Вы находитесь на странице: 1из 9

125

REMINISCENCE THERAPY DENGAN METODE TERAPI AKTIVITAS


KELOMPOK MENINGKATKAN FUNGSI KOGNITIF PADA LANSIA

(Reminiscence Therapy with Therapeutic Methods Group Activity Improve Elderlys


Cognitive Function)

Grispenjas Sumartono Mahira Putra R.A*, Retno Indarwati*, Eka Mishbahatul


Marah Has*
*Program Studi Pendidikan Ners
Fakultas Keperawatan, Universitas Airlangga
Jl. Mulyorejo Kampus C Unair Surabaya 60115,
email: ptmgas.gris@gmail.com

ABSTRACT
Introduction: The prevalence of cognitive impairment is increasing by year to year, it needs
more attention to cope the problem which are influence in daily life. The treatment which are
using are the pharmacology of drug and exercise. This treatment can cause side effects for
the elderly with impaired cognitive function. One of the treatment that is safe with no side
effects is the reminiscence therapy. The purpose of this study is to explain the effect of
reminiscence therapy on cognitive function memory in the elderly. Method: The design of this
study was pre-experimental design. The population was elderly in nursing homes Hargo
Dedali Surabaya. The total sample were 14 respondents whom were inclusion criteria. The
sampling technique was purposive sampling method. The independent variable was a
reminiscence therapy, the dependent variable was the cognitive function. Data were collected
using questionnaires and analyzed using Paired t-test with a significance level of 0.05.
Result: The results was indicate a therapeutic effect of the reminiscence therapy of the
increase in the elderly with cognitive function (p=0.000). Discussion: The conclusions of this
study reminiscence therapy may improve cognitive function in the elderly. Institution can
apply the reminiscence therapy to help the elderly memories in impaired cognitive function.
Future studies could add to the respondents and determine the factors according to the
characteristic of respondent.

Keywords: reminiscence therapy, cognitive function, elderly

PENDAHULUAN biasa dan wajar dialami oleh lansia


padahal gejala tersebut dapat
Proses penuaan (aging process) mengakibatkan demensia dan kepikunan
merupakan suatu proses yang alami yang dapat mempengaruhi kehidupan
ditandai dengan adanya penurunan atau sehari-hari. Prevalensi gangguan kognitif
perubahan kondisi fisik, psikologis termasuk demensia meningkat sejalan
maupun sosial dalam berinteraksi dengan bertambahnya usia, kurang dari 3 %
orang lain. Proses menua dapat terjadi pada kelompok usia 65-75 dan
menurunkan kemampuan kognitif dan lebih dari 25 % terjadi pada kelompok usia
kepikunan. Masalah kesehatan kronis dan 85 tahun ke atas (WHO, 1998). Hasil
penurunan kognitif serta memori penelitian yang dilakukan pada tahun 1998
(Handayani, dkk, 2013). Gejala menyatakan bahwa kira-kira 5% usia
penurunan kognitif ringan berupa lanjut 65-70 tahun akan menderita
melambatnya proses pikir, kurang demensia dan meningkat dua kali lipat
menggunakan strategi memori yang tepat, setiap 5 tahun mencapai lebih 45 % pada
kesulitan memusatkan perhatian, mudah usia diatas 85 tahun. (Harianti, 2008;
beralih pada hal yang kurang perlu, Wibowo, 2007).
memerlukan waktu yang lebih lama untuk
belajar sesuatu yang baru. Gejala tersebut
126

