Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
PENDAHULUAN....................................................................................................1
PENGOLAHAN BESI.............................................................................................9
KESIMPULAN......................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................26
PENDAHULUAN
Berawal dari proses genesa bijih besi yang tersebar di wilayah Indonesia
dan dilanjutkan dengan proses eksplorasi. Eksplorasi adalah penyelidikan
lapangan untuk mengumpulkan data atau informasi tentang keberadaan SDA di
suatu tempat. Kegiatan eksplorasi sangat penting dilakukan sebelum pengusahaan
bahan tambang dilaksanakan mengingat keberadaan bahan galian yang
penyebarannya tidak merata dan sifatnya sementara yang suatu saat akan habis
tergali. Sehingga untuk menentukan lokasi sebaran, kualitas dan jumlah cadangan
serta cara pengambilannya diperlukan penyelidikan yang teliti agar tidak
membuang tenaga dan modal, disamping untuk mengurangi resiko kegagalan,
kerugian materi, kecelakaan kerja dan kerusakan lingkungan.
Besi merupakan logam kedua yang paling banyak di bumi ini. Karakter
dari endapanbesi ini bisa berupa endapan logam yang berdiri sendiri namun
seringkali ditemukan berasosiasi dengan mineral logam lainnya. Kadang besi
terdapat sebagai kandungan logam tanah (residual), namun jarang yang memiliki
nilai ekonomis tinggi. Endapan besi yang ekonomis umumnya berupa
Magnetite, Hematite, Limonite dan Siderite. Kadang kala dapat berupa mineral:
Pyrite, Pyrhotite, Marcasite, dan Chamosite.
Proses terjadinya cebakan bahan galian bijih besi berhubungan erat dengan
adanya peristiwa tektonik pra-mineralisasi. Akibat peristiwa tektonik,
terbentuklah struktur sesar, struktur sesar ini merupakan zona lemah yang
memungkinkan terjadinya magmatisme, yaitu intrusi magma menerobos batuan
tua. Akibat adanya kontak magmatik ini, terjadilah proses rekristalisasi, alterasi,
mineralisasi, dan penggantian (replacement) pada bagian kontak magma dengan
batuan yang diterobosnya. Perubahan ini disebabkan karena adanya panas dan
bahan cair (fluida) yang berasal dari aktivitas magma tersebut. Proses
penerobosan magma pada zona lemah ini hingga membeku umumnya disertai
dengan kontak metamorfosa. Kontak metamorfosa juga melibatkan batuan
samping sehingga menimbulkan bahan cair (fluida) seperti cairan magmatik dan
metamorfik yang banyak mengandung bijih.
Jenis cebakan ini telah terbentuk dalam semua waktu geologi, tetapi
kebanyakan pada umur Tersier dan masa kini, sebagian besar merupakan
cadangan berukuran kecil dan sering terkumpul dalam waktu singkat karena
tererosi. Kebanyakan cebakan berkadar rendah tetapi dapat ditambang karena
berupa partikel bebas, mudah dikerjakan dengan tanpa penghancuran; dimana
pemisahannya dapat menggunakan alat semi-mobile dan relatif murah.
Penambangannya biasanya dengan cara pengerukan, yang merupakan metoda
penambangan termurah.
Cebakan-cebakan placer berdasarkan genesanya:
Genesa Jenis
Terakumulasi in situ selama pelapukan Placer residual
Terkonsentrasi dalam media padat yang bergerak Placer eluvial
Placer aluvial atau
Terkonsentrasi dalam media cair yang bergerak
sungai
(air)
Placer pantai
Terkonsentrasi dalam media gas/udara yang
Placer Aeolian (jarang)
bergerak
Tabel 2. Cebakan-cebaklan placer beserta genesanya
PEMROSESAN BIJIH BESI
Eksplorasi
Tata cara eksplorasi bijih besi primer meliputi urutan kegiatan eksplorasi
sebelum pekerjaan lapangan, saat pekerjaan lapangan dan setelah pekerjaan
lapangan. Kegiatan sebelum pekerjaan lapangan ini bertujuan untuk mengetahui
gambaran mengenai prospek cebakan bijih besi primer, meliputi studi literatur dan
penginderaan jarak jauh. Penyediaan peralatan antara lain peta topografi, peta
geologi, alat pemboran inti, alat ukur topografi, palu dan kompas geologi, loupe,
magnetic pen, GPS, pita ukur, alat gali, magnetometer, kappameter dan peralatan
geofisika.
a Open Pit
Penambangan dengan cara open pit adalah penambangan terbuka
yang dilakukan untuk menggali endapan-endapan bijih metal seperti
endapan bijih bijih besi, endapan bijih tembaga, dan endapan bijih nikel.
Penambangan dengan cara open pit biasanya dilakukan untuk endapan
bijih atau mineral yang terdapat pada daerah datar atau daerah lembah.
