Вы находитесь на странице: 1из 16

MEREVOLUSI MANAJEMEN SATUAN PENDIDIKAN BERBASIS

KARAKTER MENJADI SATUAN PENDIDIKAN YANG REVOLUSIONER

PENDAHULUAN
Saat ini setelah peluncuran program tentang pendidikan
berkarakter tahun 2011 yang lalu dan segera terlaksananya berbagai
macam pelatihan bagi unsur pendidikan baik tenaga pendidikan dan
pemimpin sebuah satuan sekolah dengan tujuan melaksanakan program
pemerintah tersebut. Namun, bagi penulis pribadi apa yang terprogram
beberapa tahun yang lalu itu belum dirasakan dampaknya sampai saat ini.
Sementara kita tahu bagaimana usaha dan kerja keras pemerintah dan
pengamat pendidikan dalam membina karakter para generasi muda
harapan bangsa. Persoalan karakter kini bahkan masih menjadi sorotan
tajam masyarakat. Dan tertuang dalam berbagai tulisan di media cetak,
wawancara, dialog, dan gelar wicara di media elektronik. Kemudian
karakter seolah tak bisa dipisahkan dengan budaya sehingga
pembahasan masalah karakter juga pasti akan membahas juga budaya.
Selain di media massa, para pemuka masyarakat, para ahli, dan para
pengamat pendidikan, dan pengamat sosial berbicara mengenai
persoalan budaya dan karakter bangsa di berbagai forum seminar, baik
pada tingkat lokal, nasional, maupun internasional. Persoalan yang
muncul di masyarakat seperti korupsi, kekerasan, kejahatan seksual,
perusakan, perkelahian massa, kehidupan ekonomi yang konsumtif,
kehidupn politik yang tidak produktif, dan sebagainya menjadi topik
pembahasan hangat di media massa, seminar, dan di berbagai
kesempatan. Berbagai alternatif penyelesaian diajukan seperti peraturan,
undang-undang, peningkatan upaya pelaksanaan dan penerapan hukum
yang lebih kuat. Alternatif lain yang banyak dikemukakan untuk mengatasi,
paling tidak mengurangi, masalah budaya dan karakter bangsa yang
dibicarakan itu adalah pendidikan.
Pendidikan dianggap sebagai alternatif yang bersifat preventif
karena pendidikan membangun generasi baru bangsa yang lebih baik.
Sebagai alternatif yang bersifat preventif, pendidikan diharapkan dapat
mengembangkan kualitas generasi muda bangsa dalam berbagai aspek
yang dapat memperkecil dan mengurangi penyebab berbagai masalah
budaya dan karakter bangsa. Memang diakui bahwa hasil dari pendidikan
akan terlihat dampaknya dalam waktu yang tidak segera, tetapi memiliki
daya tahan dan dampak yang kuat di masyarakat. Pendapat yang
dikemukakan para pemuka masyarakat, ahli pendidikan, para pemerhati
pendidikan dan anggota masyarakat lainnya di berbagai media massa,
seminar, dan sarasehan yang diadakan oleh Kementerian Pendidikan
Nasional pada awal tahun 2010 menggambarkan adanya kebutuhan
masyarakat yang kuat akan pendidikan budaya dan karakter bangsa.
Apalagi jika dikaji, bahwa kebutuhan itu, secara imperatif, adalah sebagai
kualitas manusia Indonesia yang dirumuskan dalam Tujuan Pendidikan
Nasional. Kepedulian masyarakat mengenai pendidikan budaya dan
karakter bangsa telah pula menjadi kepedulian pemerintah. Berbagai
upaya pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa telah
dilakukan di berbagai direktorat dan bagian di berbagai lembaga
pemerintah, terutama di berbagai unit Kementrian Pendidikan Nasional.
Upaya pengembangan itu berkenaan dengan berbagai jenjang dan jalur
pendidikan walaupun sifatnya belum menyeluruh. Keinginan masyarakat
dan kepedulian pemerintah mengenai pendidikan budaya dan karakter
bangsa, akhirnya berakumulasi pada kebijakan pemerintah mengenai
pendidikan budaya dan karakter bangsa dan menjadi salah satu program
unggulan pemerintah. Pedoman sekolah ini adalah rancangan
operasionalisasi kebijakan pemerintah dalam pendidikan budaya dan
karakter bangsa.

