Вы находитесь на странице: 1из 22

CASE 1 hypovolemic shock

Kasus :
Ketika anda sedang bertugas jaga di UGD Rumah Sakit seorang pria berusia 26 tahun datang
diantar oleh keluarganya dengan keluhan tidak sadarkan diri setelah diare dan muntah
muntah hebat selama 5 hari. GCS : 235, Tensi 90/70, Nadi 56x per menit regular lemah, RR
28x/menit, suhu 36,5C, turgor kulit menurun, mata cowong.
Yang diminta : pemeriksaan fisik, prosedur klinik, interpretasi lab, diagnosis, dd, prilaku
profesional
Pemeriksaan awal :
a) Danger : Memanggil pertolongan
b) Rescue :
a. cuci tangan
b. gunakan masker dan hand scoon
c. pastikan posisi pasien di bed baik

c) Primary Survey :
a. Response :
i. panggil nama, tepuk pundak, tekan nail bed
ii. cek reaksi pupil
iii. tanyain ke penguji hasil GCS
b. Airway :
i. Periksa ada obstruksi jalan napas, jika ada bersihkan dengan fingerswept
atau suction
ii. Lakukan maneuver head tilt chin lift.
c. Breathing :
i. Look listen feel dan ukur RR dengan memegang pundak dan
memperhatikan selama 1 menit. Tanya hasilnya dari pengawas
ii. RR > 20x per menit gunakan sungkup oksigen ( 4 5 LPM)
d. Circulation :
i. Periksa denyut nadi karotis, capillary refill time, temperature, dan tekanan
darah pasien. Tanyakan hasilnya ke pengawas
ii. Jika tidak stabil lakukan pemasangan IV Line karena kasusnya dehidrasi
gunakan normal saline (RL/NaCl 0,9%) cari dari perifer menggunakan
ukuran aboket 16/18 dilakukan pada kedua tangan
e. Monitoring :
i. Pemasangan kateter untuk monitor cairan Tanya hasilnya
ii. Pemasangan EKG dan pulse oximetry Tanya hasilnya
f. Re-evaluasi jika belum ada perbaikan evaluasi cara pemberian cairan, airway
dan breathingnya
d) Secondary Survey :
a. Keadaan Umum : lakukan dari head to toe namun karena kasusnya dehidrasi jadi
spesifik pemeriksaannya. Saat ini pasien telah stabil jadi ingat untuk minta izin.
mengelompokan ke dehirasi ringan sedang berat :
i. Keadaan umum (baik gelisah letargi/tidak sadar)
ii. Fontanela (normal terdepresi cekok banget)
iii. Mata (normal cekung - sangat cekung)
iv. Air mata (normal menurun absen)
v. Rasa haus (tidak haus sangat haus tidak bisa minum)
vi. Turgor kulit (kembali cepat kembali lambat - 2 detik)
vii. CRT (<2 detik 2 4 detik - >4 detik)
viii. Mucus membrane di konjungtiva dan mulut (normal kering pecah
pecah)
b. Pemeriksaan Fisik Abdomen karena ada diare dan muntah
i. Vesika Urinaria harus kosong dan taruh bantal di bawah paha agar
abdomen rileks
ii. Inspeksi:
- Lihat bagiamana posisi tidur pasien dan apakah ada terlihat kesakitan
- apakah bentuk perut cekung/cembung, ada peristalsis, pulsasi, masa,
caput medusa, kelainan kulit, dilatasi vena, kontur umbilicus
(inflamasi,tanda hernia)
iii. Auskultasi
- Dengarkan bising usus di mid abdomen. Normalnya akan muncul tiap 5
10 detik. 5 10 kali per menit. Jika 2 menit gak ada bilang tak ada bising
usus
- Dengarkan bruit untuk tau hipertensi sama arterial insufficiency di renal
artery kanan kiri, aorta, iliac artery kanan kiri
iv. Perkusi
- Normalnya timpani, lakukan di seluruh kuadran, cari batas hati dan
pembesaran limpa, nyeri ketok CVA
v. Palpasi
- Ringan dan dalam. Tanyain sakitnya di sebelah mana jika ada. Perhatikan
wajah pasien
- Hati : minta pasien menarik nafas dalam dan menghebuskan nafas dan
periksa batas bawah hatinya
e) Anamnesis
i. Onset tidak sadar
ii. Kronologinya kira kira penyebabnya apa yang memperberat sampai
pingsan
iii. Gejala sebelumnya diare dan muntah sejak kapan, bagaimana
konsistensinya, berisi darahkah, berapa kali sehari, sudah ditanganikah
iv. Sebelumnya pernah pingsan
v. Penyakit penyerta lainnya
vi. DI keluarga dan lingkungan ada yang pernah mengalami gejala serupa
vii. Pekerjaannya apa? Sering merokok, minum alkohol? Suka olahraga dan
makanannya sehat tidak?

f) Pemeriksaan Penunjang
i. CBC : ada anemia, Hb, Hct, infeksi
ii. Periksa golongan darah dan rhesus
iii. Elektrolit : hipernatermia, hipokalemia, dan lainnya
iv. AGD : pH darah, diare biasanya acidosis metabolic karena bikarbonat
keluar semua dari diare, muntah biasanya alkalosis metabolik karena acid
keluar
v. Stool analisis : untuk penyebab diare
vi. Ginjal : BUN dan kreatinin apa dehidrasinya mengganggu fungsi ginjal
atau tidak
g) Diagnosis
i. shock hypovolemic e c diare kolera amoebiasis
ii. shock hypovolemic e c gastritis dan peptic ulcer
iii. Asidosis metabolic
iv. Elektrolit Imbalance
h) Treatment :
i. Jika sudah dapat derajatnya sesuaikan cairannya : 1500 cc +
20cc/kgBB/jam
ii. Obati muntah dengan anti emesis, dan diare tergantung jenisnya,
antibiotik mungkin diperlukan
i) KIE : sanitasi yang baik, makan minum dijaga kebersihannya, bila diare berikan cairan
yang cukup dan cari pengobatan
CASE 2 diabetic ketoacidosis
Kasus :
Seorang perempuan 14 tahun ke UGD RS tidak sadarkan diri. Memiliki riwayat DM sejak umur
5 tahun dan rutin menyuntik insulin. Sejak 5 hari lalu mengalami batuk pilek. GCS 345 Tensi
110/70, nadi 105x per menit regular, pernafasan 30x per menti cepat dan dalam (kusmaul),
suhu 37,5 (subfebris), turgor kulit menurun
Yang diminta : pemeriksaan fisik, prosedur klinik, interpretasi lab, manajemen, prilaku
profesional
Pemeriksaan awal :
a) Danger : Memanggil pertolongan
b) Rescue :
a. cuci tangan
b. gunakan masker dan hand scoon
c. pastikan posisi pasien di bed baik
c) Primary Survey :
a. Response :
i. panggil nama, tepuk pundak, tekan nail bed
ii. cek reaksi pupil
iii. tanyain ke penguji hasil GCS
b. Airway :
i. Periksa ada obstruksi jalan napas, jika ada bersihkan dengan fingerswept
atau suction
ii. Lakukan maneuver head tilt chin lift.
c. Breathing :
i. Look: dalam dan cepat gak, listen ada suara napas gak, feel apakah bau
keton. ukur RR dengan memegang pundak dan memperhatikan selama 1
menit. Tanya hasilnya dari pengawas
ii. RR > 20x per menit gunakan sungkup oksigen ( 4 5 LPM)
d. Circulation :
i. Periksa denyut nadi karotis, capillary refill time, temperature, dan tekanan
darah pasien. Tanyakan hasilnya ke pengawas
ii. Jika tidak stabil lakukan pemasangan IV Line cari dari perifer
menggunakan ukuran aboket 16/18 dilakukan pada satu tangan dan
gunakan triple way agar mudah memasukan obat nantinya.
iii. Berikan insulin short acting low dose lewat 3 way dengan dosis 0,1
U/kgBB/jam
iv. Bila diperlukan juga masukan potassium/bikarbonat
e. Monitoring :
i. Pemasangan kateter untuk monitor cairan Tanya hasilnya
ii. karena kasusnya kira kira DKA gunakan cairan hipotonis (NaCl
45%/D2,5%) nanti
iii. Pemasangan EKG dan pulse oximetry Tanya hasilnya
f. Re-evaluasi jika belum ada perbaikan evaluasi cara pemberian cairan, airway
dan breathingnya

