Вы находитесь на странице: 1из 16

Khairul Mutmainnah

1511011033

Pengertian Artikel Secara Umum

Artikel merupakan sebuah karangan yang faktual dan bertujuan untuk


menyampaikan gagasannya atau suatu fakta yang bisa mendidik,
meyakinkan dan menghibur. Biasanya artikel bisa ditemukan melalui
majalah, koran, buletin atau di sosial media. Untuk lebih jelasnya, berikut
ada beberapa pemaparan singkat tentang pengertian artikel menurut para
ahli.

A. Pengertian Artikel

1. KBBI (2006)

Artikel ialah sebuah karya tulis secara lengkap, contohnya esai di


majalah atau laporan berita, surat kabar, dls.

2. Sumandiria (2004)

Artikel merupakan sebuah tulisan lepas yang berisikan opini atau


pendapat seseorang yang mengupas tuntas tentang sebuah masalah
yang sifatnya aktual & biasanya kontroversial dengan tujuan untuk
mempengaruhi, memberitahu, meyakinkan & menghibur para
pembaca.

3. Al-Aqli

Artikel merupakan sebuah tulisan yang ditulis oleh masing-


masing disiplin ilmu & setiap pembahasan dikaji dan diselesaikan
dengan cara tuntas, lugas dan jelas sehingga para pembaca dapat
mengambil inti sari dari sebuah karangan yang ditulis.
4. TheAmerica Heritage Desk Dictionary (1981)
Artikel merupakan bagian tulisan nonfiksi dalam bentuk bebas,
dimana bagian dari penerbitannya seperti pada laporan essai.

B. Ciri-Ciri Artikel

Memiliki isi yang bersumber pada fakta dan tidak hanya sekedar
realita;

Berisikan tulisan yang singkat, padat, jelas dan tuntas;

Hasil tulisannya original;

Sifatnya faktual dengan mengungkapkan berbagai data yang diketahui


oleh pengarang;

Isi atau uraian karangannya sesuai fakta yang diperoleh dari


narasumber atau objeknya, jadi tidak hanya hasil pemikiran si penulis;

Isi artikel bisa berupa pemaparan mengenai biografi seorang tokoh,


peristiwa, kisah perjalanan seseorang, argumentasi, hasil riset, berita
terkini dls;

Gagasan yang diangkat harus menyangkut kebutuhan para pembaca


atau khalayak umum.

C. Jenis-jenis Artikel

1. Artikel Praktis
Artikel praktis seperti petunjuk-petunjuk, tutorial atau cara
membuat, memperbaiki, mengoperasikan suatu alat. Artikel praktis
lebih menitikberatkan pada keterampilan daripada pengembangan
pengetahuan atau analisis untuk masalah. Penulisannya pun
cenderung menggunakan bentuk karangan narasi. Artinya, pesan
disusun sesuai dengan urutan waktu, peristiwa, dan atau tahapan
-tahapan . Contoh artikel praktis adalah Cara membuat Makalah
yang ada di blog contohpedia ini.

2. Artikel Ringan
Artikel ringan biasanya mengangkat masalah-masalah yang
ringan dalam artian tidak memerlukan pemahaman mendalam. Artikel
seperti ini ada dalam rubrik-rubrik majalah remaja atau surat kabar.
Artikel ringan biasanya dikemas dalam bentuk informasi atau hiburan
membacanya pnu tidak memerlukan perhatian dan konsentrasi penuh.
Jenis artikel ini biasanya terdapat di tempat umum seperti rumah sakit
atau stasiun. Salah satu contohnya adalah Cara Mengcegah
penularan HIV/AIDS

