Вы находитесь на странице: 1из 12

PEDOMAN PENGADMINITRASI KEUANGAN

PUSKESMAS PEKAUMAN

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengelolaan keuangan daerah dijabarkan dalam Peraturan


Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006, Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 yang mengatur tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. Untuk penatausahaan
keuangan daerah diatur oleh Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 55 Tahun 2008. Penatausahaan dan akuntansi keuangan
daerah diIndonesia telah banyak mengalami perubahan seiring
dengan semangat reformasi manajemen keuangan pemerintah
untuk mencapai keberhasilan otonomi daerah.Hal ini ditandai
dengan dikeluarkannya paket peraturan perundangan di bidang
keuangan negara beserta peraturan-peraturan turunannya yang
juga telah banyak mengalami revisi dan penyempurnaan. Seiring
dengan reformasi, maka perlu dilakukan perubahan-perubahan di
berbagai bidang untuk mendukung agar reformasi dapat berjalan
dengan baik, diantaranya adalah perubahan di bidang
penatausahaan dan akuntansi keuangan daerah karena melalui
proses penatausahaan dan akuntansi keuangan daerah
dihasilkan informasi keuangan yang tersedia bagi berbagai pihak
untuk digunakan sesuai dengan tujuan masing-masing.

Dengan adanya perubahan permendagri, diharapkan akan


memberikan kejelasan dan manfaat dalam penatausahaan dan
akuntansi. Oleh karena itu, pemerintah daerah perlu beradaptasi
dalam mengikuti perubahan tata kelola 2 keuangan daerah. Untuk
mengisi kekurangan dan menyempurnakan Permendagri nomor
13 tahun 2006, pada tanggal 26 Oktober 2007, Menteri Dalam
Negeri telah menerbitkan Permendagri nomor 59 tahun 2007
tentang perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor
13 tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.
Dalam permendagri nomor 13 tahun 2006 pengelolaan keuangan
daerah yang diatur meliputi penyusunan rancangan APBD,
penetapan APBD, penyusunan dan penetapan APBD bagi daerah
yang belum memiliki DPRD, pelaksanaan APBD, perubahan
APBD, pengelolaan kas, penatausahaan keuangan daerah,
akuntansi keuangan daerah, pertanggungjawaban pelaksanaan
APBD, pembinaan dan pengawasan pengelolaan keuangan
daerah, kerugian daerah, dan pengelolaan keuangan BLUD.

Dalam penatausahaan dan akuntansi keuangan daerah, secara


rinci sistem dan prosedur ditetapkan oleh masing-masing daerah.
Perbedaan dimungkinkan terjadi sepanjang hal tersebut tidak
bertentangan dengan peraturan pemerintah. Dengan upaya
tersebut, diharapkan daerah didorong untuk lebih tanggap, kreatif
dan mampu mengambil inisiatif dalam perbaikan dan
pembaharuan dalam sistem dan prosedurnya serta meninjau
kembali sistem tersebut secara terus-menerus berdasarkan
keadaan, kebutuhan dan kemampuan setempat. Dalam
penatausahaan dan akuntansi keuangan daerah, pemerintah
daerah dapat menggunakan sistem yang disarankan oleh
pemerintah sesuai kebutuhan dan kondisinya, dengan tetap
memperhatikan standar dan pedoman yang ditetapkan. Di
samping itu, dalam pelaksanaan desentralisasi kewenangan
pemerintahan kepala daerah, aparatur dan masyarakat
berkewajiban untuk tetap 3 menjaga kesatuan bangsa, dan harus
melaksanakan tugasnya secara profesional dan
bertanggungjawab dalam menyelenggarakan tugas pemerintahan
dan pembangunan (La Ode Hasiara, 2009:2). Oleh sebab itu,
untuk mengelola keuangan yang baik maka dibutuhkan
pemahaman dan praktek yang baik dalam melaksanakan
peraturan yang berlaku.

B. Tujuan Pedoman

Tujuan dibuat nya pedoman adalah untuk mengetahui apakah


proses pengadministrasian keuangan di puskesmas sudah tepat
diterapkan dalam mengikuti peraturan yang berlaku dan untuk
mengetahui faktor-faktor apa saja yang menjadi hambatan dalam
proses pengadministrasian keuangan di puskesmas sehingga
dapat dijadikan saran perbaikan bagi pengadministrasi keuangan
puskesmas.
C. Sasaran

Sasaran dari pedoman ini adalah memberikan panduan kepada


pimpinan dan seluruh staf puskesmas pada umumnya dan
pengadministrasi keuangan puskesmas pada khusunya, agar
dalam melaksanakan pengadminitrasian keuangan sesuai
dengan peraturan yang berlaku.

