Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
LAPORAN PRAKTIKUM
ANALISIS PANGAN
ACARA IV
LEMAK
KELOMPOK 3
Penanggung Jawab :
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2014
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lemak dan minyak merupakan zat makanan yang penting untuk menjaga
kesehatan tubuh manusia. Selain itu minyak dan lemak juga merupakan
sumber energi yang lebih efektif dibanding dengan karbohidrat dan protein.
Satu minyak dan lemak dapat menghasilkan 9 kkal/gram sedangkan protein
dan karbohidrat hanya menghasilkan 4 kkal/gram. Lemak dan minyak
terdapat hampir di semua bahan pangan dengan kandungan yang berbeda-
beda. Minyak dan lemak tidak berbeda dalam bentuk umum trigliseridanya,
tetapi hanya berbeda dalam bentuk (wujud). Perbedaan ini didasarkan pada
perbedaan titik lelehnya. Pada suhu kamar lemak berwujud padat,
sedangkan minyak berwujud cair. Titik leleh minyak dan lemak tergantung
pada strukturnya, biasanya meningkat dengan bertambahnya jumlah karbon.
Mengekstraksi lemak secara murni sangat sulit dilakukan, sebab pada waktu
mengekstraksi lemak, akan terekstraksi pula zat-zat yang larut dalam lemak
seperti sterol, phospholemak, asam lemak bebas, pigmen karotenoid,
khlorofil, dan lain-lain. Pelarut yang digunakan harus bebas dari air agar
bahan-bahan yang larut dalam air tidak terekstrak dan terhitung sebagai
lemak dan keaktifan pelarut tersebut menjadi berkurang. Pelarut ini seperti
dietil eter, hexana, benzena, petroleum eter dan lain-lain.
Dalam praktikum ini praktikan akan belajar cara analisis lemak dengan
metode sokhlet dan analisis kandungan Asam Lemak bebas (FFA). Prinsip
soxhlet ialah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru sehingga
terjadi ekstraksi kontinu dengan jumlah pelarut konstan dengan adanya
pendingin balik. Sedangkan asam lemak bebas (Free Fatty Acid / FFA) untuk
mengetahui kualitas dari minyak atau lemak, hal ini dikarenakan bilangan
asam dapat dipergunakan untuk mengukur dan mengetahui jumlah asam
lemak bebas dalam suatu bahan atau sample. Semakin besar angka asam
maka dapat diartikan kandungan asam lemak bebas dalam sample semakin
tinggi, besarnya asam lemak bebas yang terkandung dalam sampel dapat
diakibatkan dari proses hidrolisis ataupun karena proses pengolahan yang
kurang baik.
Asam lemak bebas diperoleh dari proses hidrolisa, yaitu penguraian lemak
atau trigliserida oleh molekul air yang menghasilkan asam lemak bebas dan
gliserol. Asam lemak bebas terbentuk karena proses oksidasi dan hidrolisa
enzim selama pengolahan dan penyimpanan. Dalam bahan pangan, asam
lemak dengan kadar lebih besar dari 0,2% dari berat lemak akan
mengakibatkan rasa yang tidak diinginkan dan kadang-kadang dapat
meracuni tubuh (Sudarmadji, 1989; Ketaren, 1986).
B. Tujuan
Pengertian Lemak
Lemak merupakan senyawa organik yang tidak larut dalam air, tetapi larut
dalam zat pelarut organik non polar, seperti aseton, alkohol, eter, benzena,
kloroform dan sebagainya Lemak tersusun atas rantai hidrokarbon panjang
berantai lurus, bercabang, atau membentuk struktur siklis. Lemak esensial
merupakan prekursor pembentukan hormon tertentu seperti prostaglandin,
lemak juga berperan sebagai penyusun membran yang sangat penting untuk
berbagai tugas metabolisme, lemak juga dapat melarutkan berbagai vitamin,
yaitu vitamin A, D, E dan K. (Setiadji, 2007).
