Вы находитесь на странице: 1из 16

MAKALAH

APLIKASI STRUKTUR KAYU DALAM

DUNIA KONSTRUKSI

NAMA : GAFFRYELLA EKAYANI

NIM : 214 213 029

KELAS : E

UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA TORAJA

FAKULTAS TEKNIK

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


KATA PENGANTAR

Puji syukur ksami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa


karena dengan rahmat dan pertolonganNya kami dapat menyelesaikan
makalah Aplikasi Struktur Kayu Dalam Dunia Konstruksi ini dengan
baik meskipun banyak kekurangan didalamnya.

Semoga dengan makalah ini kita dapat mengetahui bagamana


penggunaan kayu dalam suatu konstruksi.
BAB.1
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Dalam kehidupan kita sehari-hari, kayu merupakan bahan yang sangat sering
dipergunakan untuk tujuan penggunaan tertentu. Terkadang sebagai barang
tertentu, kayu tidak dapat digantikan dengan bahan lain karena sifat khasnya. Kita
sebagai pengguna dari kayu yang setiap jenisnya mempunyai sifat-sifat yang
berbeda, perlu mengenal sifat-sifat kayu tersebut sehingga dalam pemilihan atau
penentuan jenis untuk tujuan penggunaan tertentu harus betul-betul sesuai dengan
yang kita inginkan. Kayu merupakan hasil hutan yang mudah diproses untuk
dijadikan barang sesuai dengan kemajuan teknologi. Kayu memiliki beberapa sifat
yang tidak dapat ditiru oleh bahan-bahan lain. Pemilihan dan penggunaan kayu
untuk suatu tujuan pemakaian. Mengetahui sifat-sifat dari kayu ini penting sekali
dalam industri pengolahan kayu sebab dari pengetahuan sifat tersebut tidak saja
dapat dipilih jenis kayu yang tepat serta macam penggunaan yang memungkinkan,
akan tetapi juga dapat dipilih kemungkinan penggantian oleh jenis kayu lainnya
apabila jenis yang bersangkutan sulit didapat secara kontinyu atau terlalu mahal.
Sebagai bahan konstruksi bangunan, kayu sudah dikenal dan banyak dipakai
sebelum orang mengenal beton dan baja. Dalam pemakaiannya kayu tersebut
harus memenuhi syarat : mampu menahan bermacam-macam beban yang bekerja
dengan aman dalam jangka waktu yang direncanakan; mempunyai ketahanan dan
keawetan yang memadai melebihi umur pakainya; serta mempunyai ukuran
penampang dan panjang yang sesuai dengan pemakainnya dalam konstruksi.
Salah satu kendala yang ada pada pemakaian kayu hutan tanaman atau hutan
rakyat adalah ukuran dan mutu kayu yang dihasilkan sangat bervariasi sehingga
pemakai seringkali merasa kesulitan dalam memilih jenis dan ukuran yang akan
dipakai. Oleh karena itu perlu adanya upaya lain yaitu
pemasyarakatan/pengenalan jenis dan ukuran kayu yang dihasilkan dari hutan
rakyat tersebut.
Kayu sampai saat ini masih banyak dicari dan dibutuhkan orang.
Diperkirakan pada abad abad yang akan datang kayu masih akan selalu
dibutuhkan. Dari segi manfaat bagi kehidupan manusia, kayu dinilai mempunyai
sifat sifat utama yang menyebabkan kayu selalu dibutuhkan manusia.
Jenis jenis kayu yang digunakan pada umumnya disesuaikan dengan
fungsi dari komponen rumah yang bersangkutan. Dimana komponen rumah
adalah bagian bagian yang menyusun sebuah rumah, seperti lantai, dinding, pintu,
jendela, plafon, dan lain lain. (Abdurachman; 1980, Barly dan Abdurrohim;
1982).
Pemilihan dan penggunaan kayu untuk satu tujuan pemakaian,
memerlukan pengetahuan dari sifat sifat kayu tersebut dan yang umum adalah :
berat jenis, kelas awet dan kelas kuat. Pengetahuan sifat sifat tersebut tidak saja
dapat dipilih jenis kayu yang tepat serta macam penggunaan yang memungkinkan,
akan tetapi juga dapat ditentukan kemungkinan substansi oleh jenis kayu lain,
apabila jenis kayu tersebut sulit didapat secara kontinyu atau harganya lebih
mahal (Anonimius; 1979). Menurut Soekotjo (1977), kayu untuk perumahan
biasanya dalam bentuk:
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalahnya sebagai
berikut:
1. Apa itu struktur kayu ?
2. Apa kelemahan dan kelebihan penggunaan kayu pada sebuah
konstruksi ?
3. Bagaimana penggunaan kayu sebagai bahan konstruksi dan bahan
bangunan ?
4. Bagaimana sambungan dalam konstruksi kayu?
5. Bagaimana konstruksi pada jembatan kayu?