3. Artikel halaman opini


Pada dasarnya, semua artikel adalah opini, namun artikel yang
satu ini ditempatkan dalam surat kabar atau majalah dibagian khusus
opini seperti tajuk rencana. Karikatur, pojok, kolom, dan surat
pembaca. Artikel opini bisanya mengupas tuntas suatu masalah secara
akademis. Oleh karena itu, penulisnya harus orang-orang yang benar-
benar ahli di bidangnya. Contoh artike opini " Orangtua Guru Utama
dalam Pendidikan "
4. Artikel Analisis ahli
Artikel analisis ahli lebih berat daripada artikel opini. Artikel ini
juga harus ditulis oleh orang yang mempunyai disiplin ilmu sesuai
dengan topik artikel yang ditulis. Perbedaannya kalau artikel lain
haarus selalu menggunakan bahasa populer, sedangkan artikel analisis
ahli boleh menggunakan bahasa ilmiah. Artikel ini mengupas tuntas
secara tajam, mendalam, dan luas suatu masalah yang sedang
berkembang di masyarakat. Artikel seperti ini biasanya ditempatkan
pada ruangan khusus media cetak. Salah satu contoh artikel ini adalah
Arah dan Tujuan Pendidikan Indonesia.

D. Menulis Artikel Berkualitas Dengan Standar SEO


1. Mengidentifikasi Audien dan apa yang mereka mau

Jika tujuan Anda membuat artikel untuk di baca dan di bagikan


kepada orang banyak, Anda harus mencari tahu topik apa yang audien
butuhkan. Anda bisa mencari tahu apa yang mereka mau dengan cara,
Anda bergabung di forum-forum atau media sosial untuk melihat apa
yang sering mereka pertanyakan kepada orang lain dan disinilah
kesempatan Anda untuk memilih topik pembahasan.

2. Melakukan Riset Kata Kunci

Setelah Anda mengidentifikasi audien Anda, saatnya Anda melakukan


riset kata kunci untuk mencari ide atau gagasan dari topik yang sudah Anda
temukan. Dengan melakukan riset kata kunci Anda juga bisa mendapatkan
kesempatan untuk mendapatkan urutan halaman no. 1 di SERP.

3. Menulis Yang Relevan


Search engine memiliki algoritma sendiri , mereka akan mampu
mengenali halaman konten yang tidak menjelaskan hal yang tak sesuai
dengan tema artikel . Saat ini bahkan mereka memberlakukan sangsi yang
cukup berat jika sebuah blog kedapatan menulis artikel dengan asal-asalan
atau hanya untuk mendapatkan peringkat dimesin pencari akan
mendapatkan sangsi yang cukup berat, mulai dari sandbox hingga
pengghapusan blog.

4. Menulis Artikel Yang Panjang

Salah satu yang menjadi pertimbangan penting sebuah blog terlihat


berkualitas adalah dengan berpatokan pada seberapa panjang artikel yang
dia tulis, Artikel yang terlalu pendek tidak akan memberikan nilai SEO yang
baik terkadang justru hanya akan dianggap spam oleh mesin pencari, namun
demikian sebaiknya anda tak terlalu memakai kata kunci yang berlebihan
untuk artikel yang anda buat, gunakan destinasi kata kunci sebanyak 3% itu
saja sudah cukup.

5. Penguasaan Topik

Tidak mungkin Anda bisa menghasilkan artikel yang berkualitas tanpa


Anda memahami apa kandungan dari topik yang ingin Anda tulis, maka
pelajari terlebih dahulu topik yang Anda target, setelah itu barulah Anda
memulai untuk menulis topik tersebut. Dengan menguasai sebuah topik,
tentu akan lebih mempermudah Anda dalam melakukan penerapan kata kata
dan membuat artikel yang dapat di apresiasi oleh pembaca situs Anda.

6. Buat Judul dan Paragraf pertama menarik perhatian

Kebanyakan orang hanya memiliki beberapa detik, kurang lebih 10


detik untuk melihat dan memutuskan untuk mau membaca atau tidak.
Mereka tidak perduli sehebat apa isi dari artikel Anda, maka judul harus di
buat semenarik mungkin agar mata mereka fokus pada link situs Anda dan
jangan lupa setelah mereka mengklik link situs Anda pertama kali di baca
adalah paragraf pertama, jadi usahakan paragraf pertama memberikan
kesan yang mendalam agar mereka tertarik untuk membaca selanjutnya dari
artikel Anda.

