Вы находитесь на странице: 1из 36

1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kaum intelektual merupakan agen utama perubahan
dimasa kini, masa keemasan sebagai mahasiswa sering kali
menimbulkan gejolak besar dalam diri seseorang tentang
memahami fenomena disekitarnya, sebagai kaum
intelektual fenomena-fenomenav yang ada selalu menuntun
pada rasa ingin tahu yang tinggi. Karunia akal pikiran yang
istimewa dari sang pencipta telah mampu membuktikan
bahwa manusia dapat berfikir untuk memecahkan
permasalahan yang dihadapi secara pribadi ataupun
permasalah yang menyangkut alam .sekitar dan kehidupan
sosial masyarakat dilingkungannya.
Filsafat dan manusia sangat berkaitan erat, filsafat
bukan semata-mata permainan alam pikiran yang hanya
untuk memenuhi hasrat keingintahuan manusia. Tetapi
filsafat telah membantu manusia dalam mengambil
keputusan dan tindakan dalam kehidupannya, filsafat sedikit
banyaknya dapat mengurangi kesalapahaman dan konflik
dalam hidup, bahkan untuk dasar menghadapi banyak
kesimpangsiuran banyak hal dalam dunia yang selalu
berubah.Filsafat adalah induk dari ilmu pengetahuan yang
melahirkan banyak ilmu pengetahuan.
Sebelum mendalami semua ilmu pengetahuan kita
seharusnya mengetahui hakikat ilmu itu sendiri, bagaimana
konsep dan uraian yang dimulai dengan epistemology dan
ontology, sebagai kaum intelektual haruslah mampu
memahami proses ini bagaimana suatu teori tersebut dapat
dikatakan ilmiah, hal ini menekankan kita untuk mempelajari
secara komprehensif mengenai filsafat ilmu.
2

B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan ilmu dan ruang
lingkupnya ?
2. Apakah yang dimaksud dengan pengetahuan dan ruang
lingkupnya?
3. Apakah yang dimaksud dengan ilmu pengetahuan dan
ruang lingkupnya?
4. Jelaskan bagaimana perkembangan ilmu pengetahuan di
dunia ?
C. Tujuan
Sejalan dengan rumusan masalah diatas, makalah ini
disusun dengan tujuan untuk mengetahui :
1. Definisi ilmu dan ruang lingkupnya
2. Defenisi pengetahuan dan ruang lingkupnya
3. Defenisi ilmu pengetahuan dan ruang lingkupnya
4. Sejarah perkembangan ilmu pengetahuan dunia

BAB II
3

PEMBAHASAN
A. Pengertian Ilmu
Pengertian ilmu banyak dijabarkan oleh berbagai ahli
bahkan pengertian ilmu dapat kita telaah di kamus besar
bahasa indonesia, ilmu adalah pengetahuan tentang suatu
bidang yang disusun secara bersistem menurut metode
tertentu yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala
tertentu di bidang (pengetahuan) itu. Beberapa ahli seperti
Norman Campbell menyatakan bahwa ilmu adalah suatu
kumpulan pengetahuan yang berguna dan praktis dan satu
metode untuk memperoleh pengetahuan, Jhon G. Kemeny
juga menjelaskan pendapatnya mengenai ilmu yang berarti
semua pengetahuan yang dihimpun dengan perantara
metode ilmiah, dari segi maknanya pengertian ilmu
sepanjang yang terbaca dalam berbagai literatur menunjuk
pada sekurang-kurangnya tiga hal yaitu pengetahuan,
aktivitas, dan metode.
Pengertian ilmu sebagai pengetahuan itu sesuai dengan
asal-usul istilah inggris science yang berasal dari perkataan
latinscientia yang diturunkan dari scire yang memiliki makna
mengetahui (to know). Tetapi pengetahuan sesungguhnya
hanyalah hasil atau produk dari suatu kegiatan yang
dilakukan oleh manusia.Kata scire juga berarti belajar (to
learn). dengan demikian dapat kita simpulkan bahwa ilmu
adalah rangkaian aktivitas manusia yang rasional dan
kognitif dengan berbagai metode berupa aneka prosedur
dan tata langkah sehingga menghasilkan kumpulan
pengetauan yang sistematis mengenai gejala-gejala
kealaman, kemasyarakatan, atau keorangan untuk tujuan
mencapai kebenaran, memperoleh pemahaman,
memberikan penjelasan, ataupun melakukan penerapan.
4

B. Kedudukan Ilmu
Ilmu dalam penjelasannya memiliki kedudukan
tersendiri pada masing masing dimensi, dimensi tersebut
terbagi menjadi 2 (dua) yaitu sebagai berikut.
1. Ilmu sebagai proses atau aktivitas manusia
Ilmu secara nyata dan khas adalah suatu aktivitas
manusiawi, yakni perbuatan melakukan sesuatu yang
dilakukan oleh manusia. Ilmu tidak hanya satu aktivitas
tunggal saja, melainkan suatu rangkaian aktivitas sehingga
merupakan sebuah proses. Rangkaian aktivitas itu bersifat
rasional, kognitif, dan teleologis.

a. Rasional
Aktivitas rasional berarti kegiatan yang
mempergunakan kemampuan pikiran untuk menalar
yang berbeda dengan aktivitas berdasarkan perasaan
dan naluri.Ilmu menampakkan diri sebagai kegiatan
penalaran logis dari pengamatan empiris. Penalaran
merupakan suatu proses berpikir dalam menarik sesuatu
kesimpulan yang berupa pengetahuan. Manusia pada
hakikatnya merupakan makhluk yang berfikir, merasa,
bersikap, dan bertindak.Sikap dan tindakannya
bersumber pada pengetahuan yang didapatkan lewat
kegiatan merasa atau berpikir.Penalaran menghasilkan
pengetahuan yang dikaitkan dengan berpikir bukan
dengan perasaan, meskipun seperti itu dikatakan Pascal,
hati pun mempunyai logika tersendiri.Meskipun demikian
patut kita sadari bahwa tidak semua kegiatan berfikir
menyandarkan diri pada penalaran.Jadi penalaran
merupakan kegiatan berfikir yang mempunyai
karakteristik tertentu dalam menemukan
kebenaran.Berpangkal pada hasrat kognitif dan
kebutuhan intelektualnya, manusia melakukan rangkaian
5

pemikiran dan kegiatan rasional dengan lingkungan atau


masyarakat yang kemudian melahirkan ilmu.

b. Kognitif
Pada dasarnya ilmu adalah sebuah proses yang
bersifat kognitif, bertalian dengan proses mengetahui
dan pengetahuan. Proses kognitif (cognition) adalah
suatu rangkaian aktivitas seperti pengenalan,
penyerapan, pengkonsepsian, dan penalaran (antara
lain) yang dengannya manusia dapat mengetahui dan
memperoleh pengetahuan tentang suatu hal.Menurut
Piaget menyatakan bahwa di dalam diri individu terjadi
adaptasi terhadap lingkungan dilakukan melalui dua
proses yaitu asimilasi dan akomodasi.
1) Asimilasi
Asimilasi adalah proses kognitif dimana
seseorang mengintegrasikan persepsi, konsep
ataupun pengalaman baru ke dalam skema atau
pola yang sudah ada dalam pikirannya; proses
menambahkan informasi baru ke dalam skema
yang sudah ada. Proses ini bersifat subjektif,
karena seseorang akan cenderung memodifikasi
pengalaman atau informasi yang diperolehnya
agar bisa masuk ke dalam skema yang sudah ada
sebelumnya. Asimilasi dipandang sebagai suatu
proses kognitif yang menempatkan dan
mengklasifikasikan kejadian atau rangsangan baru
dalam skema yang telah ada.
Proses asimilasi ini berjalan terus. Asimilasi tidak
akan menyebabkan perubahan/pergantian
skemata melainkan perkembangan skemata.
Asimilasi adalah salah satu proses individu dalam
mengadaptasikan dan mengorganisasikan diri
dengan lingkungan baru pengertian orang itu
6

berkembang. Dalam contoh di atas, melihat


burung kenari dan memberinya label burung
adalah contoh mengasimilasi binatang itu pada
skema burung si anak.