MASALAH YANG TERJADI


Permasalahan yang muncul setelah kebijakan pemerintah itu
direalisasikan pada satuan pendidikan di negara kita tercinta ini adalah
belum ada perubahan nyata dari peserta didik kita, belum muncul sesuai
keinginan dan tujuan pendidikan karakter itu sendiri. Hal ini dibuktikan
dengan masih banyaknya kemerosotan akhak, prilaku dan sikap pada
generasi muda kita saat ini. Bahkan banyak yang melampaui batas
contohnya saja peristiwa Yuyun yang terjadi di daerah penulis sendiri.
Seorang siswa kelas IV SD yang meninggal secara sadis akibat perbuatan
sekelompok anak muda yang amat sangat menyimpang. Korban dan
pelaku adalah generasi penerus bangsa yang seharusnya menjadi
kebanggaan kita. Kemudian peristiwa yang sama banyak juga terjadi di
hampir semua bagian wilayah negara kita ini. Rasanya hati ini ingin sekali
berontak dan amat membingungkan, apa yang sedang terjadi di negara
kita ini?
Dalam hati penulis timbul pertanyaan apakah kita semua terutama
pendidik sudah benar-benar bekerja keras dan bekerja sama untuk
mensukseskan program pemerintah ini yaitu pendidikan budaya dan
karakter. Yang pasti bahwa tujuannya adalah :
1. mengembangkan potensi kalbu/nurani/afektif peserta didik sebagai
manusia dan warganegara yang memiliki nilai-nilai budaya dan karakter
bangsa;
2. mengembangkan kebiasaan dan perilaku peserta didik yang terpuji dan
sejalan dengan nilai-nilai universal dan tradisi budaya bangsa yang
religius;
3. menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab peserta didik
sebagai generasi penerus bangsa;
4. mengembangkan kemampuan peserta didik menjadi manusia yang
mandiri, kreatif, berwawasan kebangsaan; dan
5. mengembangkan lingkungan kehidupan sekolah sebagai lingkungan
belajar yang aman, jujur, penuh kreativitas dan persahabatan, serta
dengan rasa kebangsaan yang tinggi dan penuh kekuatan (dignity).

Jadi akar dari masalah ini adalah :


Peserta didik,
1. Kurangnya pemahaman dan nilai agama sehingga tidak melaksanakan
ajaran agama dengan baik
2. Kebiasaan yang tidak baik sehingga terbawa disemua kegiatan sehari-
hari
3. Tidak ada upaya untuk berubah menjadi lebih baik dan lebih baik lagi

Tenaga pendidik,
1. Belum menanamkan nilai budaya karakter dengan menyeluruh kepada
peserta didik
2. Masih ada sifat membiarkan kepada peserta didik khusus
3. Belum melaksanakan sepenuhnya nilai budaya dan karakter

Satuan Pendidikan,
Belum sepenuhnya menjadi fasilisator bagi terlaksananya nilai
pendidikan karakter di sekolah

Keluarga,
1. Merasa sudah menyerahkan sepenuhnya kewajiban mendidik anak
kepada sekolah
2. Belum sepenuhnya bekerja sama dengan pihak sekolah dalam
mewujudkan tujuan pendidikan karakter
3. Kebanyakan siswa mempunyai latar keluarga yang tidak sejahtera,
tidak bahagia dan tidak mendapatkan perhatian dari orang terdekatnya
yaitu orang tua.

