadah yang berisi air es. Ke
dalam tabung ke-1 dari deret II, dimasukan 1 ose larutan dari
tabung ke-1 deret I, kemudian didiamkan selama 30 detik. Ke
dalam tabung ke-2 dari deret II, dimasukkan 1 ose larutan dari
tabung ke-2 deret I, kemudian didiamkan selama 30 detik. Hal
yang sama dilakukan pada tabung ke-3, ke-4, dan ke-5 dari deret
II, kemudian diistirahatkan selama 3 menit. Ke dalam tabung ke-1
dari deret III, dimasukkan 1 ose larutan dari tabung ke-1 deret I,
kemudian didiamkan selama 30 detik. Ke dalam tabung ke-2 dari
deret III, dimasukkan 1 ose dari larutan tabung ke-2 deret I,
kemudian didiamkan selama 30 detik. Hal yang sama dilakukan
pada tabung ke-3, ke-4, dan ke-5 dari deret III, Kemudian
diistirahatkan selama 3 menit. Ke dalam tabung ke-1 dari deret
IV, dimasukkan 1 ose larutan dari tabung ke-1 deret I, kemudian
didiamkan selama 30 detik. Ke dalam tabung ke-2 dari deret IV,
dimasukkan 1 ose dari larutan tabung ke-2 deret I, kemudian
didiamkan selama 30 detik. Hal yang sama dilakukan pada
tabung ke-3, ke-4, dan ke-5 dari deret IV. Kemudian
diistirahatkan selama 3 menit. Semua tabung dari deret II, deret
III, dan deret IV diinkubasi dalam inkubator pada suhu 37 oC
selama 1 x 24 jam. Diamati perubahan yang terjadi berupa
kekeruhan medium.
Larutan Baku Fenol 5%
Pertama-tama disiapkan alat dan bahan. Disiapkan 3
tabung reaksi yang berisi pengenceran sampel 1:80, 1:90, dan
1:100 (deret I), dan 9 tabung yang beirisi 5 ml medium Nutrien
Broth (NB) yang dibagi menjadi 3 deret (deret II, III, dan IV)
masing-masing 3 tabung. Ke dalam tabung ke-1 dari deret I
dimasukkan suspensi baktrei sebanyak 1 ose kemudian
didiamkan 30 detik. Ke dalam tabung ke-2 dari deret I
dimasukkan suspensi bakteri sebanyak 1 ose kemudian
didiamkan 30 detik. Ke dalam tabung ke-3 dari deret I
dimasukkan suspensi bakteri sebanyak 1 ose kemudian
diistirahatkan 4 menit dan dimasukkan ke dalam wadah berisi air
es. Ke dalam tabung ke-1 dari deret II, dimasukan 1 ose larutan
dari tabung ke-1 deret I, kemudian didiamkan selama 30 detik.
Ke dalam tabung ke-2 dari deret II, dimasukkan 1 ose larutan dari
tabung ke-2 deret I, kemudian didiamkan selama 30 detik. Ke
dalam tabung ke-3 dari deret II, dimasukkan 1 ose larutan dari
tabung ke-3 deret I, kemudian diistirahatkan 4 menit. Ke dalam
tabung ke-1 dari deret III, dimasukkan 1 ose larutan dari tabung
ke-1 deret I, kemudian didiamkan selama 30 detik. Ke dalam
tabung ke-2 dari deret III, dimasukkan 1 ose dari larutan tabung
ke-2 deret I, kemudian didiamkan selama 30 detik. Ke dalam
tabung ke-3 dari deret III, dimasukkan 1 ose dari larutan tabung
ke-3 deret, kemudian diistirahatkan 4 menit. Ke dalam tabung ke-
1 dari deret IV, dimasukkan 1 ose larutan dari tabung ke-1 deret
I, kemudian didiamkan selama 30 detik. Ke dalam tabung ke-2
dari deret IV, dimasukkan 1 ose dari larutan tabung ke-2 deret I,
kemudian didiamkan selama 30 detik. Ke dalam tabung ke-3 dari
deret IV, dimasukkan 1 ose dari larutan tabung ke-3 deret I,
kemudian diistirahatkan 4 menit. Semua tabung dari deret II,
deret III, dan deret IV diinkubasi dalam inkubator pada suhu 37 oC
selama 1 x 24 jam.
Analisis Hasil
Data yang dikumpulkan dianalisis berdasarkan tingkat
kekeruhan pada tabung reaksi pada setiap waktu kontak.