Tanah akan digali ke bagian bawah sehingga akan membentuk cekungan
atau pit. Cara pengangkutan pada open pit tergantung dari kedalaman
endapan dan topografinya.
Pada dasarnya cara pengangkutannya ada 2 (dua) macam, yaitu
cara konvensional atau cara langsung, yaitu hasil galian atau peledakan
diangkut oleh truck / belt conveyor / mine car / skip dump type rail cars,
dan sebagainya, langsung dari tempat penggalian ke tempat dumping
dengan m enelusuri tebing-tebing sepanjang bukit dan cara inkonvensional
atau cara tak langsung adalah cara pengangkutan hasil galian / peledakan
ke tempat dumping dengan menggunakan cara kombinasi alat-alat angkut.
Misalnya dari permuka/medan kerja (front) ke tempat crusher digunakan
truk, dan selanjutnya melalui ore pass ke loading point; dari sini diangkut
ke ore bin dengan memakai belt conveyor, dan akhirnya diangkut ke luar
tambang dengan cage.
I. Dapur tinggi
Jaw crusher diperkenalkan oleh Blake dan Dodge , dan beroperasi dengan
menerapkan penghancur bertekanan. Merupakan salah satu peralatan pemecah
batu yang paling terkenal di dunia. Jaw Crusher sangat ideal dan sesuai untuk
penggunaan pada saat penghancuran tahap pertama dan tahap kedua. Memiliki
kekuatan anti-tekanan dalam menghancurkan bahan paling tinggi hingga dapat
mencapai 320Mpa.
Jaw crusher dapat mencapai rasio 4-6 dan menghancurkan bentuk produk
akhir. Mereka banyak diterapkan untuk menghancurkan kekerasan tinggi,
kekerasan pertengahan dan batu lunak dan bijih seperti terak, bahan bangunan,
marmer, dll. Kekuatan resistensi tekanan di bawah 350Mpa, yang, cocok untuk
menghancurkan primer. Jaw crusher bisa digunakan dalam kimia pertambangan,
industri metalurgi, konstruksi, jalan dan bangunan kereta api,, kemahiran, dll
Sistem Blake dgn ciri-ciri titik engsel di atas, bagian bawah bergerak
mundur maju .
Cara Kerja
Suatu eksentrik menggerakkan batang yang dihubungkan dengan dua
toggle, togel yang satu dipakukan pada kerangka dan satu lagi ke rahang ayun.
Titik
pivat terletak pada bagian atas rahang gerak atau diatas kedua rahang pada garis
tengah bukan rahang. Pada system ini, umpan dimasukkan kedalam rahang
berbentuk V yang terbuka ke atas. Satu rahang tetap dan tidak bergerak,
sedangkan rahang yang satu lagi membuat sudut 20 derajat 30 derajat dan dapat
bergerak maju mundur yang digerakkan oleh sumbu eksentrik, sehingga
memberikan kompresi yang besar terhadap umpan yang terjepit diantara dua
rahang. Muka rahang ini mempunyai alur dangkal yang horizontal. Umpan besar
yang terjepit antara bagian atas rahang dipecah dan jatuh keruang bawahnya yang
lebih sempit dan dipecah. Pada mesin ini baut pecah yang berfungsi sebagai
penahan apabila terdapat material solid dengan ukuran yang lebih besar dan keras
maka dia akan pecah dengan sendirinya tetapi tidak akan merusak keseluruhan
dari pada alat jaw crusher.
Pengolahan
Untuk meningkatkan kadar besi (Fe) hingga 60-65% diperoleh melalui tahapan
proses:
Gambar 6. Roaster
(sumber: http://nevada-outback-gems.com/Reference_pages/smeltin...)
Pada proses sintering, terjadi proses pembentukan fase baru melalui proses
pemanasan dimana pada saat terjadi reaksi komponen pembentuk masih dalam
bentuk padat dari campuran serbuk. Hal ini bertujuan agar butiran-butiran (grain)
dalam partikel-partikel yang berdekatan dapat bereaksi dan berikatan. Proses
sintering fase padat terbagi menjadi tiga padatan, yaitu:
a Tahap awal
Pada tahap awal ini terbentuk ikatan atomik. Kontak antar partikel
membentuk leher yang tumbuh menjadi batas butir antar partikel.
Pertumbuhan akan menjdi semakin cepat dengan adanya kenaikan
suhu sintering. Pada tahap ini penyusutan juga terjadi akibat
permukaan porositas menjadi halus.
b Tahap menengah
Pada tahap ini terjadi desifikasi dan pertumbuhan partikel yaitu butir
kecil larut dan bergabung dengan butir besar. Akomodasi bentuk butir
ini menghasilkan pemadatan yang lebih baik. Pada tahap ini juga
berlangsung penghilangan porositas. Akibat pergeseran batas butir,
porositas mulai saling berhubungan dan membentuk silinder di sisi
butir.
c Tahap akhir
Fenomena desifikasi dan pertumbuhan butir terus barlangsung dengan
laju yang lebih rendah dari sebelumnya. Demikian juga dengan proses
penghilangan porositas, pergeseran batas butir terus berlanjut. Apabila
pergeseran batas butir lebih lambat daripada porositas maka porositas
akan mucul dipermukaan dan saling berhubungan. Akan tetapi jika
pergeseran batas butir lebih cepat daripada porosositas maka porositas
akan mengendap di dalam produk dan akan sulit dihilangkan.
