Вы находитесь на странице: 1из 8

Otitis eksterna difusa adalah infeksi bakteri pada liang telinga yang disebabkan

oleh
rusaknya kulit pada liang telinga/berkurangnya produksi serumen sebagai
pelindung liang
telinga dari kelembaban dan temperatur yang tinggi, biasanya dikenal sebagai
Swimmers
ear. Trauma ketika membersihkan liang telinga dengan kuku jari atau kapas
pengorek
telinga diketahui sebagai faktor lokal penyebab otitis eksterna difusa yang paling
sering
terjadi

STADIUM
Stadium otitis eksterna difusa terdiri dari 2 stadium :
1. Stadium akut.
Rasa tidak nyaman hingga nyeri didalam dan sekitar liang telinga yang sesuai
dengan pergerakan dari rahang. Dalam kasus berat terdapat pembengkakan di
sekitar jaringan lunak dan bagian luar dari aurikula. Pada pemeriksaan, kulit dari
liang telinga berwarna merah, edema dan sangat sensitif. Dijumpai nanah pada
liang telinga dan sebagai perkembangan penyakit dari deskuamasi epitel pada liang
telinga yang terbentuk dari massa debris seperti keju didalam liang telinga serta
membran timpani sering tidak jelas terlihat.

2. Stadium kronis.
Gejala stadium kronis adalah iritasi dan keluarnya cairan dari telinga. Dapat terjadi
tuli sebagai hasil dari akumulasi debris pada liang telinga. Tidak ada rasa sensitif
pada liang telinga tetapi terjadi penebalan pada kulit liang telinga serta lumen liang
telinga yang menyempit.

Insidensi otitis eksterna difusa tinggi pada daerah tropis dan sub tropis dengan
kelembaban yang tinggi dan pada daerah ini keluhannya sering lebih berat dengan
angka kekambuhan yang lebih sering. Banyak faktor yang melibatkan serangan
dari otitis eksterna
difusa tetapi infeksi diduga menjadi faktor sekunder dari trauma kulit liang telinga
luar. Jika stratum corneum dari kulit liang telinga luar mengalami trauma, infeksi
dapat masuk.
Di poliklinik THT-KL FK USU / RSUP H. Adam Malik selama Januari sampai
Desember 2011 adalah sebanyak 33 penderita otitis eksterna difusa dengan
persentase laki-laki 14 orang (42,4%) dan perempuan 19 orang (57,6%)

ETIOLOGI
1. Idiopatik.
Dalam banyak kasus, tidak ada alasan yang jelas mengapa otitis eksterna difusa
terjadi karena itu kemungkinan menjadi faktor idiopatik. Otitis eksterna difusa
disebabkan oleh kombinasi dari beberapa faktor-faktor yang saling berkaitan
hingga menimbulkan kerusakan, pada beberapa penyebab yang tidak diketahui,
mekanisme pertahanan kulit secara alami dan pada keadaan tertentu kelenjar
sebasea dan kelenjar serumen mensekresi lipid menutupi epitel skuamous dari
meatus.

2. Trauma.
Trauma merupakan penyebab umum disebabkan oleh garukan karena gatal pada
telinga dengan apapun yang dapat digunakan ( kuku jari, batang korek api, kertas,
keprambut dan pengorek telinga ). Meskipun memberikan kepuasan pada
penderita, yang dapat melukai kulit, misalnya terjadi infeksi sekunder. Pada
keadaan lain juga menyebabkan iritasi atau reaksi alergi.

3. Iritasi.
Bahan kimia saat dipakai ke kulit menyebabkan iritasi yang kemudian
menimbulkan reaksi alergi. Perbedaan antara kedua reaksi ialah terjadi jika
pemakaian dari bahan iritan secara lama dan pada konsentrasi yang cukup tinggi.
Reaksi iritasi lebih berat pada permukaan kulit yang lembab dan mekanisme
pertahanan secara alami terganggu. Reaksi alergi hanya terjadi pada beberapa
individu dengan munculnya reaksi hipersensitivitas tipe 4 setelah periode
sensitisasi terhadap alergen. Zat iritan sering kali masuk ke dalam telinga setelah
periode sensitisasi terhadap alergen.

