Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
1. Definisi
Hiperglikemia merupakan keadaan peningkatan glukosa darah
daripada rentang kadar puasa normal 80-90 mg/dl darah, atau rentang non
puasa sekitar 140-160 mg/100 ml darah (Elizabeth J. Corwin, 2001).
Hiperglikemi berbeda dengan diabetes militus, hiperglikemi merupakan
tanda dari diabetes militus. Seseorang yang mengalami hiperglikemia
belum tenru memiliki diabetes miitus. Namun, ketika hiperglikemia semakin
kronis, hal ini dapat memicu timbulnya diabetes dan ketoasdosis (AIDS
Info, 2005).
6. Penatalaksanaan
Tujuan utama terapi pada pasien hiperglikeima adalah untuk menurunkan
kadar gula darah dan menormalkan aktivitas kerja insulin serta mencegah
terjadinya komplikasi vaskuler serta neuropati. Penatalaksaan hiperglikemia
meliputi :
a. Mengatur pola makan/ diet :
Komposisi makanan terdiri dari :
- Karbohidrat : 60-70%
- Protein : 10-15%
- Lemak : 20-25%
Makan sesuai dengan jumlah kalori perhari yaitu antara 1100-2300 kkal.
b. Latihan fisik :
Manfaat latihan fisik dinataranya :
- Menurunkan kaddar glukosa darah (mengurangi resistensi insulin,
meningkatkan sensitivitas insulin)
- Menurunkan berat badan
- Mencegah kegemukan
- Mengurangi kemungkinan terjadinya komplikasi aterogenik,
gangguan lipid darah, peningkatan tekanan darah dan
hiperkoagulasi darah.
c. Menggunakan obat-obatan :
- OAD:
Biguanide : bekerja di hepar untuk menjaga pengeluara
glukosa dari pemecahan glikogen
Sulfoniureas : Menstimulasi pankreas untuk mengeluarkan
insulin
Thiazolidinesiones : Meningkatkan sensitifitas sel-sel di otot
terhadap insulin
- Insulin :
Insulin reaksi pendek disebut juga sebagai clear insulin, adalah
jenis obat insulin yang memiliki sifat transparan dan mulai
bekerja dalam tubuh dalam waktu 30 menit sejak dimasukan
kedalam tubuh. Obat insulin ini bekerja secara maksimal
selama 1 sampai 3 jam dalam aliran darah penderita, dan
segera menghilang setelah 6 sampai 8 jam kemudian.
Insulin reaksi panjang, merupakan jenis yang mulai bekerja 1
sampai 2 jam setelah disuntikan kedalam tubuh seseorang.
Tetapi obat ini tidak memiliki reaksi puncak, sehingga ia bekerja
secara stabil dalam waktu yang lama yaitu 24 sampai 36 jam
didalam tubuh penderita.
Jenis insulin reaksi menengah adalah insulin yang mulai efektif
bekerja menurunkan kadar gula darah sejak 1 sampai 2 jam
setelah disuntikan kedalam tubuh. Obat ini bekerja secara
maksimal selama 6 sampai 10 jam, dan berakhir setelah 10
sampai 16 jam setelahnya.
Insulin reaksi cepat yang bekerja 5 sampai 15 menit setelah
masuk kedalam tubuh. Ia memiliki tingkat reaksi maksimal
selama 30 sampai 90 menit, dan pengaruhnya akan segera
menghilanhg setelah 3 sampai 5 jam setelahnya.
7. Komplikasi
Komplikasi yang dapat ditimbulkan dapat dibagi sebagai berikut :
a. Komplikasi akut :
- Hipoglikemia/koma hipoglikemia
Hipoglikemik adalah kadar gula yang rendah kadar gula normal 60-
100 mg%.
- Sindrom hiperglikemik hiperosmolar non ketotik (HHNC/HONK)
- Ketoasidosis metabolic/ ketoasidosis diabetic (KAD):
Kondisi ini dapat terjadi ketika tubuh tidak bisa mengolah gula darah
(glukosa) karena tidak cukupnya insulin dalam tubuh. Sebagai
pengganti glukosa, tubuh menggunakan lemak sebagai bahan
bakar pengganti. Hasil proses tersebut adalah senyawa bersifat
asam dengan jumlah cukup banyak bernama ketone, yang
berbahaya bagi tubuh. Tanda dan gejala seseorang mengalami
KAD diantaranya :
Pernafasan cepat dan dalam ( Kussmaul )
Dehidrasi ( tekanan turgor kulit menurun, lidah dan bibir
kering )
Kadang-kadang hipovolemi dan syok
Bau aseton dan hawa napas tidak terlalu tercium
Didahului oleh poliuria, polidipsi.