Lingkungan Masyarakat,
Belum adanya keterlibatan masyarakat sekitar dalam mewujudkan
tujuan pendidikan karakter

PEMBAHASAN
Oleh karena itu sangatlah perlu diupayakan penguatan pendidikan
karakter di satuan pendidikan. Agar terwujudnya pelaksanaan pendidikan
karakter tersebut maka mari kita tinjau kembali makna dari pendidikan
karakter di satuan pendidikan. Undang-Undang Republik Indonesia nomor
20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas)
merumuskan fungsi dan tujuan pendidikan nasional yang harus digunakan
dalam mengembangkan upaya pendidikan di Indonesia. Pasal 3 UU
Sisdiknas menyebutkan, Pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab. Tujuan pendidikan nasional itu
merupakan rumusan mengenai kualitas manusia Indonesia yang harus
dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan. Oleh karena itu, rumusan
tujuan pendidikan nasional menjadi dasar dalam pengembangan
pendidikan budaya dan karakter bangsa.
Budaya diartikan sebagai keseluruhan sistem berpikir, nilai, moral,
norma, dan keyakinan (belief) manusia yang dihasilkan masyarakat.
Sistem berpikir, nilai, moral, norma, dan keyakinan itu adalah hasil dari
interaksi manusia dengan sesamanya dan lingkungan alamnya. Sistem
berpikir, nilai, moral, norma dan keyakinan itu digunakan dalam kehidupan
manusia dan menghasilkan sistem sosial, sistem ekonomi, sistem
kepercayaan, sistem pengetahuan, teknologi, seni, dan sebagainya.
Manusia sebagai makhluk sosial menjadi penghasil sistem berpikir, nilai,
moral, norma, dan keyakinan; akan tetapi juga dalam interaksi dengan
sesama manusia dan alam kehidupan, manusia diatur oleh sistem
berpikir, nilai, moral, norma, dan keyakinan yang telah dihasilkannya.
Ketika kehidupan manusia terus berkembang, maka yang berkembang
sesungguhnya adalah sistem sosial, sistem ekonomi, sistem kepercayaan,
ilmu, teknologi, serta seni. Pendidikan merupakan upaya terencana dalam
mengembangkan potensi peserta didik, sehingga mereka memiliki sistem
berpikir, nilai, moral, dan keyakinan yang diwariskan masyarakatnya dan
mengembangkan warisan tersebut ke arah yang sesuai untuk kehidupan
masa kini dan masa mendatang.
Karakter adalah watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang
yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebajikan (virtues) yang
diyakini dan digunakan sebagai landasan untuk cara pandang, berpikir,
bersikap, dan bertindak. Kebajikan terdiri atas sejumlah nilai, moral, dan
norma, seperti jujur, berani bertindak, dapat dipercaya, dan hormat
kepada orang lain. Interaksi seseorang dengan orang lain menumbuhkan
karakter masyarakat dan karakter bangsa. Oleh karena itu,
pengembangan karakter bangsa hanya dapat dilakukan melalui
pengembangan karakter individu seseorang. Akan tetapi, karena manusia
hidup dalam ligkungan sosial dan budaya tertentu, maka pengembangan
karakter individu seseorang hanya dapat dilakukan dalam lingkungan
sosial dan budaya yang berangkutan. Artinya, pengembangan budaya dan
karakter bangsa hanya dapat dilakukan dalam suatu proses pendidikan
yang tidak melepaskan peserta didik dari lingkungan sosial,budaya
masyarakat, dan budaya bangsa. Lingkungan sosial dan budaya bangsa
adalah Pancasila; jadi pendidikan budaya dan karakter bangsa haruslah
berdasarkan nilai-nilai Pancasila. Dengan kata lain, mendidik budaya dan
karakter bangsa adalah mengembangkan nilai-nilai Pancasila pada diri
peserta didik melalui pendidikan hati, otak, dan fisik.
Pendidikan adalah suatu usaha yang sadar dan sistematis dalam
mengembangkan potensi peserta didik. Pendidikan adalah juga suatu
usaha masyarakat dan bangsa dalam mempersiapkan generasi mudanya
