Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
Chronic Kidney Disease (CKD) adalah suatu keadaan terjadinya kerusakan ginjal
yang ditandai dengan Laju Filtrasi Glomerulus (LFG) < 60 mL/menit dalam
waktu 3 bulan atau lebih (Rachmadi, 2010). Penyebab dari CKD diantaranya
faktor penyakit sistemik seperti diabetes militus, hipertensi yang tidak terkontrol
dan obstruksi traktus urinarius. Penurunan fungsi ginjal pada pasien CKD bersifat
ireversibel yang pada suatu saat memerlukan terapi pengganti ginjal berupa
dialisis atau transplantasi ginjal (Faradilla, 2009).
Cronic Kidney Disease menjadi masalah besar dunia karena sulit disembuhkan. Di
dunia prevalensinya menurut ESRD Patients (End Stage Renal Disease) pada
tahun 2011 sebanyak 2,786.000 orang, tahun 2012 sebanyak 3.018.860 orang,
tahun 2013 sebanyak 3.200.000 orang. Dari data tersebut disimpulkan adanya
peningkatan angka kesakitan pasien CKD tiap tahunnya (Fresenius Medical Care
AG&Co., 2013). Di Indonesia angka kejadian CKD berdasarkan Riskesdas tahun
2013, prevalensinya 0,2% dari penduduk Indonesia, hanya 60% dari pasien CKD
tersebut yang menjalani terapi dialisis (Riskesdas, 2013).
Pasien CKD yang menjalani hemodialisa rutin, membutuhkan waktu 12-15 jam
untuk dialisa setiap minggunya, atau paling sedikit 3-4 jam per kali terapi.
Kegiatan ini akan berlangsung terus-menerus sepanjang hidupnya (Smeltzer et al,
2010). Terapi hemodialisa saat ini menjadi terapi utama dalam penanganan pasien
1
2
CKD (Sudoyo, et al., 2006), terapi ini harus dijalani pasien seumur hidup yang
tentu saja selain manfaatnya juga berdampak pada pasien CKD.
Fatigue didefinisikan sebagai rasa letih luar biasa dan penurunan kapasitas kerja
fisik dan jiwa pada tingkat yang biasanya secara terus-menerus (Nanda
International, 2012). Fatigue pada pasien hemodialisa disebabkan oleh faktor
fisiologis, termasuk akumulasi sampah metabolik, konsumsi energi yang
abnormal dan kehilangan nafsu makan. Lebih lanjut Fatigue juga disebabkan oleh
karena inaktifitas fisik (kebiasaan yang menetap) dan distress emosional (Horigan,
2012; Gordon, et al 2005).
Hasil penelitian Sulistiani, Yetti, Hariyati (2012) menyebutkan bahwa faktor yang
berhubungan dengan fatigue pada pasien CKD yang menjalani hemodialisa di
Indonesia adalah faktor latihan fisik, lama menjalani hemodialisa, anemia,
penghasilan dan pendidikan yang rendah. Konsekuensi dari fatigue yang dialami
oleh pasien yang menjalani hemodialisa adalah menghambat sosialisasi, merasa
terisolasi, kehilangan waktu bersama keluarga dan kesulitan dalam beraktifitas
(Horigan, 2012). Lebih lanjut dampak fatigue dapat menyebabkan penurunan
fungsi fisik dan kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari, kualitas hidup
yang lebih buruk, dan mengurangi kelangsungan hidup (Bonner, Wellard, &
Caltabiano, 2010).
3
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Kring dan Crane (2009) kejadian fatigue
pada pasien hemodialisa cukup tinggi sekitar 82% sampai 90%. Fatigue yang
dialami merupakan salah satu masalah keperawatan yang memerlukan
penanganan karena kondisi tersebut dapat menyebabkan berkurangnya
kemampuan menyelesaikan masalah, memicu gangguan kardiovaskular,
mempengaruhi aktivitas sehari-hari dan kualitas hidup pasien hemodialisa
(Eglence, et al., 2013).
Kata kunci : Range of Motion (ROM), fatigue, Cronic Kidney Disease (CKD),
hemodialisa
1.3 Tujuan
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui Pengaruh ROM (Range
Of Motion) Terhadap Fatigue Pada Pasien Chronic Kidney Disease Yang
Menjalani Hemodialisa Rutin di Ruang Hemodialisa RSUP Sanglah Denpasar.
4
1.4 Manfaat