Вы находитесь на странице: 1из 5

Jumat, 11/11/2011 17:39 WIB

Hepatitis A Sempat Menyebar di Unpar & Depok,


Masyarakat Jangan Panik
Indra Subagja - detikNews
Jakarta - Penularan hepatitis A sempat terjadi di Kampus Unpar, Bandung awal bulan
lalu. Baru-baru ini giliran siswa SMKN 2 Depok yang terkena. Wabah hepatitis
menyebar? Tenang masyarakat jangan panik. Kebersihan makanan dan lingkungan
harus diutamakan.

"Angka kematian dari hepatitis praktis sangat kecil. Di AS saja angka kematian hanya 4
dari per 1.000 orang," kata Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
Tjandra Yoga Aditama saat dihubungi detikcom, Jumat (11/11/2011).

Tjandra menjelaskan, catatan organisasi kesehatan PBB, di dunia ada 1,4 juta pasien
hepatitis setiap tahunnya. Di berbagai tempat bisa saja terjadi seseorang terkena
penyakit hepatitis A. Jadi Tjandra menepis bila peristiwa 'heboh' hepatitis di 2 lokasi
tersebut karena dugaan sabotase.

"Ini bukan penyakit baru. Dan dari kacamata kesehatan mungkin terjadi," imbuhnya.

Tjandra menjelaskan, pengobatannya pun mudah. Yang utama pasien melakukan


istirahat yang cukup. Untuk kasus di Unpar dan Depok pun Kemenkes berhasil
melakukan penanganan dan tidak ada penambahan pasien.

"Sekarang sedang dilakukan pemeriksaan terhadap virusnya. Kita tunggu saja


hasilnya," tuturnya.

Diketahui sejak Rabu (9/11) Pemerintah Kota Depok memberlakukan KLB hepatitis A,
menyusul terjangkitnya sejumlah guru dan siswa SMKN 2 Depok. Total ada 90 orang
yang terserang hepatitis. Sedang di Unpar, penderita yang terserang secara massal
mencapai 48 orang.

Rabu, 02/11/2011 16:14 WIB


Terkena Hepatitis A, 48 Mahasiswa Unpar
Masih Dirawat di RS
Baban Gandapurnama - detikNews

Bandung - Sebanyak 48 mahasiswa Universitas Parahyangan (Unpar) yang terkena


virus Hepatitis A ternyata masih menjalani perawatan di RS Borromeus. Wabah
Hepatitis A yang menyerang puluhan mahasiswa diklaim baru kali pertama terjadi di
kampus tersebut.

"Mahasiswa yang masih dirawat 48, dan 39 sudah pulang," ujar perwakilan RS
Borromeus, Yayuk, saat menyampaikannya di hadapan hadirin dalam acara talkshow.
'Hepatitis A dan Pencegahannya' di Gedung Audio Visual FISIP Unpar, Jalan
Ciumbuleuit, Rabu (2/11/2011).

Talkshow itu mengundang khusus salah satu dokter penyakit dalam dari RS Borromeus
yakni dr.Handoko Sp.D. Turut hadir Rektor Unpar Robertus Wahyudi Triweko.

Usai acara, Robertus merasa prihatin dengan kejadian wabah virus Hepatitis A di yang
melanda mahasiswanya. "Saat itu hanya 12 orang positif dan dirawat. Terus kemudian
bertambah lagi dirawatnya. Kalau kejadian seperti ini memang baru pertama kali di
Unpar," ujar Rebertus.

Meski demikian, Robertus memuji pihak-pihak terkait yang langsung bertindak cepat.
Pihak RS Borromeus dan Dinkes Kota Bandung serta Puskesmas Ciumbuleuit, kata
dia, sudah saling koordinasi dalam menangani penularan virus Hepatitis A.

"Kalau ada wabah seperti ini harus segera diantisipasi. Nanti kami dan pihak terkait
akan memberikan penyuluhan kepada pedagang di kampus," ucapnya seraya
menambahkan kalau besok digelar vaksinasi bagi seluruh mahasiswa Unpar.