7. Tata Bahasa (gunakan bahasa indonesia yang baik dan benar)

Salah satu dari syarat artikel berkualitas adalah memiliki tata bahasa yang
baik dan benar.

Contoh Artikel

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN


PERAWAT DALAM PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN
KHRISTINA SETYA WIDYANINGTYAS

Abstrak

Pendokumentasian asuhan keperawatan merupakan hal yang sangat


penting, namun dalam prakteknya masih banyak hambatan-hambatan yang
mengakibatkan pendokumentasian belum sempurna. Kurang patuhnya
perawat akan berakibat rendahnya mutu asuhan keperawatan dan masih
banyak lagi faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan
pendokumentasian asuhan keperawatan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui analisis faktor-faktor yang


mempengaruhi pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan.
Metode yang digunakan adalah survei analitik dengan pendekatan cross
sectional dengan sampel 80 responden. Instrumen yang digunakan adalah
kuesioner faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan pendokumentasian
proses keperawatan. Data diolah dengan uji statistik chi square dan uji
regresi logistik.

Hasil penelitian : menunjukan bahwa ada hubungan antara unsur


tenaga (p value = 0,003), pelatihan (p value = 0,001), sarana (p value =
0,006), supervisi (p value = 0,0017), reward (p value = 0,0017), punishment
(p value = 0,002), waktu (p value = 0,037), kegunaan (p value = 0,0013)
dan motivasi (p value = 0,002) dengan pelaksanaan pendokumentasian
proses keperawatan ( p < 0,05 ; = 0,05 ), setelah itu dilakukan uji regresi
logistik untuk mencari faktor yang dominan, yaitu unsur tenaga (sig: 0,004)
dan motivasi (sig: 0,011),

Kesimpulan: disarankan untuk memperbaiki ketenagaan,


mempertahankan dan meningkatkan motivasi perawat dalam melaksanakan
pendokumentasian proses keperawatan.
Kata kunci : Faktor-faktor, pendokumentasian, asuhan keperawatan

Abstract

Documentation of nursing care is very important, but in the fact there is


many obstacles yhat caused the documentation is not perfect yet. Less
obediently nurses will result in poor quality nursing care and many other
factors that influence the implementation of nursing care documentation.

The approach of this research: know factors and analyse the dominant
factors that influence the realization of dokumentation nursing care

Method of research: used is analytical survey with cross sectional approach


with a sample of 80 respondents. Data was processed using the chi-square
statistical tests and logistic regression tests. The Instruments used are
questionnaires factors that influence the implementation of nursing care
documentation.

The result of research: there is relationship among energy substance ( p


value = 0,003), training (p value = 0,001), tools (p value = 0,006),
supervision (p value = 0,0017), reward (p value = 0,017), punishment (p
value = 0,002), usefulness (p value = 0.002), time (p value = 0,023),
importance ( p value = 0,000 ), and motivation ( p value = 0,00 ) with the
realization of documentation nursing care (p < 0,05 ; = 0,05). After which
logistic regression test to find the dominant factors, namely energy
substance (sig: 0.004) and motivation (sig: 0.011).

Conclusion: Recommended to improve the personnel to maintain and


increase nurses motivation in performing nursing documentation nursing
care because of that suggesting to defence and increase motivation in the
case to realize the dokumentation of nursing process..

The Keyword : Factors, documentation, nursing care.