d) Secondary Survey : lakukan dari head to toe namun karena kasusnya mungkin DKA jadi
spesifik pemeriksaannya. Saat ini pasiennya stabil jadi ingat minta izin

a. Keadaan Umum : apakah ada dehidrasi berat, ada ulkus


i. Keadaan umum (baik gelisah letargi/tidak sadar)
ii. Mata (normal cekung - sangat cekung)
iii. Rasa haus (tidak haus sangat haus tidak bisa minum)
iv. Turgor kulit (kembali cepat kembali lambat - 2 detik)
v. CRT (<2 detik 2 4 detik - >4 detik)
vi. Mucus membrane di konjungtiva dan mulut (normal kering pecah
pecah)
vii. Air mata (normal menurun absen)
viii. Fontanela (normal terdepresi cekok banget)

b. Pemeriksaan Fisik Thorax karena ada batuk pilek


i. Inspeksi apakah bentuk normal atau tidak, ada jejas dan kelainan pada
kulit atau tidak, simetris atau tidak pergerakannya, lihat apa ada denyutan
terlihat
ii. Palpasi untuk mengecek simetris apa tidak pengembangan parunya, nilai
iktus kordis, dan palpasi untuk mengecek ada nyeri dan tumor atau tidak,
lalu vocal fremitus untuk menilai getaran di kedua paru normal atau tidak
pada pasien sadar
iii. Perkusi untuk mengecek ada cairan atau masa tidak, dilakukan di ICS,
normalnya sonor
iv. Auskultasi untuk mengetahui suara jantung di ICS 2 parasternal kanan
untuk aorta, ICS2 parasternal kiri untuk pulmonal, ICS4 parasternal
tricuspid, ICS4 midklavikula mitral dan suara nafas apakah vesikuler,
bronchial atau broncovesikuler di kiri kanan juga suara nafas tambahan

c. Abdomen karena biasanya ada nyeri perut


i. Vesika Urinaria harus kosong dan taruh bantal di bawah paha agar
abdomen rileks
ii. Inspeksi:
- Lihat bagiamana posisi tidur pasien dan apakah ada terlihat kesakitan
- apakah bentuk perut cekung/cembung, ada peristalsis, pulsasi, masa,
caput medusa, kelainan kulit, dilatasi vena, kontur umbilicus
(inflamasi,tanda hernia)
iii. Auskultasi
- Dengarkan bising usus di mid abdomen. Normalnya akan muncul tiap 5
10 detik. 5 10 kali per menit. Jika 2 menit gak ada bilang tak ada bising
usus
iv. Perkusi
- Normalnya timpani, lakukan di seluruh kuadran, cari batas hati dan
pembesaran limpa, nyeri ketok CVA
v. Palpasi
- Ringan dan dalam. Tanyain sakitnya di sebelah mana jika ada. Perhatikan
wajah pasien
- Hati : minta pasien menarik nafas dalam dan menghebuskan nafas dan
periksa batas bawah hatinya

d. Pemeriksan Neurologis untuk menilai apa ada neuropati akibat diabetes


i. Pemeriksaan motorik : kekuatan otot, tonus, reflex
ii. Pemeriksaan sensorik : nyeri, raba, suhu, propioseptif (posisi, getar, nyeri
dalam dan delayed pain)

e) Anamnesis
i. Onset tidak sadar
ii. Kronologinya kira kira penyebabnya apa yang memperberat sampai
pingsan
iii. Gejala sebelumnya batuk pilek sejak kapan, kering atau berdahak,
gimana warna dahaknya, tiap saat atau hanya waktu tertentu, kira2
pencetusnya apa
iv. Gejala lainnya sering pipis, minum dan makan nggak? Pengelihatan
kabur nggak? Ada luka kronis nggak?
v. Sebelumnya pernah pingsan, sudah pernah diobati nggak?
vi. Penyakit penyerta lainnya
vii. DI keluarga dan lingkungan ada yang pernah mengalami gejala serupa
viii. Pekerjaannya apa? Sering merokok, minum alkohol? Suka olahraga dan
makanannya sehat tidak?

f) Pemeriksaan Penunjang :
i. Untuk diagnosis cepat :
- Capillary blood glucose >250 mg/dl atau urinary glucose
- Keton dari urin dan darah (dx : > 5 mEq/L)
ii. Untuk treatment :
- Blood glucose > 250 mg/dl
- Analsisi gas darah : blood pH : < 7.3, HCO3 < 15
- anion gap : 10 ringan ; > 12 sedang berat
- Elektrolit : Na+ dan Cl- rendah sampai normal, K+ tinggi rendah,
magnesium
- Osmolaritas meningkat
- Urea dan kreatinin
- CBC WBC untuk menilai infeksi
iii. Tidak urgent :
- EKG
- kultur urin dan darah untuk nilai infeksi
- CXR untuk nilai infeksi
g) Diagnosis :
i. DX : Diabetic Ketoacidosis
ii. DD : Hyperosmolar hyperglikemik State, Septic Shock, Metabolic Acidosis
h) Treatment :
a. Pantau cairan tubuh dan garam yang hilang
b. Insulin untuk menekan lipolysis sel lemak dan gluconeogenesis
c. Mengatasi penyebab : kemungkinan infeksi : kasi
i. Ciprofloxacin 250 mg tab I no X
S2dd
d. Mengembalikan keadaan fisiologis normal dan memantau serta menyesuaikan
obat yg digunakan

i) KIE : jadwal dan diet yang baik untuk diabetes, terapi insulin teratur, bila ada tanda
komplikasi DM segera mencari pertolongan
CASE 3 Cardiac Arrest
Kasus :
Pria 55 tahun ke UGD dalam keadaan tidak sadar, dari anamnesis singkat didapatkan pasien
mengalami nyeri dada 4 jam yg lalu, keringan dingin, dan memilki riwayat perokok berat. GCS
: 213, Tensi 90/70, Nadi 44x per menit regular lemah, RR 32x/menit, suhu 37,5C
Yang diminta : prosedur klinik, interpretasi lab, manajemen, prilaku profesional
Pemeriksaan awal :
a) Danger : Memanggil pertolongan
b) Rescue :
a. cuci tangan
b. gunakan masker dan hand scoon
c. pastikan posisi pasien di bed baik