4. Alergi.
Pada kebanyakan alergi antibiotik (misalnya: neomisin, framisetin, gentamisin,
polimiksin), antibakterial (misalnya: clioquinol) dan anti histamin. Bahan sensitif
lainnya yang sering dipakai untuk menggaruk telinga seperti bahan-bahan dari
logam, kertas dan kep rambut. Sebagai tambahan, reaksi alergi dapat disebabkan
oleh kuku jari, kosmetik dan ramuan obat-obatan rambut.
5. Bakteri
Bakteri yang umumnya menyebabkan otitis eksterna akut difusa adalah
Pseudomonas aeruginosa, Proteus mirabilis, Staphylococci, Streptococci dan
Bacillus gram negatif.
Untuk infeksi yang ringan atau tidak mengalami komplikasi, kultur
mikroorganisme pada liang telinga tidak dilakukan, karena biasanya menunjukkan
pertumbuhan pola kuman yang beragam. Untuk infeksi yang berat, kultur
diperlukan untuk mengidentifikasi mikroorganisme yang dominan dan membantu
dalam pemilihan terapi antibiotik.

6. Faktor iklim/lingkungan.
Faktor resiko yang paling sering menyebabkan terjadinya otitis eksterna adalah
yang bekerja pada daerah dengan iklim panas dan lembab dibandingkan yang
bekerja pada iklim yang dingin. Terdapat beberapa hal yang berpotensi
menyebabkan terjadinya otitis eksterna, seseorang yang berenang pada cuaca yang
panas, menyebabkan mekanisme pertahanan kulit liang telinga terganggu, telinga
menjadi basah yang dapat menimbulkan iritasi dan erupsi disebabkan oleh adanya
zat kimia didalam kolam renang

Secara dasar patologi dari otitis eksterna difusa adalah dermatitis (eksema) pada
kulit, dan otitis eksterna difusa dibedakan secara histologi antara tipe klinis atau
etiologi.Ada beberapa stadium selama lesi dijumpai. Pertama, stadium akut dengan
hyperemia dan edema interseluler (spongiosis). Edema meningkatkan
pembentukan vesikel-vesikel kecil yang berisi cairan serosa didalam beberapa sel-
sel inflamasi. Pada stadium lanjut, vesikel-vesikel ruptur dan cairan serosa keluar
ke permukaan kulit. Perbedaan antara stratum granulosum dan corneum adalah
hilangnya produksi sel-sel keratotic nucleated (parakeratosis) yang berguguran.
Walaupun kondisi ini biasanya reversible tetapi dapat menjadi fibrotik kronis fase
indurasi.

Perlindungan liang telinga dari infeksi dengan membuat lapisan pelindung berupa
serumen, yang menghasilkan suasana asam dan kaya akan lisosim. Ketika produksi
serumen berkurang menghasilkan pertumbuhan bakteri, yang dapat menyebabkan
retensi cairan dan debris yang berlebihan, menjadikan lingkungan yang ideal untuk
tumbuhnya bakteri. Hal ini dapat terjadi bila liang telinga sering terpapar oleh air
seperti pada perenang dan penyelam.
Trauma lokal oleh benda asing pada telinga dapat menyebabkan infeksi di dalam
liang telinga. Infeksi menjadi nyata, terjadi maserasi dan inflamasi lokal, yang
menyebabkan timbulnya gejala penyakit.
Gejala dan tanda penyakit muncul setelah 3 bulan atau lebih yang mengindikasikan
terjadinya otitis eksterna kronik. Meskipun otitis eksterna kronik merupakan hasil
dari otitis eksterna akut yang pengobatannya tidak adekuat, biasanya otitis eksterna
kronik berasal dari infeksi non bakteri. Penyebab umum otitis eksterna kronik
adalah dermatitis kontak dari benda-benda seperti : anting-anting logam, zat kimia
didalam kosmetik dan sampo, alat bantu dengar atau alat pelindung telinga yang
terbuat dari plastik. Kondisi-kondisi kulit pada umumnya seperti dermatitis atopik
(misal : eksema) atau psoriasis menjadi sulit untuk diobati karena berdekatan
dengan liang telinga