Pendahuluan

Keperawatan merupakan bagian integral yang tidak dapat dipisahkan


dari upaya pelayanan kesehatan secara keseluruhan. Keperawatan adalah
ilmu yang berkenaan dengan masalah-masalah fisik, psikologis, sosiologis,
budaya dan spiritual dari individu (10). Selain itu pelayanan keperawatan
merupakan salah satu faktor penentu baik buruknya mutu dan citra rumah
sakit. Oleh karena itu kualitas pelayanan keperawatan perlu dipertahankan
dan ditingkatkan seoptimal mungkin. (Depkes,RI)

Untuk menilai kualitas pelayanan keperawatan diperlukan adanya


standar praktik keperawatan yang merupakan pedoman bagi perawat dalam
melaksanakan asuhan keperawatan yang diwujudkan dalam bentuk proses
keperawatan baik dari pengkajian sampai evaluasi serta pendokumentasian
asuhan keperawatan. Dokumentasi keperawatan merupakan bukti
pencatatan dan pelaporan yang dimiliki perawat dalam melakukan catatan
keperawatan yang berguna untuk kepentingan klien, perawat dan tim
kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan dengan dasar
komunikasi yang akurat dan lengkap secara tertulis dengan tanggung jawab
perawat. (Nursalam)

Supaya pelayanan keperawatan berkualitas maka perawat diharapkan


bisa menerapkan asuhan keperawatan dengan pendokumentasian yang
benar. Namun seringkali perawat belum maksimal dalam melaksanakan
dokumentasi. Kelancaran pelaksanaan dokumentasi asuhan keperawatan
ditentukan oleh kepatuhan perawat dikarenakan asuhan keperawatan
merupakan tugas perawat sebagai tenaga profesional yang bekerja di rumah
sakit selama 24 jam secara terus menerus yang dibagi dalam 3 (tiga) shift,
yaitu pagi, sore dan malam. Dengan porsi waktu yang cukup lama kontak
dengan klien, maka perawat mempunyai andil yang cukup besar dalam
melakukan asuhan keperawatan dengan pendekatan proses keperawatan.
Kepatuhan adalah suatu perilaku manusia yang taat terhadap aturan,
perintah, prosedur dan disiplin(1). Kepatuhan perawat adalah perilaku
perawat sebagai seorang yang profesional terhadap suatu anjuran, prosedur
atau peraturan yang harus dilakukan atau ditaati. Kepatuhan perawat dalam
pendokumentasian asuhan keperawatan diartikan sebagai ketaatan untuk
melaksanakan pendokumentasian asuhan keperawatan sesuai prosedur
tetap (protap) yang telah ditetapkan.