2) Akomodasi
Akomodasi, dalam menghadapi rangsangan atau
pengalaman baru seseorang tidak dapat
mengasimilasikan pengalaman yang baru dengan
skemata yang telah dipunyai. Pengalaman yang
baru itu bisa jadi sama sekali tidak cocok dengan
skema yang telah ada. Dalam keadaan demikian
orang akan mengadakan akomodasi. Akomodasi
terjadi untuk membentuk skema baru yang cocok
dengan rangsangan yang baru atau memodifikasi
skema yang telah ada sehingga cocok dengan
rangsangan itu.Bagi Piaget adaptasi merupakan
suatu kesetimbangan antara asimilasi dan
akomodasi. Bila dalam proses asimilasi seseorang
tidak dapat mengadakan adaptasi terhadap
lingkungannya maka terjadilah
ketidaksetimbangan (disequilibrium).
Akibat ketidaksetimbangan itu maka tercapailah
akomodasi dan struktur kognitif yang ada yang
akan mengalami atau munculnya struktur yang
baru. Pertumbuhan intelektual ini merupakan
proses terus menerus tentang keadaan
ketidaksetimbangan dan keadaan setimbang
(disequilibrium-equilibrium). Tetapi bila terjadi
keseimbangan maka individu akan berada pada
tingkat yang lebih tinggi daripada sebelumnya.
Akomodasi adalah bentuk penyesuaian lain yang
melibatkan pengubahan atau penggantian skema
7

akibat adanya informasi baru yang tidak sesuai


dengan skema yang sudah ada. Dalam proses ini
dapat pula terjadi pemunculan skema yang baru
sama sekali. Dalam contoh di atas, melihat burung
unta dan mengubah skemanya tentang burung
sebelum memberinya label burung adalah
contoh mengakomodasi binatang itu pada skema
burung pada fikiran si anak. Melalui kedua proses
penyesuaian tersebut, sistem kognisi seseorang
berubah dan berkembang sehingga bisa meningkat
dari satu tahap ke tahap di atasnya. Proses
penyesuaian tersebut dilakukan seorang individu
karena ia ingin mencapai keadaan equilibrium,
yaitu berupa keadaan seimbang antara struktur
kognisinya dengan pengalamannya di lingkungan.
Seseorang akan selalu berupaya agar keadaan
seimbang tersebut selalu tercapai dengan
menggunakan kedua proses penyesuaian di atas.
Dengan demikian, kognitif seseorang berkembang
bukan karena menerima pengetahuan dari luar
secara pasif tapi orang tersebut secara aktif
mengkonstruksi pengetahuannya.
c. Teleologis
Ilmu selain merupakan sebuah proses yang
bersifat rasional dan kognitif, juga bercorak
teleologis, yakni mengarah pada tujuan tertentu
karena para ilmuwan dalam melakukan aktivitas
ilmiah mempunyai tujuan-tujuan yang ingin
dicapai. Ilmu melayani sesuatu tujuan tertentu
yang diinginkan oleh setiap ilmuwan.Dengan
demikian, ilmu adalah aktivitas manusiawi yang
bertujuan. Tujuan ilmu itu dapat bermacam-macam
8

sesuai dengan apa yang diharapkan oleh masing-


masing ilmuwan.
2. Ilmu sebagai metode ilmiah
Penelitian sebagai suatu rangkaian aktivitas
mengandung prosedur tertentu, yakni serangkaian cara
dan langkah tertib yang mewujudkan pola tetap.
Rangkaian cara dan langkah ini dalam dunia keilmuan
disebut metode. Untuk menegaskan bidang keilmuan itu
seringkali dipakai istilah metode ilmiah (scientific
method). Metode ilmiah merupakan prosedur yang
mencakup berbagai tindakan pikiran, pola kerja, tata
langkah, dan cara teknis untuk memperoleh
pengetahuan baru atau memperkembangkan
pengetahuan yang ada.
Prosedur yang merupakan metode ilmiah meliputi
pengamatan, percobaan, analisis, deskripsi,
penggolongan, pengukuran, perbandingan, dan
survai.Oleh karena ilmu merupakan suatu aktivitas
kognitif yang harus mematuhi berbagai kaidah pemikiran
yang logis, maka metode ilmiah juga berkaitan sangat
erat dengan logika.Dengan demkikian, prosedur-
prosedur yang tergolong metode logis termasuk pula
dalam ruang lingkup metode ilmiah.Ini misalnya ialah
deduksi, abstraksi, penalaran analogis, analisis
logis.Selanjutnya, metode ilmiah meliputi suatu
rangkaian langkah yang tertib.Dalam kepustakaan
metodologi ilmu tidak ada kesatuan pendapat mengenai
jumlah, bentuk, dan urutan langkah yang pasti.
Berikut Penjelasan J. Eigelberner mengenai ilmu
sebagai metode ilmiah yang mencakup 5 langkah
sebagai berikut :
a. Analisis masalah untuk menetapkan apa yang dicari,
dan penyusunan pangkal-pangkal duga yang dapat
9

dipakai untuk memberi bentuk dan arah pada telaah


penelitian.
b. Pengumpulan fakta-fakta yang bersangkurtan.
c. Penggolongan dan pengaturan data agar supaya
menemukan kesamaan-kesamaan, uruttan-urutan,
dan hubungan-hubungan yang ada.
d. Perumusan kesimpulan-kesimpulan dengan
memakai proses-proses penyimpulan yang logis dan
penalaran.
e. Pengujian dan pemeriksaan kebenaran kesimpulan-
kesimpulan itu.

C. Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan adalah informasi atau maklumat yang


diketahui atau disadari oleh seseorang. Pengetahuan
termasuk, tetapi tidak dibatasi pada deskripsi, hipotesis,
konsep, teori, prinsip dan prosedur yang secara Probabilitas
Bayesian adalah benar atau berguna. Dalam pengertian lain,
pengetahuan adalah berbagai gejala yang ditemui dan
diperoleh manusia melalui pengamatan akal. Pengetahuan
muncul ketika seseorang menggunakan akal budinya untuk
mengenali benda atau kejadian tertentu yang belum pernah
dilihat atau dirasakan sebelumnya.

Misalnya ketika seseorang mencicipi masakan yang


baru dikenalnya, ia akan mendapatkan pengetahuan
tentang bentuk, rasa, dan aroma masakan tersebut.
Pengetahuan adalah informasi yang telah dikombinasikan
dengan pemahaman dan potensi untuk menindaki; yang
lantas melekat di benak seseorang.Pada umumnya,
pengetahuan memiliki kemampuan prediktif terhadap
sesuatu sebagai hasil pengenalan atas suatu pola.Manakala
informasi dan data sekadar berkemampuan untuk
10

menginformasikan atau bahkan menimbulkan kebingungan,


maka pengetahuan berkemampuan untuk mengarahkan
tindakan.Ini lah yang disebut potensi untuk menindaki.

