Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
1. Warner W. Burke Intervensi sebagai suatu kegiatan perbaikan yang terencana dalam
proses Pengembangan Organisasi.
2. Moekijat Istilah intervensi menunjukkan serangkaian kegiatan programmatic
terencana yang didalamnya klien dan konsultan mengambil bagian selama
berjalannya program pengembangan organisasi. Kegiatan-kegiatan tersebut
dimaksudkan dalam rangka menata dan memperbaiki kembali fungsi organisasi
dengan memberikan kesempatan kepada anggota organisasi untuk bekerja dalam tim
ataupun mereka mengelola suatu tim serta memelihara (sustainable) organisasi agar
tetap dapat berjalan dengan baik sesuai dengan tujuan organisasi.
3. Argyris Intervensi adalah merupakan kegiatan yang mencoba masuk ke dalam suatu
sistem tata hubungan yang sedang berjalan, hadir berada di antara orang-orang,
kelompok ataupun objek dengan tujuan untuk membantu mereka. Suatu intervensi
dapat dikatakan efektif apabila terdapat informasi yang benar dan bermanfaat (bukan
karangan klien atau konsultan, tetapi benar terjadi dan berlaku secara nyata dalam
organisasi), kebebasan memilih (yang mempunyai ke-wenangan pembuatan
keputusan adalah terletak pada posisi klien), dan keterikatan di dalam (klien
mempunyai tanggung jawab untuk tetap terikat pada pelaksanaan dari rencana atau
keputusan yang telah dibuat).
4. Menurut Wendell L. French dan Cecil H. Bell, intervensi pengembangan organisasi
adalah organisasi merupakan serangkaian kegiatan terstruktur yang didalamnya
terdapat unit unit organisasi terpilih ( kelompok atau sasaran individu ) melakukan
tugas yang secara langsung atau tidak langsung sasaran tugas dihubungan dengan
perbaikan organisasi.
Human process intervention adalah jenis intervensi yang fokus pada peningkatan
efektivitas hubungan antar manusia. Atau bagaiman agar relasi antar pegawai dapat
dikembangkan secara produktif. Contoh intervensi dalam tipe ini adalah sbb:
A. Process Consultation
Intervensi yang berfokus pada hubungan antar-personal dan dinamika sosial yang
terjadi dalam kelompok kerja.
B. Team Building
Intervensi ini membantu kelompok kerja menjadi lebih efektif dalam memenuhi
tugasnya.
2. Structural Intervention
Structural intervention adalah jenis intervensi yang fokus pada perubahan struktur dan
desain organisasi. Jadi fokusnya lebih pada aspek infrastruktur organisasi. Jenis intervensi
dalam tipe ini adalah sbb :
A. Downsizing
Intervensi ini bertujuan menurunkan biaya dan birokrasi dengan cara memangkas
ukuran organisasi baik dari sisi jumlah posisi ataupun jumlah pekerja.
B. Reengineering
Intervensi ini mendesain ulang secara radikal proses pekerjaan inti organisasi untuk
menciptakan unjuk kerja yang lebih responsif.
A. Manajemen Kinerja
Intervensi ini bertujuan untuk mengintegrasikan kinerja karyawan dengan sasaran
strategis perusahaan, serta mekanisme reward atas prestasi kerja
B. Perencanaan Karir
Intervensi ini membantu orang-orang untuk memilih jalur karir dan mencapai tujuan
karir mereka.
C. Sistem Penghargaan
Intervensi ini bertujuan untuk merubah sistem penghargaan (reward) guna
meningkatkan kepuasan dan kinerja karyawan.
4. Strategic Intervention
Strategic Intervention adalah jenis intervensi yang berfokus pada tindakan strategis untuk
merubahan bentuk dan kultur organisasi. Contoh dari jenis intervensi ini adalah sbb:
Perubahan Kultur
Intervensi ini membantu organisasi mengembangkan kultur yang tepat untuk strategi dan
lingkungan mereka
TUJUAN INTERVENSI
Pembelajaran Organisasional
Intervensi ini bertujuan meningkatkan kemampuan organisasi untuk memperoleh dan
menyebarkan pengetahuan baru.
Terdapat DUA faktor kunci yang mempengaruhi keberhasilan intervensi, yakni :
1. Karakteristik Organisasi
2. Karakteristik dari Intervensi itu Sendiri
Karakteristik organisasi artinya adalah sejauh mana kesiapan organisasi itu untuk
melaksanakan intervensi. Dalam hal ini kesiapan organisasi ditentukan oleh tiga aspek, yakni:
1. Congruence
Menunjukkan sejauh mana sebuah proses intervensi bersifat fit dengan strategi dan
struktur organisasi; lingkungan yang ada; dan perubahan yang berlangsung. Semakin
fit semakin baik.
2. Stability
Menunjukkan sejauh mana lebel atau derajat perubahan dalam lingkungan organisasi
dan teknologi. Semakin tinggi derajat perubahan, semakin kompleks proses
pelaksanaan intervensi.
5. Spesifikasi Tujuan
Menunjukkan sedetil apa tujuan intervensi telah didefenisikan apakah sudah cukup
detil atau masih terlalu luas.
6. Program
Hal ini melibatkan tingkatan dimana perubahan dapat diprogram atau tingkatan
dimana karakteristik intervensi yang berbeda dapat dipetakan dengan jelas guna
memungkinkan adanya sosialisasi, komitmen, dan alokasi penghargaan.