Ditemui di tempat sama, Kepala Puskesmas Ciumbuleuit Deborah Johana Ratoo


mengatakan pihaknya sudah melakuka inpeksi sanitasi di tujuh kantin yang berada di
kampus Unpar. Juga melakukan penelusuran air limbah yang berada di kampus
tersebut dibuang kemana. Virus Hepatitis A ini kemungkinan menyebar melalui
makanan.

"Tapi hingga kini sumber penularan belum tahu. Yang kami lakukan saat ini yakni
memutus mata rantai virus," terang Deborah.

Sebelumnya dari pihak Dinkes Bandung maupun puskemas menyatakan mahasiswa


Unpar sudah tidak ada lagi yang dirawat di RS
Hepatitis adalah proses terjadinya inflamasi dan atau nekrosis jaringan hati yang disebabkan
infeksi, obat-obatan, toksin, gangguan metabolik, maupun kelainan autoimun.

Hepatitis A merupakan penyakit self-limiting dan memberikan kekebalan seumur hidup.

HAV adalah virus RNA 27-nm nonenvelop, termasuk genus Hepatovirus, family Picornavirus.
HAV bersifat termostabil, tahan asam, dan tahan terhadap empedu sehingga efisien transmisi
fekal-oral. Kerusakan hepar yang terhadu disebabkan karena mekanisme imun yang diperantarai
sel-T.

Patogenesis

HAV masuk ke hati dari saluran pencernaan melalui aliran darah, menuju hepatosit, dan
melakukan replikasi di hepatosit yang melibatkan RNA-dependent polymerase. HAV diikat oleh
immunoglobulin A (IgA) spesifik pada mukosa saluran pencernaan yang bertindak sebagai
mediator antara HAV dengan hepatosit melalui reseptor asialoglikoprotein pada hepatosit. Selain
IgA, fibronectin dan alfa 2-makroglobulin juga dapat mengikat HAV. Dari hepar HAV
dieliminasi melalui sinusoid, kanalikuli, masuk ke dalam usus sebelum timbulnya gejala klinis
maupun laboratoris. Mekanisme kerusakan sel hati oleh HAV belum sepenuhnya dapat
dijelaskan, namun bukti secara langsung maupun tidak langsung menyimpulkan adanya suatu
mekanisme imunopatogenetik. Tubuh mengeliminasi HAV dengan melibatkan proses netralisasi
oleh IgM dan IgG, hambatan replikasi oleh interferon dan apoptosiss oleh sel T sitotoksik
(cytotoxic T lymphocyte/CTL).

Gejala klinis

Gejala muncul secara mendadak : panas, muntah, tidak mau makan, dan nyeri perut.
pada orang dewasa yang terinfeksi HAV, hampir semuanya (70%) simtomatik dan dapat menjadi
berat. Dibedakan menjadi 4 stadium, yaitu :

1. Masa inkubasi, berlangsung selama 18-50 hari (rata-rata 28 hari)


2. Masa prodromal, terjadi selama 4 hari sampai 1 minggu atau lebih. Gejalanya adalah
fatigue, malaise, nafsu makan berkurang, mual, muntah, rasa tidak nyaman di daerah
kanan atas, demam (biasanya <39C), merasa dingin, sakit kepala, gejala seperti flu.
Tanda yang ditemukan biasanya hepatomegali ringan dengan nyeri tekan.
3. Fase ikterik, dimulai dengan urin yang berwarna kuning tua, seperti teh, diikuti oleh feses
yang berwarna seperti dempul, kemudian warna sclera dan kulit perahan-lahan menjadi
kuning. Gejala anoreksia, lesu, mual dan muntah bertambah berat.
4. Fase penyembuhan, ikterik menghilang dan warna feses kembali normal dalam 4 minggu
setelah onset.
Gejala klinis terjadi tidak lebih dari 1 bulan, sebagian besar penderita sembuh total, tetapi
relaps dapat terjadi dalam beberapa bulan.

