Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Aspek-aspek dalam manajemen konflik.
2. Pengelolaan konflik.
3. Metode dan langkah-langkah yang digunakan untuk menangani konflik.
4. Aplikasi manajemen konflik.
C. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Manajemen Konflik
1. Definisi Manajemen
a. R. Terry
Manajemen merupakan suatu proses khas yang terdiri dari
tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan
pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-
sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia
dan sumber-sumber lainnya.
b. James F. Stoner
Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, dan
penggunaan sumber daya-sumber daya organisasi lainnya agar mencapai
tujuan rganisasi yang telah ditetapkan.
c. Definisi Konflik
Ada beberapa pendapat mengenai manajemen konflik diantaranya :
1) Menurut Ross (1993), manajemen konflik merupakan langkah-langkah
yang diambil para pelaku atau pihak ketiga dalam rangka mengarahkan
perselisihan ke arah hasil tertentu yang mungkin atau tidak mungkin
menghasilkan suatu akhir berupa penyelesaian konflik dan mungkin
atau tidak mungkin menghasilkan ketenangan, hal positif, kreatif,
bermufakat, atau agresif.
2) Menurut Minnery (1980:220), menyatakan bahwa manajemen konflik
merupakan proses, sama halnya dengan perencanaan kota merupakan
proses. dan proses manajemen konflik perencanaan kota merupakan
bagian yang rasional dan bersifat iteratif, artinya bahwa pendekatan
model manajemen konflik perencanaan kota secara terus menerus
mengalami penyempurnaan sampai mencapai model yang representatif
dan ideal.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa
Manajemen Konflik adalah suatu cara atau proses mengambil
langkah-langkah oleh para pelaku atau pihak ketiga dalam rangka
mengarahkan perselisihan ke arah hasil yang positif dengan
melakukan pendekatan, komunikasi dan evaluasi untuk mendapatkan
penyempurnaan untuk mendukung tujuan yang telah ditetapkan.
B. Jenis-Jenis Konflik
Konflik itu mempunyai banyak jenis seperti yang dikatakan James A.F.
Stoner dan Charles Wankel dikenal ada lima jenis konflikyaitu konflik
intrapersonal, konflik interpersonal, konflik antar individu dan kelompok, konflik
antar kelompok dan konflik antar organisasi.
1. Konflik Intrapersonal
Konflik intrapersonal adalah konflik seseorang dengan dirinya sendiri.
Konflik terjadi bila pada waktu yang sama seseorang memiliki dua keinginan
yang tidak mungkin dipenuhi sekaligus. Sebagaimana diketahui bahwa dalam
diri seseorang itu biasanya terdapat hal-hal sebagai berikut:
a. Sejumlah kebutuhan-kebutuhan dan peranan-peranan yang bersaing
b. Banyaknya bentuk halangan-halangan yang bisa terjadi di antara dorongan
dan tujuan.
c. Terdapatnya baik aspek yang positif maupun negatif yang menghalangi
tujuan
Hal-hal di atas dalam proses adaptasi seseorang terhadap
lingkungannya acap kali menimbulkan konflik. Kalau konflik dibiarkan
maka akan menimbulkan keadaan yang tidak menyenangkan. Ada tiga
macam bentuk konflik intrapersonal yaitu :
a. Konflik pendekatan-pendekatan, contohnya orang yang dihadapkan pada dua
pilihan yang sama-sama menarik.
b. Konflik pendekatan penghindaran, contohnya orang yang dihadapkan pada dua
pilihan yang sama menyulitkan.
c. Konflik penghindaran-penghindaran, contohnya orang yang dihadapkan pada
satu hal yang mempunyai nilai positif dan negatif sekaligus.
2. Konflik Interpersonal
Konflik Interpersonal adalah pertentangan antar seseorang dengan orang
lain karena pertentengan kepentingan atau keinginan. Maka Hal ini sering terjadi
antara dua orang yang berbeda status, jabatan, bidang kerja dan lain-lain. Konflik
interpersonal ini merupakan suatu dinamika yang amat penting dalam perilaku
organisasi. Karena konflik semacam ini akan melibatkan beberapa peranan dari
beberapa anggota organisasi yang tidak bisa tidak akan mempngaruhi proses
pencapaian tujuan organisasi tersebut. Konflik antar individu-individu dan
kelompok-kelompok Hal ini seringkali berhubungan dengan cara individu
menghadapi tekanan-tekanan untuk mencapai konformitas, yang ditekankan
kepada mereka oleh kelompok kerja mereka.
