Вы находитесь на странице: 1из 3

PANDUAN PRAKTIK KLINIS

UPTD. PUSKESMAS POTO TANO


BENDA ASING DI HIDUNG
1. Pengertian (definisi)
Kasus benda asing di hidung sering ditemui oleh dokter di fasilitas
pelayanan kesehatan Tingkat Pertama. Kasus ini paling sering
dialami oleh anak dan balita. Terdapat dua jenis benda asing, yaitu
benda hidup (organik) dan benda mati (anorganik). Contoh benda
asing organik, antara lain lintah, lalat, larva, sedangkan benda
asing anorganik, misalnya manik-manik, kertas, tisu, logam,
baterai kecil, kacang-kacangan, dan lain-lain.
2. Anamnesis 1. Hidung tersumbat
subjective) 2. Onset tiba-tiba
3. Umumnya unilateral
4. Hiposmia atau anosmia
5. Setelah 2 3 hari, keluar sekret mukoid / mukopurulen
dan berbau di satu sisi hidung.
6. Dapat timbul rasa nyeri
7. Bila benda asing organik, terasa ada yang bergerak-gerak
di dalam rongga hidung. Khusus untuk lintah, sumbatan
pada hidung semakin memberat setiap hari.
8. Adanya laporan dari pasien atau orang tua mengenai
adanya benda yang masuk atau dimasukkan ke rongga
hidung.
3. Pemeriksaan fisik Pada rinoskopi anterior, nampak:
( objective) 1. Benda asing
2. Sekret purulen (bila sudah berlangsung 2 3 hari)
4. Kriteria diagnosa Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan
fisik.
5. Diagnosis kerja Benda Asing Di Hidung.

6. Kode diagnosis No. ICPC-2 : R87. Foreign body nose/larynx/bronch


No. ICD-10 : T17.1 Foreign body in nostril
7. Diagnosis banding Rinolit
8. Pemeriksaan Foto Rontgen kranium (Schedel) posisi AP dan lateral, bila
penunjang diperlukan dan fasilitas tersedia.
9. Tatalaksana 1. Non Medikamentosa
a. Tindakan ekstraksi benda asing secara manual
dengan menggunakan pengait tumpul atau pinset.
Dokter perlu berhati-hati agar tidak sampai
mendorong benda asing lebih dalam sehingga
masuk ke saluran napas bawah.
b. Untuk lintah, sebelum ekstraksi, teteskan air
tembakau ke dalam rongga hidung dan biarkan 5
menit hingga lintah terlebih dahulu terlepas dari
mukosa hidung.
2. Medikamentosa
Pemberian antibiotik per oral selama 5 hari bila telah
terjadi infeksi sekunder.
10. Edukasi 1. Reassurance bahwa tidak ada kondisi berbahaya bila
segera dilakukan ekstraksi.
2. Sebelum tindakan dilakukan, dokter perlu menjelaskan
mengenai prosedur ekstraksi dan meminta persetujuan
pasien / orang tua (informed consent).
3. Setelah benda asing berhasil dikeluarkan, dokter dapat
memberi beberapa saran yang relevan untuk mencegah
berulangnya kejadian kemasukan benda asing ke hidung di
kemudian hari, misalnya:
a. Pada orang tua, dapat lebih berhati-hati dalam
meletakkan benda-benda yang mudah atau sering
dimasukkan ke dalam rongga hidung.
b. Pada anak, dapat diingatkan untuk menghindari
memasukkan benda-benda ke dalam hidung.
c. Pada pekerja yang sering terpapar larva atau benda-
benda organik lain, dapat menggunakan masker
saat bekerja.
11. Prognosis 1. Ad vitam : Bonam
2. Ad functionam : Bonam
3. Ad sanationam : Bonam
12. Evidence I/II/III/IV
13. Tingkat A/B/C/D
rekomendasi
14. Penelaah kritis Dokter puskesmas
15. Indikator terkontrol -
16. Kriteria rujukan 1. Pengeluaran benda asing tidak berhasil karena perlekatan
atau posisi benda asing sulit dilihat.
2. Pasien tidak kooperatif.
3. Persiapan rujukan -
4. Kepustakaan 1. Keputusan menteri kesehatan republik indonesia nomor
hk.02.02/menkes/514/2015 tentang panduan praktik klinis bagi
dokter di fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama.

Вам также может понравиться