Вы находитесь на странице: 1из 9

RESUME

REAKSI INDIVIDU TERHADAP PELAPORAN KEUAGAN


(REACTIONS OF INDIVIDUALS TO FINANCIAL REPORTING)

Ditulis untuk Memenuhi Tugas


Mata Kuliah Teori Akuntansi

Disusun Oleh:
KELOMPOK 10

Rani Laksmi Devindasari 145020307111034


Rossinta Indahsari 145020307111038
Sang Ayu Putu Thania Parameswari Eka Putri 145020307111041
Rana Auliani 145020307111067

Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Brawijaya
Malang
2017
PENDAHULUAN
Menurut Birnberg dan Shields (1989, p.24) riset keperilakuan mengaplikasi teori dan
metodologi dari ilmu perilaku untuk menguji interface antara informasi akuntansi dan prosesnya
dan perilaku makluk hidup (meliputi organisasi).
Melalui peningkatan pengetahuan tentang bagaimana membedakan kelompok para
pengguna laporan keuangan (sebagai contoh: investor, analisis riset, auditor, perbankan, pejabat
kredit, dll) merespon pengungkapan akuntansi penting, perusahaan, dan profesi akuntansi akan
lebih baik ditempatkan guna mengantisipasi bagaimana membedakan individu akan merespon
informasi penting.
Hasil analisis proses pengambilan keputusan dari individu dapat juga disediakan dasar bagi
pengembangan prosedur guna menunjang pembuatan keputusan yang akan datang. Birnberg dan
Shields (1989, p.24) membagi menjadi lima riset keperilakuan, diantaranya:
1. Pengendalian manajerial
2. Proses informasi akuntansi
3. Desain sistem informasi akuntansi
4. Riset proses audit
5. Sosiologi organisasi

TINJAUAN LUAS PENELITIAN PERILAKU


Pembahasan pada bab ini terkait dengan pertimbangan pembuatan keputusan berdasarkan
level individual. Penelitian ini melihat reaksi kelompok pengguna pada berbagai macam informasi
akuntansi. Penelitian keperilakuan ini meneliti bagaimana individu bereaksi terhadap berbagai
pengungkapan akuntansi. Menurut Libby (dalam deegan dan Unerman, 2006:410) research that
attempts to describe individual behavior is often grounded in a branch of psychology called
behavioural decision theory, which has its roots in cognitive psychology, economics and
statistics. Penelitian yang berupaya untuk menjelaskan perilaku individu biasanya didasarkan
pada cabang psikologi yang disebut teori keputusan perilaku. Teori ini berakar pada psikologi
kognitif, perekonomian, dan statistik. Penelitian ini bertujuan untuk memahami proses
pengambilan keputusan dan juga untuk memperbaiki pengambilan keputusan. Menurut Libby
(1975), tujuan riset keperilakuan adalah untuk menggambarkan perilaku keputusan aktual,
mengevaluasi kualitas, dan mengembangkan serta menguji teori dasar proses psikologis yang
menghasilkan perilaku.
Riset keperilakuan ini pertama kali dilakukan oleh peneliti akuntansi pada tahun 1960.
Namun, menjadi terkenal pada tahun 1970-an ketika dilakukan penelitian oleh Ashton dan Libby.
Penelitian yang dilakukan tersebut dipergunakan untuk menginvestigasi beragam proses
pengambilan keputusan, seperti penilaian pasar saham oleh analisis individu, keputusan meminjam
bagi petugas kredit, penugasan proses bangkrut oleh perbankan atau auditor, serta penugasan risiko
oleh audit.