Di Rumah Sakit Mardi Rahayu Kudus mempunyai Tim Peningkatan


Mutu Keperawatan yang salah satu tugasnya mengadakan studi dokumentasi
pada setiap ruangan di rumah sakit pada 30 sampel catatan perawatan yang
dilakukan setiap 3 bulan sekali. Pada bulan Maret 2007 didapatkan data rata-
rata dokumentasi asuhan keperawatan 44,38%. Pada bulan November 2007
juga dilakukan studi dokumentasi lagi dan didapatkan rata-rata 58,9%.
Walaupun ada peningkatan nilai tapi belum sempurna diharapkan
dokumentasi keperawatan akan lebih baik lagi dan mencapai lebih dari 80%,
seiring dengan perkembangan jaman dan tuntutan dari masyarakat untuk
mendapatkan pelayanan yang profesional. Kesalahan sekecil apapun yang
dilakukan seorang perawat akan berdampak terhadap citra keperawatan
secara keseluruhan dan akan dimintai pertanggungjawaban dan tanggung
gugat oleh konsumen. (Nursalam)
Upaya untuk memberikan pelayanan dengan tanggung jawab dan
tanggung gugat bisa ditempuh dengan terselenggaranya kegiatan
pencatatan dan pelaporan dengan baik dan benar. Dokumentasi proses
keperawatan tidak hanya bermakna sebagai alat pertanggungjawaban dan
pertanggunggugatan yang dilihat dari sisi hukum, namun dokumentasi juga
bermakna penting untuk jaminan mutu, komunikasi, keuangan, pendidikan,
penelitian dan akreditasi (Nursalam).
Rumah Sakit Mardi Rahayu sebagai rumah sakit swasta dan rumah sakit
rujukan daerah tentunya mempunyai standar yang tinggi dalam pelayanan
kesehatan demi terwujudnya kepuasan pasien dan peningkatan kualitas
keperawatan. Perawat Rumah Sakit Mardi Rahayu Kudus di masa depan
harus dapat memberikan asuhan keperawatan dengan pendekatan proses
keperawatan berkembang seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan
(IPTEK) dan tuntutan kebutuhan masyarakat. Perawatan yang profesional
dicerminkan oleh pencatatan yang profesional. Di era globalisasi, sistem
pencatatan keperawatan semakin berkembang, untuk itu peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian dengan judul Analisis Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Kepatuhan Perawat dalam Pendokumentasian Asuhan
Keperawatan di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Mardi Rahayu Kudus.
Perumusan Masalah
Dokumentasi keperawatan merupakan bukti pencatatan dan pelaporan
tentang status klien dan digunakan sebagai alat komunikasi yang akurat dan
lengkap. Sekarang ini perawat tidak hanya dituntut untuk meningkatkan
kualitas asuhan keperawatan tetapi juga dituntut untuk dapat
mendokumentasikan secara benar. Seringkali perawat tidak patuh dan
melakukan secara rutinitas tanpa memperhatikan aspek legalitasnya,
walaupun banyak faktor yang menpengaruhi pendokumentasian, untuk itu
peneliti mengambil judul Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Kepatuhan Perawat dalam Pendokumentasian Asuhan Keperawatan di Ruang
Rawat Inap Rumah Sakit Mardi Rahayu Kudus.
Tujuan Penelitian
Tujuan umumnya untuk mengetahui analisis faktor-faktor yang
mempengaruhi kepatuhan perawat dalam pendokumentasian asuhan
keperawatan di ruang rawat inap Rumah Sakit Mardi Rahayu Kudus. Tujuan
Khususnya yaitu mengetahui pengaruh unsur tenaga (jumlah, pelatihan) dan
sarana terhadap pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang rawat
inap Rumah Sakit Mardi Rahayu Kudus, mengetahui pengaruh unsur
lingkungan manajemen (supervisi, reward dan punishment) dalam
pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang rawat inap Rumah Sakit
Mardi Rahayu Kudus, mengetahui pengaruh unsur proses (waktu, kegunaan
dan motivasi) dalam pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang rawat
inap Rumah Sakit Mardi Rahayu Kudus dan menganalisis faktor dominan