D. Ruang Lingkup

Ruang lingkup pedoman pengadministrasian Keuangan


puskesmas meliputi seluruh siklus pengelolaan keuangan
puskesmas. Siklus pengelolaan keuangan puskesmas adalah
mulai dari tahap perencanaan dan penganggaran, pelaksanaan
dan penatausahaan, hingga pelaporan dan pertanggungjawaban
pengelolaan keuangan puskesmas.

E. Batasan Operasional

Batasan opreasional yang dilakukan pada Pedoman


Pengadministrasian Keuangan
Puskesmas agar dapat lebih terfokus untuk mengetahui sejauh
mana
permendagri diterapkan dan untuk mengetahui faktor-faktor apa
saja yang menjadi hambatan dalam proses pengadministrasian
keuangan di puskesmas.

BAB II
STANDAR KETENAGAAN
A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia (SDM)

Pengadministrasi keuangan puskesmas dibawahi oleh


Kepala Sub Bagian Tata Usaha yang bertindak
sebagai Koordinator Keuangan, Inventaris dan
Kepegawaian yang bertanggungjawab kepada pimpinan
(Kepala Puskesmas).
dan berfungsi sebagai penanggung jawab keuangan
Puskesmas.

B. Distribusi Ketenagaan

Pimpinan (Kepala Puskesmas) dan seluruh staf berperan aktif


pengelolaan keuangan sesuai dengan tugas dan wewenagnya
masing-masing.

C. Jadwal Kegiatan

Adapun Tupoksi dari pengadminitrasi keuangan puskesmas yaitu :


1. Membuat Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) untuk
Kegiatan Administrasi Perkantoran Puskesmas
Berdasarkan Perencanaan dari Dinas Kesehatan Kota
Banjarmasin sebagai Acuan dalam Pelaksanaan Kegiatan
2. Membuat Laporan Pertanggung jawaban (SPJ) Belanja
Operasional Puskesmas Berdasarkan Dokumen
Pelaksanaan Anggaran (DPA) dan Menyerahkan nya ke
Dinas Kesehatan untuk di proses lebih lanjut (proses
pencairan dana)
3. Memverifikasi Semua Laporan Pertangguang jawaban
(SPJ) Kegiatan sebelum diserahkan ke Dinas Kesehatan
Kota
4. Menerima dana (Operasional, ATK dll) dan dana Kegiatan
kegiatan / Program dari Dinas Kesehatan
5. Melakukan Pencatatan Atas Penerimaan dan Pengeluaran
Puskesmas ke dalam Buku Kas Umum(BKU), sehingga
dapat diketahui sejauh mana Penyerapan Anggaran
Puskesmas
6. Membuat Tanda Terima Setoran Pendapatan Asli Daerah
(PAD) berdasarkan Penerimaan Retribusi dari Pengelola
Karcis (Kasir) Puskesmas dan Menyetorkan Ke Dinas
Kesehatan setiap harinya
7. Melaksanakan Pembayaran Pajak dan tagihan Puskesmas
sesuai peraturan yang ditetapkan sebagai Pendapatan
Daerah
8. Melaksanakan kegiatan pengarsipan keuagan sesuai pola
kearsipan agar mudah dan cepat di temukan apabila
diperlukan
9. Tugas Tambahan dan Kretivitas / Unsur penunjang
- Pemegang Program Kesehatan Olah Raga
- Working Group dalam implementasi SMM ISO
9001:2008

BAB III
STANDART FASILITAS
A. Ruang
Raung kerja pengadminitrasi keuangan puskesmas di
ruang PKPR, satu ruangan dengan petugas PKPR.

B. Standart Fasilitas

1. ATK
2. Meja, Kursi dan Rak
3. Seperangkat Komputer
4. Buku buku panduan pengadministrasi keuangan
puskesmas

BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN
A. Lingkup Pengadminitrasi Keuangan Puskesmas

Pengadminitrasian keuangan adalah proses pengelolaan


yang melibatkan semua kegiatan yang berhubungan dengan
keuangan, pembuatan laporan keuangan, dan pencapaian
tujuan untuk kepentingan bersama. Sedangkan
Pengadminitrasi keuangan adalah petugas admnistrasi
keuangan.

