Вы находитесь на странице: 1из 13

MAKALAH

KETEGAKLURUSAN PADA BIDANG


Makalah diajukan sebagai tugas mata kuliah Sistem Geometri
Dosen pengampu Ibu Midrawati , S.Pd., M.M.

DISUSUN OLEH : 1. NURHAJIJA RITONGA


2. NURAINUN SIMANGUNSONG
3. JUMIANAH RITONGA
4. NURAISYAH 1
5. SUHAILA
KELOMPOK : 6

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PROGRAM STUDI MATEMATIKA/SEMESTER III
UNIVERSITAS AL-WASHLIYAH
LABUHAN BATU
T.A. 2016/2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
Taufik dan Hidayah-Nya sehingga kami dapat menyusun Makalah ini dengan
judul Ketegaklurusan Pada Bidang.
Sholawat dan Salam semoga tercurahkan kepada Nabi
Muhammad saw yang telah membawa ajaran yang benar semoga kita diberi
syafa'at di yaumil akhir nanti.
Penulis berusaha semaksimal mungkin menyusun makalah ini dengan
berbagai sumber referensi baik itu dari media cetak maupun internet. Tujuannya
agar penyajian makalah ini dapat bermanfaat untuk memberi pengetahuan tentang
hukum dan cara membaca huruf mati ,tasydid dan tanwin.
Di dalam Makalah ini masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu, segala
kritik dan saran yang bersifat perbaikan dari Dosen pembimbing akan kami terima
dengan senang hati.
Mudah-mudahan, Makalah ini dapat bermanfaat untuk mendapatkan air
bersih dalam kehidupan kita sehari-hari.

Rantauprapat,14 November 2016

Kelompok 6
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG MAKALAH

Ketegaklurusan berarti sebuah garis tegak lurus terhadap sebuah bidang.


Ada beberapa defenisi tentang ketegaklurusan terhadap garis. Sama halnya
dengan bidang. Dalam hal ini pemakalah akan memaparkan bagaimana prinsip
ketegaklurusan garis terhadap bidang.
Untuk mengetahui dan menghitung berapa garis yang terbentuk ataupun
sudut yang terbentuk jika sebuah garis tegaklurus terhadap bidang. Sebelumnya
penulis dan pembaca harus mengetahui terlebih dahulu tahu jenis-jenis sudut.
Terutama harus mengetahui terlebih dahulu kedudukan garis terhadap bidang.
Untuk mempermudah dalam mempelajari ketegaklurusan terhadap bidang.
Maka dalam makalah ini penulis akan memaparkan semua materi terkait dengna
ketegaklurusan terhadap bidang. Hal terpenting dalam ketegaklurusan adalah
prinsip atau aksioma-aksioma pendukung ketegaklurusan itu.

1.2. TUJUAN MAKALAH


Untuk memahami dan mengetahui ketegaklurusan pada bidang.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Kedudukan Garis Terhadap Garis
Aksioma/Postulat Dua Garis Sejajar
Melalui sebuah titik yang berada di luar sebuah garis, hanya dibuat sebuah garis
yang sejajar dengan garis itu.
Contoh Soal 1
Perhatikan gambar kubus ABCD.EFGH di bawah ini

Pada gambar di atas, rusuk AB sebagai wakil dari garis g. Sebutkan rusuk kubus
yang: (a). berpotongan dengan garis g; (b). sejajar dengan garis g; dan (c).
bersilangan dengan garis g

Penyelesaian:
Rusuk kubus yang:
(a). berpotongan dengan garis g adalah AD, AE, BF, danBC;
(b). sejajar dengan garis g adalah DC, EF, HG; dan
(c). bersilangan dengan garis g adalah CG, DH, EH dan FG.

2.2. Kedudukan Garis Terhadap Bidang


Kedudukan garis terhadap bidang dapat dibedakan menjadi tiga yakni: garis
terletak pada bidang, garis sejajar bidang, dan garis memotong (menembus)
bidang.
Sebuah garis dikatakan terletak pada bidang, jika setiap titik pada garis tersebut
juga terletak pada bidang, seperti gambar di bawah ini.

