Вы находитесь на странице: 1из 6

BAB II

KONDISI DAERAH STUDI

2.1. Umum

Kota Surabaya adalah ibukota Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Surabaya merupakan kota
terbesar kedua di Indonesia setelah Jakarta. Dengan jumlah penduduk metropolisnya yang
mencapai 3 juta jiwa, Surabaya merupakan pusat bisnis, perdagangan, industri, dan
pendidikan di kawasan Indonesia timur. Surabaya terkenal dengan sebutan Kota Pahlawan
karena sejarahnya yang sangat diperhitungkan dalam perjuangan merebut kemerdekaan
bangsa Indonesia dari penjajah.Kata Surabaya konon berasal dari cerita mitos pertempuran
antara sura (ikan hiu) dan baya (buaya). Meskipun Jawa adalah suku mayoritas (83,68%),
tetapi Surabaya juga menjadi tempat tinggal berbagai suku bangsa di Indonesia, termasuk
suku Madura (7,5%), Tionghoa (7,25%), Arab (2,04%), dan sisanya merupakan suku
bangsa lain atau warga asing. (sumber: Wikipedia)

Gambar 2.1 Peta Kotamadya Mojokerto

Gambar : Foto Satelit Kota Surabaya


(Sumber Google Earth)
Sejarah Kota Surabaya
Sebelum Kedatanagan Belanda
Surabaya dulunya merupakan gerbang Kerajaan Majapahit, yakni di muara Kali Mas.
Bahkan hari jadi Kota Surabaya ditetapkan sebagai tanggal 31 Mei 1293. Hari itu sebenarnya
merupakan hari kemenangan pasukan Majapahit yang dipimpin Raden Wijaya terhadap pasukan
kerajaan Mongol utusan Kubilai Khan. Pasukan Mongol yang datang dari laut digambarkan
sebagai ikan SURO (ikan hiu/berani)dan pasukan Raden Wijaya yang datang dari darat
digambarkan sebagai BOYO (buaya/bahaya), jadi secara harfiah diartikan berani menghadapi
bahaya yang datang mengancam. Maka hari kemenangan itu diperingati sebagai hari jadi
Surabaya.

Pada abad ke-15, Islam mulai menyebar dengan pesat di daerah Surabaya. Salah satu
anggota wali sanga, Sunan Ampel, mendirikan masjid dan pesantren di daerah Ampel. Tahun
1530, Surabaya menjadi bagian dari Kesultanan Demak.

Menyusul runtuhnya Demak, Surabaya menjadi sasaran penaklukan Kesultanan Mataram:


diserbu Panembahan Senopati tahun 1598, diserang besar-besaran oleh Panembahan Seda ing
Krapyak tahun 1610, diserang Sultan Agung tahun 1614. Pemblokan aliran Sungai Brantas oleh
Sultan Agung akhirnya memaksa Surabaya menyerah. Tahun 1675, Trunojoyo dari Madura
merebut Surabaya, namun akhirnya didepak VOC pada tahun 1677.

Dalam perjanjian antara Paku Buwono II dan VOC pada tanggal 11 November 1743,
Surabaya diserahkan penguasaannya kepada VOC.

(sumber: Wikipedia)

Zaman Hindia Belanda

Pada zaman Hindia-Belanda, Surabaya berstatus sebagai ibukota Karesidenan Surabaya,


yang wilayahnya juga mencakup daerah yang kini wilayah Kabupaten Gresik, Sidoarjo,
Mojokerto, dan Jombang. Pada tahun 1905, Surabaya mendapat status kotamadya (Gemeente).
Pada tahun 1926, Surabaya ditetapkan sebagai ibukota provinsi Jawa Timur. Sejak itu Surabaya
berkembang menjadi kota modern terbesar kedua di Hindia-Belanda setelah Batavia.

Sebelum tahun 1900, pusat kota Surabaya hanya berkisar di sekitar Jembatan Merah saja.
Sampai tahun 1920-an, tumbuh pemukiman baru seperti daerah Darmo, Gubeng, Sawahan, dan
Ketabang. Pada tahun 1917 dibangun fasilitas pelabuhan modern di Surabaya.

Tanggal 3 Februari 1942, Jepang menjatuhkan bom di Surabaya. Pada bulan Maret 1942,
Jepang berhasil merebut Surabaya. Surabaya kemudian menjadi sasaran serangan udara Sekutu
pada tanggal 17 Mei 1944.

(sumber: Wikipedia)

Kondisi Sosial Ekonomi

Sebagai kota metropolitan, Surabaya menjadi pusat kegiatan perekonomian di daerah


Jawa Timur dan sekitarnya. Sebagian besar penduduknya bergerak dalam bidang jasa, industri,
dan perdagangan. Banyak perusahaan besar yang berkantor pusat di Surabaya, seperti PT
Sampoerna Tbk, Maspion, Wing's Group, Unilever, dan PT PAL. Kawasan industri di Surabaya
diantaranya Surabaya Industrial Estate Rungkut (SIER) dan Margomulyo.