D. Klasifikasi Pengetahuan
Pengetahuan dalam pokok bahasannya tentu memiliki
klasifikasi tertentu dan pembagian jenis pengetahuan ini
telah dijabarkan oleh berbagai ahli, menurut Bertrand
Russell pengetahuan dibedakan menjadi 2 yaitu
pengetahuan mengenai fakta-fakta (knowledge of facts) dan
pengetahuan mengenai hubungan umum antara (knowledge
of general connection between facts).
Selain Bertrand Russel, Ledger Wood juga menjelaskan
bahwa pengetahuan terbagai menjadi 2(dua) seperti berikut:
1. Non-inferential Apprehension
Pengetahuan nonpenyimpulan yang merupakan
pengenalan langsung terhadap benda, orang, atau sifat
tertentu ini mempunyai dua bentuk yaitu perception dan
introspection.
a. Perception adalah pengenalan langsung terhadap
objek-objek diluar diri seseorang.
b. Introspection adalah pengenalan seseorang
terhadap dirinya sendiri dengan segenap
kemampuannya (pikiran, kehendak, perasaan)
2. Inferential Knowledge
Pengetahuan penyimpulan yang merupakan pengenalan
terhadap objek-obejk yang tidak hadir dihadapan
seseorang. Pengetahuan ini dibagi menjadi 3(tiga)
macam yaitu:
a. Knowledge of other selves (pengetahuan mengenai
ciri-ciri pihak lain)
b. Historical knowledge (pengetahuan historis) yang
menyangkut masa lampau
11

c. Scientific knowledge (pengetahuan ilmiah) yang


melibatkan penyimpulan dan penyusunan dengan
data pengamatan.

E. Sumber dan Hakikat Pengetahuan


Baik logika deduktif maupun induktif pada proses
penalarannya tentu menggunakan premis-premis yang
berupa pengetahuan yang dianggapnya benar. Kenyataan
ini membawa kita kepada sebuah pernyataan
bagaimanakah caranya kita mendapatkan pengetahuan
yang benar?, jawaban dari pertanyaan ini telah di
defenisikan oleh beberapa filsuf dengan kesimpulan sebagai
berikut.
1. Rasionalisme
Paham aliran ini menyatakan bahwa pengetahuan
manusia diperoleh berdasarkan paham bahwa ada
prinsip-prinsip dasar dunia tertentu yang diakui benar
oleh rasio atau akal manusia.Pengetahuan menurut
paham ini diyakini berasal dari dalam budi manusia dan
tidak dijabarkan dan diperoleh dari pengalaman.
Penganut aliran menyakini bahwa sumber pengetahuan
manusia itu adalah berpikir dari berpikirlah sebuah
pengetahuan akan terbentuk.

2. Empirisme
Paham aliran ini menyakini bahwa pengalamanlah yang
dianggap sebagai sumber utama pengetahuan baik itu
pengalaman lahiriah maupun pengalaman
batiniah.Tokoh-tokoh aliran ini antara lain Franus Bacon,
Thomas Hobbes, Jonh Locke, Berkeley dan lain-
lain.Permulaan segala pengenalan. Pengenalan intlektual
tidak lain berasal dari perhitungan (kalkulus) yaitu
penggabungan data-data indrawi yang sama dengan
cara berbeda.
3. Kritisme
12

Aliran ini dipelopori oleh Immanuel Kant yaitu filusuf


yang hidup pada puncak perkembangan zaman
pencerahan.Aliran ini berusaha menemukan perbedaan
antara aliran rasionalisme dan aliran empirisme dengan
menunjukkan unsur-unsur mana dalam pikiran manusia
yang berasal dari pengalaman dan unsur-unsur mana
yang terdapat dalam akal, sumber pengetahuan ini
didasarkan atas sifat kritis manusia dengan menyelidiki
kemampuan rasio dengan batas-batasnya.Langkah
mencari pengetahuan ini dimulai dengan kritik atas rasio
murni lalu kritik atas rasio praktis dan terakhir adalah
kritik atas daya pertimbangan.
4. Intuisionisme
Intuisi merupakan suatu sarana untuk mengetahui
secara langsung dan seketika.Unsur utama bagi
pengetahuan adalah kemungkinan adanya suatu bentuk
penghayatan langsung.Paham aliran ini mengakui bahwa
pengetahuan yang sempurna adalah pengetahuan yang
diperoleh melalui intuision.(Pengamatan secara
langsung) tidak mengenai obyek lahir melainkan
mengenai kebenaran dan hakikat suatu obyek.Tokoh-
tokoh aliran ini antara lain Henry Bergson, Harole, H.
Titus, Douglas V Steerd, William James dan lain-
lain.Sumber pengetahuan menurut aliran ini adalah
pengalaman pribadi, dan sarana satu-satunya
mencapainya adalah Intuisi.
F. Sasaran Pengetahuan Ilmiah
Sasaran atau objek dari pengetahuan ilmiah terbagi
menjadi dua objek yaitu objek material dan objek formal.
1. Objek material yaitu objek yang dijadikan sasaran
penyelidikan, oleh sebab ini objek material filsafat ilmu
adalah ilmu pengetahuan itu sendiri.
2. Objek formal yaitu sudut pandang terhadap objek
material, sehingga objek formalnya berupa hakekat ilmu
13

pengetahuan, artinya ilmu menaruh perhatian terhadap


problem mendasar ilmu pengetahuan.

G. Pengertian Ilmu Pengetahuan


Setelah kita membahas mengenai ilmu dan
pengetahuan sekarang kita akan membahas pengertian
mengenai ilmu pengetahuan, Mappadjantji Amien
menyatakan bahwa menurutnya ilmu pengetahuan adalah
sesuatu yang berawal dari pengetahuan, bersumber dari
wahyu, hati dan semesta yang memiliki paradigm, objek
pengamatan, metode, dan media komunikasi membentuk
sains baru dengan tujuan untuk memahami semesta untuk
memanfaatkannya dan menemukan diri untuk menggali
potensi fitrawi guna mengenal Allah. Sedangkan Pengertian
ilmu pengetahuan menurut Asle Montagudalam bukunya the
cultured man adalah sebagai pengetahuan yang disusun
dalam satu sistem yang berasal dari pengalaman, studi dan
percobaan yang telah dilakukan dipakai untuk menentukan
hakikat prinsip tentang hak yang sedang dipelajari.

H. Proporsi Ilmu Pengetahuan


Ilmu pengetahuan tentu memiliki kriteria tertentu
dalam memastikan kesempurnaan teori maka Proporsi ilmu
pengetahuan dibagi menjadi 3 (tiga) yaitu asas ilmiah,
kaidah ilmiah, teori ilmiah.

1. Asas ilmiah
Asad ilmiah adalah suatu asas atau prinsip adalah
sebuah proposisi yang mengandung kebenaran umum
berdasarkan fakta-fakta yang telah diamati.
2. Kaidah ilmiah
Suatu kaidah atau hukum dalam pengetahuan ilmiah
adalah sebuah proposisi yang mengungkapkan
kkeajegan atau hubungan tertib yang dapat diperiksa
kebenarannya diantara fenomena.
14

3. Teori ilmiah
suatu teori dalam scientific knowledge adalah
sekumpulan proposisi yang saling berkaitan secara logis
untuk memberi penjelasan mengenai sejumlah
fenomena. Prinsip merupakan pernyatan yang berlaku
secara umum bagi sekelompok gejala-gejala tertentu,
yang mampu menjelaskan kejadian yang terjadi,
misalnya saja hukum sebab akibat sebuah
gejala.Misalnya: prinsip Ekonomi, prinsip Kekekalan
Energi. Postulat merupakan asumsi dasar yang
kebenarannya kita terima tanpa dituntut
pembuktian.Kebenaran ilmiah pada hakikatnya harus
disatukan lewat sebuah proses yang disebut metode
ilmiah, tapi postulat ilmiah yang ditetapkan tanpa
melalui prosedur ini melainkan ditetapkan secara begitu
saja. Bila postulat dalam pengajuannya tidak
memerlukan bukti tentang kebenarannya maka hal ini
berlainan dengan asumsi yang harus ditetapkan dalam
sebuah argumentasi ilmiah.

