Вы находитесь на странице: 1из 19

A.

PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Bidang studi Sejarah merupakan bagian dari mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial. Sejarah adalah ilmu yang memiliki dimensi waktu (temporal)
dan ruang (spasial). Penguasaan terhadap konsep waktu yang menyangkut empat
hal yaitu perkembangan, kesinambungan, pengulangan dan perubahan akan sangat
membantu penyajian materi sejarah. Konsep ruang dalam penyajian sejarah
memerlukan bantuan konsep dasar geografi, seperti pemahaman secara global
letak geografis dari pusat-pusat peradaban di dunia. (Abdullah, 1999: 26). Tujuan
utama pembelajaran sejarah adalah membuat siswa berpikir (Kochhar, 2008; 323).
Sejarah pada kenyataannya dianggap sebagai mata pelajaran hafalan
(verbalistik) yang menjemukan dan kurang diminati oleh pebelajar karena
dianggap kurang bermanfaat bagi masa depan dan tidak penting dalam dunia kerja
(Issom dalam Abdullah, 1999). Sejarah cenderung dianggap remeh oleh pebelajar
karena tidak diujikan dalam ujian nasional (Harian Kompas, 27 Februari 2007).
Pembelajaran sejarah bukan sekedar menghafalkan fakta-fakta melaui proses
mendengarkan, mencatat, dan menghafal, tapi hendaknya pembelajaran sejarah
dapat membimbing dan memotivasi siswa.
Untuk mengatasi permasalahan ini, perlu diatasi dengan pendekatan
Teknologi Pendidikan. Dalam definisi Teknologi Pendidikan 2007 dijelaskan
bahwa Teknologi pendidikan adalah studi dan etika praktis untuk memfasilitasi
pembelajaran dan meningkatkan kemamapuan dengan menciptakan,
memanfaatkan, dan memproses pengelolaan teknologi yang sesuai dan sumber
belajar. Dalam definsi tersebut, dalam mengatasi permasalahan di atas, maka
perlu diberikan fasilitas pembelajaran. Fasilitas belajar ini dapat berupa
menciptakan atau memanfaatkan teknologi yang sesuai atau sumber belajar untuk
meningkatkan kinerja pebelajar.
Pembelajaran agar berjalan efektif, diperlukan penggunaan media
pembelajaran. Untuk dapat mengkonkritkan penjelasan yang abstrak, media yang
sesuai digunakan adalah visual. Visual merupakan gambar dua dimensi yang
dirancang untuk menyampaikan pesan kepada pebelajar (Newby, 2011; 121).

1
Visual dapat meningkatan efektivitas pembelajaran karena konsep diubah dalam
bentuk gambar.
Penggunaan media mutlak diperlukan supaya pembelajaran sejarah
menjadi menarik, berkualitas, lebih efektif, tidak menjemukan serta bermakna
bagi pebelajar (Abdullah, 1999;26). Media pembelajaran dapat mempertinggi
efisiensi dalam proses pembelajaran. Berdasarkan penelitian Owen Caskey seperti
yang diungkapkan oleh Meier (2005) bahwa orang-orang dengan menggunakan
pencitraan (atau simbol) untuk mempelajari teknis dan ilmiah rata-rata
memperoleh nilai 12% lebih baik untuk ingatan jangka pendek dibandingkan
dengan mereka yang tidak menggunakan pencitraan, dan 26% lebih baik untuk
ingatan jangka panjang tanpa memandang usia, etnik, gender atau gaya belajar
yang dipilih. Hal ini menunjukkan bahwa belajar dengan visual dapat
mempermudah dalam kegiatan pembelajaran.
Media pembelajaran visual yang dapat mengajak emosi pebelajar dalam
kegiatan pembelajaran adalah karikatur (Kochhar, 2008;271). Pengembangan
karikatur sebagai media pembelajaran, diharapkan permasalahan diatas dapat
diatasi. Karikatur merupakan gambar yang menceritakan tentang suatu kejadian
atau permasalahan dengan gambar yang sangat sederhana dan tulisan (jika
diperlukan untuk memperjelas).

2. Rumusan Masalah
Diperlukan pengembangan media pembelajaran karikatur bidang studi
Sejarah untuk efektivitas kegiatan pembelajaran pada siswa kelas VII SMP plus
Al Barokah.

3. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian pengembangan ini adalah
a. untuk mengembangkan media pembelajaran karikatur untuk bidang studi
Sejarah SMP kelas VII semester 2
b. untuk mengetahui apakah media pembelajaran karikatur Sejarah yang telah
dikembangkan berpengaruh pada efektivitas kegiatan pembelajaran pada
siswa kelas VII SMP plus Al Barokah.