c) Primary Survey :
a. Response :
i. panggil nama, tepuk pundak, tekan nail bed
ii. cek reaksi pupil
iii. tanyain ke penguji hasil GCS
b. Airway :
i. Periksa ada obstruksi jalan napas, jika ada bersihkan dengan fingerswept
atau suction
ii. Lakukan maneuver head tilt chin lift.
c. Breathing :
i. Look listen feel dan ukur RR dengan memegang pundak dan
memperhatikan selama 1 menit. Tanya hasilnya dari pengawas
ii. RR > 20x per menit gunakan sungkup oksigen ( 4 5 LPM)
d. Circulation :
i. Periksa denyut nadi karotis, capillary refill time, temperature, dan tekanan
darah pasien. Tanyakan hasilnya ke pengawas
ii. Jika tidak stabil lakukan pemasangan IV Line gunakan normal saline
(RL/NaCl 0,9%) cari dari perifer menggunakan ukuran aboket 16/18
dilakukan pada kedua tangan
e. Monitoring :
i. Pemasangan kateter untuk monitor cairan Tanya hasilnya
ii. Pemasangan EKG dan pulse oximetry Tanya hasilnya
1. Jika ternyata pasien PEA :
a. Lakukan RJP selama 5 siklus (2 menit) lalu cek apakah sudah
kembali spontan, jika tidak masukan adrenalin 1 mg IV/4
menit atau 2 x 5 siklus
b. Lakukan sampai return of spontaneous circulation
c. Jika berubah menjadi shockable VT/VF, lakukan DC shock
menggunakan biphasic (200 J) atau monophasic (360 J)
defibrillator dengan paddle diletakan di infraklavikula kanan
dan di ICS 5 6 anterior axillary line kiri, setelah itu RJP lagi
dan adrenalin lagi, ulangi sampai ROSC
f. Re-evaluasi jika belum ada perbaikan evaluasi cara pemberian cairan, airway
dan breathingnya
Berikan inotropic seperti sulfas atropine
d) Secondary Survey :
a. Keadaan Umum : lakukan dari head to toe namun karena kasusnya henti jantung
jadi spesifik pemeriksaannya. Saat ini pasien telah stabil jadi ingat untuk minta
izin.
i. Apakah ada udim ana sarca
b. Pemeriksaan Fisik Thorax Jantung Paru
i. Inspeksi: apakah bentuk normal atau tidak, ada jejas dan kelainan pada
kulit atau tidak, simetris atau tidak pergerakannya, lihat iktus kordis
terlihat atau tidak
ii. Palpasi :
1. untuk nilai iktus kordis, pulsus parasternal di linea parasternal, ICS
345, angulus ludo vici costa 2 normalnya nggak teraba; pulsus
sternalis satu tangan di bawah sternum normalnya tak teraba;
pulsus abigastrik di sternalis kiri normalnya tak teraba.
2. palpasi untuk mengecek ada nyeri dan tumor atau tidak, lalu vocal
fremitus untuk menilai getaran di kedua paru normal atau tidak
pada pasien sadar
iii. Perkusi :
1. Batas jantung kanan : perkusi batas paru hati, lalu naik 1 costa, lalu
perkusi dari lateral ke medial sampai ada perubahan suara dari
sonor ke redup (parasternal dxt ICS 4)
2. Batas jantung kiri : dari linea axila anterior ICS 3 perkusi dari kranial
ke kaudal sampai menemukan perubahan suara dari sonor menjadi
timpani (batas paru gaster). Dari sana naik 1 kosta lalu perkusi ke
medial sampai ada perubahan suara dari sonor ke redup
(midclavicula ICS 5)
3. Pinggang jantung : dari ICS 3 lateral perkusi ke medial ada
perubahan suara sonor ke redup (parasternal sinistra ICS3)
4. Paru : untuk mengecek ada cairan atau masa tidak, dilakukan di
ICS, normalnya sonor.
iv. Auskultasi untuk mengetahui suara jantung di ICS 2 parasternal kanan
untuk aorta, ICS2 parasternal kiri untuk pulmonal, ICS4 parasternal
tricuspid, ICS4 midklavikula mitral dan suara nafas apakah vesikuler,
bronchial atau broncovesikuler di kiri kanan juga suara nafas tambahan
c. Pemeriksaan JVP
i. Untuk menilai adanya distensi vena jugularis dan memperkirakan tekanan
vena centra
ii. Pasien berada pada posisi 30 - 45 derajat (posisi semi fowler) pastikan
kepala nggak ekstensi atau fleksi tapi lurus. Identifikasi vena jugularis
bendung vena dengan mengurut vena kebawah lalu dilepas identifikasi
titik teratas pulsasi tentukan titik angulus sternalis (pertemuan
manubrium sterni dan corpus sterni dengan mistar proyeksikan titik
tertinggi pulsasi secara horizontal ke dada sampe titik manubrium sterni
kemudian garis kedua vertical dari angulus sternalis dan ukur. Ukur pada
kedua sisi, normalnya 5 2 cm
d. Pemeriksaan Fisik Abdomen
i. Auskultasi
- Dengarkan bruit untuk tau hipertensi sama arterial insufficiency di renal
artery kanan kiri, aorta, iliac artery kanan kiri

e) Anamnesis
i. Onset tidak sadar
ii. Kronologinya kira kira penyebabnya apa yang memperberat sampai
pingsan
iii. Gejala sebelumnya nyeri dada seperti apa, sering nggak , udah ditangani
blm
iv. Penyakit penyerta lainnya
v. DI keluarga dan lingkungan ada yang pernah mengalami gejala serupa
vi. Pekerjaannya apa? Sering merokok, minum alkohol? Suka olahraga dan
makanannya sehat tidak?

f) Pemeriksaan Penunjang
i. EKG : pantau irama jantung terus
ii. ECG : ada pembesaran jantung, insufisiensi katup, dll
iii. CXR : udim paru, pembesaran jantung
iv. AGD : asidosis metabolik
v. CBC : infeksi, faktor pembekuan darah
vi. Cardiac biomarker : troponin CKMB

g) Diagnosis
i. Katanya hasilnya : CXR ada konsolidasi di paru bagian basal , EKG sinus
bradikardi dan ST Elevasi jadinya dx : syok kardiogenik e c infark miocard
(ada ST elevasi) disertai udim paru

h) Treatment :
i. Konsul spesialis jantung
ii. Resep : Furosemid inj fl No I, simm, sulfas atropine inj fl no I simm, Ringer
Lactat IV fl no I simm
CASE 4 Stroke
Kasus :
Pria 55 tahun ke UGD dengan lemah separuh tubuh kiri dari anamnesa singkat didapatkan
pasien mengalami lemah separuh tubuh sekitar 3 jam yang lalu terasa kesemutan dan
memiliki riwayat DM.
Yang diminta : prosedur klinik, interpretasi lab, manajemen, prilaku profesional
Pemeriksaan awal :
a) Danger : Memanggil pertolongan
b) Rescue :
a. cuci tangan
b. gunakan masker dan hand scoon
c. pastikan posisi pasien di bed baik