THE BURNSWIK LENS MODEL


Penelitian perilaku bagi sejumlah peneliti tersebut berguna untuk dihubungkan dengan
pekerjaan mereka sehingga dikembangkanlah model oleh Brunswik berupa Brunswik Lens Model
pada tahun 1952. Model ini menyatakan bahwa lingkungan informasi merupakan lensa yang tidak
sempurna untuk melihat masa depan. Permodelan statistik diterapkan untuk menentukan bobot
dari berbagai variabel independen terhadap keberhasilan (variabel dependen).
Terdapat dua model dalam Brunswik Lens, yaitu model sisi kanan yang menjelaskan
bagaimana individu menggunakan isyarat untuk membuat keputusan akhir dan model sisi kiri
menjelaskan hubungan antara fenomena aktual dengan isyarat yang disediakan. Struktur Lens
Model dapat diterapkan pada hampir semua skema pengambilan keputusan, misalnya keputusan
pinjaman. Dalam aplikasi Lens Model ini, hal yang umum bagi peneliti untuk model matematika
baik dari sisi kanan atau sisi kiri lensa. Sebagai contoh, di sisi bagian kanan model tertarik dalam
penyediaan sebuah model (tipenya linier) tentang bagaimana individu menggunakan potongan
informasi guna membuat keputusan maksimal tentang isu yang sedang diselidiki. Hal ini sering
menjadi tujuan umum banyak penelitian perilaku sehingga dapat dikerjakan dengan pertimbangan
bagaimana setiap pecahan atau potongan individu berhubungan dengan keputusan maksimal
(analisis univariat). Bila regresi statistik dikerjakan sebagai bagian dari analisis multivariate,
respon pembuat keputusan mungkin digambarkan sebagai berikut:
s = s + B1sX1 + B2sX2 + .... BksXk (Persamaan 11.1)
Beberapa peneliti model sisi bagian kiri lensa, sering disebut sebagai sisi lingkungan, yang
memperlihatkan hubungan antara kejadian aktual dibawah pertimbangan dan isyarat atau
informasi tertentu yang disediakan. Tanpa mengandalkan pertimbangan yang diberikan oleh
individu, persamaan dapat digunakan untuk memprediksi kejadian lingkungan tertentu. Model
persamaaan dapat digambarkan sebagai berikut:
s = s + B1eX1 + B2eX2 + .... BkeXk (Persamaan 11.2)
Peneliti biasanya membandingkan hasil yang berasal dari pembelajaran proses pembuatan
keputusan individu pada persamaan 11.1 dengan hasil dari model yang disediakan oleh
pertimbangan hubungan kejadian lingkungan yang sbenarnya dan beberapa informasi pada
persamaan 11.2.
Secara eksplisit, Model Brunswik Lens mempertimbangkan adanya input, proses, dan
output. Pada level input melihat bagaimana dan apakah isyarat tertentu yang digunakan dalam
pengambilan keputusan sangat relevan dengan profesi akuntansi. Jika item informasi dalam
laporan keuangan tidak digunakan, maka mereka bisa dianggap tidak material dan karenanya tidak
memerlukan pengungkapan. Profesi akuntansi juga tertarik mengenai dampak presentasi atau
pengungkapan dalam laporan keuangan atau dalam catatan kaki pada keputusan.
Libby (dalam deegan dan Unerman, 2006:414) memberikan ringkasan mengenai macam-
macam isu yang dapat dianggap ketika melakukan penelitian tentang bagaimana individu
memproses informasi saat pembuatan keputusan. Isu-isu tersebut antara lain:
1. Level Input (isu yang berkaitan dengan informasi atau isyarat)
Karakteristik skala individual
Metode penyajian
Konteks
2. Level Pemrosesan Informasi
Karakteristik orang yang membuat keputusan
Karakteristik aturan pengambilan keputusan
3. Level Ouput atau Level Keputusan
Karakteristik keputusan
Pengetahuan diri

KEGUNAAN INFORMASI TERTENTU DAN MACAM DARI BERBAGAI BENTUK


PENYAJIAN
Pada level input, isu bagaimana dan apakah item informasi penting digunakan dalam
pembuatan keputusan adalah relevan bagi profesi akuntansi. Apabila pengguna laporan keuangan
memperlihatkan tidak menggunakan suatu informasi atau petunjuk penting, maka pengguna
laporan keuangan menganggap bahwa informasi tersebut tidak material dan tidak memerlukan
pengungkapan. Profesi akuntansi juga akan sangat tertarik mengenai apakah bentuk pengungkapan
berpengaruh pada keputusan penggunanya. Misalnya, apakah sebuah item disajikan di statement
of financial position, di supplementary financial statement, atau di catatan kaki
Dalam hal penggunaan item tertentu dalam informasi akuntansi, terdapat dua penelitian yang
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil yang mereka dapat dari informasi yang disediakan.
Pankoff dan Virgil di tahun 1970 mereka menginvestigasi prediksi dari analis keuangan dalam
keuntungan finansial dari saham tertentu. Mereka menemukan bahwa analis membutuhkan
informasi mengenai pendapatan dan laporan penjualan dibandingkan informasi keuangan lainnya.
Sedangkan, penelitian yang dilakukan oleh Mear dan Firth di tahun 1987 menghasilkan bahwa
analis keuangan yakin dengan menggunakan laporan pertumbuhan penjualan dan profitabilitas
lebih penting dalam mengestimasi keuntungan dari sekuritas tertentu.
Dari waktu ke waktu, profesi akuntansi dari seluruh dunia mempertimbangkan apakah
mereka harus meminta dalam pelaporan keuangan entitas untuk menambahkan informasi
tambahan sebagai pelengkap dari laporan keuangan yang sudah ada. Salah satu contoh khusus dari
ini adalah langkah profesi akuntansi pada tahun 1980 meminta informasi current cost finance
tambahan untuk diungkapkan dalam laporan keuangan tahunan perusahaan.