Dewasa ini terdapat belasan mal-mal besar dan puluhan supermarket besar. Pusat
perbelanjaan modern ternama diantaranya: Tunjungan Plaza, Pakuwon Trade Center dan
Supermall Pakuwon Indah (satu gedung), Mal Galaxy, Golden City Mall, Bubutan Junction (BG
Junction), Royal Plaza, City of Tomorrow (CiTo), Surabaya Town Square (Sutos), Hi Tech Mall,
Maspion Square, MEX Building, Pasar Atum Mall, ITC Surabaya, Plaza Marina (dahulu Sinar
Fontana), dan Plasa Surabaya yang oleh masyarakat Surabaya lebih dikenal dengan Delta Plaza
serta yang paling baru saat ini adalah Empire Palace, yang sekaligus merupakan wedding mal
pertama di Indonesia. Sedangkan pusat perbelanjaan tradisional ternama diantaranya Pasar Turi,
Pasar Atom, dan Darmo Trade Center (DTC) yang dahulunya adalah Pasar Wonokromo.
Kondisi Fisik Alam

Kondisi Topografi
Surabaya terletak di tepi pantai utara provinsi Jawa Timur. Wilayahnya berbatasan dengan
Selat Madura di Utara dan Timur, Kabupaten Sidoarjo di Selatan, serta Kabupaten Gresik di
Barat. Surabaya berada pada dataran rendah,ketinggian antara 3 - 6 m di atas permukaan laut
kecuali di bagian Selatan terdapat 2 bukit landai yaitu di daerah Lidah dan Gayungan
ketinggiannya antara 25 - 50 m diatas permukaan laut dan di bagian barat sedikit bergelombang.
Surabaya terdapat muara Kali Mas, yakni satu dari dua pecahan Sungai Brantas.luas wilayah
kota surabaya adalah 374,36 km2.

Kondisi Geologi
Berdasarkan Peta Geologi, (Turkandi dkk, 1992), digolongkan dalam 3 kelompok, yaitu :
1. Kelompok Batuan Sedimen
Kelompok batuan ini meliputi :
Formasi Rengganis (Tmrs), disusun oleh batupasir halus kasar konglomeratan
dan batulempung.
Formasi Klapanunggal (Tmk), disusun oleh batugamping koral, sisipan
batugamping pasiran, napal, dan batupasir kuarsa glaukonitan.
Formasi Jatiluhur (Tmj), disusun oleh napal dan batu lempung dengan sisipan
batupasir gampingan.
Formasi Bojongmanik (Tmb), disusun oleh perselingan batupasir dan
batulempung dengan sisipan batugamping, di sekitar Cilampea leuwiliang
dijumpai adanya lensa batugamping.
Formasi Genteng (Tpg), disusun oleh tufa batuapung, batupasir, breksi andesit
dan konglomerat dengan sisipan batulempung.
Satuan Batugamping Koral (Q1), disusun oleh koloni koral, hancuran koral dan
cangkang moluska, umumnya hanya terdapat di kepulauan Teluk Jakarta.

2. Kelompok Endapan Permukaan


Kelompok batuan ini meliputi :
Satuan Aluvial Tua (Qoa), disusun oleh batipasir konglomeratan dan batulanau,
hanya terdapat di selatan Cikarang (Bekasi) sebagai endapan teras S. Cibeet dan
Citarum.
Satuan Kipas Aluvial Bogor (Qva), disusun oleh tufa halus berlapis, tufa pasiran
berselingan dengan tufa konglomeratan, merupakan rombakan endapan volkanik
G. Salak dan Pangrango.
Satuan Endapan Pematang Pantai (Qbr), disusun oleh batupasir halus-kasar
dengan cangkang moluska, terdapat menyebar di bagian Utara yang hampir
sejajar garis pantai mulai tangerang hingga Bekasi.
Satuan Aluvial (Qa), disusun oleh lempung-pasir, kerikil, kerakal, dan bongkah,
fraksi kasar umumnya menempati alur-alur sungai (Selatan) sedangkan fraksi
halus di daerah dataran Jakarta dengan tambahan adanya sisa-sisa tumbuhan pada
kedalaman tertentu.
3. Kelompok Batuan Intrusi.
Satuan Intrusi (ba/a) disusun oleh batuan terobosan G. Dago (ba) bersifat basalt yang
terkekarkan dan andesit porfiritik G. Pancar (a)

Gambar : Kota Surabaya (tampak dari atas)


(Sumber Google)
Kondisi Iklim
Surabaya merupakan kota didaratan rendah, dan merupakan kota Industri yang langsung
menghadap ke laut Jawa dan Selat Madura. Dengan keadaan geografis seperti ini, menyebabkan
kota Surabaya menjadi lebih panas. Suhu yang tercatat di kota Surabaya dan sekitarnya mencapai
34O C. .

2.2. Tata Guna Lahan Daerah Perkotaan


Dalam tugas besar ini tata guna lahan diasumsikan pada setiap block adalah perumahan.
Untuk guna lahan sebagai fasilitas umum dan fasilitas yang lain di peta tidak diketahui
dikarenakan prasarana umum sulit di bedakan dengan perumahan. Untuk luas srtiap blocknya
diketahui dari table dibawah ini :

Вам также может понравиться