GEJALA DAN TANDA KLINIS


Rasa gatal dijumpai pada infeksi yang disebabkan oleh bakteri, pada infeksi jamur
dan semua bentuk otitis eksterna kronis. Rasa nyeri adalah gejala umum yang
berhubungan dengan infeksi bakteri. Rasa nyeri yang hebat bila daun telinga atau
tragus dilakukan manipulasi. Rasa penuh pada telinga dan berkurangnya
pendengaran dapat dijumpai pada beberapa kasus otitis eksterna difusa dengan
akumulasi debris pada liang telinga. Otorrhea adalah gejala umum dari infeksi
bakteri.
Gejala klinis penderita otitis eksterna difusa adalah :
1. Rasa gatal pada telinga.
2. Rasa tidak nyaman pada telinga (aural fullness).
3. Otalgia.
4. Keluarnya cairan dari telinga (pada awalnya cairan jernih dan tidak berbau,
tetapi secara cepat berubah menjadi purulen serta cairan yang berbau).
5. Pendengaran yang berkurang.
6. Tinitus.
Pada pemeriksaan fisik dijumpai :
a. Rasa nyeri pada tragus bila dilakukan manipulasi.
b. Eritema dan edema pada liang telinga luar.
c. Cairan purulen.
d. Eksema pada daun telinga.
e. Pada kasus berat, infeksi dapat meluas ke sekitar jaringan lunak, termasuk
glandula parotis.

DIAGNOSIS
1. Inspeksi
Dijumpai adanya pembengkakan difusa kulit liang telinga luar disertai adanya
akumulasi debris dan sekresi pada liang telinga. Sekresi pada liang telinga awalnya
keruh kemudian menjadi kuning kehijau-hijauan. Rasa nyeri yang hebat bila daun
telinga ditarik ke belakang dan ke atas. Kulit pada sebagian tulang liang telinga
dan membran timpani tidak mengalami inflamasi, tetapi terdapat kesulitan untuk
menilai rasa nyeri secara umum dan mengurangi pembengkakan pada liang telinga
(gambar 5)

2. Mikroskop telinga.
Dilakukan anestesi lokal dengan kapas yang direndam lidokain 4% ditambah
dengan adrenalin 1:1000 yang diletakkan pada liang telinga, inspeksi dengan
spekulum telinga dibawah mikroskop telinga dan bersihkan liang telinga dengan
alat penghisap memakai kanul.

3. Pemeriksaan bakteriologi.
Mengidentifikasi mikroorganisme patogen.

4. Pemeriksaan laboratorium.
Pemeriksaan kadar gula darah untuk menyingkirkan diabetes
Untuk menegakkan diagnosis yang tepat dari infeksi liang telinga luar, menilai
respon klinis terhadap pengobatan dan membersihkan liang telinga. Pemeriksaan
dengan otoskop dilakukan untuk pemeriksaan yang cepat tetapi pemeriksaan yang
baik untuk telinga dengan memakai mikroskop telinga.
Pemeriksaan kultur dan sensitivitas sekret telinga dilakukan untuk menentukan
jenis kuman yang biasa berperan pada otitis eksterna akut difusa adalah
Pseudomonas aeruginosa, Proteus mirabilis dan kadang-kadang Staphylococcus
albus, Escherichia coli dan Enterobacter aerogenes dan kultur juga diperlukan
untuk pemilihan antibiotik yang sesuai terhadap kuman tersebut

