Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Pertumbuhan dan Hasil Padi pada Inseptisol Asal Rawa Lebak yang
Diinokulasi Berbagai Konsorsium Bakteri Penyumbang Unsur Hara
Growth and Yield of Rice on Swamp Land Inceptisol Inoculated with Various Consorsium
of Nutrient Contributing Bacteria
Wuriesyliane1, Nuni Gofar2,3*, A Madjid2, Hary Widjajanti4, dan Ni Luh Putu SR5
1)
Mahasiswa Program Studi Ilmu Tanaman Pascasarjana Universitas Sriwijaya.
2)
Jurusan Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya.
3)
Pusat Unggulan Riset Pengembangan Lahan Suboptimal (PUR PLSO)
Palembang.4)Jurusan Biologi Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya.
5)
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian, Sumatera Selatan.
*
Corresponding author: nigofar@yahoo.co.id
ABSTRACT
The aim of this research was to study the effect of multisynergism bacterial isolates
on growth of rice plants as well as to obtain best composition of endophytic bacterial
isolates, Azotobacter, Azospirilium and phosphate solubilizing bacteria in promoting
growth of rice plants. This research was conducted in October 2012 to February 2013. This
study arranged in a completely randomized design. The results showed that all treatments
of multiple bacterial isolates resulted in increase of soil N and P content. Multibacterial
isolates B (endophytic bacteria and Azospirillum) increased vegetative and generative
growth of rice plants. Treatment G (composition of endophytic bacterial isolates,
Azotobacter, Azospirilium and phosphate solubilizing bacteria) can increase rice yields.
Some soil N and P content increased in response to all treatments of multiple bacterial
isolates. Some multiple bacterial isolates improved N and P uptake of plants.
Key words: synergism, nitrogen-fixing bacteria, phosphate solubilizing bacteria
ABSTRACT
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh multisinergisme isolat bakteri
terhadap pertumbuhan padi dan mendapatkan komposisi terbaik dari isolat bakteri
endofitik, Azotobacter, Azospirilium dan bakteri pelarut fosfat dalam meningkatkan
pertumbuhan dan hasil tanaman padi di tanah asal rawa lebak. Penelitian dilaksanakan
pada bulan Oktober 2012 sampai Februari 2013. Penelitian disusun dalam rancangan acak
lengkap. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan isolat bakteri meningkatkan
kandungan N dan P tanah. Isolat multibakteri B (bakteri endofitik dan Azospirillum)
meningkatkan pertumbuhan vegetatif dan generatif padi. Perlakuan G (kombinasi isolat
bakteri endofitik, Azotobacter, Azospirilium dan bakteri pelarut fosfat) dapat
meningkatkan hasil padi. Kombinasi isolat tertentu dapat meningkatkan serapan N dan P.
Kata kunci: sinergisme, bakteri penambat nitrogen, bakteri pelarut fosfat
Selatan seluas 650.000 ha dan yang baru yang optimal dari rizobakteri yang
dimanfaatkan untuk pertanian seluas diberikan.
190.000 ha (Thamrin, 2010). Lahan rawa Berdasarkan hasil penelitian
lebak di Sumatera Selatan memiliki potensi mengenai interaksi antara tanaman dan
yang cukup besar untuk dikembangkan. mikroba didapat bahwa interaksi antar
Rendahnya produktivitas lahan rawa lebak tanaman dan mikroba berpengaruh terhadap
untuk budidaya tanaman selain dikarenakan pertumbuhan dan hasil produksi tanaman.
kendala fisik berupa genangan air, juga Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ainy
karena adanya kendala kimia seperti (2008) menunjukkan bahwa pupuk hayati
tingginya kemasaman tanah, keberadaan yang mengandung bakteri Azospirillum sp,
kation Al dan Fe yang mengikat fosfor dan Pseudomonas sp dan Bacillus sp mampu
miskin unsur hara. meningkatkan serapan hara, pertumbuhan
Efisiensi pemupukan yang rendah serta produktivitas tanaman padi. Hasil
menyebabkan jumlah pupuk yang diberikan penelitian Puspasari (2006) juga
oleh petani semakin meningkat sehingga menunjukkan bahwa campuran inokulan
berpotensi menurunkan produktivitas lahan Azotobacter dan BPF dapat mengurangi
khususnya pada tanah masam sehingga penggunaan pupuk kimia. Sedangkan
penggunaannya perlu dikurangi dengan Guntoro (2003) menyatakan bahwa
memanfaatkan pupuk hayati (Balai Besar inokulasi CMA dan Azospirillum dapat
dan Pengembangan Sumberdaya Lahan meningkatkan kandungan N dan serapan N
Pertanian, 2008). Pupuk hayati merupakan tajuk.
