Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kaum intelektual merupakan agen utama perubahan
dimasa kini, masa keemasan sebagai mahasiswa sering kali
menimbulkan gejolak besar dalam diri seseorang tentang
memahami fenomena disekitarnya, sebagai kaum
intelektual fenomena-fenomenav yang ada selalu menuntun
pada rasa ingin tahu yang tinggi. Karunia akal pikiran yang
istimewa dari sang pencipta telah mampu membuktikan
bahwa manusia dapat berfikir untuk memecahkan
permasalahan yang dihadapi secara pribadi ataupun
permasalah yang menyangkut alam .sekitar dan kehidupan
sosial masyarakat dilingkungannya.
Filsafat dan manusia sangat berkaitan erat, filsafat
bukan semata-mata permainan alam pikiran yang hanya
untuk memenuhi hasrat keingintahuan manusia. Tetapi
filsafat telah membantu manusia dalam mengambil
keputusan dan tindakan dalam kehidupannya, filsafat sedikit
banyaknya dapat mengurangi kesalapahaman dan konflik
dalam hidup, bahkan untuk dasar menghadapi banyak
kesimpangsiuran banyak hal dalam dunia yang selalu
berubah.Filsafat adalah induk dari ilmu pengetahuan yang
melahirkan banyak ilmu pengetahuan.
Sebelum mendalami semua ilmu pengetahuan kita
seharusnya mengetahui hakikat ilmu itu sendiri, bagaimana
konsep dan uraian yang dimulai dengan epistemology dan
ontology, sebagai kaum intelektual haruslah mampu
memahami proses ini bagaimana suatu teori tersebut dapat
dikatakan ilmiah, hal ini menekankan kita untuk mempelajari
secara komprehensif mengenai filsafat ilmu.
2
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan ilmu dan ruang
lingkupnya ?
2. Apakah yang dimaksud dengan pengetahuan dan ruang
lingkupnya?
3. Apakah yang dimaksud dengan ilmu pengetahuan dan
ruang lingkupnya?
4. Jelaskan bagaimana perkembangan ilmu pengetahuan di
dunia ?
C. Tujuan
Sejalan dengan rumusan masalah diatas, makalah ini
disusun dengan tujuan untuk mengetahui :
1. Definisi ilmu dan ruang lingkupnya
2. Defenisi pengetahuan dan ruang lingkupnya
3. Defenisi ilmu pengetahuan dan ruang lingkupnya
4. Sejarah perkembangan ilmu pengetahuan dunia
BAB II
3
PEMBAHASAN
A. Pengertian Ilmu
Pengertian ilmu banyak dijabarkan oleh berbagai ahli
bahkan pengertian ilmu dapat kita telaah di kamus besar
bahasa indonesia, ilmu adalah pengetahuan tentang suatu
bidang yang disusun secara bersistem menurut metode
tertentu yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala
tertentu di bidang (pengetahuan) itu. Beberapa ahli seperti
Norman Campbell menyatakan bahwa ilmu adalah suatu
kumpulan pengetahuan yang berguna dan praktis dan satu
metode untuk memperoleh pengetahuan, Jhon G. Kemeny
juga menjelaskan pendapatnya mengenai ilmu yang berarti
semua pengetahuan yang dihimpun dengan perantara
metode ilmiah, dari segi maknanya pengertian ilmu
sepanjang yang terbaca dalam berbagai literatur menunjuk
pada sekurang-kurangnya tiga hal yaitu pengetahuan,
aktivitas, dan metode.
Pengertian ilmu sebagai pengetahuan itu sesuai dengan
asal-usul istilah inggris science yang berasal dari perkataan
latinscientia yang diturunkan dari scire yang memiliki makna
mengetahui (to know). Tetapi pengetahuan sesungguhnya
hanyalah hasil atau produk dari suatu kegiatan yang
dilakukan oleh manusia.Kata scire juga berarti belajar (to
learn). dengan demikian dapat kita simpulkan bahwa ilmu
adalah rangkaian aktivitas manusia yang rasional dan
kognitif dengan berbagai metode berupa aneka prosedur
dan tata langkah sehingga menghasilkan kumpulan
pengetauan yang sistematis mengenai gejala-gejala
kealaman, kemasyarakatan, atau keorangan untuk tujuan
mencapai kebenaran, memperoleh pemahaman,
memberikan penjelasan, ataupun melakukan penerapan.