HASIL PENELITIAN
1. Uji MIC (Minimal Inhibitori Consentration)
2. Uji Koefisien Fenol
a. Sampel Mr. Muscle

Deret 2 Deret 3
Deret 4

b. Fenol 5%

Deret 2 Deret 3
Deret 4
Gambar: hasil pengamatan pada desinfektan mr. mucle

Tabel 1. Hasil Uji MIC (Minimum Inhibitor Concentration)


Waktu Kontak Bakteri
Kelompok Perbandingan
5 10 15
I 1 : 540 - + +
1 : 640 - - -
1 : 740 - - +
So Klin
1 : 840 - - -
1 : 940. - - -
1 : 20 + + +
1 : 40 + + +
II
Mr. Muscle 1 : 60 + + +
1 : 80 + + +
1 : 100 + + -
Salmonella
1 : 120 - - -
thypi
1 : 160 - + -
III
1 : 200 - - -
Bayclin
1 : 240 - - -
1 : 280 + + +
1 : 10 + + -
1 : 20 + + -
IV
1 : 30 + - +
SOS
1 : 40 + + -
1 : 50 + - +

Tabel 2. Hasil uji Fenol 5%

Waktu Kontak Bakteri


Kelompok
Perbandingan

1 : 80 Salmonella thypi
1 : 90
1 : 100
1 : 80
1 : 90
1 : 100
1 : 80
1 : 90
1 : 100
1 : 80
1 : 90
1 : 100
Keterangan: - = menghambat/tidak ada pertumbuhan MO/jernih
+ = tidak menghambat/ada pertumbuhan MO/keruh

PEMBAHASAN
Desinfektan adalah preparat kimia yang digunakan untuk
desinfeksi kandang dan peralatan, guna membasmi
mikroorganisme khususnya mikroorganisme yang
membahayakan.
Dasar perlunya dilakukan analisis mutu suatu desinfektan
yaitu untuk mengetahui apakah desinfektan yang digunakan baik
atau tidak dan desinfektan dapat membunuh mikroorganisme
pada menit ke sepuluh dan bukan pada menit kelima.
Adapun metode kerja dari MIC yaitu disiapkan lima
tabung. Pada tabung pertama diisi 9,5 ml medium Nutrient Broth
(NB) dan untuk tabung lainnya diisi 5 ml medium Nutrient Broth
(NB). Setelah itu ditambahkan desinfektan sebanyak 0,5 ml pada
tabung pertama sehingga diperoleh pengenceran 1 : 20. Setelah
tercampur homogen, diambil dengan pipet steril sebanyak 5 ml
dari tabung pertama lalu dimasukkan ke dalam tabung yang
kedua, campurkan sampai homogen dan dilakukan seterusnya
sampai pada tabung kelima. Setelah dihomogenkan, pada
tabung terakhir (tabung kelima) dipipet 5 ml dan dibuang.
Setelah itu diambil suspensi bakteri sebanyak 0,02 ml dan
ditanam ke dalam masing-masing tabung tersebut. Kemudian
diinkubasi selama 1 24 jam dan diamati.
Sedangkan untuk metode kerja koefisien fenol yaitu
ditentukan dahulu nilai MIC desinfektan yang akan diuji. Buatlah
5 pengenceran desinfektan yang akan diuji, dengan perbedaan
konsentrasi masing-masing 1 : 40. Tempatkan MIC pada
pengenceran kedua, misalnya nilai MIC hasil uji sebelumnya
adalah 1 : 80, maka deret pengenceran itu akan menjadi 1 : 40, 1
: 80, 1 : 120, 1 : 160, dan 1 : 200. Buatlah larutan murni fenol
dengan konsentrasi 5% dan buat dari larutan ini 3 pengenceran
yaitu 1 : 80, 1 : 90, dan 1 : 100. Sediakan 4 deret tabung buylon
masing-masing deret sebanyak 5 tabung. Di depan deret tabung
buylon itu diletakkan desinfektan dari kelima pengenceran
tersebut di atas sebanyak 5 ml tiap tabung. Tabung-tabung ini
sebaiknya direndam dalam air dingin dengan suhu 5-10C.
Selang tiap 30 detik masukkan 1 ose biakan 24 jam bakteri uji ke
dalam masing-masing tabung desinfektan, dimulai dari
pengenceran terendah sampai tertinggi. Penanaman ini
memerlukan waktu 2 menit, sehingga waktu kontak untuk tiap-
tiap tabung adalah 2 menit. Sebelum melakukan proses inokulasi
pada tabung deret kedua, lakukan proses istrahat selama 3
menit. Pada menit ke 5 detik ke nol (0), pindahkan 1 ose bulat
(diameter 4 mm) dari tabung pengenceran pertama (I) deret
pertama (I), ke tabung pertama deret buylon kedua. Tiga puluh
(30) detik kemudian dipindahkan 1 ose bulat (diameter 4 mm)
dari pengenceran kedua deret buylon pertama ke dalam tabung
dari deret buylon kedua. Tiga puluh (30) detik kemudian tanam
dengan cara yang sama pada tabung ketiga, demikian
seterusnya sampai deret buylon tertanam dengan masing-
masing pengenceran desinfektan, sehingga waktu kontak bakteri
uji dalam desinfektan itu untuk tiap-tiap pengenceran adalah 5
menit. Ulangi perlakuan ini pada tabung buylon deret buylon
ketiga, masing-masing selama 30 detik, tetapi setelah bakteri uji
berada 10 menit dalam tiap-tiap pengenceran desinfektan.
Ulangi dengan cara yang sama perlakuan pada deret buylon
keempat setelah waktu kontak bakteri uji dengan desinfektan 15
menit. Lakukan dengan cara yang sama pada larutan
pembanding fenol 5%. Inkubasi tabung-tabung buylon tersebut
pada suhu 37C selama 48 jam. Amati hasil percobaan, catat dan
hitung koefisien fenol desinfektan tersebut.