BAB.2
ISI
1. Struktur Kayu
Struktur kayu merupakan suatu struktur yang elemen susunannya adalah
kayu.Dalam perkembangannya, struktur kayu banyak digunakan sebagai alternatif
dalam perencanaan pekerjaan-pekerjaan sipil, diantaranya adalah: rangka kuda-
kuda, rangka dan gelagar jembatan, struktur perancah, kolom, dan balok lantai
bangunan.
Pada dasarnya kayu merupakan bahan alam yang banyak memiliki
kelemahan struktural, sehingga pengunaan kayu sebagai bahan struktur perlu
memperhatikan sifat-sifat tersebut. Oleh sebab itu, maka struktur kayu kurang
populer dibandingkan dengan beton dan baja. Akibatnya saat ini terdapat
kecenderungan beralihnya peran kayu dari bahan struktur menjadi bahan
pemerindah (dekoratif). Namun demikian pada kondisi tertentu (misalnya: pada
daerah tertentu, dimana secara ekonomis kayu lebih menguntungkan dari pada
penggunaan bahan yang lain) peranan kayu sebagai bahan struktur masih
digunakan.
Sebagai bahan struktur kayu mempunyai berbagai kekuatan, khususnya
dalam:
Menahan Tarikan
Kekuatan terbesar yang dapat ditahan oleh kayu adalah sejajar arah
serat, sedangkan kekuatan tarikan tegak lurus arah serat lebih kecil dari
pada sejajar serat.
Menahan Tekanan (Desak)
Kayu juga dapat menahan beban desak, baik tekanan sejajar serat
maupun tegak lurus serat, misalnya sebagai bantalan kereta api. Daya
tahan desak tegak lurus serat lebih kecil bila dibandingkan dengan
sejajar serat.

Menahan Lenturan
Besarnya daya tahan kayu terhadap lenturan tergantung pada jenis
kayu, besarnya penampang kayu, berat badan, lebar bentangan,
sehingga dengan dapatnya kayu menaan lenturan maka dapat menahan
beban tetap maupun beban kejut/pukulan.

2. Kelebihan dan Kelemahan kayu


Kayu memiliki kelebihan sebagai berikut:
1. Mudah didapatkan di toko-toko material.
2. Banyak dikuasai oleh tukang lokal.
3. Bahan kayu dapat dibentuk, dipotong, dan digunakan secara fleksibel.
4. Kayu mudah dalam pengerjaan, bisa dibuat atau dibentuk sesuai
keinginan, misalkan saja untuk ukiran, desain kusen, dll. Selain itu,
kayu juga mudah untuk dipaku, dibaut, dan direkatkan
5. Kualitas kayu bisa dilihat secara visual, misalkan saja bila terjadi cacat
kayu dapat diketahui secara kasat mata.
6. Kayu lebih tahan terhadap tekanan dan lenturan.
7. Dengan adanya bermacam jenis kayu, maka kayu memiliki tekstur
yang baik dan indah.
8. Kayu memiliki berat jenis yang cukup ringan sehingga bisa
mengapung dan sifat resonansinya.
9. Kayu dapat diubah menjadi bentuk pulp (bubur kayu), dan bisa diolah
untuk dijadikan bahan produk lainnya, misal untuk bahan baku
pembuatan kertas.