4
B. Kedudukan Ilmu
Ilmu dalam penjelasannya memiliki kedudukan
tersendiri pada masing masing dimensi, dimensi tersebut
terbagi menjadi 2 (dua) yaitu sebagai berikut.
1. Ilmu sebagai proses atau aktivitas manusia
Ilmu secara nyata dan khas adalah suatu aktivitas
manusiawi, yakni perbuatan melakukan sesuatu yang
dilakukan oleh manusia. Ilmu tidak hanya satu aktivitas
tunggal saja, melainkan suatu rangkaian aktivitas sehingga
merupakan sebuah proses. Rangkaian aktivitas itu bersifat
rasional, kognitif, dan teleologis.
a. Rasional
Aktivitas rasional berarti kegiatan yang
mempergunakan kemampuan pikiran untuk menalar
yang berbeda dengan aktivitas berdasarkan perasaan
dan naluri.Ilmu menampakkan diri sebagai kegiatan
penalaran logis dari pengamatan empiris. Penalaran
merupakan suatu proses berpikir dalam menarik sesuatu
kesimpulan yang berupa pengetahuan. Manusia pada
hakikatnya merupakan makhluk yang berfikir, merasa,
bersikap, dan bertindak.Sikap dan tindakannya
bersumber pada pengetahuan yang didapatkan lewat
kegiatan merasa atau berpikir.Penalaran menghasilkan
pengetahuan yang dikaitkan dengan berpikir bukan
dengan perasaan, meskipun seperti itu dikatakan Pascal,
hati pun mempunyai logika tersendiri.Meskipun demikian
patut kita sadari bahwa tidak semua kegiatan berfikir
menyandarkan diri pada penalaran.Jadi penalaran
merupakan kegiatan berfikir yang mempunyai
karakteristik tertentu dalam menemukan
kebenaran.Berpangkal pada hasrat kognitif dan
kebutuhan intelektualnya, manusia melakukan rangkaian
5
b. Kognitif
Pada dasarnya ilmu adalah sebuah proses yang
bersifat kognitif, bertalian dengan proses mengetahui
dan pengetahuan. Proses kognitif (cognition) adalah
suatu rangkaian aktivitas seperti pengenalan,
penyerapan, pengkonsepsian, dan penalaran (antara
lain) yang dengannya manusia dapat mengetahui dan
memperoleh pengetahuan tentang suatu hal.Menurut
Piaget menyatakan bahwa di dalam diri individu terjadi
adaptasi terhadap lingkungan dilakukan melalui dua
proses yaitu asimilasi dan akomodasi.
1) Asimilasi
Asimilasi adalah proses kognitif dimana
seseorang mengintegrasikan persepsi, konsep
ataupun pengalaman baru ke dalam skema atau
pola yang sudah ada dalam pikirannya; proses
menambahkan informasi baru ke dalam skema
yang sudah ada. Proses ini bersifat subjektif,
karena seseorang akan cenderung memodifikasi
pengalaman atau informasi yang diperolehnya
agar bisa masuk ke dalam skema yang sudah ada
sebelumnya. Asimilasi dipandang sebagai suatu
proses kognitif yang menempatkan dan
mengklasifikasikan kejadian atau rangsangan baru
dalam skema yang telah ada.
Proses asimilasi ini berjalan terus. Asimilasi tidak
akan menyebabkan perubahan/pergantian
skemata melainkan perkembangan skemata.
