Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Satuan batuan tertua yang telah diketahui umurnya adalah batuan sedimen
flysch Kapur Atas yang dipetakan sebagai Formasi Marada (Km). Batuan malihan
(S) belum diketahui umurnya, apakah lebih tua atau lebih muda dari pada Formasi
Marada; yang jelas diterobos oleh granodiorit yang diduga berumur Miosen (19
2 juta tahun). Hubungan Formasi Marada dengan satuan batuan yang lebih muda,
yaitu Formasi Salo Kalupang dan Batuan Gunungapi Terpropilitkan tidak begitu
Oligosen Akhir berfasies sedimen laut, dan diperkirakan setara dalam umur
dengan bagian bawah Formasi Tonasa (Temt). Formasi Salo Kalupang terjadi di
sebelah timur Lembah Walanae dan Formasi Tonasa terjadi di sebelah baratnya.
Satuan batuan berumur Eosen Akhir sampai Miosen Tengah menindih tak
terjadi pada daerah yang luas di lembar ini. Formasi Tonasa ini diendapkan sejak
yang tebalnya tidak kurang dari 1750 m. Pada kala Miosen Awal rupanya terjadi
Kalamiseng (Tmkv).
Camba (Tmc) yang tebalnya mencapai 4250 m dan menindih tak selaras batuan-
batuan yang lebih tua. Formasi ini disusun oleh batuan sedimen laut berselingan
dengan klastika gunungapi, yang menyamping beralih menjadi dominan batuan
diendapkan sejak Miosen Akhir sampai Pliosen di cekungan Walanae (Tmpw) dan
Plistosen. Sedimen termuda lainnya adalah endapan aluvium dan pantai (Qac).
Endapan Permukaan
rawa, pantai dan delta. Di sekitar Bantaeng, Bulukumba dan Sungai Berang
Lompobatang; di dataran pantai barat terdapat endapan rawa yang sangat luas.
dan konglomerat; bersisipan batupasir dan batulanau gampingan, tufa, lava dan
breksi yang bersusunan basal, andesit dan trakit. Batupasir dan batulanau
berwarna kelabu muda sampai kehitaman; serpih berwarna kelabu tua sampai
coklat tua; konglomerat tersusun oleh andesit dan basal; lava dan breksi
terpropilitkan kuat dengan mineral sekunder berupa karbonat, silikat, serisit, klorit
dan epidot.
dalam (T.M. Van Leeuwen, hubungan tertulis, 1978). Formasi ini diduga tebalnya
beberapa tempat dicirikan oleh warna merah, coklat, kelabu dan hitam; setempat
napal; pada umumnya gampingan, padat, dan sebagian dengan urat kalsit,
Fosil dari Formasi Salo Kalupang yang dikenali D. Kadar (hubungan tertulis,
1974) pada contoh batuan Td.140, terdiri dari: Asterocyclina matanzensis COLE,
Globigerina sp. Gabungan fosil ini menunjukkan umur Eosen Akhir (Tb). Formasi
bagian Barat mengandung fosil yang berumur Eosen Awal smapai Oligosen Akhir.
Formasi ini tebalnya tidak kurang dari 1500 m, sebagai lanjutan dari daerah
lembar Pangkajene dan Watampone bagian Barat sebelah utaranya; ditindih tak
selaras oleh batuan dari Formasi Walanae dan dibatasi oleh sesar dari batuan
gunungapi Tmkv.
dengan moluska; kebanyakan putih dan kelabu muda, sebagian kelabu tua dan
coklat. Perlapisan baik setebal anatara 10 cm dan 30 cm, terlipat lemah dengan
Fosil dari Formasi Tonasa dikenali oleh D. Kadar (hubungan tertulis, 1973,
yang dianalisa fosilnya adalah: La.8, La.35, Lb.1, Lb.49, Lb.83, Lc.44, Lc.97,
JONES & CHAPMAN, Miogypsina sp., Globigerina sp., Gn. Tripartite COCH,
Cycloclypeus sp., dan Operculina sp. Gabungan fosil tersebut menunjukkan umur
Formasi ini tebalnya tidak kurang dari 1750 m, tak selaras menindih
batuan Gunungapi Terpropilitkan (Tpv) dan ditindih oleh Formasi Camba (Tmc);
di beberapa tempat diterobos oleh retas, sil dan stok bersusunan basal dan diorit;
dan batubara; warna beraneka dari putih, coklat, merah, kelabu muda sampai
100 cm. Tufa berbutir halus hingga lapili; tufa lempungan berwarna merah
Fosil dari Formasi Camba yang dikenali oleh D. Kadar (hubungan tertulis,
1974, 1975) dan Purnamaningsih (hubungan tertulis, 1975), pada contoh batuan
La.3, La.24, La.125, dan La.448/4, terdiri dari: Goloborotalia mayeri CUSHMAN
& ELLISOR, Gl. Praefoksi BLOW & MANNER, Gl. Siakensis (LEROY),
menunjukkan umur Miosen Tengah (Tf). Lagi pula ditemukan fosil foraminifera