I. Pembagian Ilmu Pengetahuan


Berdasarkan pengertian ilmu pengetahuan dan syarat
ilmu pengetahuan, maka secara umum, Ilmu pengetahuan
dapat diklasifikasikan menjadi tiga yaitu ilmu pengetahuan
sosial, ilmu pengetahuan alam social science and natural
science), dan ilmu pengetahuan bumi dan antariksa (Earth
science and space).
1. Ilmu pengetahuan sosial
Ilmu pengetahuan sosial terbagi menjadi berbagai
cabang berikut penjelasannya.
a. Sosiologi adalah studi tentang tingkah laku sosial
terutama asal usul organisasi, institusi, dan
perkembangan masyarakat manusia.
15

b. Ekonomi adalah ilmu yang berhubungan dengan


produksi, tukar menukar barang, pengelolaan dalam
ruang lingkup rumah tangga, perusahaan dan
Negara.
c. Sejarah adalah suatu ilmu pengetahuan yang
mempelajari tentang pencatatan peristiwa-peristiwa
yang telah terjadi pada suatu bangsa, Negara,
masyarakat, ataupun individu.
d. Etnologi adalah ilmu yang mempelajari tentang
antropologi dari segala aspek system sosial ekonomi
dan pewarisan kebudayaan dan factor
pertumbuhan, perkembangan, kebudayaan serta
perubahannya dalam masyarakat primitif.
e. Antropologi adalah ilmu yang mempelajari asal usul
dan perkembangan jasmani, sosial, kebudayaan
serta tingkah laku manusia.
f. Pendidikan adalah ilmu yang mempelajari model
perlakuan atau proses pelatihan yang terarah,
teratur, dan sistematis menuju ke suatu tujuan
tertentu.
g. Psikologi adalah ilmu yang mempelajari proses
mental, sikap, dan tingkah laku manusia.
2. Ilmu pengetahuan alam
Ilmu pengetahuan alam banyak membahas tentang alam
semesta yang sangat kompleks ilmu pengetahuan alam
juga terbagi menjadi beberapa cabang yaitu sebagai
berikut.

a. Fisika cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari


tentang fenomena alam semesta mulai dari
mikrokosmos sampai dengan makrokosmos
khususnya yang berkaitan dengan benda atau
materi, energi dalam aspek wujud dan perubahan
fisik yang bersifat sementara
16

b. Kimia adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari


benda hidup dan tidak hidp dari aspek susunan
materi dan perubahan perubahan secara kimiawi
yang bersifat tetap. Filosofi ilmu kimia secara garis
besar dibagi menjadi, kimia anorganik, dan kimia
organik.
c. Biologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari
makhluk hidup dan gejala-gejalanya, selanjutnya
Biologi kemudian terbagi atas beberapa cabang ilmu
pengetahuan lagi yaitu botani, zoologi, morfologi,
anatomi, fisiologi, sitologi.
3. Ilmu pengetahuan bumi dan antariksa
Ilmu ini membahas mengenai bumi, planet lain dan
ruang angkasa dalam tata surya kita, berikut cabang
ilmu ini terbagi sebagai berikut.
a. Geologi adalah cabang ilmu pengetahuan yang
mempelajari tentang struktur bumi, yang
menyangkut pembahasan tentang struktur,
perubahan materi baik yang terdapat dipermukaan
tanah maupun yang terdapat dalam perut bumi
menggunakan konsep dasar kimia dan fisika.
b. Astronomi adalah ilmu pengetahuan yang
membahas tentang benda-benda ruang angkasa
dan semua aspek yang berkaitan dengan alam
semesta. Ilmu ini meliputi, bintang, matahari,
planet, satelit, dan semua benda angkasa lainnya.
c. Geografi adalah cabang ilmu pengetahuan yang
mempelajari tentang muka bumi dan produk
ekonomi sehubungan dengan makhluk hidup
terutama manusia.

J. Perkembangan Ilmu Pengetahuan


1. Perkembangan ilmu pengetahuan
Ilmu pengetahuan tentu tidak sertamerta langsung
menjadi sekompleks dan secanggih sekarang ini, tentu
17

banyak masa perkembangan yang telah dilalui hingga


ilmu pengetahuan bias semutakhir seperti sekarang ini,
Berikut periodesasi perkembangan ilmu pengetahuan.
a. Sejarah perkembangan periode pra yunani kuno
Catatan mengenai peradaban manusia yang paling
awal tercatat berasal dari Timur Tengah, persisnya
Mesir.Pada jaman pra sejarah, nenek moyang
manusia modern di Mesir sudah mengenal bahasa,
terbukti dengan peninggalan tulisan-tulisan yang
diukir di batu-batu dalam goa.Sejarah mencatat
bahwa bangsa Mesir kuno sudah mengenal ilmu
bintang, ilmu bumi, arsitektur dan
sebagainya.Bangsa Mesir kemudian juga
mengembangkan papyrus (sejenis kulit kayu) yang
dijadikan bahan tulis (tahun 3000 sebelum Masehi).
Di Cina sekitar (2953-2838 SM), raja Fu Xi
memperkenalkan kitab Yi Jing (bacanya: I ching)
yaitu kitab Cina kuno yang sangat terkenal di
kalangan kaum penghayat ilmu Metafisika yang
bertutur tentang kehidupan manusia. Di zaman
dinasti Xia (2205-1766 SM) dikenal dengan nama
Gui Cang (kembali ke kegaiban). Lalu di masa
dinasti Zhou (1066-221 SM) populer dengan sebutan
Zhou Yi (kitab perubahan dari dinasti Zhou), dan
akhirnya, kini dikenal sebagai Yi jing (dibaca: i
Ching), yang secara harfiyah berati kitab tentang
perubahan. Adapun ciri-ciri ilmu pengetahuan pada
zaman ini adalah sebagai berikut.
1) Know how bagaimana cara berbuat) dalam
kehidupan sehari-hari yang didasrakan pada
pengalaman.
2) Pengetahuan yang berdasarkan pengalaman itu
diterima sebagai fakta dengan sikap reseptif
18

mind, keterangan masih dihubungkan dengan


kekuatan magic.
3) Kemampuan menemukan abjad dan sistim
bilangan alam sudah menampakkan
perkembangan pemikiran manusia ke atas
abstraksi.
4) Kemampuan menulis, berhitung, menyusun
kalender yang didasarkan atas sintesa terhadap
hasil abstraksi yang dilakukan.
5) Kemampuan meramal suatu peristiwa atas dasar
peristiwa-peristiwa sebelumnya yang pernah
terjadi. Misalnya gerhana bulan dan matahari.
b. Sejarah perkembangan periode yunani kuno
Pada zaman ini dianggap sebagai zaman keemasan
yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
1.) Pada masa ini orang memiliki kebebasan untuk
mengungkapkan ide-ide atau pendapatnya.
2.) Masyarakat pada masa ini tidak lagi mempercayai
mitologi-mitologi yang dianggap sebagai suatu
bentuk pseudo-rasional.
3.) Masyarakat tidak dapat menerima pengalaman
yang didasarkan pada sikap reseptif attitude
(sikap menerima begitu saja) melainkan
menumbuhkan sikap an inquiring attitude (suatu
sikap yang senang menyelidiki sesuatu secara
kritis) sikap belakangan inilah yang menjadi cikal
bakal tumbuhnya ilmu pengetahuan modern.
Sikap kritis inilah yang menjadikan bangsa Yunani
tampil sebagai ahli pikir-ahli pikir terkenal
sepanjang masa seperti Thales, Pytagoras, Plato,
Aaristoteles, Demokritus.