7. Target Perubahan
Menunjukkan target perubahan; apakah merupakan organisasi secara total atau hanya
departemen atau kelompok kerja yang kecil.
8. Dukungan Internal
Merujuk pada sejauh mana terdapat dukungan internal bagi proses perubahan.
9. Sponsor
Merujuk pada keberadaan sponsor; apakah terdapat dukungan dari top manajemen
untuk memulai dan mengalokasikan sumber daya yang diperlukan untuk mendukung
proses intervensi.
Istilah intervensi mengacu pada serangkaian tindakan yang direncanakan atau peristiwa yang
dimaksudkan untuk membantu organisasi dalam meningkatkan efektivitasnya. Pada OD,
terdapat tiga criteria utama yang menentukan intervensi yang efektif: (1) sejauh mana
kesesuainnya dengan kebutuhan organisasi; (2) sejauh mana dasarnya/landasannya pada
pengetahuan kausal dari hasil yang diharapkan; dan (3) sejauh mana transfernya mengubah
kompetensi manajemen kepada anggita organisasi.
Kriteria pertama menyangkut sejauh mana intervensi relevan dengan organisasi dan
anggotanya. Intervensi yang efektif didasarkan pada informasi yang valid tentang
fungsi organisasi; mereka menyediakan anggota organisasi dengan kesempatan untuk
membuat pilihan kebebasan dan informasi; dan mereka mendapatkan komitmen
internal anggota-anggota untuk pilihan tersebut. Informasi yang valid adalah hasil dari
diagnosis yang akurat dari fungsi organisasi.
Kriteria ketiga intervensi yang efektif melibatkan sejauh mana hal tersebut meningkatkan
kapasitas organisasi dalam mengelola perubahan. Nilai-nilai yang mendasari OD
menunjukkan bahwa setelah intervensi, anggota organisasi harus lebih mampu melaksanakan
kegiatan perubahan yang direncanakan sendiri. Model intervensi adalah suatu model time
series yang dapat digunakan untuk memodelkandan meramalkan data yang mengandung
goncangan atau intervensi baik dari faktor eksternal maupun internal. Ada dua fungsi utama
yang digunakan dalam model intervensi, yaitu fungsi step dan pulse. Sampai saat ini,
penelitian tentang analisis intervensi terbatas hanya memasukkan satu jenis goncangan
(single input) yaitu fungsi step atau pulse saja. Belum adanya prosedur baku dalam
pemodelan intervensi pada data yang mengandung lebih dari satu jenis goncangan (multi
input), memberikan peluang untuk kajian lebih lanjut berkaitan dengan intervensi multi input.
Penelitian ini mengkaji secara teoritis dan terapan tentang intervensi multi input. Kajian
teoritis dilakukan untuk mendapatkan prosedur yang tepat dalam pemodelan intervensi multi
input.
1. Proses konsultasi. Intervensi ini berfokus pada hubungan interpersonal dan dinamika
sosial yang terjadi dalam kelompok kerja.
2. Intervensi pihak ketiga. Metode perubahan ini merupakan bentuk proses konsultasi
yang ditujukan untuk hubungan interpersonal disfungsional dalam organisasi. Pihak
ketiga intervener membantu orang menyelesaikan konflik melalui metode seperti
pemecahan masalah, tawar-menawar, dan konsiliasi.
3. Team building. Intervensi ini membantu kelompok kerja menjadi lebih efektif dalam
menyelesaikan tugas.
Intervensi Teknostructural
Intervensi teknostructural berakar dalam disiplin teknik, sosiologi, dan psikologi dan
di bidang diterapkannya sistem sosioteknical dan desain organisasi.
Reengineering. Intervensi terakhir ini secara radikal mendesainan ulang proses kerja
inti organisasi untuk menciptakan hubungan yang lebih erat dan koordinasi antar
tugas yang berbeda.
Manajemen intervensi sumber daya manusia berakar dalam hubungan kerja dan pada
penerapan praktek-praktek kompensasi dan benefit, seleksi karyawan dan
penempatan, penilaian kinerja, dan pengembangan karir. Kinerja manajemen meliputi
program perubahan berikut:
1. Penentuan tujuan. Program perubahan ini melibatkan menetapkan tujuan yang jelas
dan menantang..
2. Penilaian kinerja. Intervensi ini merupakan proses sistematis secara bersama-sama
menilai prestasi yang berhubungan dengan pekerjaan, kekuatan, dan kelemahan. Hal
ini merupakan intervensi manajemen sumber daya manusia yang utama untuk
memberikan umpan balik kinerja bagi individu dan kelompok kerja.
1. Coaching dan mentoring. Intervensi ini membantu manajer dan eksekutif untuk
memperjelas tujuan mereka, menangani hambatan potensial, dan meningkatkan
kinerja mereka.
3. Intervensi strategi Intervensi berasal dari disiplin ilmu manajemen strategis, teori
organisasi, ekonomi, dan antropologi.
Intervensi yang mengubah cara organisasi terkaitn dengan lingkungannya atau
beroperasi secara internal:
2. Desain organisasi. Intervensi ini membahas arsitektur organisasi, atau sejauh mana
struktur, desain pekerjaan, praktik sumber daya manusia, dan manajemen dan sistem
informasi yang sejalan dan saling mendukung.
2. Intervensi kolaboratif ini membantu dua organisasi mengejar satu set tujuan pribadi
dan umum melalui berbagi sumber daya, termasuk kekayaan intelektual, orang,
modal, teknologi, kemampuan, atau aset fisik.