c) Primary Survey :
a. Response :
i. panggil nama, tepuk pundak, tekan nail bed
ii. cek reaksi pupil
iii. tanyain ke penguji hasil GCS : 456
b. Airway :
i. Periksa ada obstruksi jalan napas, jika ada bersihkan dengan fingerswept
atau suction
ii. Lakukan maneuver head tilt chin lift.
c. Breathing :
i. Look listen feel dan ukur RR dengan memegang pundak dan
memperhatikan selama 1 menit. Tanya hasilnya dari pengawas : 20x per
menit
ii. RR > 20x per menit gunakan sungkup oksigen ( 4 5 LPM)
d. Circulation :
i. Periksa denyut nadi karotis, capillary refill time, temperature, dan tekanan
darah pasien. Tanyakan hasilnya ke pengawas TD : 200/120 mmHg, nadi
80x reguler
ii. Jika tidak stabil lakukan pemasangan IV Line karena kasusnya dehidrasi
gunakan normal saline (RL/NaCl 0,9%) cari dari perifer menggunakan
ukuran aboket yg sesuai
e. Monitoring :
i. Pemasangan kateter untuk monitor cairan Tanya hasilnya
ii. Pemasangan EKG dan pulse oximetry Tanya hasilnya
f. Re-evaluasi jika belum ada perbaikan evaluasi cara pemberian cairan, airway
dan breathingnya
d) Secondary Survey :
a. Keadaan Umum : lakukan dari head to toe namun karena kasusnya DM dengan
stroke jadi spesifik pemeriksaannya. Saat ini pasien telah stabil jadi ingat untuk
minta izin. Inspeksi umum lihat gaya jalan, bentuk otot, kerutan wajah, deviasi
pada wajah dan lidah
b. Nervus Kranialis
i. II visus dan funduskopi
ii. V trigeminus terdiri dari
1. pemeriksaan motorik (inspeksi rahang dan wajah simetris/gak,
suruh buka tutup mulut ada trismus gak, saat tutup mulut kuat cek
maseter dan temporalisnya, suruh goyangkan dagu ke kanan dan
kiri dengan kita menahannya lalu cek masih kuat nggak)
2. pemeriksaan reflex masseter : saat buka mulut, dagu dipukul hamer
nutup
3. pemeriksaan reflex kornea : dengan kapas, suruh pasien melihat
kea rah medial, lalu goreskan kapas di limbus, akan terjadi gerakan
menuju ke lateral, cek juga respon kontralateralnya
4. pemeriksaan sensoris : nyeri dan raba di dahi pipi dagu kiri dank an
iii. VII fascialis
1. Inspeksi kerutan dahi, kelopak mata, sudut ata, lipatan sudut mulut
simetris atau gak
2. motorik : suruh angkat alis, mengerinyit, tutup mata lihat tanda bell
(bola mata berputar ke atas), meringis, mencucu, perlihatkan gigi,
bandingin kanan dan kiri
3. cek lagopthalmus : tutup mata sekuat kuatnya lalu kita coba buka
4. cek pengecap 2/3 depan, paling depan manis, pinggir asin dan
asam
5. cek hiperakusis : suruh pasien pake stetoskop, kita goreskan jari di
diafragmanya lalu tanyakan yg lebih keras yg mana atau sama
6. disatria : suruh bilang mama, bola, babi (MOB)
iv. XII Hypoglosus
1. Inspeksi : suruh buka mulut : ada atrofi lidah , fasciulasi, deviasi
nggak, terus julurin liat ada deviasi nggak
2. Palpasi : suruh pasien pake lidah teken pipi, kita dorong pake
tangan dari luar
3. Diastria lingual : ucapkan kata yg mengandung R dan L , ular lari
lurus
4. Tentuin lesi perifer : ada fasciulasi dan atropi lidah, atau UMN : gak
ada
c. Pemeriksaan motoric :
i. power (0 5)
ii. tonus (hipotonus : lesi LMN, hipertonus : lesi UMN spastisitas kayak pisau
lipat, rigiditas roda gigi)
iii. reflex (- gak ada kontraksi, + lemah +2 normal +3 normal kalau simetris
hiper kalo gak simetris, +4 hiperreflex)
iv. kaku kuduk (pasien tiduran, pegang kepala dengan 2 tangan, tolehkan ke
kanan kiri dan bawa ke arah dada ada tahanan gak, brudzinski I lihat ada
kaki juga fleksi gak)
v. Babinski (gores telapak kaki lateral dari tumit sampai ujung jempol kaki +
jika dorsoflexi ibu jari kaki pengembangan jari lainnya)
d. Pemeriksaan sensoris
i. Nyeri : pake jarum bundle, suruh tutup mata, sesuai dermatom dari distal
ke proximal bedain tajam dan tumpul
ii. Raba : pake kapas, suruh tutup mata, sesuai dermatom dari distal ke
proximal bedain ada apa gak
iii. Suhu : pake air panas dan dingin yg gak basah di luarnya, suruh tutup
mata, dr distal ke proximal bedain
iv. Propioseptif
1. tes posisi : tutup mata, gerakin jarinya, tanyain ada yg gerak gak
2. getar : garpu tala, tutup mata, getarin taruh di kulit yg isi tulang
bawahnya, tanyain geter gak, dan udah berhenti belum
3. nyeri dalam : pencet lengan atas, bawah , paha, betis
4. delayed pain : pencet tendon achiless, nervus ulnaris dan testis
e. Pemeriksaan Thorax
i. Inspeksi apakah bentuk normal atau tidak, ada jejas dan kelainan pada
kulit atau tidak, simetris atau tidak pergerakannya, lihat apa ada denyutan
terlihat
ii. Palpasi untuk mengecek simetris apa tidak pengembangan parunya, nilai
iktus kordis, dan palpasi untuk mengecek ada nyeri dan tumor atau tidak,
lalu vocal fremitus untuk menilai getaran di kedua paru normal atau tidak
pada pasien sadar
iii. Perkusi untuk mengecek ada cairan atau masa tidak, dilakukan di ICS,
normalnya sonor
iv. Auskultasi untuk mengetahui suara jantung di ICS 2 parasternal kanan
untuk aorta, ICS2 parasternal kiri untuk pulmonal, ICS4 parasternal
tricuspid, ICS4 midklavikula mitral dan suara nafas apakah vesikuler,
bronchial atau broncovesikuler di kiri kanan juga suara nafas tambahan

e) Anamnesis
i. Sejak kapan dan Berapa lama udah
ii. Kronologinya
iii. Dimana aja kesemutan dan lemah
iv. Hilang timbul atau menetap dan yang buat membaik/buruk
v. Keluhan lain : mual muntah ( peningkatan ICP)
vi. Riwayat penyakit lainnya dan pengobatan
vii. Keluarga ada yg serupa
viii. Minum alcohol dan merokok, olahraga, makanan sayur atau daging lemak

f) Pemeriksaan Penunjang
i. CT Scan kepala (liat dimana bagian otak yang kena, bedain stroke infark
dan perdarahan)
ii. EKG (ada kelainan atau nggak)
iii. CBC (Hb, hematocrit dan kekentalan darah) dan elektrolit
iv. AGD
v. Biomarker jantung
vi. Glukosa darah
vii. Foto thorax (kardiomegali ada gak)
viii. Fungsi ginjal (ureum kreatinin)

g) Diagnosis
i. Hemiparesa e c stroke hemoragik
ii. Hemiparesa e c stroke iskemik