c. Sejarah perkembangan periode zaman pertengahan


Zaman pertengahan atau yang disebut Middle Age
ditandai dengan tampilnya para theolog di lapangan
19

ilmu pengetahuan di belahan dunia eropa.Para


ilmuwan pada masa ini hampir semua para theolog,
sehingga aktifitas ilmiah terkait dengan aktifitas
keagamaan yaitu agama Kristen, atau dengan kata
lain, kegiatan ilmiah diarahkan untuk mendukung
kebenaran agama.Semboyan yang berlaku bagi ilmu
pada masa ini adalah Ancilla Theologia (abdi
agama).Sebaliknya di dunia Timur terutama Negara-
negara Islam justru terjadi perkembangan ilmu
pengetahuan yang sangat pesat.Kalau di daerah
Barat pada zaman pertengahan lebih berkutat pada
masalah-masalah keagamaan, maka berbeda
dengan peradaban dunia Islam yang saat itu
melakukan penerjemahan besar-besaran terhadap
karya-karya filosof yunani dan berbagai temuan di
lapangan ilmiah lainya. Bani Umayyah sebagai salah
satu contohnya telah menemukan suatu cara
pengamatan astronomi pada abad 7 Masehi, yaitu
sekitar 8 abad sebelum Galileo Galilei dan
Copernicus. Sedangkan kebudayaan Islam yang
menaklukkan Persia abd 8 Masehi telah mendirikan
sekolah kedokteran di Jundishapur. Pada zaman
keemasan kebudayaan Islam dilakukan
penerjemahan berbagai karya Yunani dan bahkan
Kholifah Al Makmun telah mendirikan Rumah
kebajikan (House Wisdom) pada abad 9 Masehi. Itu
artinya bahwa perjalanan peradaban islam sudah
jauh lebih dulu terbentuk dibandingkan peradaban
Barat. Pada zaman pertengahan ini, Eropa berada
dalam masa tidur panjang akibat pengaruh dogma-
dogma agama sedangkan kebudayaan Islam di
zaman dinasti Abbasiyah berada pada puncak
20

keemasannya.Ali Kettani menengarahi kemajuan


umat Islam pada masa itu lantaran didukung
semangat sebagai berikut.
1) Universalism
2) Tolerance
3) International Character of The Market
4) Respect for Science and Scintist
5) The Islam Nature of Both The End and Means of
Science
d. Sejarah perkembangan periode zaman renaissance
Zaman Renaissance ditandai sebagai era
kebangkitan kembali pemikiran yang bebas dari
dogma-dogma agama.Renaissance ialah zaman
peralihan ketika kebudayaan abad tengah mulai
berubah menjadi suatu kebudayaan
modern.Manusia pada zaman renaissance adalah
manusia yang merindukan pemikiran yang bebas
seperti zaman Yunani kuno.Pada zaman renaissance
manusia disebut sebagai animal rationale, karena
pada masa ini pemikiran manusia mulai bebas dan
berkembang. Manusia akan mencapai kemajuan
(progress) atas hasil usahanya sendiri, tidak
didasarkan campur tangan ilahi. Penemuan-
penemuan ilmu pengetahuan modern sudah mulai
dirintis pada zaman renaissance.Ilmu pengetahuan
yang berkembang maju pada masa ini adalah
bidang astromoni. Tokoh-tokohnya yang terkenal
seperti: Nicolus copernicus (1473-1543) seorang
tokoh gerejani yang ortodok yang mengemukakan
bahwa matahari berada di pusat jagat raya bumi
mempunyai dua macam gerak yaitu: perputaran
sehari-hari pada porosnya dan perputaran tahunan
mengelilingi matahari. Teorinya ini disebut
Heliloisme dimana matahari adalah pusat jagat
21

raya bukan bumi sebagaimana dikemukakan oleh


Ptolomeus yang diperkuat oleh Gereja.Ilmuwan
lainnya pada periode ini adalah Kepler dan Gelileo
Gelilei. Langkah-langkah yang dilakukan Galileo
dalam bidang ini menanamkan pengaruh kuat bagi
perkembangan ilmu pengetahuan modern, karena
menunjukkan beberapa hal seperti: pengamatan
(observasi), penyingkiran (eliminasi) segala hal yang
tidak termasuk dalam peristiwa yang diamati.
Idealisasi, penyusunan teori secara spekulatif atas
peristiwa tersebut, peramalan (prediction),
pengukuran (measurement), dan percobaan
(experiment) untuk menguji teori yang didasarkan
pada ramalan matematik.
e. Sejarah perkembangan periode zaman modern
Zaman modern ditandai dengan berbagai
penemuan dalam bidang ilmiah. Perkembangan ilmu
pengetahuan pada zaman modern ini
sesungguhnya sudah dirintis sejak zaman
Renaissance, yaitu permulaan abad XIV. Benua
Eropa dipandang sebagaibasis perkembangan ilmu
pengetahuan pada masa ini menurut Slamet Imam
Santososebenarnya mempunyai tiga sumber yaitu.
1) Hubungan antara kerajaan Islam di semenanjung
Iberia dengan Negara-negara Perancis. Para pendeta
di Perancis banyak yang belajar di Spanyol, kemudian
mereka inilah yang menyebarkan ilmu pengetahuan
yang diperolehnya itu di lembaga-lembaga pendidikan
di Perancis.
2) Perang Salib (1100-1300) yang terulang sebanyak
enam kali tidak hanya menjadi ajang peperangan fisik,
namun juga menjadikan para tentara atau serdadu
Eropa yang berasal dari berbagai negara itu
menyadari kemajuan negara-negara Islam, sehingga
22

mereka menyebarkan ajaran pengalaman mereka itu


sekembalinya di negara masing-masing.
3) Pada tahun 1453 Istambul jatuh ke tangan Bangsa
Turki, sehingga para pendeta atau sarjana mengungsi
ke Italia atau negara-negara lain. Mereka ini menjadi
pioner-pioner bagi pengembangan ilmu di Eropa.

f. Sejarah perkembangan periode zaman kontemporer


Diantara ilmu-ilmu khusus yang dibicarakan para
filsuf, maka bidang fisika menempati kedudukan
yang paling tinggi. Menurut Root Fisika dipandang
sebagai ilmu pengetauan yang subjek materinya
mengandung unsur-unsur fundamentasil yang
membentuk alam semesta. Fisikawan termashur
abad keduapuluh adalah Albert Einstein.Ia
mengatakan bahwa alam itu tak terhingga dan tak
terbatas, tetapi juga bersifat statis dari waktu ke
waktu. Einstein percaya akan kekekalan materi. Ini
berarti bahwa alam semesta ini bersifat kekal, atau
dengan kata lain tidak mengakui adanya pencipata
alam. Namun pada tahun 1929 seorang fisikawan
lainHubble yang mempergunakan teropong terbesar
di dunia melihat galaksi-galaksi di sekeliling kita
dengan kelajuan yang sebanding dengan jaraknya
dari bumi. Observasi ini menunjukkan bahwa alam
semesta ini tidak statis, melainkan dinamis,
sehingga meruntuhkan pendapat Einstein tentang
teori kekekalan materi dan alam semesta yang
statis.Dan jagad raya ternyata
berekspansi.Disamping teori tentang fisika, teori
alam semesta dan lain-lain, maka zaman
kontemporer ini ditandai dengan penemuan
berbagai teknologi canggih.Teknologi komunikasi
dan informasi termasuk salah satu yang mengalami
23