2
4. Spesifikasi Produk Pengembangan
Pengembangan media pembelajaran karikatur untuk bidang studi sejarah
ini, dalam penelitian ini menghasilkan beberapa produk, yaitu:
a. CD Media pembelajaran karikatur
Media pembelajaran karikatur ini merupakan rangkaian gambar karikatur
yang memiliki tema tertentu sesuai dengan pokok bahasan pada bidang studi
Sejarah. Proses pembuatan media pembelajaran karikatur diawali dari
menggambar pada sebuah kertas berukuran A4 yang selanjutnya discanner
dan selanjutnya dikemas sebagai media presentasi dengan menggunakan
program PowerPoint Show yang dialihkan dalam bentuk CD. CD Media
pembelajaran karikatur dalam bentuk PowerPoint Show ini di dalamnya berisi
tiga kompetensi dasar yang merupakan materi pembelajaran selama satu
semester.
b. Buku petunjuk penggunaan
Buku petunjuk penggunaan ini berisi tentang petunjuk pemanfaatan media
pembelajaran karikatur yang telah dikemas dalam bentuk Power Point sebagai
media presentasi. Buku petunjuk ini berukuran 14,5 cm x 21 cm.
c. Buku pegangan guru
Buku pegangan guru berisi bahan pembelajaran yang disertai dengan gambar
karikatur seperti yang digunakan sebagai media presentasi dan petunjuk
pemanfaatan media pembelajaran karikatur ini berupa strategi pembelajaran
dalam memanfaatkannya di kelas. Buku peganagan guru ini berukuran 14,5
cm x 21 cm dengan kemasan landscape.
d. Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Silabus dan RPP dikemas menjadi satu dalam bentuk buku dengan ukuran
14,5 cm x 21 cm. Buku ini berisi Silabus dan RPP bidang studi Sejarah untuk
kelas VII semester 2. Silabus dan RPP yang ada dalam buku ini diperuntukkan
untuk kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran
karikatur.
e. Lembar Kegiatan Siswa (LKS)

3
Lembar kegiatan siswa dalam buku ini merupakan kegiatan siswa selama satu
semester. Lembar kegiatan siswa dikemas dalam bentuk buku dengan ukuran
14,5 cm x 21 cm.

B. PEMBAHASAN

1. Bidang Studi Sejarah SMP


Bidang studi Sejarah pada SMP berdasarkan pada Standar Kompetensi
Lulusan , materinya meliputi (1) perkembangan masyarakat, kebudayaan, dan
pemerintahan sejak Pra-Aksara, Hindu Budha, sampai masa Kolonial Eropa (2)
proses kebangkitan nasional, usaha persiapan kemerdekaan, mempertahankan
kemerdekaan, dan mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Materi
tersebut terbagi menjadi tiga bagian, yaitu yang dipelajari pada kelas VII, VIII,
dan IX. Materi yang dipelajari pada kelas VII yaitu tentang perkembangan
masyarakat, kebudayaan, dan pemerintahan sejak Pra-Aksara, Hindu Budha,
sampai masa Kolonial Eropa. Kelas VIII mempelajari tentang perkembangan dan
pengaruh kolonialisme barat, dan terbentuknya kesadaran nasional dan
perkembangan pergerakan kebangsaan. Materi kelas IX meliputi Perang Dunia II
serta pengaruhnya terhadap keadaan ekonomi, sosial, dan politik di Indonesia;
perjuangan mempertahankan kemerdekaan indonesia; perkembangan politik dan
ekonomi indonesia; perjuangan bangsa indonesia merebut irian barat; berbagai
peristiwa tragedi nasional; pemerintahan orde baru dan terjadinya reformasi; kerja
sama antarbangsa dan peran indonesia di dunia internasional.
Sejarah pada kelas VII SMP materi yang dipelajari yaitu kehidupan pada
masa pra aksara di Indonesia yang diberikan pada semester ganjil; dan
perkembangan masyarakat pada masa Hindu Budha, Islam dan kolonialisme
Eropa di Indonesia pada semester genap. Standar Kompetensi bidang studi
Sejarah pada Kelas VII semester ganjil yaitu memahami lingkungan kehidupan
manusia. Kompetensi dasarnya yaitu mendeskripsikan kehidupan pada masa pra
aksara di Indonesia. Semester genap, Standar Kompetensinya yaitu memahami
perkembangan masyarakat sejak masa Hindu-Buddha sampai masa Kolonial

4
Eropa. Kompetensi dasarnya yaitu mendeskripsikan perkembangan masyarakat,
kebudayaan dan pemerintahan pada masa Hindu-Buddha, serta peninggalan-
peninggalannya; mendeskripsikan perkembangan masyarakat, kebudayaan dan
pemerintahan pada masa Islam, serta peninggalan-peninggalannya;
mendeskripsikan perkembangan masyarakat, kebudayaan dan pemerintahan pada
masa kolonial.

2. Karakteristik Pebelajar SMP


Berdasarkan tahapan perkembangan darin Piaget, pebelajar SMP
tergolong pada formal operational period (11 15 tahun). Pada usia ini yang patut
dipertimbangkan adalah aspek perkembangan remaja. Sebab pada tahap ini,
pebelajar mengalami transisi dari penggunaan operasional konkrit ke penerapan
operasional formal dalam bernalar. Dimana pada tahap ini, pebelajar mulai
menyadari keterbatasan-keterbatasan pemikiran mereka, dan mulai bergelut
dengan konsep-konsep yang ada di luar pengelaman mereka.
Bruner (Slavin, 2009) mengajukan teori free discovery learning. yang
menjelaskan bahwa proses belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika
pembelajar memberi kesempatan kepada pebelajar untuk menemukan suatu aturan
termasuk (konsep, teori, definisi) melalui contoh-contoh yang menggambarkan
aturan yang ia jumpai dalam kehidupannya. Proses belajar terjadi lebih ditentukan
oleh cara kita mengatur materi pelajaran dan bukan ditentukan oleh usia pebelajar.
Bruner menyatakan bahawa perkembangan kognitif seseorang melewati
tiga tahap yang ditentukan oleh caranya melihat lingkungan, yaitu: (1) Tahap
Enaktif ialah melalui tindakan, jadi bersifat manipulatif, (2) Tahap Ikonik ialah
suatu tahap yang berdasarkan pikiran internal. Pengetahuan disajikan oleh
sekumpulan gambar-gambar yang mewakili suatu konsep, tetapi tidak
mendefinisikan sepenuhnya konsep itu. (3) Tahap Simbolik ialah suatu tahap yang
penyajian berdasarkan pada sistem berpikir abstrak, arbitrer dan lebih fleksibel
serta menggunakan kata-kata atau bahasa.
Sejalan dengan Bruner, Edgar Dale mengemukakan kerucut pengalaman
(cone of experiment) dari jenjang konkrit-abstrak (Mangal;2009). Kerucut