Sebuah garis dikatakan sejajar bidang, jika garis dan bidang tidak mempunyai satu
pun titik persekutuan, seperti gambar di bawah ini.

Sebuah garis dikatakan memotong (menembus) bidang, jika garis dan bidang
mempunyai satu titik persekutuan yang dinamakan titik potong atau titik tembus,
seperti gambar di bawah ini.
Contoh Soal 2
Perhatikan kubus ABCD.EFGH pada gambar di bawah ini.

Bidang DCGH sebagai bidang u, sebutkan rusuk kubus yang: (a). terletak pada
bidang u, (b). sejajar dengan bidang u, dan (c). memotong atau menembus bidang
u.
Penyelesaian:
(a). Rusuk yang terletak pada bidang u adalah DC, CGm GH, dan DH;
(b). Rusuk kubus yang sejajar dengan bidang u adalah AB, FE, EA, dan FB; dan
(c). Rusuk kubus yang menembus atau memotong bidang u adalah AD, BC, FG
dan EH.

Aksioma-Aksioma tentang kedudukan garis terhadap garis dan garis


terhadap bidang:
=> Jika garis a sejajar garis b dan garis b sejajar dengan garis c, maka
garis asejajar dengan garis c.
=> Jika garis k memotong garis h, garis g juga memotong garis h, garis k sejajar
gaaris g, maka garis h, k, dan g terletak pada satu bidang.

=> Jika garis k sejajar dengan garis l dan garis l menembus bidang, maka garis k
juga menembus bidang.

2.3. SUDUT DAN JENIS-JENIS SUDUT


Sudut adalah suatu daerah yang dibentuk oleh dua buah sinar garis yang titik
pangkalnyaberimpit (bersekutu).
Bagian bagian sudut :
1. Kaki sudut, sinar garis yang membentuk suatu sudut
2. Titik sudut, titik potong pangkal sinar dari kaki sudut
3. Daerah sudut, daerah yang terbentuk antara dua kaki sudut
Jenis jenis Sudut
1. Sudut siku-siku, yaitu sudut yang besarnya 90.
2. Sudut lancip, yaitu sudut yang besarnya antara 0 dan 90 atau 0 < D < 90 ,
3. Sudut tumpul, yaitu sudut yang besarnya di antara 90 dan 180 atau
90 < D < 180 .
4. Sudut lurus, yaitu sudut yang besarnya 180 .
5. Sudut refleks, yaitu sudut yang besarnya antara 180 dan 360 , atau 180 < D
< 360 .

2.4. Hubungan Antar Sudut

1. Sudut yang saling berpenyiku, dua sudut yang jumlah ukurannya 90 : ABD +
DBC = 90
Jika dua buah sudut membentuk sudut siku-siku (90 ), maka sudut yang satu mer
upakan penyiku sudut yang lain dan keduasudut itu dikatakan saling berpenyiku.
(berkomplemen)
2. Sudut yang saling berpelurus, dua sudut yang jumlah ukurannya 180 : PQS
+ SQT + TQR = 180
Jika dua buah sudut membentuk sudut lurus, maka sudut yang satu merupakan pe
lurus sudut yang
lain dan kedua sudut itudikatakan saling berpelurus (bersuplemen).

2.5. Hubungan Antar Sudut Jika Dua Garis Sejajar Dipotong Oleh Garis
Lain

1. Sudut sehadap, besarnya sama. Yakni 1 = 5, 2 = 6, 4 = 8, 3 =


7.
2. Sudut dalam berseberangan, besarnya sama. Yakni 3 = 5, 4 = 6
3. Sudut luar berseberangan, besarnya sama. Yakni 1 = 7, 2 = 8
4. Sudut dalam sepihak, jumlah keduanya adalah 1800. Yakni 4 + 5 = 180,
3 + 6 = 180.
5. Sudut luar sepihak, jumlah keduanya adalah 1800. Yakni 2 + 7 = 180, 1
+ 8 = 180.
6. Sudut bertolak belakang, besarnya sama. Yakni 1 = 3, 2 = 4, 5 = 7,
6 = 8.
2.6. Garis Tegak Lurus Bidang
Salah satu hubungan yang penting antara sebuah garis dan sebuah bidang,
adalah hubungan ketegalurusan.
Definisi :
Sebuah garis tegak pada sebuah lurus bidang jika garis itu tegak lurus pada semua
garis yang terletak pada bidang tersebut.
Sifat :
Jika sebuah garis tegak lurus pada dua garis berpotongan yang terletak pada
sebuah bidang, maka garis itu akan tegak lurus pada bidang tersebut.