Hasil Sensus Penduduk 2010 aktifitas kelompok sehingga pengaruh


menunjukkan bahwa jumlah penduduk terapi kenangan terhadap perubahan
lansia di Indonesia berjumlah 17,303 juta fungsi kognitif pada lansia belum dapat
jiwa, meningkat sekitar 7,4% dari tahun dibuktikan.
2000 yang sebanyak 15,882 juta jiwa dan
diperkirakan jumlah penduduk lansia di Ada beberapa faktor yang mempengaruhi
Indonesia akan terus bertambah sekitar fungsi kognitif lansia yaitu usia,
450.000 jiwa per tahun (Badan Pusat kemampuan regenerasi pada otak, ketidak
Statistik, 2010). Jika dilihat sebaran adekuatan vaskularisasi ke otak dan
penduduk lansia menurut provinsi, hormone sehingga dapat menyebabkan
persentase penduduk Lansia di atas 10% kualitas hidup menurun, status fungsional
sekaligus paling tinggi ada di Provinsi DI yang tidak optimal dan berpengaruh pada
Yogyakarta (13,04%), Jawa Timur perasaan bahagia serta kreativitas (Santoso
(10,40%) dan Jawa Tengah (10,34%) & Rohmah, 2011). Life reviev therapy
(Depkes, 2013; Gitahafas, 2011; Gustia, merupakan salah satu metode metode
2010). Data World Health Organization pengekspresian perasaan akan memicu
(WHO) tahun 2010 menunjukkan, di munculnya rasa percaya diri dan perasaan
tahun 2010 jumlah penduduk dunia yang dihargai pada lansia yang berdampak
terkena demensia sebanyak 36 juta orang munculnya koping positif yang
dengan usia diatas 65 tahun. Jumlah mempengaruhi persepsi dan emosi lansia
penyandang demensia di Indonesia hampir dalam memandang suatu masalah. Proses
satu juta orang pada tahun 2011 dengan kenangan memberikan kesempatan kepada
angka kejadian pada usia diatas 60 tahun. individu untuk membicarakan masa lalu
dan konflik yang dihadapi. Proses ini
Pemerintah dalam menangani gangguan memberikan individu perasaan aman
fungsi kogntif terutama dalam panti untuk menyatukan kembali ingatan masa
werdha yaitu melakukan secara rutin lalu, dan menumbuhkan penerimaan diri
aktivitas senam lansia dan memberikan yang akan berguna untuk tujuan
asupan gizi secara yang baik kepada terapeutik.
lansia. Panti Werdha Hargo Dedali
merupakan salah satu panti yang terdapat Dalam mengatasi masalah penurunan
di Kota Surabaya. Data awal yang fungsi kognitif yang berdampak buruk
diketahui peneliti dari wawancara dengan pada lansia, perawat sebagai tenaga
pengurus panti werdha pada bulan Maret kesehatan dapat menggunakan metode
2014 didapat bahwa terdapat 14 lansia terapi dalam mengurangi gangguan fungsi
yang mengalami gangguan fungsi kognitif kognitif pada lansia. Salah satu metode
ringan dan sedang dengan indek terapi yaitu dengan terapi kenangan
interpretasi antara skor 11 - 24. Upaya (reminiscence therapy). Reminiscence
pemerintah dalam menangani penurunan adalah teknik yang digunakan untuk
fungi kognitif lansia terutama di Panti mengingat dan membicarakan tentng
Werdha Hargo Dedali belum kehidupan seseorang. (Stinson,2006)
menunjukkan perubahan yang signifikan Terapi ini digunakan untuk lansia yang
terhadap lansia. Peneliti pada waktu mengalami gangguan kognitif, kesepian
pengambilan data awal di panti dan pemulihan psikologis (Ebersole
menemukan beberapa keluhan yang et.al,2001). Kennard (2006) dan Ebersole
dialami lansia dengan gangguan (2010) mengatakan bahwa terapi
penurunan fungsi kogntif seperti, lupa reminiscence dapat diberikan pada lansia
apakah sudah makan dan minum obat, secara individu, keluarga maupun
lupa menaruk barang pribadi, kesulitan kelompok. Pelaksanaan kegiatan terapi
menyusun kalimat untuk bicara, sulit secara kelompok memberi kesempatan
untuk berkonsentrasi. Di Panti Werdha kepada lansia untuk membagi
Hargo Dedali belum pernah dilakukan pengalamannya pada anggota kelompok,
terapi kenangan dengan metode terapi meningkatkan kemampuan komunikasi,
127

dan sosialisasi dalam kelompok serta dilakukan dengan cara teknik purposive
efesiensi biaya maupun efektifitas waktu. sampling. Penelitian ini menggunakan dua
Penelitian ini dilakukan menerapkan variabel yaitu terapi kenangan
metode dengan judul pengaruh terapi (reminiscence therapy) dan fungsi
kenangan (reminiscence therapy) dengan kognitif. Instrumen yang digunakan yaitu
metode terapi aktifitas kelompok terhadap kuisoner Mini Mental State Examination
fungsi kognitif pada lansia di Panti (MMSE).
Werdha Hargo Dedali Surabaya.
HASIL PENELITIAN