PROSES PEMBUATAN KEPUTUSAN DAN PENGGUNAAN HEURISTIK


Sehubungan dengan riset yang mempertimbangkan proses yang melibatkan pembuatan
pertimbangan (bagian tengah dari Lens Model), sejumlah penelitian mempertimbangkan isu
mengenai bagimana variasi item informasi diukur. Penelitian Schultz dan Gustavson (1928)
menggunakan aktuaris sebagai subyek yang mengembangkan model guna mengukur resiko
perusahaan akuntansi. Mereka menemukan bahwa item informasi yang dianggap penting (relative
dipertimbangkan) adalah jumlah akuntan yang dipekerjakan, ukuran dan keadaan keuangan klien,
dan persentase performa karyawan dalam menulis.
Hal yang dipertimbangkan dalam mengambil keputusan adalah konsistensi (consistency).
Dalam hal ini, konsistensi sangat diperlukan dalam pengambilan keputusan. Temuan menunjukkan
bahwa individu (subjek) sangat konsisten dalam pembobotan mereka dari waktu ke waktu dan
bahwa bobot antara berbagai subjek juga cukup konsisten. Secara lebih lanjut, item informasi yang
juga sangat dipertimbangkan adalah pembagian tugas (separation of duties).
Saat mempertimbangkan bagaimana individu membuat keputusan, para peneliti menemukan
bukti bahwa para pembuat keputusan sering terlihat mengunakan heuristik sederhana saat
pembuatan keputusan. Heuristik adalah proses reduksi infomasi untuk menghindari terlalu
banyaknya informasi (jalan pintas penilaian terhadap suatu fenomena untuk dijadikan acuan dalam
penyelesaian masalah). Heuristik juga disebut sebagai strategi yang disederhanakan dalam
pengambilan keputusan, dimana para manajer (pembuat keputusan) dihadapkan pada lingkungan
yang kompleks, informasi yang terbatas, dan keterbatasan kognitif.
Tversky dan Kahneman (1924) mengidentifikasi tiga heuristik utama yang sering digunakan
pada pembuatan keputusan, yaitu:
1. Representativeness Heuristic (Keterwakilan)
Pembuat keputusan menilai (mengkategorikan) sesuatu dengan melihat kemiripan dengan
sebuah kategori.
2. Anchoring and Adjustment Heuristic
Pembuat keputusan membuat keputusan berdasarkan penyesuaian nilai yang telah ada.
3. Availability Heuristic (Ketersediaan)
Menilai sesuatu berdasarkan informasi yang telah tersedia sebagai dasar penilaian.