5
pengalaman Edgar Dale ini dimulai dari pebelajar yang berpartisipasi dalam
pengalaman nyata, kemudian menuju pebelajar sebagai pengamat kejadian
nyata, dilanjutkan ke pebelajar sebagai pengamat terhadap kejadian yang disajikan
dengan media, dan terakhir pebelajar sebagai pengamat kejadian yang disajikan
dengan simbol .
Berdasarkan teori Bruner, pebelajar SMP termasuk pada tahap ikonik dan
simbolik. Dan berdasarkan krucut pengalaman Dale dan teori dari Bruner,
pebelajar SMP terletak pada jenjang televisi, film, radio/audio dan gambar diam,
simbol visual, simbol verbal. Atau dengan kalimat lain, bahwa pebelajar SMP
sudah dapat berfikir secara abstrak dengan menggunakan simbol-simbol, baik
simbol audio maupun visual. Sehingga penggunaan karikatur dalam kegiatan
pembelajaran sesuai dengan tahapan ini. Dimana karikatur yang merupakan
gambar yang di dalamnya terdapat perumpamaan dan simbol-simbol yang akan
dikonstruksi oleh pebelajar dengan pengetahuannya dan dapat menggali informasi
yang lebih jauh dari apa yang tertera dalam tulisan atau informasi yang diberikan.

3. Teori Pembelajaran
Dalam kegiatan pembelajaran sangat penting keefektifan dalam
komunikasi antara pembelajar dengan pebelajar. Mengajar merupakan kegiatan
komunikasi. Pembelajar menyampaikan ide-ide, sikap, informasi, perilaku,
keterampilan pada pebelajar. Komunikasi pembelajar akan berhasil ketika
pebelajar menerima, dan memahami serta belajar darinya. Keberhasilan
komunikasi di dalam kelas juga dipengaruhi oleh kondisi internal dan eksternal
pebelajar. Kondisi internal pebelajar adalah umur, perhatian, kemampuan,
inteligensi, kondisi psikologi, pengalaman hidup dan pengalaman belajar yang di
dalamnya termasuk buku, gambar, radio, dan media lainnya. Dan kondisi
eksternal yaitu sesuatu yang sengaja dipilih oleh pembelajar untuk memberikan
pengetahuan, untuk menyajikan fakta, untuk menunjukkan keterampilan untuk
merangsang imajinasi, untuk mempengaruhi sikap, dan sebagainya.
Selain itu, berbagai skema klasifikasi visual telah diusulkan untuk dapat
menjembatani berbagai tujuan instruksional. Sebagai contoh, Alesandrini (1984)

6
mengusulkan tiga kategori besar, yaitu (1) representasional (gambar yang
menyerupai hal atau ide foto), (2) analogi (menunjukkan benda-benda yang
dikenal dan menyiratkan kesamaan dengan konsep yang tidak dikenal), dan (3)
perubahan (grafik atau diagram yang mencoba untuk mengatur berpikir tentang
konsep tetapi tidak ada kemiripan secara fisik). Lainnya mengusulkan untuk
terfokus pada fungsi mental yang lebih spesifik, seperti dekoratif, representasi,
mnemonic, organisasi, relasional, transformasional, dan interpretatif .
Proses komunikasi dalam kegiatan pembelajaran dengan dengan
menggunakan visualising-observing dengan gambar yang diharapkan para
pebelajar dapat mempersepsi berdasarkan pada pengetahuan awal yang telah di
miliki sehingga akan terbentuk suatu kreativitas dalam membentuk
pengetahuannya. Penggunaan visual yang berupa gambar dalam kegiatan
pembelajaran akan terjadi keefektifan dalam komunikasi antara pembelajar
dengan pebelajar. Proses-proses komunikasi yang meliputi mempersespi yang
akan membentuk kreativitas pengetahuan akan menjadikan pengetahuan yang di
dapat dalam kegiatan pembelajaran akan tersimpan dalam memori jangka
panjang.
Konstruktivis berpandangan bahwa dalam belajar, pebelajar harus
menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks, mengecek
informasi baru dengan aturan-aturan lama dan merevisinya apabila aturan-aturan
itu tidak lagi sesuai. Bagi pebelajar benar-benar dapat memahami dan menerapkan
pengetahuan, dimana pebelajar harus bekerja memecahkan masalah, menemukan
segala sesuatu untuk dirinya, berusaha dengan susah payah dengan ide-ide yang
dimilikinya. Proses belajar dalam pandangan konstruktivis adalah proses
pemberian makna oleh pebelajar terhadap pengalamannya melalui proses
asimilasi dan akomodasi yang bermuara pada pemutakhiran struktur kognitifnya.
Asumsi konstruktivis menurut Merill adalah sebagai berikut : (1) pengetahuan
dibangun dari pengalaman (2) belajar adalah interpretasi pribadi (3) belajar adalah
sebuah proses aktif dimana makna dikembangkan berdasarkan pengalaman (4)
pertumbuhan konseptual berasal dari negosiasi maknpembelajaran harus terletak