PENATALAKSANAAN
Setelah liang telinga dibersihkan, kain kassa atau cotton bud dengan pemberian
larutan alkohol 70% dan steroid (seperti : larutan Volon atau Kenacort- A tincture
atau betametason plus natrium sulfasetamid) dimasukkan ke dalam liang telinga.
Kain kassa diletakkan di liang telinga selama 2 3 hari dan dipakai tetes telinga
hingga beberapa kali sehari. Setelah inflamasi pada liang telinga berkurang, kain
kassa yang diolesi krem antibiotik atau antimikotik dengan steroid dimasukkan ke
dalam liang telinga dan dibiarkan selama 1 2 hari. Kepada penderita
diberitahukan agar tidak mengorek telinga selama masa pengobatan.
Tetes telinga antibiotik dengan steroid dapat digunakan tetapi kelemahan dari
penggunaan dari antibiotik dengan steroid menyebabkan pertumbuhan dari jamur
(otomikosis). Setelah edema liang telinga berkurang, pemberian zat pengering
topikal seperti larutan Castellani,
gentian violet atau iodopovidone dapat digunakan. Pemberian antibiotik oral
diindikasikan hanya pada kasus otitis eksterna berat dengan selulitis atau
limfadenitis, dan pada penderita diabetes. Pemberian analgetik oral juga
diperlukan. Pengasaman liang telinga bersifat toksik untuk berbagai jenis bakteri
(termasuk Pseudomonas) dan jamur, dan efektif untuk pengobatan berbagai infeksi
dini. Larutan asam asetat (Vosol) atau asam asetat dengan aluminium asetat
(Domeboro) juga dapat digunakan.
Larutan bersifat asam juga dapat dipakai sebagai profilaksis untuk penderita yang
beresiko, seperti sesudah berenang. Alat pengering telinga yang diatur pada suhu
rendah dapat dipakai untuk mengeringkan liang telinga secara hati-hati.
Tetes telinga antibiotik untuk pengobatan utama otitis eksterna, idealnya tetes
telinga
memiliki hal-hal berikut ini :
1. Spektrum luas untuk bakteri patogen.
2. Bersifat asam.
3. Tidak bersifat ototoksik, yang mana penting untuk kasus-kasus membran
timpani perforasi.
4. Tidak menimbulkan reaksi alergi.
5. Tidak menyebabkan terjadinya pengendapan bila diteteskan.
6. Harga yang murah.
7. Mengurangi edema dan rasa nyeri lebih cepat dengan steroid.
Tidak ada obat-obatan tetes telinga yang memiliki semua kriteria seperti yang
tersebut diatas. Dalam beberapa tahun, pengobatan utama adalah kombinasi larutan
polimiksin, neomisin, dan hidrokortison (PNH) (Cortisporin). Kombinasi ini
tersedia dalam bentuk larutan dan suspensi. Polimiksin efektif untuk Pseudomonas,
polimiksin dan neomisin juga efektif untuk S.aureus dan mikroorganisme gram
negatif lainnya. Antibiotik kuinolon juga tersedia untuk tetes telinga dan mata.
Tetes telinga dan mata berisi zat tunggal yang efektif untuk bakteri patogen,
dengan tanpa resiko terjadinya dermatitis kontak atau ototoksik. Ofloksasin
(Floksin) tersedia untuk pengobatan penyakit telinga luar dan tengah dan sama
efektif dengan pemakaian PNH. Kelemahan utama dari ofloksasin adalah bekerja
pada pH netral (6,2 - 6,8), tidak dijumpai pada steroid dan mahal
Siprofloksasin juga tersedia dalam bentuk tetes telinga yang dikombinasikan
dengan hidrokortison dan sebagai formulasi kombinasi baru yang lebih poten dari
deksametason (Cipro HC dan Ciprodex). Larutan ini bersifat asam dan berisi
steroid. Hidrokortison dalam Cipro HC meninggalkan endapan dalam liang telinga,
kedua obat tetes tersebut mahal
KOMPLIKASI
Komplikasi otitis eksterna difusa :
1. Perikondritis dan kondritis.
Perikondritis, inflamasi dari perikondrium, dan kondritis , inflamasi dari kartilago,
merupakan komplikasi dari infeksi pada liang telinga luar atau hasil dari trauma
yang tidak disengaja atau trauma akibat pembedahan pada daun telinga.
Gambaran klinis rasa nyeri, dan penderita sering mengeluhkan rasa gatal yang
hebat di dalam liang telinga. Seiring berjalannya waktu, kulit pada daerah yang
terinfeksi menjadi krusta dengan debris, dan melibatkan kartilago. Dapat dijumpai
pembengkakan dan kemerahan pada telinga, sering dijumpai pembengkakan pada
liang telinga.