Sebagai contoh dapat dikatakan bahwa seseorang individu dapat dihukum
oleh kelompok kerjanya karena ia tidak dapat mencapai norma-norma
produktivitas kelompok dimana ia berada. Konflik antara kelompok dalam
organisasi yang sama. Konflik ini merupakan tipe konflik yang banyak terjadi di
dalam organisasiorganisasi. Konflik antar lini dan staf, pekerja dan pekerja
manajemen merupakan dua macam bidang konflik antar kelompok. Konflik antara
organisasi Contoh seperti di bidang ekonomi dimana Amerika Serikat dan negara-
negara lain dianggap sebagai bentuk konflik, dan konflik ini biasanya disebut
dengan persaingan.Konflik ini berdasarkan pengalaman ternyata telah
menyebabkan timbulnya pengembangan produk-produk baru, teknologi baru dan
servis baru, harga lebih rendah dan pemanfaatan sumber daya secara lebih efisien.
D. Proses Konfllik
1. Konflik Laten
Tahapan konflik yang terjadi terus menerus (laten) dalam suatu organisasi.
Misalnya, kondisi tentang keterbataan staf dan perubahan yang cepat. Kondisi
tersebut memicu pada ketidak stabilan suatu organisasi dan kualitas produksi,
meskipun konflik yang ada kadang tidak tampak secara nyata atau tidak pernah
terjadi.
2. Konflik yang dirasakan ( felt konflik)
Konflik yang terjadi karena adanya suatu yang dirasakan sebagai ancaman,
ketakutan, tidak percaya, dan marah. Konflik ini disebut juga sebagai
konflik affectives. Hal ini penting bagi seseorang untuk menerima konflik
dan tidak merasakan konflik tersebut sebagai suatu maslah/ancaman terhadap
keberadaannya.
3. Konflik yang nampak / sengaja ditimbulkan
Konflik yang sengaja dimunculkan untuk mencari solusi. Tindakan yang
dilaksanakan mungkin menghindar, kompetisi, debat atau mencari
penyelesaian konflik. Setiap orang tidak sadar belajar menggunakan kompetisi,
kekuatan dan agresivitas dalam menyelesaikan konflik dalam
perkembangannya. Sedangkan penyelesaian konflik dalam suatu organisasi,
memerlukan suatu upaya dan strategi untuk mencapai tujuan organisasi.
4. Resolusi konflik
Resolusi konflik adalah suatu penyelesaian masalah dengan cara
memuaskan semua orang yang terlibat di dalamnya dengan prinsip win-win
solution.
5. Konflik Aftermatch
Konflik yang terjadi akibat dari tidak terselesaikannya konflik yang
pertama. Konflik ini akan menjadi masalah besar kalau tidak segera diatasi atau
dikurangi penyebab dari konflik yang sama.
E. Pengelolaan Konflik
Banyak istilah tentang pengelolaan konflik namun
fisher menggunkan istilah transformasi konflik sebagai padanannya.
(fisher,2001) . istilah lain yang sering muncul selain pengelolaan konflik dan
transformasi konflik antara lain : pencegahan konflik, penyelesaian konflik, dan
resolusi konflik. Masing-masing mempunyai makna yang berbeda tipis dalam fase
penerapannya.
Beberapa pendekatan konflik yaitu :
1. Pencegahan konflik : tujuannya mencegah munculnya konflik yang keras
2. Penyelesaian konflik : tujuannya mengakhiri prilaku kekerasan melalui suatu
persetujuan perdamaian
3. Pengelolaan konflik : tujuannya membatasi dan menghindari kekerasan dengan
mendorong perubahan prilaku yang positif bagi pihak yang terlibat
4. Resolusi konflik : tujuannya menangani nsebab konflik dan berusaha
membangun hubungan baru yang bisa tahen lama antar kelompok-kelompok
yang bermusuhan
5. Transformasi konflik : tujuannya mengatasi sumber-sumber konflik yang lebih
luas dan berusaha mengubah kekuatan negatif dari peperangan menjadi yang
positif.
F. Penyelesaian Konflik
Langkah-langkah penyelesaian konfli:
1. Vestal (1994) menjabarkan langkah-langkah menyelesaikan suatu konflik
meliputi:
a. Pengkajian
1) Analisa situasi
Identifikasi jenis konflik untuk menentukan waktu yang diperlukan.
Setelah fakta dan memvalidasi semua perkiraan melalui pengkajian
lebih mendalam. Kemudian siapa yang terlihat dan peran masing-
masing. Tentukan jika situasinya bisa berubah.
2) Analissa dan mematikan isu yang berkembang
Jelaskan masalah dan prioritas fenomena yang terjadi. Tentukan masalah
utama yang memerlukan suatu penyelesaian dimulai dari masalah
tersebut. Hindari penyelesaian semua masalah dalam satu waktu.
3) Menyusun tujuan
Jelaskan tujuan spesifik yang akan dicapai:
a) Identifikasi
(1) Mengelola perasaan
Hindari suatu respon emosional : marah, dimana setiap orang
mempunyai respon yang berbeda terhadap kata-kata, ekspresi
dan tindakan.
(2) Intervensi
(a) Masuk pada konflik
Diyakini dapat diselesaikan dengan baik danIdentifikasi
hasil yang positif yang akan terjadi. kemudian seleksi
metode dalam menyelesaikan konflik.
Penyelesaian konflik memerlukan strategi yang berbeda-beda.