7
di pengaturan realistis (4) pengujian harus diintegrasikan dengan tugas dan
bukan merupakan aktivitas terpisah (Merrill, 1991, di Smorgansbord, 1997).
Konstruktivis percaya bahwa pebelajar membangun kenyataan mereka sendiri
atau paling tidak menafsirkannya berdasarkan persepsi mereka tentang pengalaman,
sehingga pengetahuan individu adalah fungsi dari pengalaman sebelumnya, struktur
mental, dan keyakinan yang digunakan untuk menafsirkan objek dan peristiwa. Belajar
merupakan suatu proses pembentukan pengetahuan yang dilakukan si pebelajar.
Paradigma konstruktivis berpandangan bahwa pebelajar sebagai pribadi yang sudah
memiliki kemampuan awal sebelum mempelajari sesuatu. Kemampuan awal ini menjadi
dasar dalam mengkonstruksi pengetahuan baru.

4. Pengembangan Karikatur sebagai Media Pembelajaran


Media pembalajaran dalam kegiatan pembelajaran merupakan sarana
untuk memperjelas dan memecahkan permasalahan penyampaian pesan dari
pembelajar kepada pebelajar. Dengan media pembelajaran, pembelajar akan lebih
mudah dalam menyampaiakan materi pembelajaran pada pebelajar sebab dapat
digunakan dalam berbagai macam model pembelajaran. Seperti dijelaskan di atas,
media pembelajaran dapat mengatasi noise (gangguan) pada saat proses
pembelajaran berlangsung
Karikatur merupakan gambar yang melebih-lebihkan (hiperbola) atau
mendistorsikan gambaran seseorang untuk mengidentifikasi atau
mengekspresikannya dengan mudah dan bertujuan untuk menyampaikan suatu
makna, pesan, kritik atau informasi (Soeherman, 2007). Karikatur menurut
Mangal (2009; 104) adalah a visual graphic aid in the form of pictorial
representation of an object, person, organization, idea or situation which use
symbolism, humor, satire, and some bold exaggreation to convey a massage or
point of view as quickly as possible.
Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa sebuah karikatur mesti
dilukiskan dengan mengandung dua ciri: (1) adanya satire dan (2) adanya distorsi.
Satire di sini diartikan sebagai sebuah ironi, suatu tragedi-komedi atau suatu
parodi. Karena itu, di dalamnya dapat mengandung sesuatu yang janggal,
absurd, yang bisa menertawakan, tapi bisa juga memprihatinkan atau

8
menyedihkan. Isi karikatur bisa berupa sindiran atau pujian dan dapat pula
dimaksudkan untuk tujuan politis atau dibuat semata-mata untuk hiburan.
Karikatur politik biasa ditemukan di kartun editorial, sementara karikatur selebriti
sering ditemukan di majalah hiburan
Karikatur bertema sejarah adalah karikatur yang menggambarkan
kejadian atau proses suatu peristiwa sejarah yang digambarkan dengan
menggunakan tokoh pelaku sejarah, simbol dan tulisan yang bertujuan untuk
kegiatan pembelajaran. Dalam karikatur bertema sejarah bisa berisi politik, rasa
keadalian, pergolakan, atau sosial yang dapat mewakili pada keadaan atau situasi
pada masa itu
Pengembangan pada definisi Teknologi Pembelajaran 1994 adalah proses
penerjemahan spesifikasi desain ke dalam bentuk fisik (Seels, 1994; 38). Ditinjau
dari kawasan Teknologi Pendidikan 2007, pengembangan termasuk dalam
Creating yang bertujuan untuk memfasilitasi pembelajaran dan juga memperbaiki
penyelenggaraannya. Creating (menciptakan) mengacu pada teori, penelitian, dan
praktik yang terlibat dalam pembuatan materi pembelajaran, lingkungan belajar,
belajar dan keseluruhan sistem belajar mengajar yang memiliki latar yang
berbeda, baik formal maupun non-formal. Dalam menciptakan mencakup
berbagai kegiatan, tergantung dari pendekatan desain yang digunakan. Creating
(menciptakan) merupakan kegiatan desain materi pembelajaran, lingkungan
belajar, belajar dan keseluruhan sistem belajar mengajar yang memiliki latar
berbeda yang menggunakan pendekatan tertentu.
Pengembangan dari ketiga definisi, di atas, yaitu 1977, 1994, dan 2007,
dapat disimpulkan bahwa pengembangan merupakan proses menterjemahkan
desain ke dalam suatu produk, baik berupa media, materi pembelajaran,
lingkungan belajar, maupun sistem pembelajaran, yang bertujuan untuk
memfasilitasi pembelajaran dan memperbaiki penyelengaraan belajar dengan
menggunakan pendekatan tertentu. Pendekatan tertentu ini adalah pendekatan
sistem (system approach) yang direkomendasikan untuk desain instruksional
maupun pengembangan media pembelajaran

9
Pengembangan media pembelajaran karikatur dalam kegiatan
pembelajaran mempertimbangkan, (1) pemakaiannya sesuai dengan tingkat
pengalaman, (2) kesederhanaan (3) lambang yang jelas. Sedangkan manfaat dari
pengembangan karikatur dalam pembelajaran yaitu (1) untuk motivasi, (2)
sebagai ilustrasi, (3) untuk kegiatan pebelajar.