kemajuan yang sangat pesat.Mulai dari penemuan


computer, berbagai satelit komunikasi, internet dan
lain sebagainya.Mobilitas manusia yang sangat
tinggi saat ini merupakan pengaruh teknologi
komunikasi dan informasi.Dalam pertengahan abad
ini, dapat pula disaksikan lahirnya serangkaian ilmu
antar disiplin misalnya ilmu perilaku (behavioral
science) yang menggabungkan ilmu psikologi
dengan berbagai cabang ilmu sosial seperti
sosiologi , antropologi untuk menelaah tingkah laku
manusia. Contoh lain ilmu antar disiplin ialah
Anatomi Sosial manusiawi (Human Social anatomy)
yang memadukan anatomi, ilmu fosil, antropologi
Ragawi, dan Etopologi studi tentang pola perilaku
organisme). Bidang ilmu lainnya juga mengalami
perkembangan yang sangat pesat sehingga terjadi
spesialisasi-spesialisasi ilmu yang semakin
tajam.Ilmuwan kontemporer cenderung mengetahui
hal yang sedikit tapi secara mendalam. Ilmu
kedokteran semakin menajam dalam spesialis dan
sub-spesialis atau super-spesialis, demikian juga
bidang-bidang lain. Di samping cenderung ke arah
spesialisasi, kecenderungan lain adalah sintesis
antara bidang ilmu satu dengan lainnya, sehingga
dihasilkannya bidang ilmu baru, seperti:
Bioteknologi yang dewasa ini dikenal dengan
teknologi Kloning.
2. Perkembangan ilmu pengetahuan di dunia islam
Periode perkembangan ilmu pengetahuan dalam sejarah
islam terbagi menjadi tiga masa yaitu sebagai berikut.
a. Masa klasik (650-1250 M)
Di zaman inilah daerah Islam meluas melalui Afrika
Utara sampai ke Spanyol di Barat dan melalui Persia
24

sampai ke India di Timur.Daerah-daerah itu tunduk


kepada kekuasaan Khalifah yang pada mulanya
berkedudukan di Madinah, kemudian di Damaskus
dan terakhir di Baghdad.Periode klasik ini dimulai
dengan periode peletakan pondasi peradaban oleh
Nabi Muhammad saw yang kemudian diteruskan
oleh khulafaur rasyidin dan dikembangkan era
daulah (dinasti) Bani Umayyah. Dalam
mendeskripsikan sejarah penyebaran Islam periode
khilafah awal, maka analisis weberian dianggap
cukup relevan. Max Weber menekankan bahwa
faktor ide atau gagasan atau pemikiran merupakan
faktor yang sangat menentukan adanya perubahan
sosialDalam konteks ini, ide-ide yang terkandung
dalam al-Quran mempengaruhi struktur sosial
kemasyarakatan dan membentuk struktur baru.
Kehadiran Nabi Muhammad dengan nilai-nilai baru
telah mempengaruhi struktur sosial masa itu hingga
dewasa ini. Bahkan, tatanan dunia secara
keseluruhan tidak dapat dilepaskan dari gagasan-
gagasan yang terinspirasi dari al-Quran yang
dibawa Nabi. Ide-ide atau gagasan pemikiran itu
tentunya baru terlihat memiliki arti sosial jika sudah
diwujudkan dalam berbagai pergumulan dan
perubahan budaya. Dari proses inilah, kemudian
peradaban Islam muncul sebagai peradaban baru
dalam kancah dunia internasional. Kehadiran Nabi
membawa perubahan dalam tatanan sosial
masyarakat Arab. Ide dan gagasan Nabi yang
tersurat dalam al-Quran menjadi inspirasi untuk
menuju tatanan kehidupan yang lebih mapan dan
beradab. Pengaruh nilai dan moralitas al-Quran
25

yang dibawa Nabi termanifestasi dalam sejarah dan


peradaban Islam. Sejak mendapatkan wahyu langit
dalam uzlah (pengasingan) di gua Hira tahun 610
M., Muhammad mulai berbicara atas nama Allah
swt. dan memproklamirkan Islam sebagai agama
Tauhid untuk kemaslahatan umat manusia dan
rahmat bagi alam semesta.Sejak inilah Nabi mulai
membentuk sebuah komunitas masyarakat
keagamaan dalam ikatan semangat tawhid.
Muhammad mulai mendapatkan perlawanan dan
tantangan keras dari masyarakat paganisme di
Mekkah dan dianggapnya sebagai orang yang
terserang penyakit syaraf, gila dan sebagainya.
Muhammad dilahirkan dan dibesarkan di tengah-
tengah suku Qurasiy Mekkah, tetapi reformasi
teologi, reformasi kultural, dan reformasi sosial yang
dibawanya berdasarkan wahyu Allah, dianggap
memiliki peran penting dalam membangun tatanan
sosial-politik dan tradisi kaum Qurasiy.Komunitas
tauhid yang dibangun awalnya hanya terdiri dari
segelintir orang yang kemudian disebut dengan
generasi muslim awal (al-sabiqun a;-awwalun).
Generasi muslim awal ini didominasi oleh kalangan
muda. Hal ini secara historis-empiris menunjukkan
bahwa ajaran yang dibawa Nabi bersifat reformatif
dan counter terhadap tradisi yang stagnan sehingga
diikuti oleh kalangan muda. Dalam paradigma
sejarah peradaban dan politik, kalangan muda
sering diartikan sebagai representasi kalangan
kritis, dinamis, dan anti status quo. Selain itu, hijrah
Nabi dan umat Islam yang masih berjumlah sedikit
dari Mekkah ke Madinah juga memberikan kontribusi
26

penting dalam proses pembentukan peradaban.


Periode Mekkah merupakan periode yang
menyakitkan bagi Nabi dan pengikutnya sehingga
Nabi melakukan hijrah ke Madinah (Yatsrib) tahun
622 M untuk menyusun kekuatan baru setelah
Mekkah dianggap tidak kondusif untuk penyebaran
dakwah Islam. Di Madinah, Nabi menyusun kekuatan
sosial-politik dan ekonomi untuk menyatakan
perang ekonomi kepada pedagang Quraiys.Secara
sosiologis, hijrah merupakan imigrasi dan
pemutusan ikatan-ikatan kekerabatan dengan kaum
Quraisy Mekkah.Namun demikian, hijrah tidak hanya
merupakan perpindahan Nabi dan umat Islam untuk
menghindari tekanan-tekanan dan perlawanan dari
kaum kafir Quraisy. Hijrah berdampak positif bagi
perkembangan kegiatan intelektual umat Islam.
Mereka lebih leluasa untuk mengembangkan
pengetahuannya sebagaimana yang memang
ditekankan oleh Nabi dalam berbagai
hadisnya.Ekspansi yang dilakukan oleh pemegang
estafet pemerintahan selanjutnya -Khulafa Al-
Rasyidin, Dinasti Umayyah dan Dinasti Abbasiyah-
secara garis besar memiliki peranan penting dalam
perkembangan ilmu pengetahuan di dunia Islam.
Menurut Ibnu Khaldun, pertumbuhan dan
perkembangan ilmu yang amat terkait erat dengan
luasnya wilayah dan beragamnya budaya maupun
ilmu yang ada di daerah-daerah yang dikuasai
Islam.Secara pasti, ekspansi Islam menyebabkan
terjadinya kontak antara Islam dengan kebudayaan
Barat, tau tegasnya dengan kebudayaan Yunani
Klasik yang terdapat di Mesir, Suria, Mesopotamia
27