yang mempengaruhi kepatuhan perawat dalam pendokumentasian asuhan
keperawatan di ruang rawat inap Rumah Sakit Mardi Rahayu Kudus.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan adalah metode pendekatan kuantitatif. Jenis
penelitian deskriptif dengan metode survei analitik yaitu berupa pengamatan
dan pemantauan terhadap obyek yang diteliti dengan menggunakan
instrumen penelitian yang berupa kuesioner. Desain penelitian cross
sectional (belah melintang) dimana pengukuran pelaksanaan
pendokumentasian proses keperawatan sebagai variabel terikat dilakukan
bersamaan dengan pengukuran variabel bebas yang meliputi unsur
masukan, lingkungan dan proses. (Azis Alimul).
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian yang diteliti. (Arikunto).
Populasi dalam penelitian ini adalah semua perawat yang bekerja di Instalasi
Rawat Inap RS Mardi Rahayu Kudus, sebanyak 342 orang.
Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti dan
dianggap mewakili seluruh populasi (Arikunto). Penelitian ini menggunakan
probability sampling dengan teknik proportional random sampling, yaitu
untuk mengetahui beberapa variabel pada populasi dan untuk mengetahui
perbedaan ciri atau karakteristik diantara strata-strata yang ada secara acak
dengan membandingkan proporsi diantara jumlah perawat yang sesuai
dengan kriteria inklusi dari masing-masing ruangan. (Nursalam)
Analisa Data
Analisa yang digunakan menggunakan 3 analisa. Analisa univariat
menggunakan deskriptif frekuensi. Analisa bivariat menggunakan Uji Chi
Square. Analisa Multivariat menggunakan Uji Regresi Logistik. Dilakukan
dengan uji SPSS.
Hasil dan Pembahasan
Setelah dilakukan uji hubungan dengan Chi Square, didapatkan hasil
bahwa ada hubungan antara unsur tenaga, pelatihan, sarana, supervisi,
reward, punishment, waktu, kegunaan dan motivasi dengan
pendokumentasian asuhan keperawatan di Ruang Rawat Inap RS Mardi
Rahayu Kudus dengan masing-masing nilai 0,003 ; 0,001 ; 0,006 ;
0,017 ; 0,017 ; 0,002 ; 0,037 ; 0,013; 0,002
Kemudian faktor-faktor yang ada hubungannya diujikan lagi dengan
Regresi Logistik. Dan didapatkan hasil bahwa faktor tenaga dan motivasi
adalah faktor dominan yang mempengaruhi pendokumentasian asuhan
keperawatan di Ruang Rawat Inap RS Mardi Rahayu Kudus dengan nilai
masing-masing, unsur tenaga 0,004 dan motivasi 0,011
Semakin tenaga tidak memadai dan motivasi yang tidak ada akan
menurunkan kualitas asuhan keperawatan, terbukti dengan nilai peluang
yang paling kecil yaitu 0,1770. Sebaliknya semakin perawat merasa
tenaganya memadai dan motivasi yang tinggi maka akan meningkatkan
kualitas pendokumentasian asuhan keperawatan, terbukti dengan nilai
peluang yang semakin besar yaitu 0,9288.
Ketenagaan adalah pengaturan proses mobilisasi potensi dan
pengembangan sumber daya manusia dalam memenuhi tuntutan tugas
untuk mencapai tujuan individu, organisasi maupun masyarakat dimana ia
berkarya (Suyanto). Hambatan-hambatan dalam ketenagaan diantaranya a)
Kemangkiran/absen dari perawat yaitu merupakan kehilangan waktu yang
berakibat kerugian secara kualitas dan ekonomi bagi instansi. b) Keluar
masuknya tenaga (Turn Over), sangat mengganggu pelaksanaan pelayanan
keperawatan yang akan mempengaruhi kualitas pelayanan yang diberikan.
c) Kejenuhan (Burn Out), yaitu keadaan dimana perawat merasa dirinya
semakin kurang kemampuannya, beban kerjanya yang berlebihan sehingga
menjadi kurang produktif.(31)
Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan tenaga keperawatan
adalah dari faktor klien, faktor tenaga, faktor lingkungan dan organisasi.
Faktor klien, diantaranya kondisi pasien sesuai dengan jenis penyakit dan