5. Keefektifan Kegiatan Pembelajaran Bidang Studi Sejarah dengan


Menggunakan Media Pembelajaran Karikatur
Pembelajaran yang terbaik tidak akan berjalan jika pebelajar tidak
termotivasi untuk belajar dan tersedianya waktu yang memadai pebelajar untuk
belajar semua. Agar terjadi pembelajaran yang efektif, pembelajar harus dapat
mengadaptasi kegiatan pembelajarannya dengan tingkat pengetahuan pebelajar.
Sehingga pembelajar harus bisa memotivasi pebelajar untuk belajar, mengelola
perilaku pebelajar, mengelompokkan pebelajar untuk pembelajaran, dan menilai
pembelajaran pebelajar.
Pembelajaran Sejarah selama ini dianggap sebagai materi yang
membosankan dimana berisi fakta-fakta dan cerita yang panjang. Sehingga ada
anggapan pembelajaran Sejarah merupakan pembelajaran yang membosankan.
Hal ini pun kadangkala dialami oleh pembelajar dalam menyampaikan materi
pembelajaran yang begitu padat. Dan akhirnya pada pembelajaran sejarah,
pebelajar hanya belajar menghafalkan tanggal-tanggal dan para tokoh sejarah. Hal
ini akan berakibat pembelajaran sejarah tak sesuai dengan tujuan dari bidang studi
sejarah. Untuk membantu pebelajar dalam memahami materi pembelajaran
Sejarah, maka perlu digunakan suatu media yang dapat merangkum semua materi
sejarah dimana pebelajar dapat mengkonstruksi pengetahuannya.
Media yang dapat merangkum dan menggugah pengetahuan pebelajar
adalah dengan karikatur. Penggunaan karikatur pada pembelajaran Sejarah akan
dapat mempercepat belajar karena karikatur merupakan gambar yang sederhana
yang bisa meningkatkan imajinasi pebelajar dan mengkonstruksi pengetahuannya.
Penggunaan media pembelajaran karikatur dalam kegiatan pembelajaran akan
meningkatkan efektifitas komunikasi pembelajaran antara pembelajar dengan

10
pebelajar. Pembelajar dapat mempersepsi gambar karikatur sehingga terjadi
krativitas dalam berpikir dalam membentuk pengetahuannya. Proses tersebut akan
menghasilkan pengetahuan yang tersimpan dalam memori jangka panjang.
Media pembalajaran karikatur dalam proses pembelajaran Sejarah,
pebelajar akan berusaha mempersepsinya sehingga perhatiannya lebih terpusat.
Materi yang pada awalnya abstrak karena disampaikan secara lisan menjadi lebih
konkret dengan visual karikatur. Pembelajar akan lebih cepat dalam memahami
materi pembelajaran. Kegiatan pembelajaran menjadi efektif dengan tingkat
pemahaman terhadap materi pembelajaran menjadi lebih baik. Dengan media
pembelajaran karikatur dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran pada bidang
studi sejarah yang berupa tingkat pemahaman pebelajar yang menjadi lebih baik

C. PENGEMBANGAN
1. Metode Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Plus Al Barokah Babat
Lamongan tahun pelajaran 2011-2012 yang berjumlah 27 orang. Pelaksanaan
penelitiannya adalah pada semester 2 tahun pelajaran 2011/2012. Desain uji
cobanya menggunakan tipe One Group Pretest-Posttest Design. Pengujian dalam
penelitian tipe ini, variable penelitiannya bersifat mandiri, sehingga hipotesis
penelitiannya tidak berbentuk perbandingan (Sugiyono, 2010; 94). Rumus yang
digunakan untuk tipe One Group Pretest-Posttest Design adalah t-test (Arikunto,
2010; 349).
Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data adalah (1) angket,
yaitu bertujuan untuk mengevaluasi rancangan media pembelajaran karikatur yang
telah dikembangkan oleh ahli bidang studi dan media, serta untuk uji coba pada
kelompok kecil. Tujuannya adalah untuk kegiatan perbaikan produk, (2) tes, yaitu
penilaian hasil belajar pebelajar berupa hasil dari pretest dan posttest.
Uji coba pada pengembangan media pembelajaran karikatur ini
dilakukan tiga kali, yaitu
a. Tahap I uji ahli. Uji coba ahli ada dua, yaitu ahli materi dan pembelajar bidang
studi. Tujuannya adalah untuk mengetahui kesesuaian antara tujuan

11
pembelajaran dengan gambar karikatur yang dikembangkan untuk kegiatan
pembelajaran dan untuk kegiatan revisi produk.
b. Tahap II uji terbatas terhadap kelompok kecil sebagai pengguna produk. Uji
coba ini dilakukan untuk mengetahui kesesuaian media yang dikembangkan
dengan sasaran. Dari uji coba kelompok kecil ini diharapkan ada masukkan
untuk perbaikan produk sebelum diuji lapangkan.
c. Tahap III uji lapangan (field testing). Pada uji lapangan ini bertujuan untuk
mengetahui efektivitas media pembelajaran karikatur yang dikembangkan
dalam proses pembelajaran. Data-data yang dikumpulkan berupa skor dari
hasil pretest dan posttest. Uji lapangan ini menggunakan Pre Eksperimen
dengan tipe One Group Pretest-Posttest Design.

2. Model Pengembangan dan Prosedur Pengembangan


Pengembangan dalam Teknologi pendidikan merupakan proses
penerjemahan spesifikasi desain ke dalam bentuk fisik (Seels, 1994; 38).
Penerjemahan spesifikasi desain di sini dapat diartikan bahwa kegiatan dalam
pengembangan dimulai dengan desain. Sehingga pada pengembangan karikatur
ini merupakan kegiatan desain sampai dengan mewujudkan desain. Model
pengembangan media pembelajaran karikatur dan bahan ajar penyertanya di sini
menggunakan Model Dick, Carey and Carey.