2. Selulitis.
Selulitis dari telinga secara khas merupakan hasil dari perluasan otitis eksterna
atau luka tusuk. Selulitis berbeda dengan perikondritis oleh pembengkakan yang
minimal. Manifestasi selulitis sebagai eritema pada telinga. Pengobatan selulitis
dengan antibiotik antistaphylococcal sistemik

3. Erisipelas.
Erisipelas adalah infeksi yang disebabkan oleh Streptococcus pada kulit yang
menyebabkan kemerahan, edema dan erupsi dengan batas tepi yang jelas. Daun
telinga menjadi merah dan bengkak dan penyebaran infeksi ke dalam kulit dari
wajah yang biasanya ditandai oleh gejala sistemik dengan temperatur yang tinggi
dan nadi yang cepat.

PROGNOSIS
Pada banyak pasien otitis eksterna difusa memberikan hasil yang baik dalam 48
72 jam setelah pemberian antibiotik. Bila pengobatan tidak memperlihatkan
perbaikan dalam 2 -3 hari harus dilakukan evaluasi kembali dengan cepat tentang
diagnosa penyakit penderita
oleh dokter. Penyembuhan otitis eksterna difusa pada eksema terjadi dengan
mengontrol kondisi kulit yang sehat
KESIMPULAN
Otitis eksterna difusa adalah infeksi bakteri pada liang telinga yang disebabkan
oleh rusaknya kulit pada liang telinga/berkurangnya produksi serumen sebagai
pelindung liang telinga dari kelembaban dan temperatur yang tinggi, biasanya
dikenal sebagai Swimmers ear. Trauma ketika membersihkan liang telinga
dengan kuku jari atau kapas pengorek telinga diketahui sebagai faktor lokal
penyebab otitis eksterna difusa yang paling sering terjadi. Bakteri yang umumnya
menyebabkan otitis eksterna difusa adalah Pseudomonas aeruginosa, Proteus
mirabilis, Staphylococci, Streptococci dan Bacillus gram negatif. Untuk
infeksi yang ringan atau tidak mengalami komplikasi, kultur mikroorganisme pada
liang telinga tidak dilakukan, karena biasanya menunjukkan pertumbuhan pola
kuman yang beragam. Untuk infeksi yang berat, kultur diperlukan untuk
mengidentifikasi mikroorganisme yang dominan dan membantu dalam pemilihan
terapi antibiotik.
Diagnosis otitis eksterna difusa ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan
fisik dan pemeriksaan laboratorium mikrobiologi.
Pengobatan otitis eksterna difusa secara medikamentosa. Prognosis penyakit ini
tergantung pada perawatan medis yang baik dan kepatuhan pasien serta
meminimalisasi trauma pada liang telinga dan pencegahan terpapar oleh air dengan
memakai pelindung telinga selama berenang atau mandi.

Planning
Planning Diagnosis :
Tidak perlu dilakukan pemeriksaan penunjang pada pasien ini.
Planning Terapi :
Melakukan spooling pada telinga kiri untuk membersihkan serumen
yang ada.
Memberikan obat tetes telinga seperti Otopraf yang mengandung
Fludrokortison Asetat 1 mg, Polimiksin-B Sulfat 10.000 UI, Neomisin Sulfat 5
mg, dan Lidokain HCl 40 mg. Dosis pemberian pada orang dewasa sebanyak
3-5 tetes 3-4 x sehari. Obat ini tersedia dalam kemasan botol 10 ml drops.
Dapat dipertimbangkan pemberian antibiotik sistemik seperti
Sefadroksil dengan dosis 500 mg 2x sehari selama 7 hari untuk eradikasi
kuman penyebab.
Pemberian golongan kortikosteroid untuk menekan proses inflamasi
dan mengurangi keluhan alergi berupa gatal pada telinga. Pasien dapat
diberikan metilprednisolon dengan dosis 4 mg 3x sehari.

Вам также может понравиться