Pada suhu kamar, lemak berwujud padat dan minyak berwujud cair, lemak
padat berwarna putih kekuningan, dapat membentuk kristal lemak, tidak
larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik non polar seperti eter,
alkohol, aseton, khloroform, benzene, lemak besifat plastis, lipid jenuh
(sedikit ikatan rangkap) memiliki titik lebur tinggi, lipid tidak jenuh (banyak
ikatan rangkap) memiliki titik lebur rendah, dan dapat melarutkan beberapa
jenis vitamin, yaitu vitamin A, D, E, dan K.
Pemilihan bahan pelarut yang paling sesuai untuk ekstraksi lemak adalah
dengan menentukan derajat polaritasnya. Pada dasarnya semua bahan akan
mudah larut dalam pelarut yang sama polaritasnya. Karena polaritas lemak
berbeda-beda maka tidak ada bahan pelarut umum (universal) untuk semua
jenis lemak.
Penentuan kadar lemak dengan pelarut organik, selain lemak juga terikut
Fosfolipida, Sterol, Asam lemak bebas, Karotenoid, dan Pigmen yang lain.
Karena itu hasil analisanya disebut Lemak kasar. Pada garis besarnya analisa
lemak kasar ada dua cara, yaitu Cara Kering (Ekstraksi Panas) dan Cara
Basah (Ekstraksi Dingin).
Pada cara kering adalah untuk bahan pakan yang tidak mengandung kadar
air yang tinggi dan contoh dibungkus atau ditempatkan dalam "Thumble"
(selongsong tempat contoh). Karena contoh tidak mengandung air yang
tinggi maka pelarut yang dipilih harus bersifat tidak menyerap air. Apabila
bahan contoh masih mengandung air yang tinggi, maka bahan pelarut akan
sulit masuk ke dalam jaringan/sel dan pelarut menjadi jenuh dengan air,
selanjutnya ekstraksi lemak kurang efisien. Selain itu adanya air akan
menyebabkan zat-zat yang larut dalam air akan ikut pula terekstraksi
bersama lemak, sehingga hasil analisanya kurang mecerminkan yang
sebenarnya. Ekstraksi lemak dari bahan kering dapat dikerjakan secara
terputus-putus atau berkesinambungan. Ekstraksi secara terputus-putus
dapat dijalankan dengan Alat SOXHLET atau ASTM (America Society Testing
Material). Sedangkan ekstraksi secara berkesinambungan dengan alat
GOLDFISH atau ASTM yang telah dimodifikasi.
Analisa lemak kasar secara basah (Ekstraksi dingin), digunakan alat Botol
BABCOCK atau dengan MOJONNIER. Bahan yang dianalisa berbentuk cair
atau bahan yang mengandung kadar air yang tinggi.
Ekstraksi dengan Soxhlet memberikan hasil ekstrak yang lebih tinggi karena
pada cara ini digunakan pemanasan yang diduga memperbaiki kelarutan
ekstrak. Dibandingkan dengan cara maserasi, ekstraksi dengan Soxhlet
memberikan hasil ekstrak yang lebih tinggi. Makin polar pelarut, bahan
terekstrak yang dihasilkan tidak berbeda untuk kedua macam cara ekstraksi.
(Whitaker 1915).
Dengan :
(Gambar 1)
Keterangan: (1) Air pendingin masuk kondensor; (2) Air pendingin keluar
kondensor; (3) Tudung berisi sampel sumber minyak; (4) Saluran uap naik;
(5) Pipa kapiler; (6) Heating mantle; (7) Pengatur panas; (8) Lampu indikator;
(9) Kabel listrik
Asam lemak bebas adalah asam lemak yang berada sebagai asam bebas
tidak terikat sebagai trigliserida. Asam lemak bebas dihasilkan oleh proses
hidrolisis dan oksidasi biasanya bergabung dengan lemak netral. Hasil reaksi
hidrolisa minyak sawit adalah gliserol dan Asam Lemak Bebas (ALB). Reaksi
ini akan dipercepat dengan adanya faktor-faktor panas, air, keasaman, dan
katalis (enzim). Semakin lama reaksi ini berlangsung, maka semakin banyak
kadar ALB yang terbentuk.