Gambar 1. Model Dick, Carey and Carey (Dick; 2009; 1)

Kegiatan penelitian dan pengembangan media pembelajaran karikatur ini


menggunakan model Research and Develompent dari Borg and Gall yang

12
meliputi sepuluh langkah (Gall, 2003) yang merupakan pendekatan sistem yang
dikembangkan oleh Walter Dick and Lou Carey.

Gambar 2. The Step of the System Approach Model of Educational Research


and Development (R&D) (Gall, 2003; 571)

Kesepuluh tahap tersebut adalah sebagai berikut :


a. Identifikasi tujuan instruksional untuk produk atau program, termasuk di
dalamnya identifikasi kebutuhan. Pada tahap ini akan menghasilkan rumusan
tujuan instruksional umum bidang studi Sejarah kelas VII semester genap
berdasarkan pada analisis kebutuhan pembelajarannya yang berhubungan
dengan media yang akan dikembangkan, yaitu media pembelajaran karikatur.
b. Analisis instruksional yang meliputi identifikasi keahlian. Prosedur, dan tugas
instruksional secara spesifik yang dimasukkan dalam tujuan instruksional.
Tahapan ini akan menghasilkan identifikasi kemapuan yang harus dikuasai
oleh pebelajar dan analisis materi pembelajaran.
c. Mengidentifikasi perilaku dan karakteristik awal peserta didik. Tahap tiga ini
akan menghasilkan analisis kemampuan awal pebelajar dan karateritik
pebelajar yang menjadi subjek penelitian.
d. Menulis kebutuhan dan tujuan instruksional ke dalam tujuan khusus. Tahap
empat ini akan menghasilkan tujuan instruksional khusus berdasarkan pada
tujuan instruksional umum dan analisis intruksional.

13
e. Mengembangkan instrumen penilaian. Tahapan ini akan menghasilkan test
yang berdasarkan pada tujuan instruksional khusus. Test ini nantinya
digunakan untuk kegiatan pretest dan posttest.
f. Mengembangkan strategi instruksional untuk membantu peserta didik dalam
mencapai tujuan khsusus. Tahapan ini akan menghasilkan rancangan strategi
pembelajaran yang menggunakan media pembelajaran karikatur yang akan
dimasukkan dalam buku panduan bagi pembelajar.
g. Mengembangkan bahan instruksional. Tahap tujuh ini akan menghasilkan
produk media pembelajaran karikatur.
h. Mendesain dan menyelenggarakan evaluasi formatif. Tahapan ini akan
dilakukan kegiatan evaluasi terhadap media yang dikembangan pada tim ahli
dan sasaran media. Tim ahli ini terdiri dari dua, yaitu ahli materi dan ahli
media pembelajaran. Tujuan dari uji ahli ini adalah untuk mengevaluasi media
pembelajaran yang dikembangkan untuk perbaikan. Uji coba terhadap sasaran
dengan menggunakan kelompok kecil di luar subjek penelitian. Uji coba
kelompok kecil ini terdiri dari delapan pebelajar yang memiliki kriteria yang
sama. Hasil dari uji coba dari kelompok kecil ini adalah bertujuan untuk
mengetahui kelayakan atau kesesuaian media pembelajaran yang
dikembangkan dengan sasaran, yaitu pebelajar SMP kelas VII. Tahap ini juga
dilakukan kegiatan pretest kepada subjek penelitian, sebagai bahan analisis
data untuk mengetahui keefektifan media pembelajaran karikatur yang
dikembangkan.
i. Merevisi instruksional yang telah dilakukan, yang meliptui tujuh tahap yang
telah dilakukan, yaitu tujuan instruksional, analisis instruksional, perilaku
awal, tujuan khusus, item tes, strategi instruksional, dan atau bahan
instruksional yang merupakan dasar dalam mengadakan evaluasi formatif.
j. Mendesain dan menyelenggarakan evaluasi sumatif. Tahap terakhir ini
merupakan tahap penelitian sebenarnya, dimana pada tahap awal akan
dilakukan pretest, kemudian uji coba media pembelajaran karikatur terhadap
subjek penelitian dan terakhir adalah dilakukan posttest. Tahap ini dilakukan
analisis data yang telah diperoleh dan menyimpulkan hasil dari

14
pengembangan yang telah dilakukan, yaitu berupa keefektifan media
pembelajaran karikatur.

3. Hasil Pengembangan
Pengembangan media pembelajaran karikatur untuk bidang studi Sejarah
kelas VII semester 2 menghasilkan 45 gambar karikatur yang terbagi dalam tiga
kompetensi dasar, yaitu (1) Perkembangan masyarakat masa Hindu Budha; (2)
Perkembangan masyarakat masa Islam, dan (3) Perkembangan masyarakat masa
Kolonial Eropa di Indonesia. Berdasarkan prosedur pengembangan di atas,
pengembangan media pembelajaran karikatur ini juga menghasilkan (1) tujuan
pembelajaran, dan (2) rencana pelaksanaan pembelajaran. Media pembelajaran
karikatur yang telah dikembangkan, pada pelaksanaannya digunakan sebagai
media presentasi guru dalam kegiatan pembelajaran.
Keefektifan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media
pembelajaran karikatur bidang studi Sejarah kelas VII SMP dapat diketahui dari
analisis dengan menggunakan rumus t. Perhitungan hasil eksperimen
menggunakan pre test dan posttest one group design ini dihitung sesuai dengan
cara yang disampaikan oleh Suharsimi (2010; 350). Dari perhitungan diperoleh t
= 16,74 > 2,056 dengan taraf signifikan 0,05. Sehingga dapat ditarik kesimpulan
bahwa ada pengaruh media pembelajaran karikatur terhadap efektivitas kegiatan
pembelajaran Sejarah.
Media pembelajaran karikatur untuk bidang studi Sejarah kelas VII
semester genap yang telah dikembangkan, berdasarkan pada hasil analisis data di
atas menujukkan bahwa media tersebut memiliki keefektifan dalam kegiatan
pembelajaran. Keefektifan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media
pembelajaran karikatur menunjukkan bahwa komunikasi antara pembelajar dan
pebelajar pada saat kegiatan pembelajaran berjalan dengan efektif. Komunikasi
yang efektif pada penggunaan media pembelajaran karikatur ini dikarenakan
pebelajar dapat mempersepsi gambar menjadi gagasan-gagasan dari pengetahuan
yang dimilikinya.