h) Treatment :
i. Brain : kepala dinaikan 30 derajat (fowler position untuk nurunin TIK dan
memperbaiki cerebral blood flow)
ii. Blood : berikan cairan IV dan obat hipertensi
iii. Breath : berikan O2
iv. Bowel: pasang NGT, cegah konstipasi dengan memberi laksadin dan
ranitidine untuk cegah ulcer karena stress
v. Bladder : pasang kateter untuk pantau urin
vi. RUjuk ke spesialis saraf untuk terapi
CASE 5 Hematemesis
Kasus :
Pria 45 tahun, datang ke UGD dengan keluhan muntah darah. Dari anamnesa singkat
didapatkan pasien mengalami muntah darah sekitar 4 jam yang lalu, berkeringat dingin dan
memiliki riwayat nyeri epigastric kronis.
Yang diminta : pemeriksaan fisik, prosedur klinik, interpretasi lab, diagnosis, dd, prilaku
profesional
Pemeriksaan awal :
a) Danger : Memanggil pertolongan
b) Rescue :
a. cuci tangan
b. gunakan masker dan hand scoon
c. pastikan posisi pasien di bed baik

c) Primary Survey :
a. Response :
i. panggil nama, tepuk pundak, tekan nail bed
ii. cek reaksi pupil
iii. tanyain ke penguji hasil GCS : 456
b. Airway :
i. Periksa ada obstruksi jalan napas, jika ada bersihkan dengan fingerswept
atau suction
ii. Lakukan maneuver head tilt chin lift.
c. Breathing :
i. Look listen feel dan ukur RR dengan memegang pundak dan
memperhatikan selama 1 menit. Tanya hasilnya dari pengawas : 22x per
menit
ii. RR > 20x per menit gunakan sungkup oksigen ( 4 5 LPM)
d. Circulation :
i. Periksa denyut nadi karotis, capillary refill time, temperature, dan tekanan
darah pasien. Tanyakan hasilnya ke pengawas : TD 120/80, nadi 90
reguler, suhu 37,5 derajat C
ii. Jika tidak stabil lakukan pemasangan IV Line karena kasusnya dehidrasi
gunakan normal saline (RL/NaCl 0,9%) cari dari perifer menggunakan
ukuran aboket yg sesuai
e. Monitoring :
i. Pemasangan kateter untuk monitor cairan Tanya hasilnya
ii. Pemasangan pulse oximetry Tanya hasilnya
f. Re-evaluasi jika belum ada perbaikan evaluasi cara pemberian cairan, airway
dan breathingnya
d) Secondary Survey :
a. Keadaan Umum : lakukan dari head to toe namun karena kasusnya hematemesis
jadi spesifik pemeriksaannya. Saat ini pasien telah stabil jadi ingat untuk minta
izin.
b. Pemeriksaan Fisik Abdomen karena ada muntah darah
i. Vesika Urinaria harus kosong dan taruh bantal di bawah paha agar
abdomen rileks
ii. Inspeksi:
- Lihat bagiamana posisi tidur pasien dan apakah ada terlihat kesakitan
- apakah bentuk perut cekung/cembung, ada peristalsis, pulsasi, masa,
caput medusa, kelainan kulit, dilatasi vena, kontur umbilicus
(inflamasi,tanda hernia)
iii. Auskultasi
- Dengarkan bising usus di mid abdomen. Normalnya akan muncul tiap 5
10 detik. 5 10 kali per menit. Jika 2 menit gak ada bilang tak ada bising
usus : bising usus meningkat
- Dengarkan bruit untuk tau hipertensi sama arterial insufficiency di renal
artery kanan kiri, aorta, iliac artery kanan kiri
iv. Perkusi
- Normalnya timpani, lakukan di seluruh kuadran, cari batas hati dan
pembesaran limpa, nyeri ketok CVA
v. Palpasi
- Ringan dan dalam. Tanyain sakitnya di sebelah mana jika ada. Perhatikan
wajah pasien : terdapat nyeri perut serta tegang di daerah paraumbilikal
- Hati : minta pasien menarik nafas dalam dan menghebuskan nafas dan
periksa batas bawah hatinya
c. Pemeriksaan Thorax
v. Inspeksi apakah bentuk normal atau tidak, ada jejas dan kelainan pada
kulit atau tidak, simetris atau tidak pergerakannya, lihat apa ada denyutan
terlihat
vi. Palpasi untuk mengecek simetris apa tidak pengembangan parunya, nilai
iktus kordis, dan palpasi untuk mengecek ada nyeri dan tumor atau tidak,
lalu vocal fremitus untuk menilai getaran di kedua paru normal atau tidak
pada pasien sadar
vii. Perkusi untuk mengecek ada cairan atau masa tidak, dilakukan di ICS,
normalnya sonor
viii. Auskultasi untuk mengetahui suara jantung di ICS 2 parasternal kanan
untuk aorta, ICS2 parasternal kiri untuk pulmonal, ICS4 parasternal
tricuspid, ICS4 midklavikula mitral dan suara nafas apakah vesikuler,
bronchial atau broncovesikuler di kiri kanan juga suara nafas tambahan

e) Anamnesis
i. Sejak kapan muntah darah, sudah berapa lama, warna darah apa
ii. Keluhan lainya ada, nyeri pertut, mual, hilang dengan makan atau nggak,
nyeri setiap saat atau saat tertentu, kapan? Ada letargi, penurunan BB
iii. Biasanya ditangani dengan cara apa, memburuk saat apa
iv. Riwayat penyakit sebelumnya, ada sedang pake obat obatan?
v. Keluarga ada yg menderita hal serupa
vi. Sering minum kopi, kebiasaan makan tepat waktu atau nggak, olahraga,
minum soda

f) Pemeriksaan Penunjang
i. CBC : ada anemia, Hb, Hct, infeksi
ii. Periksa golongan darah dan rhesus
iii. Elektrolit : hiponatermia, hyperkalemia, dan lainnya
iv. Endoksopi
v. Upper GI Study
vi. BOF -
vii. Hati SGOT SGPT karena curiga ada sirosis
viii. Rectal tussae ada darah nggak juga