Riwayat berhenti menyuntik insulin
Demam, infeksi, muntah, dan nyeri perut
b. Komplikasi kronik:
- Makrovaskular (penyakit pembuluh darah besar), mengenai sirkulasi
koroner, vaskuler perifer dan vaskuler serebral
- Mikrovaskuler (penyakit pembuluh darah kecil), mengenai mata
(retinopati), dan ginjal (nefropati). Kontrol kadar glukosa darah untuk
memperlambat atau menunda awitan baik komplikasi mikrovaskuler
maupun makrovaskuler
- Penyakit neuropati, mengenai saraf sensorik-motorik dan autonomi
serta menunjang masalah seperti impotensi dan ulkus pada kaki
- Rentan infeksi, seperti tuberkolosis paru dan infeksi saluran kemih
- Ulkus/ gangren/ kaki diabetik (Mansjoer dkk, 2007).
8. Konsep Asuhan Keperawaatan
a. Pengkajian
Keluhan Utama
Adanya rasa kesemutan pada kaki / tungkai bawah, rasa raba
yang menurun, adanya luka yang tidak sembuh sembuh,
adanya nyeri pada luka atau luka tidak terasa nyeri
Riwayat Penyakit Sekarang
Berisi tentang kapan terjadinya luka, penyebab terjadinya luka
serta upaya yang telah dilakukan oleh penderita untuk
mengatasinya
Riwayat Penyakit Dahulu
Adanya riwayat penyakit DM atau penyakit penyakit lain yang
ada kaitannya dengan defisiensi insulin misalnya penyakit
pankreas. Adanya riwayat penyakit jantung, obesitas, maupun
arterosklerosis, tindakan medis yang pernah di dapat maupun
obat-obatan yang biasa digunakan oleh penderita.
Riwayat Penyakit Keluarga (RPK)
Terdapat anggota keluarga yang juga menderita DM atau
penyakit keturunan yang dapat menyebabkan terjadinya
defisiensi insulin misalnya hipertensi atau penyakit jantung.
Riwayat Psikososial
Cemas akibat kurangnya pengetahuan klien tentang perjalanan
penyakitnya
Pemeriksaan fisik:
System Pernafasan atau Breathing (B1) : tachypnea.
System Kardiovaskuler atau Blood (B2):
Perfusi jaringan menurun, nadi perifer lemah atau berkurang,
palpitasi, hipertensi atau hipotensi, takikardi atau bradikardi,
aritmia, dapat menyebabkan pembesaran tiroid (peningkatan
kebutuhan metabolik).
System Persyarafan atau Brain (B3)
Pusing, pening, sakit kepala, reflek tendon menurun,
gangguan penglihatan, anastesia atau kebas, impotensi
(pada pria), kacau mental, disorientasi, mengantuk
(somnolen), letargi, stupor sampai koma.
System Perkemihan atau Bladder (B4)
Poliuria, nokturia, dapat berkembang menjadi oliguria atau
anuria jika terjadi hipovolemia berat, retensio urine,
inkontinensia urine, rasa panas atau sakit saat berkemih bila
ada infeksi pada saluran perkemihan
System Pencernaan atau Bowel (B5)
Rasa haus atau banyak minum (polidipsi), rasa lapar
(polifagi), mual, muntah, anoreksia, perubahan berat badan.
System Musculoskeletal dan integument atau Bone (B6)
Lemah, letih, sulit bergerak atau berjalan, penurunan
kekuatan otot, parastesia, kesemutan, ulkus pada ekstremitas
dan penyembuhannya lama, kulit kering atau bersisik, gatal,
turgor kulit jelek, nyeri.
b. Diagnosa dan Intervensi
Defisit volume cairan b.d diuresis osmotic akibat hiperglikemia
Batasan karakteristik:
- Peningkatan urin output
- Kelemahan, rasa haus, penurunan BB secara tiba-tiba
- Kulit dan membran mukosa kering, turgor kulit buruk.
- Hipotensi, takikardia, penurunan capillary refill.
Kriteria Hasil:
Intervensi :
Intervensi Rasional
Pertahankan untuk Mempertahankan komposisi
memberikan cairan 1500-2500 cairan dalam tubuh, volume
ml atau dalam batas yang sirkulasi dan menghindari over
dapat ditoleransi jantung jika load jantung
pemasukan cairan melalui oral
sudah dapat diberikan
Intervensi :
Intervensi Rasional
Berikan pengobatan insulin Insulin regular memiliki awitan
secara teratur dengan teknik cepat dan karenanya dengan
intravena secara intermitten cepat pula dapat membantu
atau secara kontinyu memindahkan ke dalam sel,
pemberian melalui intravena
merupakan rute pilihan utama
karena absorbs dari jaringan
sub kutan mungkin tidak
menentu/sangat lambat