Вы находитесь на странице: 1из 4

Definisi Bullying

Apakah arti kata bullying ? Istilah ini di Indonesia masih terdengar asing dan sulit mencari
padanannya, untuk itu mari kita simak beberapa definisi berikut:

o Menurut kamus Webster, makna dari kata bullying adalah penyiksaan atau
pelecehan yang dilakukan tanpa motif tapi dengan sengaja dilakukan berulang-ulang terhadap
orang yang lebih lemah.

o Adapun menurut Yayasan SEJIWA, bullying adalah suatu situasi dimana terjadinya
penyalahgunaan kekuasaan yang dilakukan orang/kelompok kepada seseorang hingga membuat
korban merasa terintimidasi.

o Secara umum bullying dapat diartikan sebagai sikap agresi dari seseorang atau
kelompok dengan tujuan untuk menyakiti orang lain baik secara fisik maupun mental.

Jenis Bullying

Olweus (1993), mengkategorikan dua jenis bullying terdiri dari Direct Bullying yaitu intimidasi
secara fisik dan verbal serta Indirect Bullying berupa kekerasan mental melalui isolasi secara
sosial.

o Bullying fisik yaitu perlakuan kasar secara fisik yang dapat dilihat secara kasat
mata seperti menjambak rambut, kerah baju, menampar, menendang dll.

o Bullying verbal yaitu perlakuan kasar yang dapat didengar seperti memalak,
mengancam, memaki, mencemooh, memfitnah dll.

o Bullying mental yaitu perlakuan kasar yang tidak dapat dilihat dan didengar seperti
mengucilkan, memandang sinis dll.

Pelaku Bullying

Terjerumusnya seorang anak menjadi pelaku bullying bisa dipicu oleh multi faktor diantaranya ia
mencontoh perilaku salah satu anggota keluarga yang juga pelaku bullying. Selanjutnya ia
mengaktualisasikan diri di lingkungan yang mendukung seperti di sekolah yang melakukan
pembiaran pada perilaku bullying.

Korban Bullying

Anak yang terlihat santun, lugu , miskin, lemah fisiknya dan nampak berbeda seringkali menjadi
korban bullying. Penderitaan ternyata tidak hanya dialami oleh si korban saja, seringkali orangtua
mengalami hal yang sama terutama mengalami tekanan mental akibat perilaku bullying yang
dilakukan pada buah hatinya.

Faktor Pendukung Budaya Bullying


Masih lekatnya keyakinan sebagian masyarakat bahwa sebaik-baiknya pola asuh anak adalah
dengan menerapkan disiplin tinggi disertai kekerasan demi pencapaian sukses si anak. Anak-anak
yang terbiasa mendapat perlakuan kasar dari orangtuanya, tanpa sadar ia akan meniru dan
menerapkan sikap kasar dalam perilakunya sehari-hari hingga mendorong terjadinya perilaku
bullying kepada orang lain.

Banyak anak korban keretakan rumahtangga melampiaskan rasa frustasinya dengan melakukan
agresi kepada orang lain terutama kepada orang yang dianggapnya lemah dan tak akan mampu
melawan.

Sebagian masyarakat menganggap praktek bullying adalah proses alamiah dalam fase tumbuh
kembang seorang anak dimana perlakuan tersebut justru akan memperkuat mental korban dan
pelaku. Tak heran banyak anak merasa bangga menjadi pelaku bullying karena mengalami
pembiaran dan pembenaran oleh orangtua, guru dan lingkungannya.

Kamu jangan lebay dehcengeng amat sih baru dikata-katain segitu saja sudah melempem
sudah cuekin saja atau kamu lawan sekalian!! itulah kata-kata yang sering diucapkan orangtua
ataupun guru saat mendengar pengaduan praktek bullying dari anak.

Orangtua atau guru sering tidak tahu bahwa pelaku bullying biasanya senang berkelompok dan
kalaupun sendirian, biasanya sikap pelaku sangat brutal dan menghalalkan segala cara. Hal ini
jelas semakin mempersulit si korban untuk membela diri. Akhirnya praktek bullying semakin
merajalela dan sulit diberantas karena adanya dukungan pembenaran dari berbagai pihak.

Akibat Bullying

Para korban bullying biasanya mengalami guncangan jiwa hingga mengalami depresi, prestasi
akademis menurun drastis, malas pergi kesekolah, menjadi penakut, sering marah-marah, mudah
tersinggung, sering berbohong, menarik diri dari pergaulan dan bahkan banyak yang mencoba
bunuh diri.

