Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
1. Metode Arithmatic
Biasa diterapkan pada daerah yang landai (dataran rendah)
dengan jumlah data relatif banyak, merata dan perbedaan
nilai rata-ratanya tidak besar.
2. Metode Isohyet
Diterapkan untuk daerah yang memiliki kemiringan
permukaan tanah sedang (dataran rendah hingga perbukitan
rendah) dengan data curah hujan cukup dan merata. Luas
daerah diantara dua garis isohyet dihitung dan curah hujan
area tersebut adalah nilai rata-rata dari kedua isohyet yang
mengapitnya.
3. Metode Polygon
Metode ini biasa diterapkan pada daerah yang memiliki
kemiringan permukaan tanah tinggi (dataran tinggi dan
pegunungan). Dengan metode ini masing-masing titik
pengukuran memiliki daerah pengaruh.
P = Jumlah (Pi Ai/AE) = 1/AE Jumlah (Pi . Ai)
Pi : curah hujan
Ai : luas daerah pengaruh suatu titik pengamatan
AE : luas daerah pengaruh total
Rumus :
CH = I + Ro + ET DS Atau CH = Ro + ET + BF DS
I = BF + DS
Asumsi
Air yang masuk ke dalam tanah akan keluar lagi
dalam bentuk mata air dan mengalir ke sungai.
Tidak ada air permukaan tanah yang masuk ke
dalam aliran sungai (misal kegiatan rumah tangga,
pertanian/ perkebunan, industri), dll.
Rumus Perhitungan Qmin rata-rata
Keterangan :
I : Laju Infiltrasi mm/bln
Qmin rata-rata : Debit minimum rata-rata mm/bln
L : Luas daerah aliran sungai Km2
RUMUS PERHITUNGAN RUN-OFF (RO)
Dimana :
RO : Air Limpasan (Run-off) mm/bln
Qrata-rata : Debit minimum rata-rata mm/bln
Qmin rata-rata : Debit minimum rata-rata mm/bln
L : Luas daerah aliran sungai Km2
Catatan :
Air limpasan akan terjadi jika curah hujan > 90 mm/bln,
dan sebaliknya jika < 90 mm/bln tidak akan terbentuk
air limpasan.
RUMUS PERHITUNGAN EVAPOTRANSPIRASI
( Turc, 1970 )
Dengan
ET : Evapotranspirasi mm/bln
CH : Curah hujan rata-rata mm/bln
t : Temperatur rata-rata bulanan udara Co