usianya, jumlah pasien dan fluktuasinya, keadaan sosial ekonomi dan
harapan pasien dan keluarga. Faktor tenaga, diantaranya jumlah dan
komposisi tenaga keperawatan, kebijakan pengaturan dinas, uraian tugas
perawat, kebijakan personalia, tingkat pendidikan dan pengalaman kerja,
tenaga perawat spesialis. Faktor lingkungan, diantaranya tipe dan lokasi
rumah sakit, fasilitas dan jenis pelayanan, kelengkapan peralatan medik,
pelayanan penunjang dan macam kegiatan yang dilaksanakan seperti
penyuluhan dan kunjungan rumah. Faktor organisasi, diantaranya mutu
pelayanan yang ditetapkan dan kebijakan pembinaan dan pengembangan.
Banyak faktor yang mempengaruhi ketenagaan di rumah sakit. Dengan
ketenagaan yang kurang dan formasi yang tidak sesuai di setiap ruangan
maka akan mempengaruhi terhadap penurunan kualitas dokumentasi
asuhan keperawatan. Dengan penurunan kualitas dokumentasi asuhan
keperawatan berarti fungsi dokumentasi sebagai alat komunikasi,
mekanisme pertanggung gugatan, metode pengumpulan data, sarana
pelayanan keperawatan, sarana evaluasi, sarana meningkatkan kerjasama
antar tim kesehatan, sarana pendidikan, audit pelayanan keperawatan, akan
tidak mempunyai fungsi dan manfaat yang maksimal dalam peningkatan
kualitas pelayanan kesehatan di rumah sakit. Tetapi ada beberapa perawat
yang juga berpendapat, walaupun tenaga cukup tetapi motivasi perawat
tidak ada maka pendokumentasian asuhan keperawatan juga tidak akan
berfungsi maksimal.
Menurut Uji regresi logistik, faktor motivasi juga merupakan faktor
dominan kedua yang dapat mempengaruhi pendokumentasian asuhan
keperawatan. Motivasi merupakan energi yang mendorong seseorang untuk
bangkit menjalankan tugas pekerjaan mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
Agar motivasi dapat terus ada, diperlukan cara untuk menciptakan iklim
kerja diantaranya mengidentifikasi sumber stress, yang berupa jumlah
pasien berlebihan, kondisi pasien yang berat dan serius, staf perawat
kurang, konflik diantara perawat dan dokter. Melakukan tindakan
pencegahan atau mengurangi stress, yang berupa rotasi dinas yang luwes,
tidak terlalu sering melakukan perubahan dan mengadakan program latihan.
Menciptakan suasana kerja yang akrab dan terbuka, komunikasi yang efektif,
mengurangi kontrol yang berlebihan, memberikan reinforcement pada hasil
kerja, peningkatan kesejahteraan (Swansburg)
Motivasi merupakan suatu proses emosi dan proses psikologis dan
bukan logis. Motivasi pada dasarnya merupakan proses yang tidak disadari.
Jadi dalam tiap individu kebutuhan untuk memotivasi berbeda dari waktu ke
waktu. Kuncinya kebutuhan mana yang saat itu paling dominan. Untuk
pendokumentasian asuhan keperawatan dibutuhkan motivasi perawat yang
timbul sepenuhnya dari hati. Sehingga untuk menimbulkan motivasi yang
baik maka perawat sendiri perlu menyadari kebutuhan dan kepentingan
pendokumentasian asuhan keperawatan (Swansburg)
Untuk memotivasi seorang perawat, selain kesadaran dari orang itu
sendiri, perlu orang lain yang memberi motivasi karena dengan kehadiran
orang lain akan semakin meningkatkan motivasi dalam diri perawat. Dalam
hal ini sosok manajer perawat diharapkan dapat mengaplikasikan teknik,
keterampilan dan pengetahuan termasuk teori motivasi untuk membantu
perawat memperoleh apa yang mereka inginkan dari pekerjaan perawatan
(Swansburg)
Semua orang mempunyai motivasi namun pilihan untuk bertindak
tergantung dari individu. Untuk itu motivasi harus memberikan stimulus
yang baik bagi seseorang dalam melakukan sesuatu. Seorang perawat
diharapkan mempunyai motivasi yang benar dalam pendokumentasian
asuhan keperawatan. Setiap orang pasti mempunyai motivasi yang berbeda-