jenis yang lain, ostrakoda dan moluska dalam formasi ini. Kemungkinan Formasi
Camba di daerah ini berumur sama dengan yang di Lembar Pangkajene dan
Formasi ini adalah lanjutan dari Formasi Camba yang terletak di Lembar
tebalnya; diterobos oleh retas basal piroksen setebal antara -30 m, dan
dengan sisipan batupasir tufa (1-2 cm) dan konglomerat berkomponen basal dan
konglomerat dan tufa berbutir halus hingga lapili, bersisipan batuan sedimen laut
sisa tumbuhan. Bagian bawahnya lebih banyak mengandung breksi gunungapi dan
lava yang berkomposisi andesit dan basal; konglomerat juga berkomponen andesit
dan basal dengan ukuran 3-50 cm; tufa berlapis baik, terdiri tufa litik, tufa kristal
dan tufa vitrik. Bagian atasnya mengandung ignimbrit bersifat trakit dan tefrit
coklat tua, tefrit lusit berstruktur aliran dengan permukaan berkerak roti, berwarna
hitam. Satuan Tmcv ini termasuk yang dipetakan oleh T.M. Van Leeuwen
Pulau Selayar mungkin termasuk formasi ini; breksinya sangat kompak, sebagian
gampingan, berkomponen basal amfibol, basal piroksen dan andesit (0,5-30 cm),
Fosil yang dikenali oleh D. Kadar (hubungan tertulis, 1971) dari A. 75 dan
universa DORBIGNY, Rotalia sp., dan Gastropoda. Penarikan jejak belah dari
contoh ignimbrit menghasilkan umur 13 2 juta tahun dan K-Ar dari contoh lava
menghasilkan umur 6,2 juta tahun (T.M. van Leeuwen, hubungan tertulis, 1978).
gunungapi dari pada Formasi Camba yang berkembang baik di daerah sebelah
kebanyakan terlipat lemah, dengan kemiringan kurang dari 20o; menindih tak
selaras batugamping Formasi Tonasa (Temt) dan batuan yang lebih tua.
batupasir berbutir sedang sampai kasar, umumnya gampingan dan agak kompak,
tufanya berkisar dari tufa breksi, tufa lapili dan tufa kristal yang banyak
Formasi ini terdapat di bagian timur, sebagai lanjutan dari lembah Sungai
baik, terlipat lemah dengan kemiringan antara 10o-20o, dan membentuk perbukitan
dengan ketinggian rata-rata 250 m di atas muka laut; tebal formasi ini sekitar 2500
tufaan (10-65 cm) dengan sisipan napal; batupasirnya mengandung kuarsa, biotit,
tertulis, 1975) pada contoh batuan La.457 dan La.468, terdiri dari: Globigerina
fosil tersebut menunjukkan umur berkisar dari Miosen Akhir sampai Pliosen
(N18-N20). Lagi pula ditemukan jenis foraminifera yang lain, ganggang, dan
batugamping koral dan kalkarenit, dengan sisipan napal dan batupasir gampingan;
sebelah timur Bulukumba dan di Pulau Selayar terlihat batugamping ini relatif
lebih muda dari pada batupasir Formasi Walanae, tetapi di beberapa tempat
tertulis, 1975) pada contoh batuan La.437, La.438 dan La.479, terdiri dari:
sedikit ada 3 atau 4 undak pantai. Daerah batugamping ini membentuk perbukitan
rendah dengan ketinggian rata-rata 150 m, dan yang paling tinggi 400 m di Pulau
Selayar.
Batuan Gunungapi
tufa, mengandung lebih banyak tufa di bagian atasnya dan lebih banyak lava di
serpih dan batugamping di bagian atasnya; komponen breksi beraneka ukuran dari
beberapa cm sampai lebih dari 50 cm, tersemen oleh tufa yang kurang dari 50%;
lava dan breksi berwarna kelabu tua sampai kelabu kehijauan, sangat terbreksikan
Satuan ini tebalnya sekitar 400 m, ditindih tak selaras oleh batugamping Eosen
Formasi Tonasa, dan diterobos oleh batuan granodiorit gd; disebut Batuan
Gunungapi Langi oleh van Leeuwen (1974). Penarikan jejak belah sebuah contoh
tufa dari bagian bawah satuan menghasilkan umur 63 juta tahun atau Paleosen
sisipan tufa, batupasir, batulempung dan napal; kebanyakan bersusunan basal dan
sebagian andesit, kelabu tua hingga kelabu kehijauan, umumnya kasat mata,
timur Lembah Walanae, sebagai lanjutan dari Tmkv yang tersingkap bagus di
oleh jalur sesar dari batuan sedimen dan karbonat Formasi Salo Kalupang (Eosen-
Oligosen) di bagian baratnya; diterobos oleh retas dan stok bersusunan basal,
andesit dan diorit. Satuan batuan ini diperkirakan berumur Miosen Awal; tebal
satuan di lembar Pangkajene dan Watampone bagian Barat tidak kurang dari 4250
m.