Terdapat 5 macam gejala klinis :


1. Hepatitis A klasik
Penyakit timbul secara mendadak didahului oleh gejala prodromal sekitar 1 minggu
sebelum jaundice. IgG anti-HAV bentuk ini mempunyai aktivitas yang tinggu, dan
dapat memisahkan IgA dari komplek IgA-HAV, sehingga dpaat dieliminasi oleh
system imun, untuk mencegah terjadinya relaps.
2. Hepatitis A relaps
Terjadi 4%-20% penderita simtomatis. Timbul 6-10 minggu setelah sebelumnya
dinyatakan sembuh secara klinis. Kebanyakan terjadi pada umur 20-40 tahun. Gejala
relaps lebih ringan daripada bentuk pertama.
3. Hepatitis A kolestatik
Terjadi pada 10% penderita simtomatis. Ditandai dengan pemanjangan gejala
hepatitis dalam beberapa bulan disertai panas, gatal-gatal, dan jaundice. Pada saat ini
keadaan kadar AST, ALT, dan ALP secara perlahan turun kea rah normal tetapi kadar
bilirubin serum tetap tinggi.
4. Hepatitis A protracted
Pada bentuk protracted (8,5%), clearance dari virus terjadi perlahan sehingga
pulihnya fungsi hati memerlukan waktu yang lebih lama, dapat mencapai 120 hari.
Pada biopsi hepar ditemukan adanya inflamasi portal dengan piecemeal necrosis,
fibrosis periportal, dan lobular hepatitis.
5. Hepatitis A fulminant
Terjadi pada 0,3% kasus. Bentuk ini paling berat, dapat menimbulkan kematian.
Ditandai dengan memberatnya icterus, ensefalopati, dan pemanjangan waktu
protrombin.

Diagnosis

Diagnosis hepatitis A dibuat berdasarkan hasil pemeriksaan IgM anti-HAV. Antibodi ini
ditemukan 1-2 minggu setelah terinfeksi HAV dan bertahan dalam waktu 3-6 bulan. Sedangkan
IgG anti-HAV dapat di deteksi 5-6 minggu setelah terinfeksi, bertahan sampai beberapa dekade,
memberi proteksi terhadap HAV seumur hidup. RNA HAV dapat dideteksi dalam cairan tubuh
dan serum menggunakan polymerase chain reaction (PCR).

Pemeriksaan ALT dan AST tidak spesifik untuk hepatitis A. kadar ALT dapat mencapai 5000 U/l,
tetapi kenaikan ini tidak berhubungan dengan derajat beratnya penyakt maupun prognosisnya.
Pemanjangan waktu (massa) protrombin mencerminkan nekrosis sel yang luas seperti bentuk
fulminan.

Pengobatan
Tidak ada pengobatan anti-virus spesifik untuk HAV. Infeksi akut dapat dicegah dengan
pemberian immunoglobulin dalam 2 minggu setelah terinfeksi atau menggunakan vaksin.
Penderita yang memerlukan rawat inap dengan indikasi muntah hebat, dehidrasi dengan
kesulitan masukan per oral, kadar SGOT-SGPT >10 kali nilai normal, koagulopati, dan
ensefalopati.

Pencegahan

Pencegahan umum meliputi nasehat kepada pasien yaitu : perbaikan hygiene makanan-minuman,
perbaikan sanitasi lingkungan dan pribadi dan isolasi pasien (sampai dengan 2 minggu sesudah
timbul gejala).

Pencegahan khusus dengan cara imunisasi. Terdapat 2 bentuk imunisasi yaitu imunisasi pasif
dengan immunoglobulin (IG), dan imunisasi aktif dengan inactivated vaccines (Havrix, Vaqta
dan Avaxim)

Virus Hepatitis A (HAV)

Masa inkubasi 15-50 hari (rata-rata 30 hari)


Distribusi di seluruh dunia; endemisitas tinggi di Negara berkembang
HAV diekskresi di tinja oleh orang yang terinfeksi selama1-2 minggu sebelum dan 1
minggu setelah awitan
Viremia muncul singkat (tidak lebih dari 3 minggu), kadang-kadang sampai 90 hari pada
infeksi yang membandel atau infeksi yang kambuh
Ekskresi feses yang memanjang (bulanan) dilaporkan pada neonatus yang terinfeksi
Transmisi enteric (fecal-oral) predominan di antara anggota keluarga. Kejadian luar biasa
dihubungkan dengan sumber umum yang digunakan bersama, makanan terkontaminasi
dan air

Вам также может понравиться