Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
ARTIKEL ILMIAH
Diajukan sebagai syarat meraih gelar sarjana pada Fakultas Kedokteran Universitas
Mataram
Oleh :
Gusti Putu Ary Dharmawan
H1A 010 020
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MATARAM
MATARAM
2014
2
Hubungan Komplikasi Pre Operasi Batu Ureter Terhadap Keberhasilan Operasi Ureterorenoskopi
Lithotripsi di RS Biomedika pada Periode Februari 2010 - Februari 2013
ABSTRACT
Background : Ureteral stones is a stone formed in the kidney Calix systems, which fall into the ureter. The incidence
of this disease is not the same in different parts of the world depends on geography, ethnicity, and lifestyle of the
people. Ureterorenoscopy discovery in the 1980s has dramatically changed the management of ureteral stones.
Ureterorenoscopy rigid used in conjunction with ultrasonic lithotripsy, electrohydraulic lithotripsy, laser lithotripsy and
pneumatic lithotripsy in order to provide better results. In NTB since the introduction of this tool in 2010 had many
patients ureteral stones and ureteral stenosis ureterorenoscopy action. With this study is expected to note the
relationship of complications with ureteral stones ureterorenoskopi successful operation in all cases of patients with
ureteral stones.
Methods : The study design was cross-sectional. The sampling technique used was consecutive sampling. The
samples used were all patients who underwent ureterorenoscopy lithotripsy surgery at the Hospital Biomedika
Mataram period 2010-2013. The research instrument used in the form of medical records of patients .Statistical
analyzes used were descriptive and bivariate analysis using Lambda test method to determine the relationship
between the obstruction, and hydronephrosis with successful operation of URS Lhitotripsy.
Results : The results of bivariate analysis showed that the variable obstruction and hydronephrosis have a weak
relationship with the successful operation ureterorenoscopy lithotripsy . Based on the Lambda test , p-value obtained
was 0.00 and R value obtained was 0.00 , indicating that the obtained equation has a weak discrimination
Conclusion : There is a weak correlation between obstuction and hydronephrosis with successful operation in
patients undergoing URS surgery at the Hospital Biomedical Mataram year period 2010-013
ABSTRAK
Latar belakang : Batu ureter pada umumnya adalah batu yang terbentuk di dalam sistim kaliks ginjal, yang turun ke
ureter. Angka kejadian penyakit ini tidak sama di berbagai belahan bumi tergantung pada kondisi geografis, etnis,
dan pola hidup masyarakat. Penemuan ureteroskopi pada tahun 1980-an telah mengubah secara dramatis
manajemen batu ureter. Ureteroskopi rigid digunakan bersama dengan litotripsi ultrasonik, litotripsi elektrohidrolik,
litotripsi laser dan litotripsi pneumatik agar memberikan hasil lebih baik. Di NTB sejak diperkenalkannya alat ini pada
tahun 2010 telah banyak pasien batu ureter maupun stenosis ureter yang dilakukan tindakan ureterorenoskopi.
Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan dapat diketahui hubungan komplikasi batu ureter dengan
keberhasilan operasi ureterorenoskopi pada semua kasus pasien dengan batu ureter.
Metode : Rancangan penelitian ini adalah cross sectional. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah
consecutive sampling. Sampel yang digunakan adalah semua pasien yang menjalani operasi Ureterorenoscopy
Lithotripsi di Rumah Sakit Biomedika Mataram periode tahun 2010-2013. Instrumen penelitian yang digunakan
berupa rekam medis pasien. Analisis statistik yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis bivariat
menggunakan metode uji Lambda untuk mengetahui hubungan antara obstruksi, dan hidronefrosis dengan
keberhasilan operasi URS Lithotripsi.