g) Diagnosis
a. Esophageal bleeding e c varises sofagus ec sirosis hati
b. ulkus pepticum / ulcer duodenal
c. esophageal karsinoma
h) Treatment :
a. Airway : suction
b. NGT tangani perdarahan di pencernaan gastric lavage
CASE 6 Kecelakaan Lalu Lintas
Kasus :
Seorang pria 34 tahun datang ke UGD dengan tidak sadar dari anamnesa singkat didapatkan
pasien mengalami kecelakaan sepeda motor 4 jam yg lalu, terpelanting kurang lebih 5 meter
dari sepeda motor dan memiliki jejas pada leher dan abdomen
Yang diminta : penilaian awal, tindakan, usulan penunjang
Pemeriksaan awal :
j) Danger : Memanggil pertolongan
k) Rescue :
a. cuci tangan
b. gunakan masker dan hand scoon
c. pastikan posisi pasien di bed baik
l) Primary Survey :
a. Response :
i. panggil nama, tepuk pundak, tekan nail bed
ii. cek reaksi pupil
iii. tanyain ke penguji hasil GCS
b. Airway :
i. Periksa ada obstruksi jalan napas, jika ada bersihkan dengan fingerswept
atau suction
ii. Lakukan maneuver jaw thrust karena ada jejas leher shg curiga cidera
servikal
iii. Pasang collar breast/neck collar
c. Breathing :
i. Look listen feel dan ukur RR dengan memegang pundak dan
memperhatikan selama 1 menit. Tanya hasilnya dari pengawas
ii. RR > 20x per menit gunakan sungkup oksigen ( 4 5 LPM)
d. Circulation :
i. Periksa denyut nadi karotis, capillary refill time, temperature, dan tekanan
darah pasien. Tanyakan hasilnya ke pengawas
ii. Jika tidak stabil lakukan pemasangan IV Line karena kasusnya
kecelakaan gunakan normal saline (RL/NaCl 0,9%) cari dari perifer
menggunakan ukuran aboket 16/18 dilakukan pada kedua tangan jika
tanda shock hipovolemik. Jika kehilangan cairan hebat bisa dikasi tranfusi
darah
e. Monitoring :
i. Pemasangan kateter untuk monitor cairan, inget liat apakah ada
kontraindikasi nggak Tanya hasilnya
ii. Pemasangan EKG dan pulse oximetry Tanya hasilnya
f. Re-evaluasi jika belum ada perbaikan evaluasi cara pemberian cairan, airway
dan breathingnya
i. Jika EKG PEA/Asystole lakukan RJP 5 siklus lalu beri adrenalin 1 mg iv/4
menit, jika VT/VF lakukan defibrilasi dg biphasic 200 J atau monophasic
360 J dilajutkan dengan RJP 5 siklus dan jika tidak ROSC diberi adrenalin
1mg iv/4menit
m) Secondary Survey :
a. Keadaan Umum : lakukan dari head to toe namun karena kasusnya kecelakaan
jadi spesifik pemeriksaannya. Saat ini pasien telah stabil jadi ingat untuk minta
izin.
b. Pemeriksaan Thorax
i. Inspeksi apakah bentuk normal atau tidak, ada jejas dan kelainan pada
kulit atau tidak, simetris atau tidak pergerakannya, lihat apa ada denyutan
terlihat
ii. Palpasi untuk mengecek simetris apa tidak pengembangan parunya, nilai
iktus kordis, dan palpasi untuk mengecek ada nyeri dan tumor atau tidak,
lalu vocal fremitus untuk menilai getaran di kedua paru normal atau tidak
pada pasien sadar
iii. Perkusi untuk mengecek ada cairan atau masa tidak, dilakukan di ICS,
normalnya sonor
iv. Auskultasi untuk mengetahui suara jantung di ICS 2 parasternal kanan
untuk aorta, ICS2 parasternal kiri untuk pulmonal, ICS4 parasternal
tricuspid, ICS4 midklavikula mitral dan suara nafas apakah vesikuler,
bronchial atau broncovesikuler di kiri kanan juga suara nafas tambahan
c. Pemeriksaan Abdomen
i. Vesika Urinaria harus kosong dan taruh bantal di bawah paha agar
abdomen rileks
ii. Inspeksi:
- Lihat bagiamana posisi tidur pasien dan apakah ada terlihat kesakitan
- apakah ada kelainan bentuk
- apakah ada tanda tanda trauma :
o Seat belt sign : area ekimosis di anterior abdomen bagian bawah
dan bisa diasosiasikan dengan perforasi kandung kemih/usus serta
chance fracture lumbar.
o Cullens sign (periumbilical ecchymoses) : perdarahan
intraperitoneal
o Grey Turners sign (flank ecchymoses) : perdarahan
retroperitoneal
iii. Auskultasi
- Dengarkan bising usus di mid abdomen. Normalnya akan muncul tiap 5
10 detik. 5 10 kali per menit. Jika 2 menit gak ada bilang tak ada bising
usus : bising usus meningkat
- Dengarkan bruit untuk tau hipertensi sama arterial insufficiency di renal
artery kanan kiri, aorta, iliac artery kanan kiri
iv. Perkusi
- Normalnya timpani, lakukan di seluruh kuadran
- cari batas hati
- pembesaran limpa (taruh jari di ICS terakhir di sebelah kiri di anterior
axillary line terus perkusi suruh pasien Tarik nafas dalam terus perkusi
lagi , kalo ada perubahan dari timpani ke redup mungkin ada
pembesaran)
- nyeri ketok CVA (pasien duduk, tangan ditaruh di depan ginjal (antara
costa terakhir dan vertebrolumbar) terus diketok dengan tangan satunya
Tanya ada sakit nggak)
v. Palpasi
- Ringan dan dalam. Tanyain sakitnya di sebelah mana jika ada terakhir
diperiksa. Perhatikan wajah pasien.
- Batas Hati : minta pasien menarik nafas dalam dan menghebuskan nafas
dan periksa batas bawah hatinya
- Batas limpa : dari umbilicus diagonal ke anterior axillary line ICS terakhir
di kiri
c. Pemeriksaan Motorik (Power, Tonus, Reflex Fisiologis dan Patologis (Kaku kuduk
dan Babinski)
d. Pemeriksaan Sensoris
i) Anamnesis
i. Onset gak sadar
ii. Kronologi kecelakaan
iii. Dimana kejadiannya, dimana terbenturnya
iv. Ada Gejala lainnya? Mual muntah ( peningkatan TIK) dll
v. Sebelumnya pernah kecelakaan nggak juga?
vi. Ada penyakit bawaan nggak? Atau alergi?
j) Pemeriksaan Penunjang
i. XRay servikal, thorax, abdomen, pelvis
ii. FAST untuk melihat apakah ada perdarahan intraabdomen atau tidak
iii. BOF
iv. BNO dan IVP jika curiga ruptur ginjal
v. CT Scan Kepala jika curiga terjadi perdarahan kepala
vi. AGD
vii. CBC : ada anemia, Hb, Hct, infeksi dan elektrolit
viii. Periksa golongan darah dan rhesus

k) Diagnosis
i. shock hypovolemic e c abdominal bleeding

CASE 7 Kejang
Kasus :
Pasien datang dengan anaknya yang mengalami kejang sejak 1 jam yg lalu.
Yang diminta : anamnesis, pemeriksaan penunjang, diagnosis, terapi farmakologis
Pemeriksaan awal :
n) Danger : Memanggil pertolongan
o) Rescue :
a. cuci tangan
b. gunakan masker dan hand scoon
c. pastikan posisi pasien di bed baik
p) Primary Survey :
a. Response :
i. panggil nama, tepuk pundak, tekan nail bed
ii. cek reaksi pupil
iii. tanyain ke penguji hasil GCS
1. Eye (Respon membuka Mata) : sama dengan dewasa
2. Verbal (bicara)
(5) : mengoceh
(4) : menangis lemah
(3) : menangis (karena diberi rangsangan nyeri)
(2) : merintih (karena diberi rangsangan nyeri)
(1) : tidak ada respon
3. Motorik (gerakan)
(6) : spontan
(5) : menarik (karena sentuhan)
(4) : menarik (karena rangsangan nyeri)
(3) : fleksi abnormal
(2) : ekstensi abnormal
(1) : tidak ada respon
b. Airway :
i. Periksa ada obstruksi jalan napas, jika ada bersihkan lalu lakukan head tilt
chin lift
c. Breathing :
i. Look listen feel dan ukur RR dengan memegang pundak dan
memperhatikan selama 1 menit. Tanya hasilnya dari pengawa, jika g stabil
gunakan sungkup oksigen ( 4 5 LPM)
1. Infant (birth1 year) 3060
2. Toddler (13 years) 2440
3. Preschooler (36 years) 2234
4. School-age (612 years) 1830
5. Adolescent (1218 years) 1216
d. Circulation :
i. Periksa denyut nadi karotis, capillary refill time, temperature rectal, ada
asidosis nggak dan tekanan darah pasien. Tanyakan hasilnya ke pengawas
Denyut nadi :
1. Infant (birth1 year) 100 - 160
2. Toddler (13 years) 90 - 150
3. Preschooler (36 years) 80 - 140
4. School-age (612 years) 70 - 120
5. Adolescent (1218 years) 60 - 100
ii. Jika tidak stabil lakukan pemasangan IV Line