z
h y

Jika garis g tegak lurus bidang h, sedangkan garis x, y dan z sembarang garis yang
terletak pada bidang h, maka g tegak lurus x, g tegak lurus y dan g tegak lurus z.
Sedangkan jika garis g tegak lurus dengan garis a dan b yang berpotongan, sedang
garis a dan garis b terletak pada bidang h, maka g tegak lurus bidang h.

h b

Dengan demikian, bahwa jika sebuah garis tegak lurus sebuah bidang dapat
dibuktikan bahwa garis tersebut tegak lurus pada dua garis berpotongan yang
terletak pada bidang tersebut.
H G

FE

Perhatikan gambar dibawah ini,


jika sebuah garis tegak lurus pada
D C dua buah garis yang sejajar yang
BA terletak pada bidang, maka garis
itu belum tentu tegak lurus pada
bidang tersebut. pada gambar tampak bahwa a // b, g a sehingga, g b.
Sedang a dan b terletak pada bidang h, maka garis g belum tentu atau belum pasti
tegak lurus bidang h. g

b a
h

Sifat-sifat penting yang berkaitan dengan garis dan bidang yang timbal balik
tegaklurus:
1. Semua garis yang melalui sebuah titik dan menyilang tegak lurus suatu garis
yang sama terletak pada sebuah bidang
2. Melalui sebuah titik hanya dapat dibuat sebuah bidang yang tegak lurus pada
suatu garis
3. Melalui sebuah titik hanya dapat dibuat tepat sebuah garis yang tegak lurus
pada suatu bidang
4. Jika salah satu dari dua garis sejajar letaknya tegak lurus pada suatu bidang,
maka garis yang satu lagi tentu tegak lurus pada bidang tadi.
5. Dua buah garis yang masing-masing tegak lurus pada suatu bidang, adalah
sejajar.
Misalnya untuk sifat yang ke 4, yaitu bahwa jika salah satu dari dua garis sejajar
letaknya tegak lurus pada suatu bidang, maka garis yang satu lagi tentu tegak
lurus pada bidang itu.
Perhatikan bidang ABFE pada kubus disamping, dan dua garis yaitu garis BC dan
garis FG. Garis BC // garis FG, dan Garis BC tegak lurus terhadap bidang ABFE,
maka garis FG juga tegak lurus terhadap bidang ABFE. Atau sebaliknya untuk
sifat no 5.
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN

Salah satu hubungan yang penting antara sebuah garis dan sebuah bidang,
adalah hubungan ketegalurusan.
Definisi :
Sebuah garis tegak pada sebuah lurus bidang jika garis itu tegak lurus pada semua
garis yang terletak pada bidang tersebut.
Sifat :
Jika sebuah garis tegak lurus pada dua garis berpotongan yang terletak pada
sebuah bidang, maka garis itu akan tegak lurus pada bidang tersebut.

z
h y

Jika garis g tegak lurus bidang h, sedangkan garis x, y dan z sembarang garis yang
terletak pada bidang h, maka g tegak lurus x, g tegak lurus y dan g tegak lurus z.
Sedangkan jika garis g tegak lurus dengan garis a dan b yang berpotongan, sedang
garis a dan garis b terletak pada bidang h, maka g tegak lurus bidang h.
DAFTAR PUSTAKA

Leon.J.,Steven.20001. Aljabar Linier & Aplikasinya.Jakarta : Penerbit Erlangga.

Mulyati,Sri. 2002. Geometri Euclid. Malang: JICA

Вам также может понравиться