dan Persia.Pada era klasik ini metode berfikir


rasional, ilmiah dan filosofis berkembang dengan
pesat. Sentuhan estetika dan filsafat telah
menghantarkan peradaban Islam pada puncak
kejayaan. Ulama-ulama mujtahid bermunculan,
begitu juga para ilmuwan muslim telah
menghasilkan karya-karya seni, filsafat dan ilmu
pengetahuan secara mengagumkan. Peran para
khalifah tidak bisa dinegasikan dari kemajuan yang
dicapai oleh periode ini, terutama pada masa Bani
Abbas. Di masa Bani Abbas inilah perhatian kepada
ilmu pengetahuan dan filsafat Yunani memuncak
terutama di zaman Harun Al-Rasyid (785-809 M) dan
Al-Mamun (813-833 M). Buku-buku ilmu
pengetahuan dan filsafat didatangkan dari
Bizantium dan kemudian diterjemahkan ke dalam
bahasa Arab. Kegiatan penterjemahan buku-buku ini
berjalan kira-kira satu abad. Bait Al-Hikmah, yang
didirikan Al-Mamun, bukan hanya merupakan pusat
penterjemahan tetapi juga akademi yang
mempunyai perpustakaan. Di antara cabang-cabang
ilmu pengetahuan yang diutamakan dalam Bait Al-
Hikmah ialah ilmu kedokteran, matematika, optika,
geografi, fisika, astronomi, dan sejarah di samping
filsafat.Maka kemudian muncul beberapa ilmuwan
muslim terkenal dan menjadi kebanggaan dunia
Islam seperti; Al-Fazari (Abad VII) sebagai astronom
Islam yang pertama kali menyusun Astrolabe (alat
yang dahulu dipakai untuk mengukur tinggi bintang-
bintang dan sebagainya; Al-Fargani (di Eropa dikenal
dengan sebutan Al-Fragnus) adalah pengarang
ringkasan tentang ilmu astronomi; Dalam bidang
28

optika, Abu Ali Al-Hasan Ibn Al-Haytham (Abad X)


terkenal sebagai orang yang menentang pendapat
bahwa mata yang mengirim cahaya kepada benda
yang dilihat. Menurutnya, bendalah yang mengirim
cahaya ke mata dan karena menerima cahaya itu,
mata bisa melihat benda yang bersangkutan.Dalam
bidang Kimia, Jabir ibn Hayyan (w. 813 M)dikenal
sebagai bapak Kimia. Abu Bakar Zakaria Al-Razi (w.
925 M) adalah pengarang buku besar tentang kimia
yang baru dijumpai di abad XX dan juga penemu di
bidang ilmu kedokteran dan farmasi.Di zaman ini
pula lahir ulama-ulama besar seperti Imam Malik,
Imam Abu Hanifah, Imam SyafiI dan Imam Ibn
Hambal dalam bidang hukum; Imam Asyari, Imam
Al-Maturidi, pemuka-pemuka Mutazilah seperti
Wasil Ibn Ata, Abu Al- Huzail, Al-Nazzam, dan Al-
Zubai dalam bidang teologi; Dzunnun Al-Mishri, Abu
Yazid Al-Bustami dan Al- Hallaj dalam mistisisme
atau tasawwuf; Al- Kindi, Al- Farabi, Ibn Sina dan
Ibnu Miskawih dalam filsafat. Ringkasnya, periode
ini adalah periode peradaban Islam yang tertinggi
dan berpengaruh pada tercapainya peradaban
modern di Barat sekarang. Periode kemajuan Islam
ini, menurut Christopher Dawson, bersamaan
dengan abad kegelapan di Eropa. Memang
sebagaimana dijelaskan oleh Mc. Neill, kebudayaan
Kristen di Eropa antara 600-1000 M. sedang
mengalami masa surut yang rendah. Di Abad XI,
Eropa mulai sadar akan adanya peradaban Islam
yang tinggi di Timur dan melalui Spanyol, Sicilia dan
Perang Salib peradaban itu sedikit demi sedikit
dibawa ke Eropa.
29

b. Masa pertengahan
Pada masa pertengahan, yakni antara tahun 1250-
1800 M adalah fase kemunduran dari intelektual
umat Islam, karena filsafat mulai dijauhkan dari
umat Islam, sehingga ada kecenderungan akal
dipertentangkan dengan wahyu, iman dengan ilmu,
dunia dengan akhirat.Di zaman ini, desentralisasi
dan disintegrasi bertambah meningkat yang
berakibat pada hilangnya khilafah secara
formil.Islam tidak lagi mempunyai khalifah yang
diakui oleh semua umat sebagai lambang persatuan
dan ini berlaku sampai kerajaan Usmani
mengangkat khalifah baru di Istanbul di abad ke-
16.Perbedaan antara Sunni dan Syiah dan demikian
juga antara Arab dan Persia bertambah nyata. Dunia
Islam terbagi dua, bagian Arab yang terdiri atas
Arabia, Irak, Suria, Palestina, Mesir, dan Afrika Utara
dengan Mesir sebagai pusat; dan bagian Persia yang
terdiri atas Balkan, Asia Kecil, Persia dan Asia
Tengah dengan Iran sebagai pusat. Kebudayaan
Persia mengambil bentuk internasional dan dengan
demikian mendesak lapangan kebudayaan Arab.Di
samping itu, pengaruh tarekat-tarekat bertambah
mendalam dan bertambah meluas di dunia Islam.
Pendapat yang ditimbulkan di zaman disintegrasi
bahwa pintu ijtihad telah tertutup diterima secara
umum di zaman ini. Perhatian pada ilmu-ilmu
pengetahuan sedikit sekali. Tetapi sebaliknya, Islam
mendapat pemeluk-pemeluk baru di daerah-daerah
yang selama ini belum pernah dimasuki Islam.Pada
periode pertengahan ini, terdapat masa tiga
kerajaan Besar (1500-1800 M). Tiga kerajaan besar
30

yang dimaksud adalah kerajaan Usmani di Turki,


kerajaan Safawi di Persia, dan Kerajaan Mughal di
India. Tahun 1500-1700 M dianggap sebagai fase
kemajuan II dalam sejarah peradaban
Islam.Literatur dalam bahasa Turki di zaman inilah
mulai muncul. Di masa-masa sebelumnya,
pengarang-pengarang Turki menulis dalam bahasa
Persia. Di zaman Sultan Salim I dan Sultan Sulaiman
dikenal dua pengarang; Fuzuli dan Baki, yang
kemudian disusul di abad ke-18 oleh Nedim dan
Syeikh Ghalib. Dalam bidang arsitek, sultan-sultan
mendirikan istana-istana, masjid-masjid, benteng-
benteng dan sebagainya. Di India, bahasa Urdu juga
meningkat menjadi bahasa literatur dan
menggantikan bahasa Persia yang sebelumnya
dipakai di kalangan istana sultan-sultan di Delhi.
Para penulis besar pertama dalam bahasa ini adalah
Mazhar, Sauda, Dard, dan Mir (abad 18). Sayangnya,
perhatian terhadap ilmu pengetahuan sangat
kurang sekali dibandingkan dengan masa-masa
kejayaan Islam I. Kemajuan Islam II ini lebih
ditekankan pada kemajuan dalam aspek
politik.Tahun 1700-1800 M disebut sebagai fase
kemunduran II kerajaan Islam. Pada tahun-tahun ini
kondisi kekuatan militer dan politik umat Islam
menurun. Di bidang ekonomi, juga terpuruk akibat
hilangnya monopoli dagang antara Timur dan Barat.
Ilmu pengetahuan di dunia Islam mengalami
stagnasi. Tarekat-tarekat diliputi oleh suasana
khurafat dan supertisi. Umat Islam dipengaruhi oleh
sikap fatalistis, sehingga dunia Islam dalam keadaan
mundur dan statis. Sementara, pada masa itu Barat
31