Penentuan kadar asam lemak bebas (FFA) minyak goreng curah menurut
(Panagan, 2010) dilakukan dengan cara : sample ditimbang sebanyak 5 gram
lalu dimasukkan dalam Erlenmeyer 100 mL lalu ditambahkan 25 mL alkohol
96%. Kemudian dipanaskan sampai mendidih dan dikocok kuat-kuat untuk
melarutkan asam lemak bebasnya. Setelah dingin dititrasi dengan larutan
KOH 0,1 N dengan menggunakan indicator phenilptalin. Akhir titrasi tercapai
apabila terbentuk warna merah muda.
III. METODE
Alat
Erlenmeyer
Desikator
Kertas saring
Sokhlet
Timbangan
Oven
Pipet ukur
Bahan
Tahu
Danging sapi
Daging ayam
Minyak jelantah
Tempe
Petroleum benzene
Etanol
Hasil Pengamatan
No.
Bahan
Tahu
2 gram
0,9554 gram
116,0315 gram
116,1127 gram
Daging sapi
2 gram
1,2055 gram
116,5561 gram
116,6025 gram
Daging Ayam
2 gram
0,8438 gram
113,2036 gram
113,2973 gram
Minyak Jelantah
2 gram
0,8993 gram
114,5255 gram
114,5937 gram
2 gram
114,0 gram
114,1075 gram
Tempe
2 gram
114,74 gram
114,8370 gram
1. Tahu = x 100%
= x 100%
= 4,06 %
= x 100%
= 2,32 %
= x 100%
= 4,685 %
= x 100%
= 0,91 %
= x 100%
= 5,375 %
6. Tempe = x 100%
= x 100%
= 4,85 %
No.
Bahan
Tahu
0,45
Daging sapi
0,4
Daging ayam
0,6
Minyak jelantah
0,2
0,1
Tempe
2,9
% FFA = x 100%
1. Tahu = x 100%
= x 100%
= 0,0045 %
= x 100%
= 0,004 %
= x 100%
= 0,006 %
= x 100%
= 0,0018 %
= x 100%
= 0,0009 %
6. Tempe = x 100%
= x 100%
= 0,0292 %
Pembahasan
Massa bahan sebelum di oven adalah sama yaitu 2 gram, namun bahan
setelah di oven memiliki massa yang berbeda beda, Tahu 0,9554 gram,
Daging Sapi 1,2055 gram, Daging Ayam 0,8438 gram, Minyak Jelantah
0,8993 gram. Untuk Minyak Kelapa Sawit dan Tempe tidak ada hasil
timbangan di oven, ini mungkin adalah kesalahan praktikan yang lupa
menimbang sampel setelah di oven.
% FFA = x 100%
Hasil dari presentase FFA yang terbesar hingga yang terkecil ternyata
dipengaruhi oleh jumlah NaOH 0,1 N yang digunakan praktikan pada saat
praktikum, dimana jumlah NaOH yang ditambahkan untuk menghasilkan
warna pink pada minyak kelapa sawit hanya 0,1 ml, sedangkan pada tempe
perlu jumlah yang banyak yaitu mencapai 2,9 ml NaOH.
V. PENUTUP
A. Simpulan
B. Saran
Sebaiknya banyaknya soal kuis disesuaikan dengan waktu nya juga,
jangan terlalu singkat untuk menjawab soal yang banyak.
Agar didapatkan kadar asam lemak bebas yang valid, sebaiknya titrasi
dilakukan dengan teliti agar titik akhir titrasi tidak terlewatkan.
Lebih baik foto praktikum dikoordinir. Agar tidak sulit saat deadline
laporan mencari fotonya.
DAFTAR PUSTAKA