BAHAN DAN METODE Dari 14 responden didapatkan sebagian


besar karakteristik responden berdasarkan
Desain penelitian Pra-Eksperimental usia yaitu di atas usia 75 tahun, sebanyak
dengan rancangan the One- group pre-post 7 orang (50%). Sebagian besar
test design. Penelitian ini menggunakan karakteristik responden berdasarkan lama
hubungan sebab akibat dengan cara tinggal di panti yaitu 1-5 tahun sebanyak
melibatkan satu kelompok subyek. 12 orang (86%). Sebagian besar
Kelompok subyek diobservasi sebelum karakteristik responden berdasarkan
dilakukan intervensi, kemudian pekerjaan sebelum masuk panti adalah
diobservasi lagi setelah intervensi. tidak bekerja 6 orang (44%). Berdasarkan
Populasi terjangkau dengan jumalah 14 pendidikan sebagian besar karakteristik
sampel lansia yang sesuai dengan kriteria reponden yaitu SD sebanyak 5 orang
inklusi dan eksklusi. Pengambilan sampel (36%).

Tabel 1 Distribusi responden berdasarkan data demografi


Data Demografi f Presentase (%)
1. Usia
a. 65-70 tahun 3 21
b. 71-75 tahun 4 29
c. >75 tahun 7 70
Total 14 100
2. Lama Tinggal
a. 1-5 tahun 12 86
b. 6-10 tahun 2 14
Total 14 100
3. Tingkat Pendidikan
a. SD 5 36
b. SMP 4 28
c. SMA 4 28
d. Sarjana 1 18
Total 14 100
4. Pekerjaan sebelum masuk panti
a. Tidak bekerja 6 44
b. Swasta 4 28
c. Pensiunan 4 28
Total 14 100

Tabel 2 Hasil penilaian pretest dan post test pada kelompok intervensi
Pre Post
No. Responden
Intervensi Intervensi
1 19 25 +6
2 20 25 +5
128

3 15 22 +7
4 18 25 +7
5 18 26 +8
6 11 18 +7
7 16 23 +7
8 16 21 +5
9 12 18 +6
10 21 25 +4
11 22 27 +5
12 18 22 +4
13 14 20 +6
14 15 19 +4
Mean 16,79 22,57 +5
SD 3.239 3.031
Paired T-Test p = 0.000

Berdasarkan tabel 2 dari 14 responden 4. Berdasarkan hasil penelitian terdapat


didapatkan nilai kognitif lansia yang 7 lansia dengan nilai fungsi kongnitif
terendah sebelum intervensi yaitu 11 dan yang sedang dengan usia diatas 75
nilai kognitif lansia tertinggi yaitu 22, tahun dan lama tinggal dipanti selama
dengan rerata adalah 16,79 dan standar 1-5 tahun. Masalah penurunan fungsi
deviasi sebesar 3,239. Setelah dilakukan kognitif yang terjadi pada responden
intervensi terapi kenangan dengan metode merupakan proses degeneratif karena
aktivitas kelompok didapatkan nilai usia yang menua yang dialami pada
kognitif lansia terendah 18 dan nilai usia diatas 60 tahun.
tertinggi 27, dengan rerata skor fungsi
kognitif responden adalah 22,57 dan Proses menua dapat menurunkan
standar deviasi sebesar 3.031. Kenaikan kemampuan kognitif dan kepikunan.
skor rata-rata responden sebesar 5. Masalah kesehatan kronis dan penurunan
Analisis dengan menggunakan uji statistik kognitif serta memori (Handayani, dkk,
Paired T-Test didapatkan p = 0,000. Hasil 2013). Gejala penurunan kognitif ringan
tersebut menunjukkan bahwa terdapat berupa melambatnya proses pikir, kurang
pengaruh signifikan antara terapi menggunakan strategi memori yang tepat,
kenangan (reminiscence therapy) terhadap kesulitan memusatkan perhatian, mudah
peningkatan fungsi kognitf pada lansia. beralih pada hal yang kurang perlu,
memerlukan waktu yang lebih lama untuk
PEMBAHASAN belajar sesuatu yang baru. Gejala tersebut
biasa dan wajar dialami oleh lansia
Pada 14 responden terjadi kenaikan padahal gejala tersebut dapat
nilai fungsi kognitif setelah diberikan mengakibatkan demensia dan kepikunan
terapi kenangan antara 4-8. Hasil yang dapat mempengaruhi kehidupan
sebelum intervensi sebanyak 14 sehari-hari.
responden didapatkan 7 lansia
mengalami penurunan kognitif ringan Penelitian Lumbantobing (2006) yang
dengan intrepretasi nilai fungsi kognitif menyatakan bahwa perubahan yang terjadi
18-24 dan 7 lansia mengalami pada otak akibat bertambahnya usia antara
penurunan kognitif sedang dengan lain fungsi penyimpanan informasi
intrepretasi nilai fungsi kognitif 11-17. (storage) hanya mengalami sedikit
Rerata hasil pengambilan data awal perubahan (Wade & Travis, 2007;
sebesar 16,79 dan standard deviasi Lumbantobing 2006).
sebesar 3,239. Terdapat 4 responden
yang hanya mengalami kenaikan nilai
129