3
Hasil : Hasil analisis bivariat menunjukan bahwa variabel obstruksi dan hidronefrosis memiliki hubungan yang lemah
dengan keberhasilan operasi Ureterorenoscopy Lithotripsi. Berdasarkan uji Lambda, nilai p yang didapatkan adalah
0,00. Nilai r yang didapatkan adalah 0,00, hal ini menunjukan bahwa persamaan yang didapatkan mempunyai
diskriminasi yang lemah
Simpulan : Terdapat hubungan yang lemah antara obstuksi dan hidronefrosis dengan keberhasilan operasi URS
pada pasien yang menjalani operasi URS di Rumah Sakit Biomedika Mataram periode tahun 2010-013
Kata kunci : ureterorenoskopi lithotripsi, hidronefrosis, obstruksi, uji lambda
berada dalam 0,3% dari total 0,6% prevalensi penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit
iklimnya yang panas dan juga kondisi geografis September 2013 sampai dengan tanggal 1
Berdasarkan tabel dibawah didapatkan Menurut penelitian yang dilakukan oleh Subhani
bahwa kejadian Batu Ureter lebih banyak terjadi didapatkan presentase laki-laki 73% dan
pada laki-laki dengan frekuensi 102 orang presentase wanita 27%. Hal ini disebabkan
(82,3%) , dan perempuan dengan 22 orang karena jenis kelamin merupakan faktor intrinsik
(17,7%). Sehingga dari data tersebut dapat yang secara epidemiologis mempermudah
disimpulkan bahwa lebih banyak sampel terjadinya batu ureter. Jenis kelamin laki-laki
berjenis kelamin laki-laki daripada perempuan. memiliki faktor resiko tiga kali lebih banyak dari
Tabel 1. Distribusi Sampel Berdasarkan Jenis sampel perempuan 4,5,6.
Kelamin Gambaran Usia Sampel
Distribusi Sampel Berdasarkan Jenis Didapatkan gambaran usia sampel
Kelamin
terdistribusi dalam rentang usia 20 hingga 80
N Jenis Frekue Persentase(
o Kelamin nsi %) tahun. Untuk jumlah dan presentasenya
Sampel disajikan dalam table dan diagram di bawah ini :
1. Perempua 22 17,7
n Tabel 2. Distribusi Sampel Berdasarkan Usia
2. Laki-laki 102 82,3
Data Usia Sampel
Total 124 100 Usia Frekuensi Presentase (%)
Sampel(Tahun)
20-30 12 9,7
31-40 30 24,2
41-50 34 27,4
51-60 31 25,0
61-70 14 11,3b
71-80 3 2,4
Total 124 100
5
40 Tempat Tinggal
35
Distibusi Sampel Berdasarkan Tempat Tinggal
30 No. Alamat Sampel Frekuensi Presentase
25 (%)
20 1. Lombok Barat 10 8,1
jumlah 2. Lombok Tengah 8 6,5
15
Column13. Lombok Utara 2 1,6
10 4. Lombok Timur 16 12,9
5 5. Mataram 67 54,0
6. Bima 9 7,3
0
7. Sumbawa 10 8,1
8. Dompu 2 1,6
Total 124 100.0
70
60
Gambar 2. Grafik. Distribusi Sampel 50
Berdasarkan Usia 40
30
Berdasarkan tabel jumlah sampel 20 Frekuensi
berdasarkan usia didapatkan jumlah terbanyak 10 Column2
0
pada rentang usia 31-60 tahun, rentang usia
tersebut merupakan rentang usia terbanyak
sampel dengan batu ureter dengan gejala
hidronefrosis dan obstruksi ureter. Untuk
kelompok terendah terdistirbusi rata pada
rentang usia dewasa awal 20-30 tahun dan Gambar 3. Grafik Distiribusi Sampel
masa manula 65 tahun keatas.
Berdasarkan Tempat Tinggal
Gambaran Alamat Tempat Tinggal Sampel
Berdasarkan tabel di bawah didapatkan
Gambaran Pendidikan Terakhir Sampel
bahwa jumlah terbanyak sampel berasal dari
kota Mataram (54%) disusul Lombok Timur Gambaran ini mendeskripsikan jumlah data
(12,9%) dan selanjutnya ada Lombok Tengah pendidikan terakhir sampel. Berdasarkan tabel
(6,5%) dan Lombok Barat (8,1%). Sumbawa didapatkan presentase terbanyak adalah sampel
(8,1%), Kota Bima (4%), dan kota Dompu yang tidak bersekolah sekitar 67,7%, disusul
(1,6%). Hal ini kemungkinan disebabkan karena sampel bersekolah hingga Sarjana sekitar 19,4
akses yang lebih dekat ke fasilitas kesehatan %, selanjutnya ada SLTA dengan presentase
dan gaya hidup yang kurang aktivitas atau 11,3% dan terakhir ada tamatan SD sekitar
sedentary life. 1,6%. Melalui data ini dapat diperkirakan tingkat
pengetahuan sampel mengenai penyakit yang
dialami. Juga tingkat kesadaran sampel dalam
6
2. Derajat II 2 1,6
Tabel 5. Gambaran Derajat Hidronefrosis
3. Derajat III 6 4,8
Gambar 5. Diagram Data Non Visual Ginjal sebanyak 120 sampel (96,8%) yang tidak.