Kelebihan-kelebihan dari kayu sebagai bahan konstruksi bangunan itu


sendiri tentu memberikan keuntungan bagi kita sendiri, namun dibalik kelebihan-
kelebihannya itu kayu juga memiliki kekurangan-kekurangan. Berikut kekurangan
dari kayu:
1. Mudah terbakar, dan dapat dimakan rayap.
2. Dapat mengembang dan menyusup.
3. Bentang atap dengan konstruksi kayu seringkali terbatas karena ukuran
kayu di pasaran adalah 4 meter.
4. Harga kayu semakin lama semakin mahal karena semakin
berkurangnya stok kayu dari alam.
5. Kayu tidak dapat dimanfaatkan secara keseluruhan sehingga sisa
penggunaan kayu hanya menjadi limbah.
6. Untuk pekerjaan tertentu (yang besar atau lebar), kayu tidak bisa
menutup secara keselurahan karena terbatasnya diameter kayu.
Biasanya untuk menyikapi hal ini kayu harus disambung atau
diperlebar/perbesar.
7. Kayu mudah diserang oleh serangga pemakan kayu seperti rayap atau
serangga lainnya.
8. Kayu mengandung air dan berpengaruh besar terhadap bentuk kayu.
Kayu yang belum kering biasanya masih mengalami penyusutan atau
perubahan bentuk, oleh karena itu kayu harus dikeringkan sebelum
digunakan.
9. Kayu bersifat higroskopis, dan sensitif terhadap kelembaban.

3. Pengunaan Kayu Sebagai Bahan Konstruksi dan Material


Bangunan
Kayu sebagai konstruksi bangunan
Sampai abad ke-20 sebagian besar dari hampir semua bangunan
perumahan dan struktur bangunan komersial dibangun dari kayu. Karena masih
berlimpahnya sumber kayu menyebakan hampir semua struktur bangunan
perumahan, jembatan, bangunan komersial ringan, pabrik dan tiang menggunakan
kayu solid. Sekarang bangunan tersebut lebih banyak menggunakan bahan kayu
struktural yang lebih modern. Misalnya lantai, dinding, atap untuk konstruksi
ringan umumnya dibuat dari papan kayu atau panel kayu.Penggunaan kayu
gergajian secara konvensional untuk bahan bangunan hanya terbatas untuk
dimensi tertentu dan tidak bisa digunakan untuk konstruksi bangunan yang
memerlukan bentangan yang lebar dan tinggi. Untuk mengatasi hal itu perlu
dibuat balok glulam yaitu gabungan dua atau lebih papan kayu gergajian yang
direkat dengan menggunakan perekat tertentu dengan arah serat kayunya sejajar
satu sama lain.
Lantai (Flooring)
Lantai kayu atau mozaik parquet flooring sangat disukai karena selain
berksesan setetis yang kental, juga memberikan kesan hangat pada ruangan.
Untuk Hardwood atau kayu daun lebar sangat disukai dan sering digunakan.
Untuk keperluan lantai diperlukan kayu dengan kekerasan tinggi, beberapa
industri mensyaratkan kayu untuk lantai dipilih kayu yang bercorak indah, kelas
kuat I-III dan kelas awet I-II.
Dinding
Untuk dinding bagian luar (eksterior) selain digunakan papan kayu, saat
ini lebih umum digunakan kayu lapis eksterior, flakeboard atau papan partikel
eksterior.Sedangkan untuk dinding di bagian dalam ruangan (interior) tidak
diperlukan persyaratan yang tinggi. Untuk pembuatan dinding, selain diperlukan
kayu yang bercorak indah, juga kayu yang stabil dan awet, untuk berbagai
keperluan dipersyaratkan mampu meredam suara (isolator).