e. Monitoring :
i. Pemasangan kateter untuk monitor cairan, inget liat apakah ada
kontraindikasi nggak Tanya hasilnya
ii. Pemasangan EKG dan pulse oximetry Tanya hasilnya
f. Re-evaluasi jika belum ada perbaikan evaluasi cara pemberian cairan, airway
dan breathingnya
i. Jika EKG PEA/Asystole lakukan RJP 5 siklus lalu beri adrenalin 1 mg iv/4
menit, jika VT/VF lakukan defibrilasi dg biphasic 200 J atau monophasic
360 J dilajutkan dengan RJP 5 siklus dan jika tidak ROSC diberi adrenalin
1mg iv/4menit
g. Penanganan Kejang :
i. Diazepam 0,2 mg/kg in 5 mg/minutes i.v, dapat diulang jika kejang masih ,
setelah 5 menit
ii. Jika mash terjadi berikan Phenytoin 15-20 mg/kgBB in < 50 mg/minutes
(need blood pressure and ECG monitoring)
iii. Jika masih Phenytoin dapat ditambah 5-10 mg/kgBB.
iv. Jika masih Phenobarbital 20 mg/kgBB in 50-75 mg/minutes (respiration
monitoring while administration). Dapat diulang dg dosis 5-10
minutes/kgBW.
v. Vasopressor therapy (Dopamin) jika dibutuhkan
vi. Jika kejang masih stlh penanganan 30-60 minutes, transfer ke ICU, berikan
propofol (2 mg.kgBB iv, diulang jika perlu) atau midazolam (0,1 mg/kgBB
in 4 mg/minutes) atau Tiopentone (100-250 mg iv in 20 minutes, continue
with 50 mg iv every 2-3 minutes), sampai 12-24 hours setelah kejang
berhenti lalu tapering turun dosisnya.
q) Secondary Survey :
a. Keadaan Umum : lakukan dari head to toe namun karena kasusnya kejang jd
spesifik. Minta izin sama ibunya.
b. Pemeriksaan Neurologis :
i. Posisi bayi normalnya ekstrimitas fleksi dan bokong ke atas dengan
bertambahnya usia kepalanya diangkat. Perhatikan abnormalitas spt frog
posture, hemiplegi (satu sisi fleksi lainnya ekstensi lemah). Opisthotonus
(ekstensi spastik pada keempat ekstrimitas), hipotonus
ii. Pemeriksaan saraf kraniallis : cek ad ptosis, gerakan bola mata, gerakan
otot wajah terutama bisa dlihat saat menangis, kekuatan menghisap,
penciuman, reflex cahaya, nervus IX glosofaringius dan X vagus (reflex
muntah, pergerakan palatum dan faring, kemampuan menelan dan kuat
tangis), posisi lidah
iii. Fungsi motorik : respon traksi, suspense ventral (kayak posisi main
pesawat)
iv. Reflex = tiap bulan ada beda2 yang ada dan hilang
v. Ukur lingkar kepala untuk mengetahui ada kelainan neurologis lebih dini
l) Anamnesis
a. Sejak kapan kejangnya
b. Kronologi Kejangnya, Tipe Kejangnya, seberapa lama dan seberapa sering
c. Yang memperburuk shg sering kejang/yg meringankan
d. Gejala lain selain kejang
e. Pernah sebelumnya nggak, pertama kapan dan yang terakhir berapa lama, udah
ditanganin blm. Ada riwayat trauma atau penyakit lainnya dan ada minum obat
gak
f. Keluarga atau anak2 disekitarnya menderita yang sama nggak
m) Pemeriksaan Penunjang
a. AGD
b. CBC dan elektrolit
c. ECG (elektrocardiografi)
d. EEG (elektroencepalografi)
e. Lumbar Punction
f. CT Scan kepala
n) Diagnosis
i. Status epilepticum e c epilepsy primer, ec meningitis, ec congenital
cerebral malformation
ii. Syncope
CASE 8 Fraktur
Pemeriksaan awal :
r) Danger : Memanggil pertolongan
s) Rescue :
a. cuci tangan
b. gunakan masker dan hand scoon
c. pastikan posisi pasien di bed baik

t) Primary Survey :
a. Response :
i. panggil nama, tepuk pundak, tekan nail bed
ii. cek reaksi pupil
iii. tanyain ke penguji hasil GCS
b. Airway :
i. Periksa ada obstruksi jalan napas, jika ada bersihkan dengan fingerswept
atau suction
ii. Lakukan maneuver head tilt chin lift jika gak ada cidera servikal, jaw thrust
dan pasang neck collar jika curiga cidera servikal
c. Breathing :
i. Look listen feel dan ukur RR dengan memegang pundak dan
memperhatikan selama 1 menit. Tanya hasilnya dari pengawas
ii. RR > 20x per menit gunakan sungkup oksigen ( 4 5 LPM)
d. Circulation :
i. Periksa denyut nadi karotis, capillary refill time, temperature, dan tekanan
darah pasien. Tanyakan hasilnya ke pengawas
ii. Jika tidak stabil lakukan pemasangan IV Line karena kasusnya dehidrasi
gunakan normal saline (RL/NaCl 0,9%) cari dari perifer menggunakan
ukuran aboket 16/18 dilakukan pada kedua tangan jika gejala shock
hipovolemik
e. Monitoring :
i. Pemasangan kateter untuk monitor cairan lihat kontraindikasi - Tanya
hasilnya
ii. Pemasangan EKG dan pulse oximetry Tanya hasilnya
f. Re-evaluasi jika belum ada perbaikan evaluasi cara pemberian cairan, airway
dan breathingnya
u) Secondary Survey :
a. Keadaan Umum : lakukan dari head to toe namun karena kasusnya fraktur jadi
spesifik pemeriksaannya. Saat ini pasien telah stabil jadi ingat untuk minta izin.
b. Pemeriksaan thorax dan abdomen untuk menilai apakah ada perdarahan atau
tidak
c. Pemeriksaan bagian yang dicurigai fraktur
d. Adanya perubahan asimetris kanan-kiri
i. Look :Adanya Deformitas seperti Angulasi (membentuk sudut) atau; Rotasi
(memutar)dan Pemendekan; Jejas (tanda yang menunjukkan bekas
trauma);; Pembengkakan; Terlihat adanya tulang yang keluar dari jaringan
lunak;; Penurunan fungsi
ii. Feel (rasakan) : Bila dipegang dengan kekuatan biasa maka akan terasa
sakit (bila pada keadaan normal pegangan ini tidak akan menimbulkan
kesakitan).
iii. Move (Gerakkan) : Ketidaknormalan gerakan, Rasa sakit, Crepitasi ,
Penurunan range of motion (ROM), Gerakan yang tidak biasa atu tidakbisa
dilakukan pada kondisi normal
v) Anamnesis
i. Onset kejadian
ii. Kronologinya
iii. Sudah ditanganikah
iv. Sebelumnya pernah fraktur atau ada operasi
v. Penyakit penyerta lainnya