Mereka juga seringkali tidak memiliki keberanian untuk membela diri atau melaporkan ulah pelaku
kepada pihak sekolah atau orangtuanya karena beranggapan bagai menelan simalakama, bila
melapor belum tentu menyelesaikan persoalan karena acapkali justru si korban disalahkan karena
dianggap terlalu lemah atau pelaku semakin agresif demi membalas dendam karena telah
dilaporkan.

Sementara itu kecenderungan berbohong si korban adalah akibat dari tuntutan pelaku yang sering
memeras, meminta suatu benda atau uang dengan paksaan.

Efek jangka panjang bagi pelaku bullying adalah ia akan mudah menjadi pelaku kriminal karena ia
terbiasa lepas kontrol, tak lagi menghargai norma yang berlaku di masyarakat.

Dari data National Mental Health and Education Center tahun 2004 di Amerika diperoleh data
bahwa bullying merupakan bentuk kekerasan yang umumnya terjadi dalam lingkungan sosial
antara 15% dan 30% siswa adalah pelaku bullying dan korban bullying
Menurut hasil penelitian di Amerika Serikat pada tahun 2001, sekitar 77% siswa pernah mengalami
bullying yang berarti satu dari empat siswa di AS pernah mengalami bullying. Negara maju lainnya
dimana banyak terjadi praktek bullying di sekolah adalah Jepang, sebanyak 10 % pelajar yang
stress karena trauma oleh bullying telah melakukan percobaan bunuh diri.

Bagaimana dengan Indonesia? Kalau Luke dari UK mengakhiri kisahnya dengan happy ending
yakni berjuang keras menjadi penari handal, berbeda dengan nasib beberapa remaja Indonesia
yang menjadi korban bullying, mereka mengakhiri hidupnya dengan tragis, diantaranya adalah
seorang remaja putri yang sering diejek teman-temannya di sekolah karena ayahnya seorang
penjual bubur, ia merasa malu hingga akhirnya bunuh diri. Menurut hasil penelitian Yayasan SEJIWA
(2006), antara tahun 2002-2005 telah terjadi 30 kasus bunuh diri dan percobaan bunuh diri
menimpa korban bullying dengan rentang usia antara 6-15 tahun

Pencegahan dan Penanganan Bullying

Kasih sayang orangtua yang proporsional dalam proses tumbuh kembang anak serta dukungan
penuh pada potensinya sangatlah penting. Hal ini akan menumbuhkan rasa percaya diri dan
memenuhi kepuasan batin pada anak hingga mereka akan tumbuh menjadi anak yang cerdas dan
berakhlak mulia.

Tanamkan kesadaran pada anak untuk menghargai privasi orang lain, bahwa tak seorangpun
berhak mengganggu ketenangan hidup orang lain dan perilaku agresi adalah sebuah pelanggaran
hukum yang dapat dituntut di muka pengadilan.

Orangtua korban wajib memberi dukungan dan perlindungan kepada anaknya untuk memulihkan
rasa percaya diri serta keberanian untuk melindungi diri dan menolak praktek bullying.

Berbagai cara bisa dilakukan untuk mencegah perilaku bullying antara lain dengan melaporkan ke
pihak sekolah agar si pelaku diberi peringatan. Bila ulah pelaku sudah sangat mengganggu dan
setelah dilakukan teguran secara persuasive namun tidak juga terjadi perbaikan, jangan ragu-ragu,
dilaporkan saja ke aparat kepolisian.

Sekali lagi, masyarakat sebaiknya sepakat untuk mencegah terjadinya praktek bullying oleh
siapapun dan kepada siapapun

Sebagai penutup, di bawah ini adalah sebuah lyric lagu STOP BULLYING yang dinyanyikan dan
aransemen oleh Candil Seurieus bekerjasama dengan Diena Haryana dari Yayasan SEJIWA

Hai anak sekolah


Apa yang kau cari
Waktu kau gencet adik kelasmu

Ramai-ramai kau ejek si lemah


Sengaja kucilkan si pemalu
Memalak demi sebatang rokok
Belum tentu, kamu lebih sukses
Dari mereka yang pernah kau tindas

Stop Bullying!
Kita bukan calon monster
STOP!

Hai anak sekolah


Apa kau tak malu
Tertawakan anak yang tak mampu

Ramai-ramai kau hajar si ngocol


Lalu ancam kalau lapor guru
Atau kau rasa sendiri akibatnya

Belum tentu, kamu lebih sukses


Dari mereka yang pernah kau tindas

Stop Bullying!
Kita bukan calon monster
STOP!

Вам также может понравиться