4. Konstruksi Atap Kayu

Konstruksi atap adalah bagian paling atas dan suatu bangunan, permasalahan
konstruksi atap tergantung pada luasnya ruang yang harus dilindungi, bentuk dan
konstruksi yang dipilih, dan lapisan penutupnya. Pengaruh lingkungan luar
terhadap atap menentukan pilihan penyelesaian yang baik terhadap suhu ( sinar
matahari ), cuaca ( air hujan dan kelembaban udara), serta keamanan terhadap
kebakaran (petir dan bunga api) sehingga atap harus memenuhi kebutuhan
terhadap keamanan dan kenyamanan. Konstruksi atap rangka kayu adalah suatu
konstruksi yang berfungsi bagai penahan beban penutup atap, yang melindungi
penghuni rumah dan panas matahari, angin dan air hujan, yang strukturnya terbuat
dan rangka kayu.
Konstruksi atap rangka kayu memiliki elemen-elemen sebagai berikut :
Kuda-kuda merupakan penopang (iga-iga) yang menyalurkan gaya tekan,
sedangkan balok dasar pada kuda - kuda yang berfunfsi sebagai penahan dasar
gaya tarik, serta tiang tengah (ander) yang mendukung balok bubungan (molo)
dan menerima gaya tekan.
Gording merupakan sebagai penyangga kasau (usuk) tenletak pada kuda
penopang dibutuhkanjikajarak antara bantalan dan bubungan> 2 m.
Kasau / Usuk merupakan balok melintang di atas balok dinding (bantalan),
gording, dan bubungan serta berfungsi sebagai penyangga reng. Ujung bawah
kasau diteruskan menonjol pada dinding rumah ke luar, membentuk lebar tritisan
yang dikehendaki.
Reng merupakan bilah yang melintang di atas kasau dan berfungsi sebagai
tempat menempatkan posisi genteng, sedangkan ring balok diletakkan di bagian
puncak dinding dan berfungsi sebagai pendukung balok kuda-kuda.
Listplank Tirisan terbuat dari papan tegak yang dipasang pada ujung
bawah kasau sebagai pengikat ujung kasau. Listplank harus dilindungi terhadap
cucuran air hujan dan terhadap panas matahari agar tidak cepat lapuk.
Konstruk rangka batang konstruksi rangka yang terletak pada sebuah
bidang dan saling dihubungkan degan sendi pada ujungnya, sehingga membentuk
suatu bagian bangunan yang terdiri dan segitiga-segitiga.
Pelapis atap merupakan lapisan kedap air biasanya terbuat dari seng,
plastik, plat semen berserat yang biasanya diletakkan di atas kasau, Sedangkan
penutup atap nerupakan lapisan kedap terhadap resapan air hujan yang sering
digunakan dari bahan ijuk, rumbia, genteng, plat semen berserat, atau seng
bergelombang.

