Вы находитесь на странице: 1из 3

BAB II

PEMBAHASAN

Pada kondisi penglihatan normal, bayangan suatu benda jatuh secara bersamaan
di fovea masing-masing mata (bifoveal fixation) dan meridian vertikal kedua retina tegak
lurus. Salah satu mata dapat tidak sejajar dengan mata lain, sehingga pada suatu waktu
hanya satu mata yang dapat melihat benda bersangkutan. Setiap penyimpangan dari
penjajaran okular yang sempurna menyebabkan gangguan pada proses fusi sehingga
terjadi penglihatan ganda (double vision), itu disebut strabismus.

1. Aspek Motoris
Pergerakan kedua mata dimungkinkan oleh adanya 6 pasang otot mata luar.
Pergerakan bola mata ke segala arah ini bertujuan untuk memperluas lapang pandang,
mendapatkan penglihatan foveal dan penglihatan binokular untuk jauh dan dekat.
Posisi mata ditentukan oleh keseimbangan yang didapatkan dari tarikan keenam
otot ekstra okular. Mata berada pada posisi pengelihatan primer ketika melihat lurus ke
depan dengan kepala dan badan yang tegak. Untuk menggerakkan mata ke arah pandang
lain, otot yang searah berkontraksi untuk menarik mata ke arah tersebut, sedangkan otot
yang berlawanan relaksasi.

Heterotropia (tropia) merupakan strabismus yang bermanifestasi dan tidak dapat


dikontrol oleh penglihatan binokular. Heterotropia dibagi menjadi :
1. Esotropia : deviasi konvergen yang bermanifestasi (crossed-eyes)
2. Eksotropia : deviasi divergen yang bermanifestasi (wall-eyes)
3. Hipertofia : deviasi salah satu mata ke atas yang bermanifestasi
4. Hipotrofia : deviasi salah satu mata ke bawah yang bermanifestasi
Heteroforia (foria) merupakan penyimpangan laten mata yang ditahan lurus oleh
penglihatan binokular. Heteroforia dibagi menjadi :
1. Esoforia : kecenderungan salah satu mata berputar ke arah dalam.
2. Eksoforia : kecenderungan salah satu mata berputar ke arah luar.
3. Hiperforia : kecenderungan salah satu mata menyimpang ke arah atas.
4. Hipoforia : kecenderungan salah satu mata menyimpang ke arah bawah.

DAFTAR PUSTAKA

1. Riordan-Eva P, Whitcher JP. Vaughan & Ashburys General Ophthalmology 16 th Ed. Mc


Graw Hill. New York. 2004
2. Prof dr. H. Sidarta Ilyas, SpM.. Ilmu Penyakit Mata. FKUI.2005

Вам также может понравиться