Menurut Suprenant et al, seseorang yang yang belum mencapai diatas 75 tahun dan
lebih tua cenderung memiliki kemampuan dulunya memiliki riwayat pendidikan
mengingat yang kurang dibandingkan lulusan baik SMA maupun sarjana.
orang yang lebih muda. Semakin
bertambahnya usia maka sel-sel otak akan Terapi kenangan (reminiscence) adalah
semakin kelelahan dalam menjalankan teknik yang digunakan untuk mengingat
fungsinya yang menyebabkan tidak bisa dan membicarakan tentng kehidupan
bekerja secara optimal seperti saat masih seseorang (Stinson, 2006). Terapi ini
muda. Perubahan fungsi otak yang terjadi digunakan untuk lansia yang mengalami
meliputi kecepatan belajar, kecepatan gangguan kognitif, kesepian dan
memproses informasi baru dan kecepatan pemulihan psikologis (Ebersole et.al,
beraksi terhadap rangsangan sederhana 2001). Kennard (2006) dan Ebersole
atau kompleks. Penurunan ini berbeda- (2010) mengatakan bahwa terapi
beda antar individu (Lumbantobing, 2006; kenangan dapat diberikan pada lansia
Suprenant et al, 2006). Perempuan diduga secara individu, keluarga maupun
lebih banyak dan cenderung untuk kelompok. Pelaksanaan kegiatan terapi
menjadi pelupa. Hal ini disebabkan karena secara kelompok memberi kesempatan
pengaruh hormonal, stres yang kepada lansia untuk membagi
menyebabkan ingatan berkurang, akhirnya pengalamannya pada anggota kelompok,
mudah lupa. Reseptor estrogen pada meningkatkan kemampuan komunikasi,
perempuan yang ditemukan dalam area dan sosialisasi dalam kelompok sehingga
otak yang berperan dalam fungsi belajar dapat tercipta suasana yang harmonis dan
dan memori, seperti hipokampus. memberi efek relaksasi.
Rendahnya level estradiol dalam tubuh
telah dikaitkan dengan penurunan fungsi Terapi kenangan dalam mempengaruhi
kognitif umum dan memori verbal. fungsi kognitif yaitu terapi kenangan
(Susanto dkk, 2009; Myers, 2008; Yaffe memberikan impuls pada memori. Memori
dkk, 2007). adalah proses penyimpanan impuls
sensorik penting untuk dipakai pada masa
Kerja otak apabila kurang aktif, maka sel- yang akan datang sebagai pengatur
sel yang jarang dirangsang tersebut akan aktivitas motorik dan pengolahan berpikir.
mengalami kemunduran dan menyebabkan Sebagian besar penyimpanan ini terjadi
mudah lupa. (Rossman, 2010; Susanto dalam korteks serebri. Korteks yang
dkk, 2009; Wade & Travis, 2007) mempunyai sel otak lebih dari 10 milyar
sel berhubungan dengan sel-sel lain
Berdasarkan tabel 2 hasil fungsi kognitif didaerah otak. Tiap sel otak mempunyai
pada 14 responden setelah dilakukan hubungan dengan 4000-10.000 sel otak
terapi kenangan metode kelompok selama lainnya dan berhubungan melalui impuls
2 minggu 4 kali pertemuan semua litrik dan zat kimia yang disebut zat
mengalami peningkatan skor. Setelah penghantar rangsang atau
pemberian intervensi lalu diberikan post neurotransmitter.
test dengan menggunakan kuisoner Mini
Mental State Examination (MMSE) Proses penyimpanan informasi juga
Sebanyak 6 responden menjadi normal merupakan fungsi dari sinaps. Oleh karena
dan 8 responden mengalami gangguan itu, pada setiap macam sinyal sensorik
fungsi kognitif sedang. Rerata sebesar tertentu yang melewati serentetan sinaps
22,57 dan standar deviasi 3.031. Sebanyak dimasa datang akan lebih mampu
14 responden mengalami peningkatan menjalarkan sinyal yang sama, proses
nilai fungsi kognitif karena efek dari terapi penyampaikan sinyal ini disebut fasilitasi.
kenangan. Rerata peningkatan nilai fungsi Bila sinaps itu sudah seringkali dilewati
kognitif setelah perlakuan sebesar 5. oleh sinyal sensorik maka sinyal itu akan
Kenaikan nilai fungsi kognitif lansia yang begitu terfasilitasi sehingga sinyal yang
signifikan karena ditunjang dengan usia timbul dari otak sendiri saja sudah dapat
130