Seleksi metode yang paling sesuai untuk menyelesaikan konflik yang
terjadi.
d. Menghindar
Semua yang terlibat dalam konflik, pada strategi ini menyadari tentang
masalah yang dihadapi tetapi memilih untuk menghindar atau tidak
menyelesaikan masalahnya. Strategi ini dipilih bila ketidaksepakatan adalah
membahayakan kedua pihak,biaya penyelesaian lebih besar dari pada
menghindar, atau maslah perlu orang ketiga dalam menyelesaikannya atau
jika masalah dapat terselesaikan dengan sendirinya.
e. Kolaborasi
Strategi ini merupakan strategi win-win solution pada koloaborasi kedua
unsur terlibat menentukan tujuan bersama dan bekerja sama dalam
mencapai suatu tujuan. Karena keduanya meyakini akan mencapai suatu
tujuan yang telah ditetapkan, masing-masing meyakininya. Strategi
kolaborasi tidak akan berjalan jika kompetisi insentif sebagai bagian dari
situasi tersebut, kelompok yang terlibat tidak memiliki kemampuandalam
menyelesaikan masalah dan tidak adanya kepercayaan dari kedua
kelompok / seorangan (Bowditch & Buono, 1994).
PEMBAHASAN
A. Identifikasi konflik
Tidak ada yang menjamin bahwa komunikasi dan hubungan antara
mahasiswa praktik manajemen keperawatan dan ruangan akan selalu
berjalan dengan baik, pasti akan selalu timbul konflik, baik itu konflik
yang berisifat kesalahfahaman ataupun konflik yang timbul atas tidak
menerimanya kritik dan saran. Seperti halnya yang terjadi di ruang Ruby
Barat pada saat pelaksanaan praktik manajemen keperawatan.
Pada saat kajian awal situasi banyak perawat yang tidak menerima
atas hasil observasi yang dilakukan oleh mahasiswa sehingga
menyebabkan perbedaan sikap perawat terhadap mahasiswa, jika melihat
pada situasi tersebut maka konflik yang terjadi adalah konflik antar
kelompok yakni kelompok mahasiswa dengan perawat.
Setelah pemaparan seminar awal tentang kajian situasi, kelompok
mendapat pertanyaan dari kepala ruangan dengan nada tidak bisa
menerima tentang yang di paparkan pada saat presentase, yaitu tentang
kritik penggunaan metode yang digunakan di ruangan, kepala ruangan
seakan tidak menerima dengan kritik tersebut. Kemudian kepala ruangan
pun mengkritisi tentang penjadwalan dinas yang telah disesuaikan dengan
jadwal bimbingan dan beban pengerjaan tugas kelompok.
Konflik yang kemdian muncul yaitu ketika kelompok besar
membuat proposal untuk acara implementasi besar, senior manajer
memprotes data yang ada pada proposal dengan mengatakan bahwa
banyak data yang disajikan oleh mahasiswa pada saat seminar awal adalah
data gosip, seperti halnya pada data beban kerja, senior manajer
mengatakan bahwa beban kerja di SHBK tidaklah berat dan semua itu
hanya masalah karakter individu, beban kerja seakan menjadi sesuatu hal
yang negatif untuk SHBK.
1. Sumber Masalah
Jika melihat dari konflik yang terjadi diatas, maka analisis sumber
masalah yang sesuai dengan teori adalah sumber konflik teori negosiasi
prinsip, yaitu konflik yang terjadi karena perbedaan pandangan tentang
konflik oleh pihak-pihak yang mengalami konflik, dimana pihak yang
terlibat konflik disini adalah pihak kelompok mahasiswa dengan pihak
perawat ruangan, pihak kelompok mahasiswa dan bidang keperawatan
SHBK.
2. Jenis Konflik
Jika melihat dari konflik yang terjadi diatas, maka analisis jenis
konflik yang sesuai dengan teori adalah konflik antar kelompok, karena
konflik yang terjadi dari masalah diatas menunjukan bahwa konflik
tersebut tidak hanya melibatkan satu individu dengan satu individu saja,
tetapi melibatkan beberapa individu (kelompok) dengan beberapa
individu (kelompok) lain.
3. Strategi Penyelesaian Masalah
Strategi yang telah dilakukan oleh kelompok mahasiswa pada
permasalahan diatas adalah strategi pertama negosiasi, kelompok
menegosiasikan terlebih dahulu apa yang terbaik untuk mahasiswa dan
ruangan, kemudian setelah tercapai perbincangan pada tahap negosiasi
kelompok mahasiswa melakukan kompromi bagaimana untuk ke
depannya agar semua pihak diuntungkan atau win-win solution.
Karena pada saat kompromi kelompok mahasiswa merasa kompromi
yang ditawarkan ruangan sama-sama menguntungkan dan tidak
merubah tujuan dan data yang ada maka kelompok pun mengakomodasi
saran dan masukan dari kelompok perawat dan pihak SHBK.