bagi keberlangsungan kehidupan masyarakat dan bangsa yang lebih baik
di masa depan. Keberlangsungan itu ditandai oleh pewarisan budaya dan
karakter yang telah dimiliki masyarakat dan bangsa. Oleh karena itu,
pendidikan adalah proses pewarisan budaya dan karakter bangsa bagi
generasi muda dan juga proses pengembangan budaya dan karakter
bangsa untuk peningkatan kualitas kehidupan masyarakat dan bangsa di
masa mendatang. Dalam proses pendidikan budaya dan karakter bangsa,
secara aktif peserta didik mengembangkan potensi dirinya, melakukan
proses internalisasi, dan penghayatan nilai-nilai menjadi kepribadian
mereka dalam bergaul di masyarakat, mengembangkan kehidupan
masyarakat yang lebih sejahtera, serta mengembangkan kehidupan
bangsa yang bermartabat.
Atas dasar pemikiran itu, pengembangan pendidikan budaya dan
karakter sangat strategis bagi keberlangsungan dan keunggulan bangsa
di masa mendatang. Pengembangan itu harus dilakukan melalui
perencanaan yang baik, pendekatan yang sesuai, dan metode belajar
serta pembelajaran yang efektif. Sesuai dengan sifat suatu nilai,
pendidikan budaya dan karakter bangsa adalah usaha bersama sekolah;
oleh karenanya harus dilakukan secara bersama oleh semua guru dan
pemimpin sekolah, melalui semua mata pelajaran, dan menjadi bagian
yang tak terpisahkan dari budaya sekolah.
Dari uraian tersebut sangatlah nyata bahwa sebuah pendidikan
karakter akan tercapai dengan baik dan sesuai harapan kita semua
adalah jika semua unsur yang terlibat didalamnya bekerja sama dan sama
sama bekerja keras untuk mewujudkannya. Siapa saja unsur tesebut
tentu saja peserta didik itu sendiri harus mau dan punya niat untuk
menjadi penerus bangsa yang mempunyai karakter dan budaya bangsa,
kemudian orang tua dan keluarga haruslah mau mendukung semua
kebijakan dari satuan pendidikan tempat anaknya mendapatkan
pendidikan, pendidik adalah yang juga penting sekali dalam mewujudkan
tujuan pendidikan karakter ini harus mampu menjadi contoh tauladan yang
baik bagi peserta didiknya, satuan pendidik juga harus mampu menjadi
fasilisator bagi terwujudnya pendidikan karakter ini.
Untuk itu mari kita sama-sama melihat dan mencoba melakukan
analisis sumber nilai nilai yang terkandung dalam pendidikan karakter
tersebut antara lain,
1. Agama: masyarakat Indonesia adalah masyarakat beragama. Oleh
karena itu, kehidupan individu, masyarakat, dan bangsa selalu
didasari pada ajaran agama dan kepercayaannya. Secara politis,
kehidupan kenegaraan pun didasari pada nilai-nilai yang berasal
dari agama. Atas dasar pertimbangan itu, maka nilai-nilai
pendidikan budaya dan karakter bangsa harus didasarkan pada
nilai-nilai dan kaidah yang berasal dari agama.
2. Pancasila: negara kesatuan Republik Indonesia ditegakkan atas
prinsip-prinsip kehidupan kebangsaan dan kenegaraan yang
disebut Pancasila. Pancasila terdapat pada Pembukaan UUD
1945 dan dijabarkan lebih lanjut dalam pasal-pasal yang terdapat
dalam UUD 1945. Artinya, nilai-nilai yang terkandung dalam
Pancasila menjadi nilai-nilai yang mengatur kehidupan politik,
hukum, ekonomi, kemasyarakatan, budaya, dan seni. Pendidikan
budaya dan karakter bangsa bertujuan mempersiapkan peserta
didik menjadi warga negara yang lebih baik, yaitu warga negara
yang memiliki kemampuan, kemauan, dan menerapkan nilai-nilai
Pancasila dalam kehidupannya sebagai warga negara.
3. Budaya: sebagai suatu kebenaran bahwa tidak ada manusia yang
hidup bermasyarakat yang tidak didasari oleh nilai-nilai budaya
yang diakui masyarakat itu. Nilai-nilai budaya itu dijadikan dasar
dalam pemberian makna terhadap suatu konsep dan arti dalam