Asimilasi adalah salah satu proses individu dalam
mengadaptasikan dan mengorganisasikan diri
dengan lingkungan baru pengertian orang itu
6
2) Akomodasi
Akomodasi, dalam menghadapi rangsangan atau
pengalaman baru seseorang tidak dapat
mengasimilasikan pengalaman yang baru dengan
skemata yang telah dipunyai. Pengalaman yang
baru itu bisa jadi sama sekali tidak cocok dengan
skema yang telah ada. Dalam keadaan demikian
orang akan mengadakan akomodasi. Akomodasi
terjadi untuk membentuk skema baru yang cocok
dengan rangsangan yang baru atau memodifikasi
skema yang telah ada sehingga cocok dengan
rangsangan itu.Bagi Piaget adaptasi merupakan
suatu kesetimbangan antara asimilasi dan
akomodasi. Bila dalam proses asimilasi seseorang
tidak dapat mengadakan adaptasi terhadap
lingkungannya maka terjadilah
ketidaksetimbangan (disequilibrium).
Akibat ketidaksetimbangan itu maka tercapailah
akomodasi dan struktur kognitif yang ada yang
akan mengalami atau munculnya struktur yang
baru. Pertumbuhan intelektual ini merupakan
proses terus menerus tentang keadaan
ketidaksetimbangan dan keadaan setimbang
(disequilibrium-equilibrium). Tetapi bila terjadi
keseimbangan maka individu akan berada pada
tingkat yang lebih tinggi daripada sebelumnya.
Akomodasi adalah bentuk penyesuaian lain yang
melibatkan pengubahan atau penggantian skema
7
C. Pengertian Pengetahuan
D. Klasifikasi Pengetahuan
Pengetahuan dalam pokok bahasannya tentu memiliki
klasifikasi tertentu dan pembagian jenis pengetahuan ini
telah dijabarkan oleh berbagai ahli, menurut Bertrand
Russell pengetahuan dibedakan menjadi 2 yaitu
pengetahuan mengenai fakta-fakta (knowledge of facts) dan
pengetahuan mengenai hubungan umum antara (knowledge
of general connection between facts).
Selain Bertrand Russel, Ledger Wood juga menjelaskan
bahwa pengetahuan terbagai menjadi 2(dua) seperti berikut:
1. Non-inferential Apprehension
Pengetahuan nonpenyimpulan yang merupakan
pengenalan langsung terhadap benda, orang, atau sifat
tertentu ini mempunyai dua bentuk yaitu perception dan
introspection.
a. Perception adalah pengenalan langsung terhadap
objek-objek diluar diri seseorang.
b. Introspection adalah pengenalan seseorang
terhadap dirinya sendiri dengan segenap
kemampuannya (pikiran, kehendak, perasaan)
2. Inferential Knowledge
Pengetahuan penyimpulan yang merupakan pengenalan
terhadap objek-obejk yang tidak hadir dihadapan
seseorang. Pengetahuan ini dibagi menjadi 3(tiga)
macam yaitu:
a. Knowledge of other selves (pengetahuan mengenai
ciri-ciri pihak lain)
b. Historical knowledge (pengetahuan historis) yang
menyangkut masa lampau
11
2. Empirisme
Paham aliran ini menyakini bahwa pengalamanlah yang
dianggap sebagai sumber utama pengetahuan baik itu
pengalaman lahiriah maupun pengalaman
batiniah.Tokoh-tokoh aliran ini antara lain Franus Bacon,
Thomas Hobbes, Jonh Locke, Berkeley dan lain-
lain.Permulaan segala pengenalan. Pengenalan intlektual
tidak lain berasal dari perhitungan (kalkulus) yaitu
penggabungan data-data indrawi yang sama dengan
cara berbeda.
3. Kritisme
12
1. Asas ilmiah
Asad ilmiah adalah suatu asas atau prinsip adalah
sebuah proposisi yang mengandung kebenaran umum
berdasarkan fakta-fakta yang telah diamati.
2. Kaidah ilmiah
Suatu kaidah atau hukum dalam pengetahuan ilmiah
adalah sebuah proposisi yang mengungkapkan
kkeajegan atau hubungan tertib yang dapat diperiksa
kebenarannya diantara fenomena.