suatu bahan amandemen yang mengandung Penelitian Marlina et al. (2013) telah
mikroorganisme yang bermanfaat untuk menemukan isolat Azospirillum sp. dan
meningkatkan kesuburan tanah dan kualitas Azotobacter sp. terbaik untuk
hasil tanaman. Mikroba penambat N dan dikembangkan sebagai pupuk hayati pada
pelarut P yang berasal dari tanah/tanaman tanaman padi. Isolat bakteri endofitik yang
di lingkungan ekstrim dapat mendukung teridentifikasi sebagai Bukholderia
pertumbuhan tanaman dihabitatnya. pseudomallei dan bakteri pelarut fosfat
Penggunaan teknologi yang sederhana, (Bacillus firmus) yang terbukti
murah dan ramah lingkungan ini dapat meningkatkan ketersediaan P tanah lebak
dimanfaatkan untuk melakukan upaya (Gofar et al., 2012) terpilih sebagai isolat
perbaikan kondisi lahan yang sudah tidak yang akan diuji dalam penelitian ini.
atau kurang produktif menjadi lahan Berdasarkan penemuan terhadap bakteri-
produktif untuk usaha pertanian. bakteri unggulan asal tanah lebak tersebut
Dalam rangka pemanfaatan perlu dilakukan penelitian untuk menguji
mikroorganisme untuk membantu sinergisme isolat bakteri unggulan yang
peningkatan baik pertumbuhan maupun terdiri dari bakteri penambat N
produksi tanaman, telah banyak dilakukan (Azospirilium dan Azotobacter), bakteri
penelitian tentang mikroba tanah. Ketika endofitik pemacu tumbuh dan bakteri
mikroba diinokulasikan ke dalam rhizosfir pelarut fosfat serta menguji konsorsium
mereka dapat memberikan dampak positif bakteri-bakteri tersebut dalam
(mutualisme atau komensalisme), dampak meningkatkan pertumbuhan dan hasil
negatif (parasitisme, kompetisi atau tanaman padi di tanah asal rawa lebak.
amensalisme) atau tidak memberikan
pengaruh apa-apa (netralisme). Hindersah METODE PENELITIAN
dan Simarmata (2004), menyatakan bahwa
Konsorsium Bakteri
kesehatan biologis suatu tanah akan banyak
Penelitian ini dilaksanakan mulai
ditentukan oleh dominansi dari rizobakteri
bulan Oktober 2012 sampai Februari 2013.
yang diberikan atas mikroba tanah lainnnya
Isolat bakteri bakteri yang akan diuji terdiri
sehingga tanaman mendapatkan manfaat
dari bakteri endofitik (BE) yang
20 Wuriesyliane et al.: Pertumbuhan dan hasil padi yang diinokulasi konsorsium bakteri
tersedia bagi tanaman. Pemberian inokulasi karena bakteri tersebut dapat menghasilkan
bakteri sebagai pupuk hayati menambahkan fitohormon, termasuk giberelin (Cassn et
populasi bakteri yang terkandung al. 2001). Dari beberapa hasil penelitian
didalamnya untuk dapat memperbaiki yang telah dilakukan diketahui bakteri
kesuburan tanah khususnya kandungan penambat N dan pelarut fosfat mampu
unsur P dan N yang tersedia bagi tanaman. meningkatkan serapan N dan P tanaman.
Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian
Serapan N dan P Tanaman ini yang menunjukkan bahwa perlakuan
Hasil uji beda pada Tabel 2 yang diinokulasikan dengan multi isolat
menunjukkan bahwa serapan N tanaman bakteri mampu menghasilkan serapan hara
padi terbaik terdapat pada perlakuan B yang lebih besar dibandingkan dengan
(Azospirillum dan bakteri endofitik). kontrol.
Serapan N tanaman padi pada perlakuan B
(Azospirillum dan bakteri endofitik) Persentase Gabah Hampa dan Jumlah
berbeda nyata dengan serapan N tanaman Gabah per Malai
padi terhadap perlakuan lainnya. Sedangkan Persentase gabah hampa terendah
untuk serapan P tanaman, pada Tabel 2 diperoleh pada perlakuan G (konsorsium
terlihat serapan P terbaik terdapat pada Azospirillum, Azotobacter, bakteri pelarut
perlakuan G (konsorsium Azospirillum, fosfat dan bakteri endofitik) yang berbeda
Azotobacter, bakteri pelarut fosfat dan nyata dengan kontrol dan tidak berbeda
bakteri endofitik) sangat berbeda nyata nyata dengan perlakuan A (konsorsium
dengan kontrol. Azospirillum dan Azotobacter) (Tabel 3).
Rata-rata serapan N tertinggi terdapat Banyak hal yang mempengaruhi hampanya
pada perlakuan B (konsorsium Azospirillum gabah. Rendahnya kandungan N akan
dan bakteri endofitik) sebesar 58.40 g menyebabkan besarnya persentase gabah
tanaman-1 dan serapan N terendah terdapat hampa. Dalam penelitian ini terlihat
pada perlakuan kontrol yaitu sebesar 36.63 perlakuan kontrol memiliki nilai terendah,
g tanaman-1. Untuk serapan P, rata-rata hal ini diduga karena pada perlakuan ini
tertinggi terdapat pada perlakuan G tidak diinokulasi bakteri sehingga tingginya
(konsorsium Azospirillum, Azotobacter, persentase gabah hampa.
bakteri pelarut fosfat dan bakteri endofitik) Pengaruh uji sinergis terhadap jumlah
sebesar 12.15 g/tanaman dan terndah gabah per malai dapat dilihat dari hasil uji
terdapat pada perlakuan kontrol yaitu beda yang menunjukkan bahwa uji sinergis
sebesar 6.29 g/tanaman. bakteri pada tanaman padi berpengaruh
Dari hasil uji beda menunjukkan nyata terhadap jumlah gabah per malai.
bahwa tanaman padi yang telah diberi Jumlah gabah per malai beragam pada tiap
perlakuan isolat bakteri penambat N dan perlakuan, yaitu dari 109 butir hingga 140
pelarut P mampu meningkatkan serapan N butir. Berdasarkan Tabel 3 terlihat bahwa
dan serapan P tanaman padi. Menurut Gofar jumlah gabah permalai tertinggi terdapat
et al. (2008) bakteri endofitik penghasil pada perlakuan G yang merupakan
fitohormon IAA dan penambat N2 yang gabungan 4 isolat bakteri (Azospirillum,
diisolasi dari tanaman pangan asal rawa Azotobacter, bakteri pelarut fosfat dan
pasang surut Sumatera Selatan dan bakteri endofitik) yaitu sebesar 140 butir
diinokulasikan pada bibit padi dan jagung sedangkan perlakuan terendah terdapat pada
dapat meningkatkan kadar N jaringan perlakuan kontrol yaitu sebanyak 109 butir.
tanaman padi dan jagung. Sedangkan Menurut Nurman (2002) unsur hara N
bakteri Azospirillum merupakan bakteri membuat gabah menjadi lebih besar
yang dapat mendorong pertumbuhan sehingga bobot gabah yang dihasilkan lebih
berbagai jenis tanaman, dimana meningkat. Selain itu, unsur hara N pada
kemampuan yang menguntungkan ini tanaman padi membuat malai lebih panjang
24 Wuriesyliane et al.: Pertumbuhan dan hasil padi yang diinokulasi konsorsium bakteri
dan jumlah butiran gabah lebih banyak. fosfat dan bakteri endofitik) yaitu 2.85 g.