komunikasi antaranggota masyarakat itu. Posisi budaya yang
demikian penting dalam kehidupan masyarakat mengharuskan
budaya menjadi sumber nilai dalam pendidikan budaya dan
karakter bangsa.
4. Tujuan Pendidikan Nasional: sebagai rumusan kualitas yang harus
dimiliki setiap warga negara Indonesia, dikembangkan oleh
berbagai satuan pendidikan di berbagai jenjang dan jalur. Tujuan
pendidikan nasional memuat berbagai nilai kemanusiaan yang
harus dimiliki warga negara Indonesia. Oleh karena itu, tujuan
pendidikan nasional adalah sumber yang paling operasional dalam
pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa.
Dari 4 sumber tersebut kemudian teridentifikasi nilai yang
sesungguhnya harus muncul sebagai hasil belajar peserta didik selama
menimba ilmu di sebuah satuan pendidikan. Ada 18 nilai yaitu ;
1. Religius, Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan
ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan
ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.
2. Jujur, Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya
sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan,
tindakan, dan pekerjaan.
3. Toleransi, Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama,
suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda
dari dirinya.
4. Disiplin, Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh
pada berbagai ketentuan dan peraturan.
5. Kerja Keras, Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh
dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta
menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.
6. Kreatif, Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara
atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.
7. Mandiri, Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada
orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.
8. Demokratis, Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai
sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.
9. Rasa Ingin Tahu, Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai
sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.
10. Semangat Kebangsaan, Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan
yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas
kepentingan diri dan kelompoknya.
11. Cinta Tanah Air, Cara berfikir, bersikap, dan berbuat yang
menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi
terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan
politik bangsa.
12. Menghargai Prestasi, Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya
untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan
mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.
13. Bersahabat/komunikatif, Tindakan yang memperlihatkan rasa
senang berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain.
14. Cinta Damai, Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan
orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya.
15. Gemar Membaca, Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca
berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya.
16. Peduli Lingkungan, Sikap dan tindakan yang selalu berupaya
mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan
mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam
yang sudah terjadi.
17. Peduli Sosial, Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi
bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.
18. Tanggung Jawab, Sikap dan perilaku seseorang untuk
melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia
lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial
dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.