15
Media pembelajaran karikatur efektif dalam kegiatan pembelajaran
karena dapat memusatkan perhatian pebelajar, sehingga termotivasi untuk
mengikuti kegiatan pembelajaran. Motivasi pebelajar tampak pada keikutsertaan
secara aktif dalam kegiatan pembelajaran dengan mencoba mempersepsi gambar
yang ditampilkan dan menarik kesimpulan. Penggunaan media pembelajaran
karikatur dapat membantu pebelajar dalam menyimpan informasi yang diterima
dalam pembelajaran ke dalam memori jangka panjangnya.
Keefektifan kegiatan pembelajaran sejarah dengan menggunakan media
pembelajaran karikatur di karenakan dalam pengembangannya telah disesuaikan
dengan pebelajar. Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media
pembelajaran karikatur telah dilakukan sesuai dengan strategi pembelajaran yang
telah dikembangkan untuk penggunaan media pembelajaran karikatur. Pembelajar
dalam kegiatan pembelajaran mengambil posisi sebagai fasilitator. Media
pembelajaran karikatur yang telah dikembangkan telah sesuai dengan tujuan
pembelajaran, sehingga pebelajar terfokus pada materi yang harus dikuasainya.

D. PENUTUP
Berdasarkan metode pengembangan yang telah dilakukan, maka telah
dihasilkan media pembelajaran karikatur untuk bidang studi Sejarah kelas VII
semester 2. Media pembelajaran karikatur yang dikembangkan ini ditujukan
sebagai media presentasi yang digunakan oleh pembelajar dalam kegiatan
pembelajaran di kelas. Media pembelajaran karikatur yang telah dikembangkan
ini terdiri dari tiga pokok bahasan, yaitu (1) Perkembangan masyarakat masa
Islam di Indonesia, (2) Perkembangan masyarakat masa Hindu Budha di
Indonesia, dan (3) Perkembangan masyarakat masa Kolonial Eropa di Indonesia.
Proses pengembangan media pembelajaran karikatur yang harus
diperhatikan adalah pemberian makna dan simbol pada pesan yang akan
disampaikan. Komunikasi untuk tujuan pembelajaran, makna pesan dan
bagaimana pesan tersebut ditafsirkan adalah sangat penting. Ahli media dan
materi pada pengembangan media pembelajaran karikatur ini juga menekankan

16
kepada makna gambar dan simbol yang terdapat dalam gambar. Penekanan ini
dilakukan agar pesan yang disampaikan tidak disalah tafsirkan oleh sasaran.
Pengembangan media pembelajaran karikatur untuk bidang sudi Sejarah
yang harus diperhatikan adalah penentuan ide pokok dan kesesuaiannya dengan
tujuan pembelajaran. Satu gambar karikatur dalam pengembangannya dapat satu
atau lebih ide pokok, tergantung dapat tidaknya materi ditampung dalam satu
gambar. Penggunaan simbol harus mendapatkan perhatian pada saat penuangan
ide pada gambar. Simbol pada karikatur merupakan gambaran dari sesuatu yang
diwakilinya. Penggunaan simbol dalam karikatur hendaknya disesuaikan dengan
latar tempat dan waktu suatu peristiwa bersejarah terjadi. Simbol yang tepat akan
dapat mengarahkan perhatian dan pikiran pebelajar sesuai dengan pesan yang
akan disampaikan.

Daftar Pustaka
Abdullah, Taufik. 1999. Sejarah: Pemikiran, Rekonstruksi, Persepsi. Masyarakat
Sejarahwan Indonesia.
AECT. 1986. Definisi Teknologi Pendidikan. Jakarta : CV. Rajawali
Arikunto, Suharsimi. Prof.Dr. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan
Praktik. Jakarta: Rineka Cipta
Blaikie, Norman W.H. 2003. Analyzing Quantitative Data from Desription to
Explanation. London: SAGE Publication, Ltd
Branch, Robert Maribe. 2009. Instructional design: The ADDIE Approach. USA :
Springer
Bonate, Peter L.2000. Analysis of Pretest-Posttest Design. USA: Chapman &
Hall/CRC
Borg, Walter R dan Meredith Damien Gall. 2003. Educational Research: An
Instoduction. New York : Longman
Dahar, Ratna Wilis. 2005. Teori-Teori Belajar. Bandung: Rineka Cipta
Dick, Walter. 2009. The Systematic Design of Instruction. Ed 7th. New York:
Pearson
Donlan, Leni.2005. Using Primary Source in the Class Room. California USA:
Shell Education
Elliot. 2000. Educational Psychology: Effective Teaching, Effective Learning.
Boston: Mc Graw Hill
Halford, Graeme S. 1982. The Development of Thought. USA: Lawrance
Erlbaum Associated
Hughes, Fergus P. 1985. Human Development : Across the Life Span. Minnesota:
West Publishing Co
Hoddel, Chuck. 2010. The Basic of ISD Revisited. USA: ASTD

