Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Kanker Cervix Uteri (kanker leher rahim / Ca. Cervix) merupakan penyebab kedua
kematian akibat kanker pada wanita di dunia (setelah kanker payudara). Hampir 80
% kasus ini terjadi di negara berkembang. Di Indonesia, kanker ini merupakan
pembunuh pertama karena kanker.
Di seluruh dunia, setiap 2 menit seorang wanita meninggal karena kanker serviks.
Di Asia Pasifik, setiap 4 menit seorang perempuan meninggal karena kanker serviks.
Kelompok risiko tinggi untuk ca.cerix: 16, 18, 26, 31, 33, 35, 39, 45, 51, 52,
53, 56, 58, 59, 66, 68, 73, 82.
Kelompok risiko rendah untuk ca. cervix: 6, 11, 40, 42, 43, 44, 54, 61, 72, 81.
Dari beberapa tipe diatas, tipe 16 dan 18 merupakan virus yang paling banyak
diasosiasikan dengan Ca. Cervix
Pada keadaan awal, seringkali penderita tidak merasakan adanya keluhan atau
gangguan. Sejalan dengan perkembangan kankernya, maka daat timbul keluhan
berikut:
1. Keputihan
2. Nyeri panggul
3. Contact bleeding (perdarahan senggama)
4. Perdarahan spontan per vaginam
5. Kesulitan buang air kecil.
Pencegahan:
Pencegahan merupakan kunci dalam penanggulangan Ca. Cervix di Indonesia. Ada
2 pencegahan yang dapat dilakukan, yaitu primer dan sekunder.
1. GSK bivalen yang mengandung antigen HPV tipe 16 dan 18 (nama dagang:
Cervarix) diberikan secara IM di M. Deltoideus pada bulan ke-0, 1 dan 6.
Skrining:
Metode skrining yang direkomendasikan di Indonesia adalah dengan papsmear dan IVA.
Bila dengan papsmear didapatkan hasil negatif, maka skrining selanjutnya disarankan pada
waktu 1 - 2 tahun berikutnya. Hasil papsmear dikategorikan dalam 5 kelas sebagai berikut:
Kelas I Normal
kelas II Atypical
Kelas IV Insitu
Hasil IVA dapat diamati langsung 1-2 menit setelah asam asetat dioleskan. Gambarannya adalah
sebagai berikut:
IVA negatif
IVA negatif (dengan kista naboti)
IVA positif
Referensi:
Ca Cervix