Tidak terpenuhinya kebutuhan N akan Berdasarkan hasil uji beda, perlakuan G
menyebabkan jumlah dan kualitas bulir (konsorsium Azospirillum, Azotobacter,
menurun. BPF dan bakteri endofitik) berbeda nyata
dengan kontrol, perlakuan D (Azotobacter
Bobot Gabah Kering Panen (BGKP) dan dan BPF) dan perlakuan F (Azospirillum,
Bobot 100 Butir Azotobacter dan BPF), namun tidak
Bobot gabah kering panen beragam berbeda nyata dengan perlakuan lainnya
antar perlakuan, yaitu dari 32.64 g/pot (Tabel 3). Konsorsium 4 isolat bakteri pada
hingga 58.13 g/pot. Hasil uji beda perlakuan G dapat meningkatkan hasil
menunjukkan bahwa perlakuan G tanaman padi lebih baik dibandingkan
(konsorsium Azospirillum, Azotobacter, dengan perlakuan lain.
bakteri pelarut fosfat dan bakteri endofitik) Hasil penelitian Syaiful et al. (2012)
menghasilkan bobot gabah kering panen menunjukkan bahwa Aplikasi pupuk hayati
yang berbeda nyata terhadap kontrol. Bobot dengan kombinasi pupuk N berpengaruh
gabah kering panen terendah terdapat pada sangat nyata terhadap jumlah anakan umur
perlakuan kontrol yaitu sebesar 32.63 g/pot 50 HST, jumlah anakan produktif, bobot
(Tabel 3). Penggunaan pupuk hayati yang 1000 biji dan produksi gabah kering panen.
terdiri dari campuran bakteri Azotobacter, Hal ini disebabkan karena pupuk hayati
Azospirillum, Pseudomonas, Bacillus dan yang digunakan mengandung Azotobacter
Rhizobium mampu meningkatkan produksi dan Azospirillum, yang merupakan bakteri
pada tanaman jagung, kacang tanah dan non-simbiosis yang mampu meningkatkan
caisin (Wibowo 2007). Dari hasil uji beda pertumbuhan tanaman. Sedangkan menurut
terlihat bahwa kombinasi antar bakteri Fitriatin et al. (2009), isolat campuran
penambat N dan pelarut fosfat yang ada pada (Pseudomonas sp. dan Penicillium sp.)
perlakuan G (konsorsium Azospirillum, mampu meningkatkan aktivitas fosfatase
Azotobacter, bakteri pelarut fosfat dan dan hasil panen tanaman padi gogo hingga.
bakteri endofitik) bisa bekerja sama dalam Dari beberapa hasil penelitian diketahui
menghasilkan unsur hara dan meningkatkan bahwa bakteri penambat N dan pelarut P
hasil tanaman padi. dapat meningkatkan hasil panen baik
Bobot 100 butir gabah tertinggi diaplikasikan secara tunggal maupun bila
didapat pada perlakuan G (konsorsium diaplikasikan secara bersama-sama.
Azospirillum, Azotobacter, bakteri pelarut
Tabel 1. Pengaruh Uji Sinergis Bakteri terhadap Jumlah Anakan dan Berat Kering
Thamrin T. 2010. Laporan Akhir Uji Wibowo ST. 2007. Kandungan hormon
Multilokasi galurgalur harapan Padi IAA, serapan hara dan pertumbuhan
Sawah (Produktivitas > 8 ton/ha, beberapa tanaman budidaya sebagai
umur genjah < 90 hari, toleran Fe > respon terhadap aplikasi pupuk
25 ppm), Jagung (Produktivitas > 6 biologi. Thesis pada Institut Pertanian
ton/ha, toleran pH > 4,5), dan Kedelai Bogor (tidak dipublikasikan), Bogor.
(Produktivitas > 2 ton/ha, toleran pH Widawati S dan Suliasih. 2006. Augmentasi
> 5) di Sumatara Selatan. Balai bakteri pelarut fosfat (BPF) potensial
Pengkajian Teknologi Pertanian sebagai pemicu pertumbuhan caisin
Sumatera Selatan, Palembang. (Brassica caventis Ocd.) di tanah
marginal. Biodiversitas 7(1): 1014.