Perhitungan koefisien fenol yaitu sebagai berikut :


+

' '
10 (5 ) 5' desinfektan(a)

+
Koefisien fenol (kf) =


FP

Sebagai keterangan, a adalah larutan desinfektan yang
diperiksa dan b adalah larutan fenol pembanding. Untuk uji MIC
pada pengenceran dari 1:20 sampai 1:80 terjadikekeruhan ( ada
pertumbuhan mikroorganisme) sedangkan 1:100 tetap jernih
(tidak ada pertumbuhan mikroorganisme). Sedangkan untuk uji
koefisien fenol pada menit kelima sampai dengan kelima belas
dengan pengenceran 1:90, 1:100 terjadi kekeruhan (ada
pertumbuhan mikroorganisme) sedangkan pada pengeceran 1:80
pada menit ke 10 tidak terjadi kekeruhan (tidak ada
pertumbuhan mikroorganisme).
Dari hasil perhitungan koefisien fenol yang di dapat yaitu
1,25 dimana hasil tersebut lebih besar dari 0,05 memenuhi
syarat sebagai desinfektan dan lebih besar dari angka 1 yaitu
merupakan syarat desinfektan yang efektif.
Maka dari hasil yang didapat pada praktikum ini yaitu
pada larutan fenol yang telah diinokulasi tidak menyebabkan
kematian bakteri dan ada pula yang menyebabkan kematian
bakteri , begitu pula pada sampel desinfektan ( mr. Mucle ) ada
yangj tidak dapat membunuh bakteri uji yang ditanamkan di
dalamnya dan ada pula yang dapat membunuh bakteri
berdasarkan konsentrasi yang diberikan . Hal ini dapat diketahui
dengan adanya indikasi kekeruhan dan jernih yang timbul dalam
tabung reaksi berisi medium dan suspensi bakteri tersebut.
KESIMPULAN
Dari hasil praktikum dapat ditarik kesimpulan bahwa
desinfektan mr.mucle efektif digunakan sebagai desinfektan
karena telah memenuhi persyaratan sebagai desinfektan yang
dimana Dari hasil perhitungan koefisien fenol yang di dapat yaitu
1,25 dimana hasil tersebut lebih besar dari 0,05 memenuhi
syarat sebagai desinfektan dan lebih besar dari angka 1 yaitu
merupakan syarat desinfektan yang efektif.

SARAN
Diharapkan selain penggunaan fenol 5% sebaiknya
digunakan larutan yang lain juga tetapi konsistensinya hampir
sama dengan larutan tersebut agar dapat diketahui tingkat
mematikan sebagai bakterisid dan fungisid.
DAFTAR PUSTAKA

1. Anonim. 2015. Penuntun Analisis Mikrobiologi Farmasi.


Universitas Muslim Indonesia: Makassar

2. Djide, Natsir. 2003. Mikrobiologi Dasar Farmasi. Universitas


Hasanuddin : Makassar

3. Irianti, Koes. 2006, Mikrobiologi Menguak Dunia


Mikroorganisme Jilid 1. Yrama Widya

4. Rajab, Rifki M. 2014. Makalah Farmakologi Veteriner


Desinfektan. Program Studi Kedokteran Hewan.
Universitas Hasanuddin: Makassar

5 Tjay. 2007. Obat-Obat Penting. EGC: Jakarta

6. Tranggono, Iswari. 2007. Buku Pegangan Ilmu


Pengetahuan Kosmetik. IKAPI: Jakarta
LAMPIRAN :

PERHITUNGAN

Perhitungan Baku Fenol 5%

a. 1 : 80
1 x X = 1
20 5 80
X = 1
100 80
X = 1,25 ml

b. 1 : 90

1 x X = 1
20 5 90
=X 1
100 90
X = 1,1 ml

c. 1 : 100
1 x X = 1
20 5 100
X = 1
100 100
X = 1 ml

Perhitungan nilai Kf
Nilai Kf = FP(+)10(-)5
disenfektan
FP(+)10(-)5 baku fenol

Kf = 100
80
Kf = 1,25

Nilai koefisien fenol mr. mucle


Nilai Kf = 1,25 > 0,05 (desinfektan)
= 1,25 >1 ( desinfektan yang efektif )

Вам также может понравиться