Tabel analisa pelaksanaan nilai karakter yang sudah dilakukan beserta


contohnya;
N NILAI DAMPAK PADA
PELAKSANAAN CONTOH
O KARAKTER SISWA
1 Religius Sudah Berdoa Hanya
dilaksanakan sebelum dan pengucapan saja
sesudah belum ada
belajar dampak positif
yang terjadi
2 Jujur Penilaian Membuat PR Belum nampak
khusus guru atau tugas nilai kejujuran
sekolah apakah benar
tugas dibuat
sendiri atau
menyalin punya
teman
3 Toleransi Terlaksana Tidak mau Sikap toleransi
ikut yang muncul
memberikan malah arah
hukuman negatif
kepada kebanyakan siswa
teman yang membela teman
bersalah yang salah
4 Disiplin Belum Memakai Sikap disiplin
sepenuhnya topi dan dasi belum muncul
ketika sepenuhnya
upacara
5 Kerja Keras Belum Diskusi Hanya beberapa
sepenuhnya kelompok siswa saja yang
mau mencari
jawaban pokok
masalah materi
yang diberikan
6 Peduli Belum Pot tanaman Guru
Lingkungan terlaksana yang pecah membersihkan
dengan tujuan
memberi contoh
tetapi siswa
malah tidak
mempedulikannya
Mengapa perlu diadakan penguatan dalam mewujudkan pendidikan
karakter tersebut, karena sebuah lembaga pendidikan dalam hal ini
satuan pendidikan atau sekolah adalah suatu kesatuan yang terdiri dari
unsur pendidikan yang nantinya akan menjadi sumber ilmu formal yang
didapat oleh peserta didik untuk mencapai cita-citanya dan tempat
menimba pengetahuan untuk menjadi lebih baik sebagai generasi penerus
bangsa kita yang tercinta ini. Sebuah satuan pendidikan merupakan
sorotan dari berbagai lingkup masyarakat, sedikit saja melakukan
kesalahan maka akan sangat fatal akibatnya.
Oleh karena satuan pendidikan adalah rumah kedua bagi peserta didik
maka sangatlah perlu diadakan penguatan pendidikan karakter sehingga
apa yang menjadi tujuan dari pendidikan nasional akan terwujud dan pada
akhirnya juga akan menghasilkan para generasi muda penerus bangsa
yang berkarakter dan mampu membawa harum nama negara Indonesia.
Sebagaimana definisi satuan pendidikan yang terdapat pada
Jika ditinjau kembali 18 nilai karakter bangsa tersebut, memang tidak
semua nilai merosot untuk saat ini. Ada beberapa nilai yang sudah
terwujud dan menghasilkan karakter positif kepada peserta didik kita.
Tetapi kuantitas keberhasilan tersebut belum signifikan sehingga
imbasnya belum terlihat pada peserta didik kita. Artinya apa? Ternyata
ahlak peserta didik kita masih banyak yang belum sesuai dengan tujuan
pendidikan karakter bangsa sehingga pengaruhnya sangat besar terhadap
output suatu satuan pendidikan. Sebagai seorang pendidik kita harus
mencari jalan keluar dari kenyataan yang terjadi. Karena penulis yakin
bahwa permasalahan kita sama sebagai pendidik apalagi pendidik yang
berada di daerah. Dengan semua keterbatasan kita harus mampu
menciptakan generasi berkarakter, berguna bagi agama, nusa dan
bangsa.
Solusi yang penulis coba sampaikan adalah :
1. Mari kita mengenal karakter peserta didik kita lebih dekat lagi
2. Mari kita merenungkan kembali sebab masih terjadinya penyimpangan
sikap dan karakter peserta didik kita
3. Mari kita munculkan kembali rasa senasib sepenanggungan apabila
negara tercinta ini masih rawan dengan penyimpangan karakter para
peserta didik kita
4. Mari bersama kita saling mengingatkan untuk melaksanakan nilai nilai
karakter apabila diantara kita melupakannya
5. Jangan pernah bosan untuk menerapkan nilai karakter bangsa ke
dalam proses pembelajaran yang akan kita sampaikan di kelas
6. Jika belum pernah dilaksanakan mari saat ini kita laksanakan karena
tidak akan pernah ada kata terlambat untuk suatu kebaikan peserta
didik