AKURASI KEPUTUSAN
Saat melihat hasil actual proses pembuatan keputusan (keputusan atau pertimbangan),
beberapa penelitian telah mempertimbangkan seberapa akurasi atas prediksi atau keputusan
relative atau sesuai dengan kondisi aktualnya. Misalnya, Libby (1875) melakukan investigasi
akurasi dengan beberapa petugas kredit untuk memprediksi kegagalan bisnis. Hasil
memperlihatkan bahwa petugas-petugas kredit tersebut mampu memprediksi kebangkrutan
regular yang wajar dengan variasi jawaban relatif konsisten antara yang satu dengan yang lainnya.
Penelitian juga mempertimbangkan pembuktian potensial pembuatan keputusan yang merupakan
hasil dari gabungan keputusan beberapa individu. Menurut Zimmer (1980), keputusan yang
dikembangkan dengan menggabungkan penilaian dari beberapa individu dalam satu tim, mampu
mengungguli penilaian yang hanya dari seorang individu.
ANALISIS PROTOKOL
Pendekatan lain untuk meneliti proses pembuatan keputusan pada tingkat individu adalah
mengunakan verbal protocol analisis, yaitu analisis yang memerlukan pikiran keras subyek
(mengutarakan proses pikiran mereka) sementara mereka membuat keputusan atau penilaian.
Komentar subyek direkam dan ditranskrip untuk diberi kode dan dianalisis lebih lanjut. Bentuk
penelitian ini cenderung lebih popular di kegiatan audit daripada kegiatan akuntansi keuangan lain.
Menurut Trotman (1996) manfaat menggunakan analisis protokol adalah mampu menguji
proses berdasarkan penilaian yang telah dibuat. Memahami bagaimana penilaian dibuat sangat
penting untuk memperbaiki penilaiannya. Analisis protokol dapat digunakan untuk pengujian
pencarian informasi, urutan informasi mana yang diperoleh terlebih dahulu dapat ditelusuri dan
jumlah waktu yang diperlukan subyek dapat diperhitungkan. Selain itu, analisis protokol dapat
digunakan untuk mengembangkan teori. Contohnya Biggs, Mock, dan Watkins (1998) memulai
pengumpulan data mengenai bagaimana auditor membuat analytical review judgements pada
kehidupan nyata dan membuat teori baru dari hasil analisis tersebut.
Selain itu, keterbatasan analisis protokol verbal adalah proses dari verbalisasi memiliki efek
terhadap proses pengambilan keputusan auditor (Boritz, 1986), terdapat argumen yang belum
lengkap yang menunjukkan bahwa sebagian besar dari informasi yang digunakan oleh subyek
mungkin tidak diungkapkan (Klersy and Mock, 1989), beberapa orang menganggap bahwa proses
tersebut epifenomenal, tidak terdapat hubungan timbal balik dan dampak selanjutnya, subyek
memberikan verbalisasi yang paralel tetapi independen dari proses pemikiran yang sebenarnya,
terdapat kritik dalam metode pengkodean, contohnya Libby (1981) mencatat bahwa pilihan
kategori pengkodean, pilihan frase yang berfungsi sebagai unit analisis, dan tugas masing-masing
frase untuk kategori sangat subjektif. Libby menunjukkan kebutuhan untuk perbandingan
menggunakan skema pengkodean. Akhirnya, ada kesulitan yang signifikan dalam
mengkomunikasikan hasil kepada pembaca, mengingat jumlah data yang besar dan variasi
individu mungkin besar dalam proses pengambilan keputusan.

KETERBATASAN PENELITIAN PERILAKU


Terdapat beberapa keterbatasan dalam penelitian perilaku, di antaranya:
1. Banyaknya penelitian dengan isu yang sama menciptakan hasil yang bertentangan.
Hal ini mengimplikasikan apakah peneliti dapat percaya diri memberikan pedoman pada area
tertentu. Namun masih sulit untuk memperhitungkan penyebab ketidakkonsekuenan hasil
yang beragam karena banyaknya varaibel yang berbeda dalam penelitian.
2. Pengaturan dalam penelitian yang dilakukan.
Pengaturan dalam penelitian lab biasanya berbeda dari dunia nyata. Dalam dunia nyata
biasanya terdapat dorongan nyata dan implikasi yang sedang berlangsung dalam pengambilan
keputusan, yang tidak dapat direplikasi dalam penelitian lab. Sehingga, tidak terdapat
akuntabilitas dalam pengambilan keputusan.
3. Dalam melakukan penelitian, terkadang menggunakan pelajar atau mahasiswa sebagai
pengganti auditor.
Orang-orang tersebut memiliki keterbatasan pengalaman, pengetahuan, pelatihan, dan tidak
memiliki latar belakang yang sama dengan pihak yang mereka gantikan (auditor).
4. Jumlah subyek yang dijadikan sampel sedikit.
Hasil penelitian yang berdasarkan pada sedikit sampel diharapkan untuk diterapkan pada
populasi yang lebih besar.
DAFTAR PUSTAKA

Deegan, Craig. Dan Jeffrey Unerman. 2000. Financial Accounting Theory. Australia:
McGrawHill.

Вам также может понравиться