menjalarkan impuls melalui serentetan harmonis. Banyak penelitian yang


sinaps yang sama walaupun belum timbul membuktikan bahwa terapi kenangan ini
masukan sensoris. Proses pemikiran juga dapat digunakan sebagai alternatif
bawah sadar (sub conscious mind) terapi bagi lansia yang mengalami depresi.
bermula dari kegiatan fasilitasi sinaps ini.
Hal ini akan menimbulkan suatu persepsi Berdasarkan hasil penilaian fungsi
dari pengalaman sensasi yang sebenarnya kognitif antara sebelum dan sesudah
dan dapat respon tubuh walaupun perlakuan, hasil uji statistik dengan Paired
pengaruh atau akibat yang timbul T- test menunjukkan signifikansi p= 0,000
hanyalah suatu memori dari suatu sensasi, artinya terdapat pengaruh terapi kenangan
sekali memori itu disimpan di system (reminiscence therapy) terhadap
saraf, maka memori itu akan menjadi peningkatan fungsi kognitif pada lansia di
bagian dari mekanisme pengolahannya. Panti Werdha Hargo Dedali Surabaya.
Proses masuknya informasi ke sistem
ingatan manusia KESIMPULAN DAN SARAN

Informasi dari luar pertama kali masuk ke Simpulan


ingatan sensori melalui saraf pendengaran
dan penglihatan. Ingatan sensori ini sangat Peningkatan fungsi kognitif pada lansia
mudah hilang karena kapasitasnya yang setelah pemberian intervensi terapi
sedikit. Indera-indera yang bekerja untuk kenangan dengan metode terapi aktivitas
menangkap informasi yang banyak akan kelompok.
mengakibatkan terjadinya kelupaan.
Informasi yang dianggap relevan dan Saran
penting bagi individu akan diteruskan dan Kegiatan terapi kenangan dapat
masuk ke ingatan jangka pendek. Ingatan dimasukkan ke dalam program rutin di
jangka pendek juga memiliki kapasitasnya Panti Werdha. Sebagai seorang
sendiri, yaitu sekitar 30 detik dan apabila perawat, diharapkan dapat
informasi yang dianggap relevan dan mengembangkan ilmu keperawatan
penting bagi individu ini tidak diulang
Gerontik kususnya pada peningkatan
maka informasi tersebut dapat hilang, atau
informasi tersebut dilupakan. fungsi kognitif. Penelitian selanjutnya
Hippocampus merupakan bagian otak diharapkan memperbanyak jumlah
yang menyimpan memori. Peran sampel dan menambahkan
hippocampus adalah membantu karakteristik khusus, sehingga dapat
pemindahan informasi dari ingatan jangka diketahui faktor-faktor yang
pendek menjadi ingatan jangka panjang. mempengaruhi fungsi kognitif lansia
Informasi yang berhasil masuk ke ingatan dan dapat mengembangkan terapi non
jangka pendek akan diteruskan ke ingatan farmakologis.
jangka panjang, ingatan jangka panjang
merupakan tempat penyimpanan informasi KEPUSTAKAAN
yang relatif permanen (Lahey, 2007;
Santrock, 2005). Azizah, LM 2011, Keperawatan Lanjut
Usia, Graha Ilmu, Yogyakarta.
Terapi kenangan memberikan kesempatan
kepada anggota kelompok untuk membuat Banon, Endang 2011, pengaruh terapi
hubungan baru dalam kelompok yang reminiscence dan psikoedukasi
berdampak positif dan berlangsung dalam keluarga terhadap kondisi depresi
suasana yang santai. Melibatkan diri dan kualitas hidup lansia, Thesis,
dalam diskusi tentang saat-saat Universitas Indonesia, Depok
menyenangkan di masa lalu sehingga
dapat memberikan efek relaksasi pada
anggota kelompok dan hubungan
131

BPKPRepublikIndonesia 1998, Undang- Intenational journal of nursing


undang Ri no. 13 tahun 1998 Stusies.
tentang Kesejahteraan Lanjut Usia.
Hurlock, EB 2004, Psikologi
BPS 2010, Laporan Bulanan Data Sosial Perkembangan Suatu Pendekatan
Ekonomi, Badan Pusat Statistik, Sepanjang Rentang Kehidupan, 5th
Jakarta. edn, Erlangga, Jakarta.