mengalami kebangkitan. Penetrasi Barat, yang


kekuatannya bertambah besar, ke dunia Islam yang
didudukinya kian lama bertambah mendalam.
Akhirnya, di tahun 1978 M, Napoleon menduduki
Mesir, sebagai salah satu pusat Islam yang
terpenting. Jatuhnya pusat Islam ini ke tangan Barat,
menginsafkan dunia Islam akan kelemahannya dan
menyadarkan umat Islam bahwa di Barat telah
timbul peradaban yang lebih tinggi dari peradaban
Islam.
c. Masa modern
Periode Modern (1800 M - dan seterusnya)
merupakan zaman kebangkitan umat Islam.Jatuhnya
Mesir ke tangan Barat mengilhami
kebangkitan.Raja-raja dan pemuka-pemuka Islam
mulai memikirkan bagaimana meningkatkan mutu
dan kekuatan umat Islam kembali.Pada era ini,
sebagaimana diungkapkan Al-Faruqi, kondisi umat
Islam sangat tidak menggembirakan sekalipun
dalam kuantitas besar umat Islam berdomisili di
tanah yang subur dengan sumber daya alam yang
melimpah.Bangsa Eropa melakukan hegemoni
ekonomi atas bangsa-bangsa Timur dan Islam. Dan
bahkan pada abad 19, Eropa secara terang-
terangan menjadikan dirinya sebagai imperialisme
dunia karena telah didukung oleh kekuatan politik,
kekuasaan dan militer. Setelah umat Islam
menyadari ketertinggalannya, maka kemudian
muncul upaya dekonstruksi oleh para pemikir Islam
untuk membangkitkan ketertiduran umat Islam.
Etika politik kebangsaan pun dibangun seiring
dengan pembangunan dan reformasi teologi. Upaya-
32

upaya itu antara lain mengajak umat Islam untuk


melakukan shifting paradigm (loncatan paradigma)
dengan memunculkan keberanian menafsirkan
ajaran-ajaran dasar agama dengan interpretasi-
interpretasi baru yang lebih segar dan progresif
sesuai perkembangan zaman. Ini dimaksudkan agar
nilai luhur Islam tidak usang oleh dinamika
perubahan yang berjalan begitu cepat. Dari sini,
bermunculan ide-ide keagamaan baru seperti tajdid
(pembaruan), revivalisme (puritanisme, kembali ke
ajaran dasar al-Quran dan al-Sunnah), dan bahkan
muncul juga sekularisme yang
kontroversial.Padaperiode ini, muncul banyak para
pemikir Islam yang handal.Mereka menjadi
pionerpembaharuan dalam Islam.Ajaran Islam
dirasionalisasikan dan difahami dalam kontekske-
kini-an dan kemodernan.Islam difahami tidak hanya
difahami dari sudut pandang lokal,tetapi juga dalam
perspektif universal dan kontekstual.Sejarah
mencatat munculnya parapemikir Islam di dunia
Arab, seperti di Arab, Mesir, dan Turki.Demikian juga
di India danPakistan.Tidak ketinggalan di Indonesia
dan dunia Islam lainnya.Sejarah juga mencatat, para
pemikir dan tokoh pembaharuan Islam yang
sangatpopular.Pemikiran dan ide pembaharuannya
terus dipelajari.Bahkan pengaruhnya
dapatdirasakan sampai sekarang. Di dunia Arab,
dikenal tokoh Muhammad bin Abdul
Wahab,Muhammad Abduh, Rasyid Ridla, Mustafa
Kemal Attaturk, Hassan Hanafi, Muhammad Syahrur,
Abdulhalim Mahmud, dan sebagainya. Di India dan
Pakistan, dikenal tokoh pembaharu
33

sepertiMuhammad Iqbal, Ali Jinah, Kalam Azad,


Ahmad Khan, Jamaluddin al-Afghani, dan lain-
lain.Demikian juga yang terjadi di Indonesia. Tokoh
pembaharuan yang cukup popular,dapat disebutkan
diantaranya : Harun Nasution, Nurcholis Madjid,
Munawir Sadjali,Abdurrahman Wahid, Amin Rais,
dan sebagainya.

BAB III
KESIMPULAN
Setelah kita memahami pengertian ilmu, pengertian
pengetahuan maka kita dapat mengambil kesimpulan
mengenai ilmu pengetahuan secara menyeluruh.
Mappadjantji Amien menyatakan bahwa menurutnya ilmu
pengetahuan adalah sesuatu yang berawal dari
pengetahuan, bersumber dari wahyu, hati dan semesta
yang memiliki paradigm, objek pengamatan, metode, dan
media komunikasi membentuk sains baru dengan tujuan
untuk memahami semesta untuk memanfaatkannya dan
menemukan diri untuk menggali potensi fitrawi guna
mengenal Allah. Sedangkan Pengertian ilmu pengetahuan
34

menurut Asle Montagudalam bukunya the cultured man


adalah sebagai pengetahuan yang disusun dalam satu
sistem yang berasal dari pengalaman, studi dan percobaan
yang telah dilakukan dipakai untuk menentukan hakikat
prinsip tentang hak yang sedang dipelajari. Pemahaman
teori ini diharapkan dapat membawa kita pada pemahaman
bahwa suatu ilmu pengetahuan bersifat komprehensif
namun tetap harus memiliki sifat kritis dan rasa ingin tau
karena belum tentu semua ilmu pengetahuan yang kita
terima adalah benar kita harus menelaah terlebih dahulu.
Sehinggah kita bisa mendapatkan kesimpulan yang relevan
dan dapat diterima.

DAFTAR PUSTAKA
Kiagus A. Roni, Slide Filsafat Ilmu, Universitas Muhammadiyah
Palembang. Palembang

Abdillah. Pengertian ilmu, ilmu sebagai proses, prosedur dan


produk
http://duendhaabdillah.blogspot.co.id/2013/05/pengertian-ilmu-
ilmu-sebagai-proses.html
artikel diakses pada 22 februari 2017
35

Adi. Ilmu sebagai aktivitas penelitian, metode ilmiah,dan


pengetahuan sistematis
https://adilesmana.wordpress.com/2010/10/15/ilmu-sebagai-
aktivitas-penelitian-metode-ilmiah-dan-pengetahuan-sistematis/
artikel diakses pada 22 februari 2017

Wikipedia. Pengetahuan
https://id.wikipedia.org/wiki/pengetahuan
artikel diakses pada 18 februari 2017

Rully. Pengantar Filsafat Ilmu


http://rullykhusna.blogspot.co.id/p/pengantar-filsafat-ilmu.html
artikel diakses pada 18 februari 2017

Sumber-Sumber Pengetahuan Manusia


http://santriuniversitas.blogspot.co.id/2011/04/sumber-sumber-
pengetahuan-manusia.html
artikel diakses pada 15 februari 2017

Sudadi. Filsafat Ilmu Pengetahuan


http://filsafat-unhi.blogspot.co.id/2015/02/filsafat-ilmu-
pengetahuan.html
artikel diakses pada 19 februari 2017
Kusdiyanto 09. Struktur Ilmu, Struktur Teori Dan Filsafat Fisika
http://pckus09.blogspot.co.id/2010/11/struktur-ilmu-struktur-
teori-dan.html
artikel diakses pada 17 februari 2017

Harian Netral. Klasifikasi Ilmu Pengetahuan


http://hariannetral.com/2014/09/klasifikasi-ilmu-
pengetahuan.html
artikel diakses pada 17 februari 2017
36

Jasa Makalah. Sejarah Perkembangan Ilmu Pengetahuan


http://www.rangkumanmakalah.com/sejarah-perkembangan-ilmu-
pengetahuan/
artikel diakses pada 21 februari 2017

Academia. Perkembangan Ilmu Pengetahuan Dalam Peradaban


Islam
https://www.academia.edu/4823938/perkembangan_ilmu_penget
ahuan_dalam_peradaban_islam
artikel diakses pada 21 februari 2017

Вам также может понравиться