beda, walaupun berbeda tetapi janganlah menghambat proses pelaksanaan
dokumentasi asuhan keperawatan yang menjadi tolok ukur bagi perawat
dalam bekerja. Sebaliknya dengan perbedaan motivasi akan meningkatkan
kesadaran diri bahwa perawat sebenarnya merupakan pekerjaan yang
membuthkan pelayanan yang prima bagi pasien-pasiennya.
Dengan kesadaran diri perawat maka akan meningkatkan motivasi
perawat dalam melakukan pendokumentasian asuhan keperawatan. Dengan
motivasi diri yang tinggi dan kepatuhan dari seorang perawat maka
pencapaian tujuan akan pelaksanaan dokumentasi asuhan keperawatan
akan dilakukan dengan baik dan meningkatkan pelayanan yang berkualitas
dan profesional dalam bidang keperawatan,
Hal ini juga sudah terbukti dengan hasil penelitian diatas bahwa
semakin tenaga yang memadai dan motivasi yang ada dalam diri perawat
akan membuat peluang perawat dalam pendokumentasian asuhan
keperawatan semakin tinggi nilainya.
Kesimpulan
Hasil pembahasan dari penelitian kemudian disimpulkan bahwa ada
hubungan antara unsur tenaga, pelatihan, sarana, supervisi, reward,
punishment, waktu, kegunaan dan motivasi dengan pendokumentasian
asuhan keperawatan di Ruang Rawat Inap RS Mardi Rahayu Kudus
Faktor tenaga dan motivasi merupakan faktor yang paling dominan
yang mempengaruhi pendokumentasian asuhan keperawatan di Ruang
Rawat Inap RS Mardi Rahayu Kudus. Semakin tenaga tidak memadai dan
motivasi yang tidak ada akan menurunkan kualitas asuhan keperawatan,
terbukti dengan nilai peluang yang paling kecil yaitu 0,1770. Sebaliknya
semakin perawat merasa tenaganya memadai dan motivasi yang tinggi
maka akan meningkatkan kualitas pendokumentasian asuhan keperawatan,
terbukti dengan nilai peluang yang semakin besar yaitu 0,9288.
Setelah melakukan kesimpulan diatas, maka disarankan beberapa hal
sebagai berikut bagi Institusi Rumah Sakit Mardi Rahayu Kudus agar lebih
memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan perawat dalam
pendokumentasian asuhan keperawatan terutama faktor dominan yaitu
faktor tenaga dan motivasi perawat. Rumah Sakit Mardi Rahayu Kudus perlu
memperhatikan tenaga perawat di setiap ruangan dengan memperhatikan
faktor tenaga dan ketergantungan pasien dan memaksimalkan tenaga dalam
satu ruangan. Perlu diadakan penyegaran tentang pendokumentasian
asuhan keperawatan bagi tenaga keperawatan di RS Mardi Rahayu Kudus.
Perlu mempertahankan dan meningkatkan motivasi perawat dalam
melaksanakan pendokumentasian asuhan keperawatan salah satu contoh
dengan pelatihan tentang motivator ataupun dengan memberdayakan
kemampuan staf dalam memotivasi perawat sehingga kesadaran diri
perawat akan meningkat. Dengan demikian pendokumentasian asuhan
keperawatan akan berhasil dengan baik sehingga kepuasan pasien akan
meningkat juga.
Bagi perawat RS Mardi Rahayu Kudus agar mempunyai wawasan yang
lebih luas tentang dokumentasi karena itu yang menjadi tolok ukur
keberhasilan pelayanan terutama untuk meningkatkan kepuasan kerja dan
pasien.
Bagi peneliti yang mempunyai minat serupa perlu dikaji lebih lanjut
tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan perawat dalam
pendokumentasian asuhan keperawatan dan lebih detail lagi dalam
melakukan penelitian misalnya tentang pengalaman atau persepsi perawat
dalam pendokumentasian asuhan keperawatan dan bagaimana
pendokumentasian asuhan keperawatan agar lebih komunikatif dan praktis.
Di era globalisasi ini perlu peneliti lain memperhatikan aspek Sistem
Informasi Manajemen Kesehatan dengan komputerisasi. Hal ini perlu diteliti
agar lebih tahu aspek-aspek lain yang dapat mempengaruhi
pendokumentasian asuhan keperawatan.

Вам также может понравиться