Produk yang dihasilkan diharapkan memiliki densitas yang tinggi dan
homogen, maka pada proses sintering harus terjadi homogenisasi. Jika terdapat
lapisan oksida pada serbuk logam, proses sintering yang diharapkan bisa menjadi
lebih lambat. Selain lapisan oksida ini menyebabkan produk yang dihasikan
menjadi lebih getas, lapisan oksida tersebut juga menghambat proses difusi antar
partikel serbuk saat sintering dan meningkatkan temperatur sintering. Lapisan
oksida yang menempel pada serbuk terbentuk akibat kontak antar permukaan
serbuk dengan udara dan akibat perlakuan yang diterima serbuk saat proses
produksi metalurgi serbuk berlangsung. Oksida pada serbuk dapat diminimalkan
dengan mengalirkan gas reduksi sebelum atau sewaktu sintering berlangsung.
1 Plat
2 Hot wheel (roda gila).
3 Gear (gear mesin).
4 Baut dan mur.
5 As dan pipa besi.
BESI SEBAGAI BARANG JADI
Pig Iron merupakan produk dari hasil reduksi bijih besi. Sifat dari besi
kasar ini sendiri masih rapu, jadi untuk menjadi sebuah barang yang dapat
digunakan perlu ditambahkan bahan bahan lain. Besi kasar ini dibagi dua jenis,
yaitu: besi kasar putih dan besi kasar hitam.
Penambahan nilai pada besi, salah satu caranya adalah mencampur besi
dengan bahan-bahan lain sehingga menghasilkan barang dengan nilai guna dan
nilai jual yang lebih. Contoh :
1 Kawat Besi
2 Besi Beton
3 Baja
4 Aluminium
5 Stainless
Terak
Terak adalah produk sampingan dari proses produksi tanur tinggi. Terak
sendiri dibagi dua macam, yaitu terak yang bersifat asam dan terak bersifat basa.
Sifat asam atau basa tergantung dari kandungan dalam terak tersebut (CaO, MgO,
Si, Al). Meskipun merupakan hasil sampingan terak juga dapat dimanfaatkan dan
digunakan menjadi barang yang berguna, sehingga hasil sampingan ini tidak
dibuang atau menjadi lost.
Manfaat terak :
(sumber:
http://sandblastingabrasives.com/copper-slag-sandblasting...)
KESIMPULAN
Besi merupakan bahan tambang yang memiliki banyak manfaatnya, salah satunya adalah
kebutuhan dalam berbagai industri baik besar maupun kecil. Dalam kehidupan sehari hari kita
pasti menemui barang yang berasal dari besi maupun yang dibuat menggunakan besi. Di Bumi
diperkirakan kandungan besi sekitar 5% dari permukaan Bumi. Besi di Indonesia memiliki
persebaran yang cukup besar, hampir di setiap daerah di Indonesia mengandung bijih besi
maupun pasir besi. Namun dalam hal pemrosesannya Indonesia masih dirasa sangat buruk.
Pemrosesan bijih besi di Indonesia dapat dikatakan tidak baik, terbukti dengan tingginya
ekspor bijih besi Indonesia. Namun permasalahan mengenai ekspor bijih besi, pemerintah sudah
melakukan tindakan yaitu pembatasan ekspor bijih besi. Meskipun begitu, hasilnya pun masih
belum terasa, karena pabrik pabrik tanur besi di Indonesia masih kurang produktif. Sebagai
contoh PT. Krakatau Steel yang sempat merugi pada tahun 2014. Hal ini disebabkan karena
kemampuan daya beli masyarakat rendah dan harga jual tidak bersaing dipasar. Ditambah lagi
banyaknya produk China yang masuk Indonesia dengan harga yang murah.
Penulis merasa pemerintah harus senantiasa memperhatikan industri besi di Indonesia. Karena
besi termasuk salah satu komodi yang menguntungkan jika dikembangkan lebih lanjut.
Meskipun pemerintah sudah mengeluarkan UU no 4 tahun 2009 tentang larangan ekspor bahan
tambang berupa bijih, namun dirasa perlu adanya kebijakan tambahan yang membantu
berjalannya industri besi di Indonesia. Salah satu contohnya menyiapkan jalur transportasi baik
darat maupun laut antara tambang dan pabrik pengolahan bijih besi.