17
Januszewski, Alan and Michael Molenda. 2007. Educational Technology:
Definition With Commentary. USA: AECT
Kochhar, S.K. 2008. Pembelajaran Sejarah. Jakarta: Gramedia
Kovalchick, Ann. 2004. Education and Technology: an Encylopedia. USA: ABC-
Clio Inc
Kemp, Jerrold E. 1980. Planning and Producing audiovisual Material. 4th ed.
New York: Harper & Row
Kemp, Jerrold E.1994. Designing Effective Instruction. USA: Macmillan College
Publishing Company
Kumar, Veena. 1998. Media Option for Teacher. New Delhi: Atlantic Publishers
& Dist
Mangal, SK. 2009. Essential of Educational Technology. New Delhi: PHI
Learning Private Limited
Meier, Dave. 2005. The Accelerated Learning: Handbook. Bandung: Kaifa
Miarso, Yusufhadi. 2004. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta:
Prenada Media Group.
Newby, Timothy J. 2011. Educational Technology for Teaching and Learning.
Ed.4th. Boston: Pearson
Puskur. 2007. Naskah Akademik Kajian Kebijakan Kurikulum Ilmu Pengetahuan
Sosial (IPS). Jakarta: Depdiknas
Reiser, Robert A.2007. Trends and Issues in Instructional Technology. 2nd ed.
New Jersey: Merrill Practice Hall
Richey, Rita C. 2007. Design and development Research: methods, strategies,
issues. USA: Lawrance Erlbaum Assosiated
Sadiman, AS. (1993). Media Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Seels, Barbara B. 1994. Teknologi pembelajaran: Definisi dan Kawasannya.
Jakarta: UNJ
Sharma, RAM Nath dan Chandra, SS. 2003. Advanced Educational Technology.
New Delhi: Athlantic Publisher and Distributor
Slavin, Robert E. 2009. Educational Psychology Theory and Practice. Ohio:
Pearson
Seattler, L. Paul. 2004 The Evolution of American Educational Technology. USA:
Information Age Publishing Inc
Soeherman, Bonnie. 2007. Membuat Karikatur dengan Photoshop. Jakarta: PT.
Elex Media Komputindo
Sugiono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R & D. Bandung: Alfabeta
Sugiyono. 2010. Statistika untuk Penelitian. Cet. Ke-17. Bandung: Alfabeta
Supriatna, Nana. 2008. Penggunaan Bahasa Visual dalam Pembelajaran Sejarah.
Seminar Nasional Ika-HIMSI. Bandung: UPI
Tim Puslitjaknov. 2008. Metode Penelitian Pengembangan. Jakarta: Depdiknas
Tim Pengembang Ilmu Pendidikan. FIP-UPI. 2007. Ilmu dan Aplikasi
Pendidikan: Bagian 3. Pendidikan Disiplin Ilmu. Bandung: Imtima
Toten, Samuel dan Feinberg, Stephen.2000. Teaching and Studying Holocaust.
USA: United Stated Holocaust Memorial Museum

18
Trihendradi, Cornelius. 2009. Step by step SPSS 16: Analisis Data Statistik.
Yogyakarta: Andi Offset
Trianto, 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif : Konsep,
Landasan, dan Implementasi pada KTSP. Jakarta: Kencana
Ogle, Donna. 2007. Building Literacy in Social Studies: Strategies for Improving
Comprehension and Critical Thingking. USA: ASCD
Ormrod, Jeanne Ellis. 1995. Human Learning. USA: Prentice-Hall
Yamin, Sofyan dan HeriKurniawan. 2009. SPSS Complete: Teknik Analisis
Statistik Terlengkap dengan software SPSS. Jakarta: Salemba Infotek
_______. Permendiknas Nomor 22 Tahun 2005 tentang Standar Isi untuk Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah.

19

Вам также может понравиться

  • 1 PB
    1 PB
    Документ9 страниц
    1 PB
    alimsumarno
    Оценок пока нет
  • 1 PB
    1 PB
    Документ6 страниц
    1 PB
    alimsumarno
    Оценок пока нет
  • 1 PB
    1 PB
    Документ8 страниц
    1 PB
    alimsumarno
    Оценок пока нет
  • 1 PB
    1 PB
    Документ7 страниц
    1 PB
    alimsumarno
    Оценок пока нет
  • 1 PB 2
    1 PB 2
    Документ20 страниц
    1 PB 2
    alimsumarno
    Оценок пока нет
  • 1 PB
    1 PB
    Документ12 страниц
    1 PB
    alimsumarno
    Оценок пока нет
  • 1 PB
    1 PB
    Документ16 страниц
    1 PB
    alimsumarno
    Оценок пока нет
  • 1 PB
    1 PB
    Документ10 страниц
    1 PB
    alimsumarno
    Оценок пока нет
  • 1 PB
    1 PB
    Документ12 страниц
    1 PB
    alimsumarno
    Оценок пока нет
  • 1 PB
    1 PB
    Документ13 страниц
    1 PB
    alimsumarno
    Оценок пока нет
  • 1 PB
    1 PB
    Документ12 страниц
    1 PB
    alimsumarno
    Оценок пока нет