5. Sistem Struktur dan Sambungan dalam Konstruksi Kayu


Hampir semua sistem struktur yang menggunakan kayu sebagai material
dasar dapat dikelompokkan ke dalam elemen linear yang membentang dua arah.
Susunan hirarki sistem struktur ini adalah khusus.
RANGKA RINGAN.
Sistem struktur joists ringan adalah konstruksi kayu yang paling banyak
digunakan pada saat ini. Sistem joists lanta terutama sangat berguna untuk beban
hidup ringan yang terdistribusi merata dan untuk bentang yang tidak besar.
Kondisi demikian umumnya dijumpai pada konstruksi rumah. Joists pada
umumnya menggunakan tumpuan sederhana karena untuk membuat tumpuan
vang dapat menahan momen diperlukan konstruksi khusus. Pada umumnya, lantai
dianggap tidak monolit dengan joists kecuali apabila digunakan konstruksi khusus
yang menyatukannya.
Sistem tumpuan vertikal yang umum digunakan adalah dinding pemikul beban
yang dapat terbuat dari bata atau dari susunan elemen kayu (plywood. Pembatasan
ini tidak hanya karena alasan kapasitas pikul bebannya, tetapi juga karena
persyaratan keamanan terhadap kebakaran yang umum diberikan pada peraturan-
peraturan mengenai gedung. dalam merencanakan hubungan di antara elemen-
elemennya.
ELEMEN KULIT BERTEGANGAN (STRESSED SKIN ELEMENTS).
Elemen kulit bertegangan tentu saja berkaitan dengan sistem joists standar
Pada elemen-elemen ini, kayu lapis disatukan dengan balok memanjang sehingga
sistem ini dapat. berlaku secara integral dalam molekul lentur. Dengan demikian,
sistem yang diperoleh akan bersifat sebagai plat. Dengan demikian, tinggi
struktural akan lebih kecil dibandingkan dengan sistem joist standar. Elemen kulit
bertegangan ini pada umumnya dibuat tidak di lokasi, dan dibawa ke lokasi
sebagai modul-modul. Kegunaannya akan semakin meningkat apabila modul-
modul ini dapat dipakai secara berulang. Elemen demikian dapat digunakan pada
berbagai struktur, termasuk juga sistem plat lipat berbentang besar.
BALOK BOKS.
Perilaku yang diberikan oleh kotak balok dari kayu memungkinkan
penggunaannya untuk berbagai ukuran bentang dan kondisi pembebanan. Balok
boks dapat secara efisien mempunyai bentang lebih besar daripada balok
homogen maupun balok berlapis. KONSTRUKSI KAYU BERAT Sebelum sistem
joists ringan banyak digunakan, sistem balok kayu berat dengan papan transversal
telah banyak digunakan.Balok kayu berlapisan sekarang banyak digunakan
sebagai alternatif dari balok homogen. Sistem demikian dapat mempunyai
kapasitas pikul beban dan bentang lebih besar daripada sistem joist. Sebagai
contoh, dengan balok berlapisan, bentang yang relatif besar adalah mungkin
karena tinggi elemen struktur dapat dengan mudah kita peroleh dengan
menambah lapisan.
RANGKA BATANG
Rangka batang kayu merupakan sistem berbentang satu arah yang paling
banyak digunakan karena dapat dengan mudah menggunakan banyak variasi
dalam konfigurasi dan ukuran batang. Membuat rangka batang secara besar-
besaran (mass production). Rangka batang demikian umumnya digunakan pada
situasi bentang tidak besar dan beban ringan. Sistem penumpu vertikal pada
struktur ini umumnya berupa dinding batu atau kolom kayu. Tahanan terhadap
beban lateral pada struktur ini umumnya diperoleh dengan menggunakan dinding
tersebut sebagai bidang geser. Apabila bukan dinding, melainkan kolom yang
digunakan, pengekang (bracing) dapat pula digunakan untuk meningkatkan
kestabilan struktur terhadap beban lateral.

PLAT LIPAT DAN PANEL PELENGKUNG


Banyak struktur plat lengkung atau plat datar yang umumnya berupa elemen
berbentang satu, yang dapat dibuat dari kayu. Kebanyakan struktur tersebut
menggunakan kayu lapis.
PELENGKUNG
Bentuk pelengkung standar dapat dibuat dari kayu. Elemen berlapisan paling
sering digunakan. Hampir semua bentuk pelengkung dapat dibuat dengan
menggunakan kayu. Bentang yang relatif panjang dapat saja diperoleh. Struktur-
struktur ini umumnya berguna sebagai atap saja. Kebanyakan bersendi dua atau
tiga, dan tidak dijepit.
LAMELLA
Konstruksi lamella merupakan suatu cara untuk membuat permukaan
lengkung tunggal atau ganda dari potongan-potongan kecil kayu. Konstruksi yang
menarik ini dapat digunakan untuk membuat permukaan silindris berbentang
besar, juga untuk struktur kubah. Sistem ini sangat banyak digunakan, terutama
pada struktur atap.
UKURAN ELEMEN
Batasan bentang minimum menunjukkan bentang terkecil yang masih
ekonomis. Juga diperlihatkan kira-kira batas-batas tinggi untuk berbagai bentang
setiap sistem.Tinggi sekitar L/20, misalnya, mengandung arti bahwa elemen
struktur yang bentangnya 16 ft (4,9 m) harus mempunyai tinggi sekitar 16 ft/20 =
0,8 ft (0,24 m).
Kolom kayu pada umumnya mempunyai perbandingan tebal terhadap tinggi (t/h)
bervariasi antara 1 : 25 untuk kolom yang dibebani tidak besar dan relatif pendek,
atau sekitar 1 : 10 untuk kolom yang dibebani besar pada gedung bertingkat,
Dinding yang dibuat dari elemen-elemen kayu mempunyai perbandingan t/h
bervariasi dari I : 30 sampai I : 15.