breksi, dengan sisipan sedikit tufa dan konglomerat, bersusunan basal, sebagian
besar porfiri dengan fenokris piroksen besar-besar sampai 1 cm dan sebagian kecil
kasatmata, kelabu tua kehijauan hingga hitam warnanya; lava sebagian berkekar
maniang dan sebagian berkekar lapis, pada umumnya breksi berkomponen kasar,
dari 15 cm sampai 60 cm, terutama basal dan sedikit andesit, dengan semen tufa
Komplek terobosan diorite berupa stok dan retas di Baturape dan Cindako
kuat, amygdaloidal dengan mineral sekunder zeolit dan kalsit; mineral galena di
Baturape dan Cindako batuannya didominasi oleh lava Tpbl. Satuan ini tidak
breksi, endapan lahar dan tufa, membentuk kerucut gunungapi strato dengan
seperti yang disebelah barat Sinjai dan ada yang berlapis; lava yang terdapat kira-
Bentuk morfologi tubuh gunungapi masih jelas dapat dilihat pada potret
udara; (Qlvc) adalah pusat erupsi yang memperlihatkan bentuk kubah lava; bentuk
kerucut parasit memperlihatkan paling sedikit ada 2 perioda kegiatan erupsi, yaitu
Qlvpl dan Qlvp2. Di daerah sekitar pusat erupsi batuannya terutama terdiri dari
lava dan aglomerat (Qlv), dan di daerah yang agak jauh terdiri terutama dari
Batuan Terobosan
kelabu muda, di bawah mikroskop terlihat adanya feldspar, kuarsa, biotit, sedikit
piroksen dan hornblende, dengan mineral pengiring zirkon, apatit dan magnetit;
mengandung senolit bersifat diorite, diterobos retas aplit, sebagian yang lebih
Formasi Marada (Km) dan Batuan Gunungapi Terpropilitkan (Tpv), tetapi tidak
ada kontak dengan batugamping Formasi Tonasa (Temt). Penarikan jejak belah
kelabu, berteksur porfir, dengan fenokris amfibol dan biotit, sebagian berkekar
meniang.
Penearikan Kalium / Argon pada biotit dari aplit (lokasi 2) dan diorite
(lokasi 3) menunjukkan umur masing-masing 9,21 dan 7,74 juta tahun atau
retas dan stok; trakit berwarna putih, bertekstur porfir dengan fenokris sanidin
sampai sepanjang 1 cm; andesit berwarna kelabu tua, bertekstur porfir dengan
fenokris amfibol dan biotit. Batuan ini tersingkap di daerah sebelah baratdaya
BASAL terobosan basal berupa retas, sil dan stok, bertekstur porfir
dengan fenokris piroksen kasar mencapai ukuran lebih dari 1 cm, berwarna kelabu
tua kehitaman dan kehijauan; sebagian dicirikan oleh struktur kekar meniang,
Berang berupa kelompok retas yang mempunyai arah kira-kira radier memusat ke
Baturape dan Cindako; sedangkan yang di sebelah utara Jeneponto berupa stok.
Penarikan Kalium/Argon pada batuan basal, dari lokasi 1 dan 4, dan gabro dari
lokasi 5 menunjukkan umur masing-masing 7,5, 6,99 dan 7,36 juta tahun, atau
Miosen Akhir (Indonesi Gulf Oil Co., hubungan tertulis, 1972; J.D. Obradovich,
Batuan Malihan
dan karbonat; berwarna kelabu kehijauan sampai hijau tua, tersingkap di daerah
yang sempit ( 2 km2), pada kontak dengan granodiorit (gd) dan dibatasi oleh
sesar dari batuan gunungapi Tmcv. Batutanduk ini mengandung banyak lensa
magnetit.
BAB III
PROSEDUR KERJA
BAB IV
PEMBAHASAN
daerah penelitian, maka satuan batuan dapat digolongkan dalam 3 satuan mulai
dari satuan batuan yang tertua sampai batuan termuda yaitu sebagai berikut:
1) Satuan Trakit
2) Satuan Andesit
3) Satuan Basal
dilapangan, penyebaran yang mendominasi pada litodem batuan ini secara lateral
litologi Basal mika yang menyusunya, litodem ini diberi nama litodem Basal.
keterdapan mineral, kesan warna yang telihat, tekstur maupun struktur dari batuan
ini maka dapat disimpulkan berdasarkan klasifikasi fenton maupun travis nama
ini bertekstur porfiritik dengan fenokris piroksen kasar mencapai ukuran > 1 cm,
berwarna kelabu tua kehitaman dan kehijauan; sebagian dicirikan oleh struktur
batuan ini sebagai litodem Karena persebaran secara regional dan dapat
ciri fisik litologi, sifat kimia litologi, letak geografis, data-data lapangan dan
peneliti terdahulu dengan berlandaskan pada dominasi dan kesamaan ciri fisik
litologi yang dijumpai. Berdasarkan dari kriteria tersebut dapat disimpulkn bahwa
Satuan Basal merupakan satuan batuan tertua yang terdapat pada daerah
dasar penamaan, penyebaran dan ketebalan serta ciri litologi yang meliputi