Sehingga dari data tersebut dapat disimpulkan
kebanyakan batu tidak lari ke ginjal
Karakteristik Subjek Penelitian Berdasarkan
dibandingkan dengan batu lari ke Ginjal.
hasil Operasi URS dan Lithotripsi
Tabel 8. Gambaran Batu Lari Ke Ginjal Pasca
Gambarannya meliputi : Data batu pecah
Operasi
habis maupun tidak habis, batu lari ke Ginjal,
dan Ureter Robek. Data Batu Lari Ke Ginjal
(95,2%), dan batu yang tidak pecah sebanyak 6 2. Tidak 120 96,8
sampel (4,8%). Dari data tersebut didapatkan Total 124 100.0
bahwa kebanyakan batu pecah setelah
dilakukan prosedur operasi.
Berdasarkan hasil dari analisis SPSS Berdasarkan hasil dari analisis SPSS
didapatkan bahwa didapatkan p = 0,00 kurang didapatkan bahwa didapatkan p = 0,00 kurang
dari 0,005 terdapat korelasi, dan r = 0,00 dari 0,005 terdapat korelasi, dan r = 0,00
interpretasi korelasinya yaitu tidak terdapat interpretasi korelasinya tidak terdapat hubungan
hubungan atau korelasinya sangat lemah 7. atau korelasinya sangat lemah7.
Tabel 10. Hubungan Derajat Hidronefrosis Tabel 11. Hubungan Obstruksi Total dan
Lithoripsi dengan Keberhasilan Operasi Parsial dengan Keberhasilan Operasi
Ureterorenoskopi Ureterorenoskopi
tahun, karena pada usia tersebut telah mulai sampel didapatkan bahwa jumlah terbanyak
mengalami penurunan faal ginjal dalam filtrasi sampel berasal dari kota Mataram (54%) disusul
senyawa pembentuk batu ureter. Menurut Lombok Timur (12,9%) dan selanjutnya ada
penelitian Manzoor, didapatkan umur terbanyak Lombok Tengah (6,5%) dan Lombok Barat
pada rentang 42 tahun. Menurut penelitian (8,1%). Sumbawa (8,1%), Kota Bima (4%), dan
Alcaide, didapatkan rata-rata usia pada sampel kota Dompu (1,6%). Hal ini kemungkinan
URS adalah 51,7 tahun dengan rentang usia 28- disebabkan oleh faktor geografis dan akses ke
Dompu, dan Sumbawa secara geografis berada ginjal dapat menunjukkan adanya obstruksi
di pulau yang berbeda dengan wilayah Lombok ureter, dimana bila terdapat data non visual
Barat, Tengah, Timur dan Mataram yang ginjal positif maka termasuk obstruksi total dan
memiliki lokasi yang dekat dengan fasilitas jika tidak dapat termasuk dalam obstruksi
pelayanan kesehatan tersebut. parsial. Dari data tersebut didapatkan data
obstruksi total sebanyak 2 kasus (1,5%).
Untuk data pendidikan terakhir sampel
Berdasarkan sumber pustaka didapatkan
didapatkan presentase terbanyak adalah sampel
bahwa, obstruksi menyebabkan perubahan
yang tidak bersekolah sekitar 67,7%, disusul
struktur dan fungsi pada traktus urinarius dan
sampel bersekolah hingga Sarjana sekitar 19,4
dapat berakibat disfungsi atau insufisiensi ginjal
%, selanjutnya ada SLTA dengan presentase
akibat kerusakan dari parenkim ginjal9.