Burnside 1994, 'Reminiscene and Life Keliat, AB 1999, Proses Keperawatan


Review: Therapeutic Inerventions Kesehatan Jiwa, EGC, Jakarta.
for Older People', Nurse
Practitioner, vol 19, no. 4, pp. 55- Keliat, AB 2002, Terapi Modalitas
61. Keperawatan: Terapi Aktivitas
Kelompok, Tidak Dipublikasikan.
Brady, E 1999, 'Stories of the Hour of our
Death', Home health Care Nurse. KemenkesRI 2013, Gambaran Kesehatan
Lanjut Usia di Indonesia,
Darmojo 1999, Buku Ajar Geriatri, Kemenkes RI, Jakarta.
Percetakan Yudistira, Jakarta.
Kennard, C 2006, Reminiscance therapy
Deborah 1995, Psychiatric Nursing and activities for People with
Biological&Behaviour Concept, Dementia,
Sanders Company, Philadelphia. www.alzheimer.about.com/cs/treat
mentoptions/a/reminiscence.html,
Ebersole, KT, Sosnoff, JJ & Voudrie, SJ diakses 30 Maret 2014
2010, 'The Effect of Knee Joint
angle on torque control', Journal of Latif, V 2000, cara memori Bekerja,
Motor Behaviour, vol 42, pp. 5-10. www.
google.co.id/seacrh?hl=1d&q=fisiol
Ebersole & Hess 2001, Geriatric Nursing ogi+memori&meta=. diakses 3
and Healthy Aging, Mosby Year April 2014
Book, ST Louis.
Oswari 1997, Menyongsong Usia lNjut
Efendi, F & Makhfudli 2009, dengan Bugar dan Bahagia, Pusaka
Keperawatan Kesehatan Komunitas Sinar harapan, Jakarta.
Teori dan Praktik dalam
Keperawatan, Salemba Medika, Prodia 2007, Homosistein sebagai Faktor
Jakarta. Risiko Kepikunan,
www.prodia.co.id diakses tanggal
Friedman, M, Bowden, V & Jones, E 30 Maret 2014
2010, Buku Ajar Keperawatan
Keluarga, 5th edn, EGC, Jakarta. Rahmawati, Hikmah 2006, pengaruh
pelaksanaan terapi kenangan
Handayani 2013, 'Pesantren Lansia (reminiscence group therapi)
sebagai Upaya Meminimalkan terhadap penurunan tingkat depresi
Risiko Penurunan Fungsi /Kognitif pada lansia di panti werdha Hargo
pada Lansia di Balai Rehabilitasi Dedali, Universitas Airlangga,
Sosoal Lanjut Usia Unit II Pucang Surabaya
Gading Semarang', Jurnal
Keperawatan Komunitas, vol 1, no. Santosa, BT & Rohmah, AS 2011,
1. 'Ganguan Gerak dan Fungsi
Kognitif pada Wanita Lanjut usia',
Hseih & Wang 2002, 'Effect of Jurnal Kesehatan , vol 4, no. 1, pp.
Reminiscene Therapy on 41-57.
Depression in Older Adult',
132

Santrock, JW 2006, Perkembangan Masa


Hidup , Erlangga, Jakarta.

Soltys, F & Coast, L 1995, 'The Solcos


Model : Facilitating Reminiscene
Therapy', Journal Psychosocial
Nursing, vol 11.

Triantari, R 2011, Hubungan Asupan


Vitamin B6, Vitamin B12, Asam
Folat, Aktifitas Fisik dan Kadar
Homosistein dengan Status Konitif
Lansia, Skripsi Undip Tidak
Dipublikasikan, Semarang.

Videbeck, SL 2008, Psychiatrick Mental


Health Nursing, 3rd edn, Lippincott
Williams&Wilkins, Philadhelpia.

WHO 2010, Proposed Working


Defininition of an Older Person in
Africa for the MDS Project,
www.who.int.html.
133

Вам также может понравиться