6. Produk Alat Sambung untuk Struktur Kayu


1. Alat Sambung Paku
Paku merupakan alat sambung yang umum dipakai dalam
konstruksi maupun struktur kayu. Ini karena alat sambung ini cukup
mudah pemasangannya. Paku tersedia dalam berbagai bentuk, dari paku
polos hingga paku ulir. Spesifikasi produk paku dapat dikenali dari
panjang paku dan diameter paku. terhadap karat dan noda
2. Konstruksi Sambungan Gigi
Walaupun sambungan ini sebenarnya malah memperlemah
kayu, namun karena kemudahannya, sambungan ini banyak diterapkan
pada konstruksi kayu sederhana di Indonesia utamanya untuk rangka
kuda-kuda atap. Kekuatan sambungan ini mengandalkan kekuatan geseran
dan atau kuat tekan / tarik kayu pada penyelenggaraan
sambungan. Kekuatan tarikan atau tekanan pada sambungan bibir lurus di
atas ditentukan oleh geseran dan kuat desak tampang sambungan gigi.
3. Sambungan dengan cincin belah (Split Ring) dan plat geser
Produk alat sambung ini merupakan alat sambung yang memiliki
perilaku lebih baik dibanding alat sambung baut. Namun
karena pemasangannya agak rumit dan memerlukan peralatan mesin,
alat sambung ini jarang diselenggarakan di Indonesia. Produk sambung ini
terdiri dari cincin dan dirangkai dengan baut.Dalam penyambungan, alat
ini mengandalkan kuat desak kayu ke arah sejajar maupun arah tegak lurus
serat.
4. Sambungan dengan Plat Logam (Metal Plate Conector)
Alat sambung ini sering disebut sebagai alat sambung rangka
batang (truss). Alat sambung ini menjadi populer untuk maksud
menyambung struktur batang pada rangka batang, rangka usuk (rafter)
atau sambungan batang struktur berupa papan kayu. Plat sambung
umumnya berupa plat baja ringan yang digalvanis untuk menahan karat,
dengan lebar/luasan tertentu sehingga dapat menahan beban pada kayu
tersambung.
7. Konstruksi Balok
Pada bangunan gedung, struktur balok dapat berupa balok loteng balok atap,
maupun gording. Struktur balok kayu dapat berupa kayu solid gergajian, kayu
laminasi, atau bentuk kayu buatan lainnya. Untuk penyambungan, batang balok
dengan balok perlu menghindari sambungan yang menerima momen yang relatif
besar. Karenanya sambungan balok umumnya dilakukan tepat di atas struktur
dudukan atau mendekati titik dudukan. Dengan begitu momen yang terjadi pada
sambungan relatif kecil.Balok sering dibebani penggantung plafon atau komponen
konstruksi lain di bawahnya. Agar pembebanan tersebut tidak merusak
struktur, pengantung dipasang di atas separoh tinggi balok untuk menghindari
sobek batang balok akibat pembebanan tersebut. Penyelenggaraan beugel
untuk penggantung sangat disarankan untuk maksud tersebut.Pada dudukan dan
sambungan antar balok secara tegak lurus, hindarkan pengurangan tampang,
sehingga bahaya sobek pada balok kayu tidak terjadi. Gambar 8.30 merupakan
contoh sambungan antara balok, balok anak lantai disambungkan pada balok
utama/induk dari kayu laminasi. Penyambung pada balok diletakkan di bagian
atas untuk menghindari sobek
8. Konstruksi rangka batang kayu
Struktur rangka batang kayu umum digunakan pada bangunan rumah
tinggal, perkantoran, bangunan pertokoan, hingga jembatan. Rangka batang
merupakan struktur rangka yang disusun batang membentuk bangun segitiga
dengan simpul / titik sambung, dapat menerima beban struktur. Dengan susunan
tersebut diperolehlah struktur yang relatif ringan dan kuat pada bentangan yang
lebih panjang. Pemakaian rangka batang untuk struktur kayu
memungkinkan terbentuknya ruang terbuka yang luas dan partisi/penyekat ruang
dapat dirubah tanpa harus mempertimbangkan integritas struktural dari
bangunan. Alasan penyelenggaaran rangka batang antara lain:
(1) Sangat bervariasibentuknya,
(2) Dapat menampilkan keindahan khusus,
(3) dapat melayani bentang relatif panjang,
(4) memungkinkan kemudahan penyelenggaraan sistem instalasi layanan
bangunan, misal listrik, plumbing, maupun langitlangit,
(5) kompatibel terhadap elemen struktur lain, misal beton, pasangan maupun baja.