14
3. Teori ilmiah
suatu teori dalam scientific knowledge adalah
sekumpulan proposisi yang saling berkaitan secara logis
untuk memberi penjelasan mengenai sejumlah
fenomena. Prinsip merupakan pernyatan yang berlaku
secara umum bagi sekelompok gejala-gejala tertentu,
yang mampu menjelaskan kejadian yang terjadi,
misalnya saja hukum sebab akibat sebuah
gejala.Misalnya: prinsip Ekonomi, prinsip Kekekalan
Energi. Postulat merupakan asumsi dasar yang
kebenarannya kita terima tanpa dituntut
pembuktian.Kebenaran ilmiah pada hakikatnya harus
disatukan lewat sebuah proses yang disebut metode
ilmiah, tapi postulat ilmiah yang ditetapkan tanpa
melalui prosedur ini melainkan ditetapkan secara begitu
saja. Bila postulat dalam pengajuannya tidak
memerlukan bukti tentang kebenarannya maka hal ini
berlainan dengan asumsi yang harus ditetapkan dalam
sebuah argumentasi ilmiah.
b. Masa pertengahan
Pada masa pertengahan, yakni antara tahun 1250-
1800 M adalah fase kemunduran dari intelektual
umat Islam, karena filsafat mulai dijauhkan dari
umat Islam, sehingga ada kecenderungan akal
dipertentangkan dengan wahyu, iman dengan ilmu,
dunia dengan akhirat.Di zaman ini, desentralisasi
dan disintegrasi bertambah meningkat yang
berakibat pada hilangnya khilafah secara
formil.Islam tidak lagi mempunyai khalifah yang
diakui oleh semua umat sebagai lambang persatuan
dan ini berlaku sampai kerajaan Usmani
mengangkat khalifah baru di Istanbul di abad ke-
16.Perbedaan antara Sunni dan Syiah dan demikian
juga antara Arab dan Persia bertambah nyata. Dunia
Islam terbagi dua, bagian Arab yang terdiri atas
Arabia, Irak, Suria, Palestina, Mesir, dan Afrika Utara
dengan Mesir sebagai pusat; dan bagian Persia yang
terdiri atas Balkan, Asia Kecil, Persia dan Asia
Tengah dengan Iran sebagai pusat. Kebudayaan
Persia mengambil bentuk internasional dan dengan
demikian mendesak lapangan kebudayaan Arab.Di
samping itu, pengaruh tarekat-tarekat bertambah
mendalam dan bertambah meluas di dunia Islam.
Pendapat yang ditimbulkan di zaman disintegrasi
bahwa pintu ijtihad telah tertutup diterima secara
umum di zaman ini. Perhatian pada ilmu-ilmu
pengetahuan sedikit sekali. Tetapi sebaliknya, Islam
mendapat pemeluk-pemeluk baru di daerah-daerah
yang selama ini belum pernah dimasuki Islam.Pada
periode pertengahan ini, terdapat masa tiga
kerajaan Besar (1500-1800 M). Tiga kerajaan besar
30
BAB III
KESIMPULAN
Setelah kita memahami pengertian ilmu, pengertian
pengetahuan maka kita dapat mengambil kesimpulan
mengenai ilmu pengetahuan secara menyeluruh.
Mappadjantji Amien menyatakan bahwa menurutnya ilmu
pengetahuan adalah sesuatu yang berawal dari
pengetahuan, bersumber dari wahyu, hati dan semesta
yang memiliki paradigm, objek pengamatan, metode, dan
media komunikasi membentuk sains baru dengan tujuan
untuk memahami semesta untuk memanfaatkannya dan
menemukan diri untuk menggali potensi fitrawi guna
mengenal Allah. Sedangkan Pengertian ilmu pengetahuan
34
DAFTAR PUSTAKA
Kiagus A. Roni, Slide Filsafat Ilmu, Universitas Muhammadiyah
Palembang. Palembang
Wikipedia. Pengetahuan
https://id.wikipedia.org/wiki/pengetahuan
artikel diakses pada 18 februari 2017