11,3% dan terakhir ada tamatan SD sekitar
Untuk data post operasi, didapatkan jumlah
1,6%. Melalui data ini dapat diperkirakan tingkat
batu pecah sebanyak 118 sampel (95,2%), dan
pengetahuan sampel mengenai penyakit yang
batu yang tidak pecah sebanyak 6 sampel
dialami. Juga tingkat kesadaran sampel dalam
(4,8%). dari data tersebut didapatkan
memeriksakan penyakitnya dan mendapatkan
kebanyakan batu pecah setelah dilakukan
perawatan di Rumah Sakit.
prosedur operasi. Berdasarkan analisis data
berdasarkan analisis data SPSS. Didapatkan 4 sampel (3,2%) dengan Batu Lari ke Ginjal, dan
presentase terbanyak pada derajat I dengan sebanyak 120 sampel (96,8%) yang tidak.
presentase 89,5%, diikuti derajat III dengan Sehingga dari data tersebut dapat disimpulkan
4,8%, dan derajat II-III dengan 3,2 %, derajat II kebanyakan batu tidak lari ke ginjal
dengan 1,6 %, derajat III-IV dengan 0,8%. dibandingkan dengan batu lari ke Ginjal. Secara
Berdasarkan teori, hidronefrosis dapat teori, prosedur URS merupakan terapi minimal
keberhasilan operasi pada ginjal tanpa secara langsung pada batu sehingga dapat
hidronefrosis 83%, turun menjadi 50% pada memberikan komplikasi yang minimal5.
Berdasarkan analisis data didapatkan data Primer/residif Ginjal tapal kuda/ anomaly
ureter robek pasca operasi sebanyak 1 sampel ektopik
(0,8%) dan sampel untuk ureter tidak robek
sebanyak 123 sampel (99,2%). Dari data
tersebut dapat disimpulkan bahwa data ureter
tidak robek lebih banyak daripada ureter robek.
Simpulan
Menurut penelitian Dhinakar, didapatkan data
avulsi ureter sebanyak 1 sampel, data perforasi Berdasarkan hasil analisis data dan
ureter sebanyak 3 sampel, dan data abrasi pembahasan, dapat disimpulkan dari penelitian
mukosa ureter sebanyak 9 sampel. Cedera ini ini sebagai berikut:
akibat trauma dari luar yaitu trauma tumpul atau 1. Terdapat hubungan yang tidak begitu kuat
tajam yang disebabkan karena prosedur operasi antara obstruksi saluran kemih dengan
(iatrogenik). Literatur menunjukkan keseluruhan keberhasilan operasi Ureterorenoskopi
rate dari komplikasi setelah URS berada dalam Lithotripsi di Rumah Sakit Biomedika
rentang yang rendah (9-25%). Kebanyakan Mataram periode tahun 2010-2013.
komplikasi minor dan tidak membutuhkan 2. Terdapat hubungan yang tidak begitu kuat
intervensi. Striktur uretra menjadi komplikasi antara hidronefrosis dengan keberhasilan
yang paling ditakutkan, namun biasanya jarang operasi Ureterorenoskopi Lithotripsi di
terjadi. Untuk komplikasi lain seperti avulse Rumah Sakit Biomedika Mataram periode
ureter juga jarang terjadi (0,11%). Komplikasi tahun 2010-2013.
lain yang ditakutkan adalah perforasi ureter . 12
3. Faktor resiko lain yang turut diteliti dalam
penelitian ini adalah jenis kelamin, usia,
Dalam menentukan keberhasilan dari
alamat asal, melalui data rekam medis di
tata laksana batu ureter, terdapat berbagai hal
Rumah Sakit Biomedika Mataram periode
yang saling berkaitan satu sama lain.
tahun 2010-2013.
Keberhasilan dari tata laksana batu ureter
Saran
tergantung dari beberapa faktor baik dari faktor
Beberapa hal yang dapat peneliti
batu, anatomi ginjal dan dari faktor sampel.
sarankan diantaranya:
Faktor faktor yang mempengaruhi tata
laksana batu ginjal antara lain : 1. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai
Tabel 12. Faktor yang Mempengaruhi Tata landasan untuk penelitian lebih lanjut,
Laksana Batu Ureter 13 menggunakan pengambilan sampel
dengan teknik random sampling agar data
Batu Anatomi Ginjal
yang didapat menjadi lebih objektif dan
Ukuran Obsruksi/stasis
setiap sampel dalam populasi memiliki
Jumlah Hidronefrosis
kesempatan yang sama dalam pemilihan.
Komposisi Obstruksi ureteropelvic junction
Lokasi Divertikel kaliks
12