9. Konstruksi Struktur jembatan kayu


Sebelum abad 20, kayu menjadi bahan bangunan utama bahkan sebagai
bahan struktur jalan kereta dan jembatan. Jembatan terdiri dari struktur bawah dan
struktur atas. Struktur bawah terdiri dari abutment, tiang dan struktur lain untuk
menyangga struktur atas yang terdiri dari balok jembatan dan lantai jembatan.
Bentuk penyusun struktur dapat berupa kayu gelondong/log, kayu gergajian,
hingga kayu laminasi atau kayu buatan lainnya. Hingga produk glulam tersebar,
ketersediaan ukuran kayu menjadi kendala penyelenggaraan kayu untuk
jembatam. Kalaupun ada, jembatan kayu merupakan jembatan sementara dengan
umur pakai dibawah 10 tahun.
Struktur kayu laminasi telah membantu kapabilitas bentangan struktur
yang diperlukan untuk jembatan. Gelegar laminasi ukuran 0.60 m x 1.80 m
mampu mendukung suatu sistem deck laminasi hingga bentangan 12 m 30 m
bahkan lebih. Balok laminasi dapat membentuk suatu deck/ lantai jembatan yang
solid dan jika dirangkai dengan batang tarik pengekang dapat membentuk suatu
deck laminasi bertegangan tarik. Kayu laminasi lengkung dapat dipakai untuk
memproduksi beragam jembatan yang indah.

BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
1. Kayu merupakan bahan bangunan memiliki banyak kelebihan untuk
digunakan sebagai material dan konstruksi bangunan karena mudah
ditemukan dan mudah dibentuk sesuai keperluan.
2. Kayu memiliki kuat tarik dan kuat lentur serta kekuatannya yang lain
yang cukup baik untuk digunakan sebagai bahan bangunan.
3. Kayu memiliki beberapa jenis sambungan yang dapat diterapkan
untuk kayu sebagai bahan konstruksi bangunan.
4. Kayu memiliki tekstur yang khas yang dapat dimanfaatkan.
Berdasarkan kelas mutunya, kayu karet, tata dan tusam dapat
dimanfaatkan untuk bahan bangunan struktural, sedangkan yang lain
dapat dimanfaatkan untuk bahan bangunan non struktural.
5. Konstruksi kayu dapat dilakukan dengan berbagaimacam campuran

Вам также может понравиться