w) Pemeriksaan Penunjang
i. X RAY
x) Diagnosis
i. shock hypovolemic e c perdarahan e c fraktur
y) Treatment :
i. Amankan ABC dan atasi syok
ii. Jangan dengan sengaja mencoba menggerakkan tulang yang patah.
iii. Fiksasi dan imobilisasi dengan bidai atau mitela.
iv. Rujuk ke dokter spesialis bedah trauma
(Perhatikan: golden period pada open fracture 6 jam).
CASE 9 Asfiksia Neonatus
Kasus :
Bayi cukup bulan seksio sesaria, sianosis tidak menangis
Yang diminta : pemeriksaan fisik, diagnosis, dd, penatalaksanaan, prilaku profesional
Pemeriksaan awal :
z) Danger : Memanggil pertolongan
aa)Rescue :
a. cuci tangan
b. gunakan masker dan hand scoon
c. pastikan posisi pasien di bed baik

ab) Primary Survey :


a. Perhatikan tonus otot dan nangis/nggak = jika keduanya nggak ada lanjut airway
b. Airway :
i. Berikan kehangatan, keringkan bayi
ii. Posisikan bayi slight ekstensi kepalanya untuk buka jalan nafas dan
bersihkan jalan nafas dengan suction mulut terlebih dahulu lalu hidung
iii. Rangsang taktil di telapak kaki dan dada
c. Breathing dan Circulation
i. Look listen feel dan ukur RR 6 detik x 10. Tanya hasilnya dari pengawas
ii. RR > 20x per menit gunakan sungkup oksigen ( 4 5 LPM)
iii. Periksa denyut nadi karotis <60 / <100.
d. Manajemen :
i. Jika RR buruk DJJ < 100, ventilasi dengan ambubag, pasang monitor
saturasi, VTP 30 detik
ii. Jika DJJ <60, pijat jantung dan beri nafas 30 detik dengan irama 3:1 lalu
evaluasi jika masih DJJ <60 berikan obat2an spt epinefrin. Hentikan jika DJJ
sudah >60x permenit

e. Re-evaluasi : lihat apakah bayi sudah mulai menangis, merah kulitnya, DJJ dan
RR normal

ac)Diagnosis
i. Afiksia

Вам также может понравиться

  • Laporan Kasus
    Laporan Kasus
    Документ16 страниц
    Laporan Kasus
    noorgianilestari
    Оценок пока нет
  • Yufyufcgfyu
    Yufyufcgfyu
    Документ54 страницы
    Yufyufcgfyu
    Suryawan Putu
    Оценок пока нет
  • Portofolio Emergency
    Portofolio Emergency
    Документ18 страниц
    Portofolio Emergency
    davidperdana
    Оценок пока нет
  • Appendisitis
    Appendisitis
    Документ22 страницы
    Appendisitis
    Resti Zulvanita Devi
    Оценок пока нет
  • Portofolio Obgyn
    Portofolio Obgyn
    Документ28 страниц
    Portofolio Obgyn
    Fitriana Kusuma Wardhani
    Оценок пока нет
  • Laporan Kasus Psoriasis SGR
    Laporan Kasus Psoriasis SGR
    Документ17 страниц
    Laporan Kasus Psoriasis SGR
    suanjaya
    Оценок пока нет
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Документ4 страницы
    Bab Iii
    Suryawan Putu
    Оценок пока нет
  • Daftar Pustaka FIX
    Daftar Pustaka FIX
    Документ1 страница
    Daftar Pustaka FIX
    Dewa BraÇika Damma Prasada
    Оценок пока нет
  • Wujudkan Guru Sebagai Penggerak Perubahan Menuju Indonesia Cerdas Berkarakter Dalam Revolusi Industri - Lomba Doa Tria Aspini
    Wujudkan Guru Sebagai Penggerak Perubahan Menuju Indonesia Cerdas Berkarakter Dalam Revolusi Industri - Lomba Doa Tria Aspini
    Документ1 страница
    Wujudkan Guru Sebagai Penggerak Perubahan Menuju Indonesia Cerdas Berkarakter Dalam Revolusi Industri - Lomba Doa Tria Aspini
    Suryawan Putu
    Оценок пока нет
  • Lamp Iran
    Lamp Iran
    Документ2 страницы
    Lamp Iran
    Suryawan Putu
    Оценок пока нет
  • Laporan Kasus
    Laporan Kasus
    Документ5 страниц
    Laporan Kasus
    Suryawan Putu
    Оценок пока нет
  • Surat Ika
    Surat Ika
    Документ1 страница
    Surat Ika
    Suryawan Putu
    Оценок пока нет
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Документ1 страница
    Daftar Pustaka
    Suryawan Putu
    Оценок пока нет
  • BAB IV Dan V
    BAB IV Dan V
    Документ6 страниц
    BAB IV Dan V
    Suryawan Putu
    Оценок пока нет
  • Bab 4
    Bab 4
    Документ6 страниц
    Bab 4
    Suryawan Putu
    Оценок пока нет
  • LAPORAN KASUS Konjungtivitis
    LAPORAN KASUS Konjungtivitis
    Документ6 страниц
    LAPORAN KASUS Konjungtivitis
    Suryawan Putu
    Оценок пока нет
  • Bab I Fix
    Bab I Fix
    Документ2 страницы
    Bab I Fix
    Dewa BraÇika Damma Prasada
    Оценок пока нет
  • Daftar Wahana & Kuota Angkatan III 2018 PDF
    Daftar Wahana & Kuota Angkatan III 2018 PDF
    Документ4 страницы
    Daftar Wahana & Kuota Angkatan III 2018 PDF
    Anggi Farahdiba Siregar
    Оценок пока нет
  • 1512-2224-1-PB Bagus 2
    1512-2224-1-PB Bagus 2
    Документ5 страниц
    1512-2224-1-PB Bagus 2
    Suryawan Putu
    Оценок пока нет
  • Laporan Kasus Cystitis Akut
    Laporan Kasus Cystitis Akut
    Документ5 страниц
    Laporan Kasus Cystitis Akut
    Suryawan Putu
    Оценок пока нет
  • Lampiran 2
    Lampiran 2
    Документ1 страница
    Lampiran 2
    Suryawan Putu
    Оценок пока нет
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Документ6 страниц
    Bab Iv
    Suryawan Putu
    Оценок пока нет
  • 1512 2224 1 PB
    1512 2224 1 PB
    Документ6 страниц
    1512 2224 1 PB
    yuditsetiawan
    Оценок пока нет
  • LAPORAN KASUS Epitaxis
    LAPORAN KASUS Epitaxis
    Документ5 страниц
    LAPORAN KASUS Epitaxis
    Suryawan Putu
    Оценок пока нет
  • Hemato
    Hemato
    Документ4 страницы
    Hemato
    Suryawan Putu
    Оценок пока нет
  • Emergency
    Emergency
    Документ4 страницы
    Emergency
    Suryawan Putu
    Оценок пока нет
  • Asfiksia Dan Resusitasi Bayi Baru Lahir DR Kardana
    Asfiksia Dan Resusitasi Bayi Baru Lahir DR Kardana
    Документ26 страниц
    Asfiksia Dan Resusitasi Bayi Baru Lahir DR Kardana
    Suryawan Putu
    Оценок пока нет
  • Hipertensi Primer
    Hipertensi Primer
    Документ9 страниц
    Hipertensi Primer
    Suryawan Putu
    Оценок пока нет
  • Mata
    Mata
    Документ5 страниц
    Mata
    Suryawan Putu
    Оценок пока нет