KESIMPULAN
Sehingga kesimpulan yang dapat diambil dari uraian diatas adalah
bahwa wajib dilaksanakan penguatan pendidikan karakter di satuan
pendidikan pada saat ini karena kita tahu bahwa untuk mencapai hasil
yang sesuai dengan tujuan pendidikan nasional di negara kita tidakla bisa
secepat kita mengedipkan mata atau menghela nafas tetapi butuh waktu
dan proses panjang tiada henti sehingga sampai kepada tujuan akhir yaitu
UU SISDIKNAS NO. 20 TH. 2003, Fungsi Utama Pendidikan:
Mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan bangsa.
Penulis sangat yakin dengan niat dan keteguhan serta kegigihan
para pendidik maka akan mampu mengubah karakter peserta didik kita
sehingga menjadi bermartabat.
Pendidik tentu saja sangat ingin melihat keberhasilan peserta
didiknya dalam pembelajaran dan pada akhirnya nanti mampu mencapai
cita cita nya dan menerapkan nilai-nilai karakter dalam kehidupannya.
Dan kepada pemerintah juga selalu berharap agar selalu memperhatikan
perkembangan dan kemajuan dunia pendidikan di negara Indonesia ini.
Menteri Pendidikan mengeluarkan aturan baru yaitu, akan segera
diterapkannya fullday school atau disebut sebagai program penguatan
pendidikan karakter. Dikatakan juga bahwa semua guru yang sudah PNS
dan sudah mendapat tunjangan profesi , maupun guru swasta yang
bersertifikat, otomatis dia guru profesional dan harus
mempertanggungjawabkan profesionalitasnya, delapan jam minimum dia
harus berada di sekolah. Dan jika guru tidak melaksanakan aturan itu
akan dikenakan sanksi. Mulai dari sanksi administrasi hingga sanksi
penundaan dana sertifikasi. Untuk menerapkan itu Menteri sudah meminta
jajarannya untuk membuat absensi nasional bagi guru. Dan Kepala
Sekolah akan dibebaskan dari jam pelajaran dan hanya fokus mengelola
manajemen yang ada di sekolah saja.
Menanggapi apa yang disampaikan oleh menteri pendidikan kita
tersebut artinya bahwa salah satu bentuk penguatan pendidikan karakter
di satuan pendidikan adalah menambah waktu atau memperpanjang
waktu siswa di sekolah yang artinya bahwa baik peserta didik maupun
pendidik akan lebih banyak memanfaatkan waktu bersama di sebuah
satuan pendidikan. Penulis setuju dengan hal ini, hanya saja perlu
diadakan semacam sosialisasi kepada siswa bahwa lama di sekolah
bukan berarti mereka akan lama juga melaksanakan kegiatan
pembelajaran. Bisa saja disela waktu belajar di kelas mereka akan
disuguhkan suasana berbeda tetapi tetap intinya mereka belajar. Belajar
merupakan proses agar menjadi lebih dan lebih banyak mendapatkan
sesuatu yang bermanfaat untuk mereka nantinya. Bukan ilmu
pengetahuan saja tetapi lebih kepada ahlak yang sesuai dengan dasar
negara kita tercinta ini.
Begitu besar perhatian dan cita-cita mulia dari pemerintah kita
untuk membangun generasi penerus bangsa yang memiliki nilai dan
karakter bangsa. Sampai-sampai pengawasan terhadap pelaksanaannya
pun telah disusun sedemikian rupa agar tidak terjadi pelanggaran dan
penyimpangan yang mungkin akan ada ketika pola penguatan pendidikan
karakter ini diterapkan di satuan pendidikan nantinya. Tinggal kita saja
sebagai pelaksananya dan semoga apapun yang diprogramkan oleh
pemerintah merupakan dasar pemikiran bersama para praktisi dan pakar
pendidikan yang benar-benar mengetahui bagaimana pola terbaik untuk
menerapkan dan menguatkan pendidikan karakter bangsa ini.
Harapan penulis sebagai pendidik tak lain adalah sangat ingin
merasakan adanya perubahan dan perbaikan karakter dikalangan siswa
kita sebagai generasi penerus bangsa ini, cukup dengan contoh yang
sederhana saja misalnya para siswa tidak lagi merokok dengan atau
tanpa sedang memakai seragam sekolah, tidak lagi menjadikan
perkelahian antar pelajar adalah simbol kejantanan atau hanya sekedar
gagah gagahan. Setelah itu juga sangat ingin mengajak siswa untuk
mendekatkan diri kepada Tuhan YME agar terjaga ahlak sehingga
nantinya akan tercipta generasi muda yang berilmu pengetahuan dan
beriman kepada Tuhan YME.
Terakhir penulis juga menghimbau seluruh pengambil keputusan di
satuan pendidikan, orang tua, masyarakat mari kita bersama sama
membangun karakter generasi muda, anak-anak kita agar tercipta bangsa
Indonesia yang bermartabat.

DAFTAR PUSTAKA
- Pengembangan Pendidikan Budaya Dan Karakter Bangsa Pedoman
Sekolah Kementerian Pendidikan Nasional, Badan Penelitian Dan
Pengembangan Pusat Kurikulum .Jakarta: 2010

- PERMENDIKBUD NO 53 TAHUN 2015 tentang Penilaian Hasil Belajar


oleh Pendidik Pada Satuan Pendidikan Dasar dan Pendidikan
Menengah

- http://tribunnews.com. Wawancara wartawan dengan Menteri


Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

Вам также может понравиться