B. Metode Pengadminitrasian keuangan

Bagian- bagian organisasi yang bertugas menyelenggarakan


pembukuan Pembukuan harus disentralisasikan, dibawah
pimpinan seorang pejabat yang bertanggung jawab atas
pemeliharaan terhadap pengawasan semua rekening-
rekening dan atas penyiapan dan pengeluaran laporan
keuangan.
Sistem sentralisasi sangat berguna, karena:
a. Memusatkan pertanggungjawaban dan membentuk alat
pengawasan yang teguh atas administrasi keuangan
b. Menambah efisiensi penggunaan pegawai dan alat
perlengkapan pembukuan
c. Melancarkan ketepatan dalam laporan keuangan (Pariata
Westra, 1980:54)

C. Langkah Kegiatan (TUPOKSI)

1. Membuat Rencana Kerjadan Anggaran (RKA) untuk


Kegiatan Adminitrasi Perkantoran Puskesmas :
a) Mengacu Surat Edaran Menteri Keuangantentang
pagu sementara tahun 2016 (Adanya pemberitahuan
dari Dinas Kesehatan agar menyusun dan
menyampaikan Rancangan RKA Puskesmas)
b) Mengacu pada standar biaya tahun 2016
c) Mencantumkan target kinerja
d) Mencantumkanp erhitungan
e) Prakiraan Majuuntuk 2 (dua) tahun kedepan
f) Setelah RKA di sahkan dan ditanda tangani oleh
Kepala Dinas, salinan RKA di arsipkan untuk
dipelajari dan digunakan sebagai pagu anggaran
dalam menjalankan operasional puskesmas

2. Membuat Laporan Pertanggungjawaban (SPJ) Belanja


Operasional Puskesmas :
a) Menyiapkan bukti-bukti pendukung (nota
belanja,dokumentasi) sebelum pembutan kwitansi
b) Kwitansi harus diotorisasi/ditandatangani dulu oleh
kuasa pengguna anggaran(KPA) dan pejabat
pelaksana kegiatan (PPTK) sebelum ditandatangani
oleh penerima dan bendahara
c) Melengkapi dokumen terkait dalam pembuatan SPJ
(Telaahstaf, NPD, KartuKendali,Kartu Rencana
Kegiatan)
d) SPJ siap di serahkan ke Dinas Kesehatan untuk
diproses lebih lanjut

3. Memverifikasi semua laporan pertanggungjawaban (SPJ)


Kegiatan Puskesmas :
a) Menerima dokumen (SPJ kegiatan) dari pemegang
program
b) Melakukan pencatatan dokumen ke dalam BKU
pembantu per bidang
c) Melakukan penelitian terhadap dokumen
d) Memberikan ceklis verifikasi atas kelengkapan
dokumen,
e) Apabila terdapat ketidaksesuaian maka dokumen
akan dikembalikan kepemegang program untuk
diperbaiki kemudian diserahkan kembali kepetugas
verifikasi
f) Memberikan Stampel verifikasi atas dokumen yang
telah diteliti dandokumen siap dilaporkan ke Dinas
Kesehatan kota

4. Menerima dana (Operasional,ATK dll) dan dana kegiatan


kegiatanPuskesmas dari Dinas Kesehatan :
a) Adanya pemberitahuan dari Dinas Kesehatan kepada
Staf Aministrasi (Pengelola Keuangan) atau
Pengelola Program tentang adanya pencairan dana
operasional / dana kegiatan program
b) Staf administrasi Puskesmas mengambil dana
tersebut ke Dinas Kesehatan
c) Kemudian dicatat pada pembukuan (BKU) dan
membayarkan kepada Pemegang Program yang ada
di Puskesmas
d) Meminta copy SPJ yang telah ditanda tangai oleh
pejabatyang berwenang untukdi arsipkan masing
masing pengelola program

5. Melakukan pencatatan atas penerimaan dan


pengeluaran Puskesmas :
a) Setelah proses pencairan selesai, Staf administrasi
Puskesmas (Pengelola Keuangan) kemudian
mencatat pada pembukuan (BKU) berdasarkan tanda
terima yang diterima dari Dinas Kesehatan
b) Membuat Laporan Realisasi Belanja
c) Menyampaikan Laporan Realisasi Belanja kepada
Kepala Puskesmas
d) Membayar semua tagihan yang sudah di setujui oleh
Kepala Puskesmas
e) Menyimpan surat pertanggungjawaban penggunaan
dana belanja langsung ke Dinas Kesehatan Kota
Banjarmasin yang sudah diketahui Kepala
Puskesmas

6. Membuat tanda terima setoran pendapatan asli


daerah(PAD) dan menyetorkan nya ke Dinas Kesehtan
kota setiap hari nya :
a) Petugas menerima dan catattan penerimaan uang
dari Pengelola karcis (kasir)
b) Memverifikasi laporan, jika hasil verifikasi tidak
sesuai, petugas mengembalikan kepada pengelola
karcis untuk dilakuka pembetulan kemudian
diserahkan kembali untuk di buatkan tanda teriama
setoran Pendapatan Asli Daerah (PAD)
c) Sebelum disetorkan ke Dinas Kesehatan petugas
meminta pengesahan dari kepala puskesmas
d) Setelah dari dinas kesehatan petugas mengarsipkan
lembar bukti tanda terima dan merekapnya

BAB V
LOGISTIK

Kebutuhan dana dan logistik untuk pengadminitrasian keuangan


dianggarkan pada dana APBD.

BAB VI
KESELAMATAN SASARAN

Dalam rangka meningkatkan dan mempertahankan kontinuitas


perusahaan, administrasi keuangan itu sangat penting. Yang
menjadi sasaran utama dari administrasi keuangan adalah
peristiwa- peristiwa yang berhubungan dengan keuangan.

Tugas keuangan di kantor perusahaan usaha jasa perdagangan


menyusun dan mengatur administrasi keuangan, yaitu antara lain
sebagai berikut.
a. Mencatat keluar masuknya uang perusahaan
b. Menguraikan dan menganalisai keuangan perusahaan
c. Menggolongkan pos pos keuangan yang diperlukan
perusahaan
d. Melaporkan peristiwa keuangan perusahaan

Dengan pengelolaan administrasi keuangan yang baik, maka


diperoleh keterangan keterangan informasi sebagai berikut.
a. Jumlah laba yang diperoleh
b. Posisi harta, utang, dan modal erusahaan
c. Kegiatan perusahaan seperti: penjualan, pemasaran, utang
piutang, dan persediaan barang dagangan.
d. Laporan pajak, laporang penhasilan, dan sebagainya

BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Keselamatan kerja dapat diartikan sebagai keadaan terhindar dari


bahaya selama melakukan pekerjaan. Dengan kata lain
keselamatan kerja merupakan salah sau faktor yang harus
dilakukan selama bekerja. Tidak ada seorang pun didunia ini yang
menginginkan terjadinya kecelakaan. Keselamatan kerja sangat
bergantung .pada jenis, bentuk, dan lingkungan dimana pekerjaan
itu dilaksanakan.

Unsur-unsur penunjang keselamatan kerja adalah sebagai


berikut:

a. Adanya unsur-unsur keamanan dan kesehatan kerja seperti:

Unsur-unsur penunjang keamanan yang bersifat material


diantaranya sebagai berikut.
1. Baju kerja
2. Helm
3. Kaca mata
4. Sarung tangan
5. Sepatu

Unsur-unsur penunjang keamanan yang bersifat nonmaterial


adalah sebagai berikut.
1. Buku petunjuk penggunaan alat
2. Rambu-rambu dan isyarat bahaya.
3. Himbauan-himbauan
4. Petugas keamanan

Tujuan Keselamatan Kerja :


1. Melindungi para pekerja dan orang lain di tempat kerja.
2. Menjamin agar setiap sumber produksi dapat dipakai
secara aman dan effisien.
3. Menjamin proses produksi berjalan secara aman

b. Adanya kesadaran dalam menjaga keamanan dan kesehatan


kerja.
c. Teliti dalam bekerja
d. Melaksanakan Prosedur kerja dengan memperhatikan
keamanan dan kesehatan kerja.

BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Pengendalian mutu (Quality Control), atau QC untuk akronimnya,


adalah suatu proses yang pada intinya adalah menjadikan entitas
sebagai peninjau kualitas dari semua faktor yang terlibat dalam
kegiatan produksi. Terdapat tiga aspek yang ditekankan pada
pendekatan ini, yaitu:
1. Unsur-unsur seperti kontrol, manajemen pekerjaan, proses-
proses yang terdefinisi dan telah terkelola dengan baik, kriteria
integritas dan kinerja, dan identifikasi catatan.
2. Kompetensi, seperti pengetahuan, keterampilan, pengalaman,
dan kualifikasi.
3. Elemen lunak, seperti kepegawaian, integritas, kepercayaan,
budaya organisasi, motivasi, semangat tim, dan hubungan
yang berkualitas.

Prosedur pelaksanaan audit laporan keuangan adalah suatu


rangkaian kegiatan guna pengumpuln dan pengevaluasian bukti
bukti secara objektif oleh auditor tentang informasi lapoan
keuangan telah disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum.

BAB IX
PENUTUP

Pedoman ini sebagai acuan bagi pengadministrasi keuangan dan


pihak yang terkait dalam pelaksanaan Siklus pengelolaan
keuangan puskesmas adalah mulai dari tahap perencanaan dan
penganggaran, pelaksanaan dan penatausahaan, hingga
pelaporan dan pertanggungjawaban pengelolaan keuangan
puskesmas. Dan untuk mengetahui apakah proses
pengadministrasian keuangan di puskesmas sudah tepat
diterapkan dalam mengikuti peraturan yang berlaku.

Вам также может понравиться