Вы находитесь на странице: 1из 13

Gravity Method (Metode

Gaya Berat)
Ditulis pada 29 Agustus 2012
Metode gaya berat (gravitasi) adalah salah satu metode geofisika yang
didasarkan pada pengukuran medan gravitasi. Pengukuran ini dapat
dilakukan di permukaan bumi, di kapal maupun di udara. Dalam metode ini
yang dipelajari adalah variasi medan gravitasi akibat variasi rapat massa
batuan di bawah permukaan sehingga dalam pelaksanaannya yang diselidiki
adalah perbedaan medan gravitasi dari suatu titik observasi terhadap titik
observasi lainnya. Metode gravitasi umumnya digunakan dalam eksplorasi
jebakan minyak (oil trap). Disamping itu metode ini juga banyak dipakai
dalam eksplorasi mineral dan lainnya.
Prinsip pada metode ini mempunyai kemampuan dalam membedakan rapat
massa suatu material terhadap lingkungan sekitarnya. Dengan demikian
struktur bawah permukaan dapat diketahui. Pengetahuan tentang struktur
bawah permukaan ini penting untuk perencanaan langkah-langkah eksplorasi
baik minyak maupun mineral lainnya. Untuk menggunakan metode ini
dibutuhkan minimal dua alat gravitasi, alat gravitasi yang pertama berada di
base sebagai alat yang digunakan untuk mengukur pasang surut gravitasi,
alat yang kedua dibawa pergi ke setiap titik pada stasiun mencatat
perubahan gravitasi yang ada. Biasanya dalam pengerjaan pengukuran
gravitasi ini, dilakukan secara looping.
Hukum Gravitasi Newton
Pada dasarnya gravitasi adalah gaya tarik menarik antara dua benda yang
memiliki rapat massa yang berbeda, hal ini dapat diekspresikan oleh rumus
hukum Newton sederhana sebagai berikut:

Dengan menggunakan rumus dasar inilah maka survey geofisika metode


gravitasi dapat dilakukan, namun seperti halnya metode geofisika lainnya,
tentu saja metode ini memiliki koreksi. Koreksi dalam metode gaya berat
adalah sebagai berikut :
a. Koreksi baca alat/skala
Koreksi baca alat adalah koreksi yang dilakukan apabila terjadi kesalahan
dalam pembacaaan alat gravitasi yang digunakan. Rumus umum dalam
pembacaan alat dapat ditulis sebagai berikut :
Read (mGal) = ((Read (scale)-Interval) x Counter Reading) + Value in mGal
b. Koreksi pasang surut (tidal)
Koreksi ini dilakukan untuk menghilangkan pengaruh gravitasi benda-benda
di luar bumi seperti bulan dan matahari, yang berubah terhadap lintang dan
waktu. Untuk mendapatkan nilai pasang surut ini maka, dilihatlah perbedaan
nilai gravitasi stasiun dari waktu ke waktu terhadap base. Gravitasi terkoreksi
tidal dapat ditulis sebagai berikut :

dimana:

c. Koreksi apungan (drift)


Koreksi apungan akibat adanya perbedaan pembacaan gravity dari stasiun
yang sama pada waktu yang berbeda, yang disebabkan karena adanya
guncangan pegas alat gravimeter selama proses transportasi dari suatu
stasiun ke stasiun lainnya.

dimana :

Sehingga dapat dikatakan bahwa gravitasi terkoreksi drift (g std) adalah :


dimana:
g std (n) = gravitasi terkoreksi drift pada stasiun ke n
g st(n)= gravitasi terkoreksi tidal pada stasiun ke n

d. Koreksi lintang
Koreksi ini dilakukan karena bentuk bumi yang tidak sepenuhnya bulat
sempurna, tetapi pepat pada daerah ekuator dan juga karena rotasi bumi. Hal
tersebut membuat ada perbedaan nilai gravitasi karena pengaruh lintang
yang ada di bumi. Secara umum gravitasi terkoreksi lintang dapat ditulis
sebagai berikut :
dimana :

e. Koreksi udara bebas (Free Air Correction)


Koreksi ini dilakukan untuk mengkompensasi ketinggian antara titik
pengamatan dan datum (mean sea level). Koreksi ini dapat ditulis sebagai
berikut :
dimana :
f. Koreksi Bouguer
Koreksi bouger dilakukan untuk mengkompensasi pengaruh massa batuan
terdapat antara stasiun pengukuran dan (mean sea level) yang diabaikan
pada koreksi udara bebas. Koreksi ini dapat ditulis sebagai berikut :

g. Koreksi medan (Terrain Correction)


Koreksi medan mengakomodir ketidakteraturan pada topografi sekitar titik
pengukuran. Pada saat pengukuran, elevasi topografi di sekitar titik
pengukuran, biasanya dalam radius dalam dan luar, diukur elevasinya.
Sehingga koreksi ini dapat ditulis sebagai berikut :

https://basdargeophysics.wordpress.com/2012/08/29/gravity-method-metode-
gaya-berat/

Metode gravity

Dilakukan untuk menyelidiki keadaan bawah permukaan berdasarkan perbedaan rapat masa cebakan mineral
dari daerah sekeliling (r=gram/cm3). Metode ini adalah metode geofisika yang sensitive terhadap perubahan
vertikal, oleh karena itu metode ini disukai untuk mempelajari kontak intrusi, batuan dasar, struktur geologi,
endapan sungai purba, lubang di dalam masa batuan, shaff terpendam dan lain-lain. Eksplorasi biasanya
dilakukan dalam bentuk kisi atau lintasan penampang. Perpisahan anomali akibat rapat masa dari kedalaman
berbeda dilakukan dengan menggunakan filter matematis atau filter geofisika. Di pasaran sekarang didapat alat
gravimeter dengan ketelitian sangat tinggi (mgal), dengan demikian anomali kecil dapat dianalisa. Hanya saja
metode penguluran data, harus dilakukan dengan sangat teliti untuk mendapatkan hasil yang akurat.
Pengukuran ini dapat dilakukan dipermukaan bumi, di kapal maupun diudara. Dalam metode ini yang dipelajari
adalah variasi medan gravitasi akibat variasi rapat massa batuan di bawah permukaan sehingga dalam
pelaksanaannya yang diselidiki adalah perbedaan medan gravitasi dari suatu titik observasi terhadap titik
observasi lainnya. Metode gravitasi umumnya digunakan dalam eksplorasi jebakan minyak (oil trap). Disamping
itu metode ini juga banyak dipakai dalam eksplorasi mineral dan lainnya. Prinsip pada metode ini mempunyai
kemampuan dalam membedakan rapat massa suatu material terhadap lingkungan sekitarnya. Dengan demikian
struktur bawah permukaan dapat diketahui. Pengetahuan tentang struktur bawah permukaan ini penting untuk
perencanaan langkah-langkah eksplorasi baik minyak maupun meneral lainnya.
1. 1. Alat yang digunakan dalam metode gravity
Metode Gravity adalah salah satu metode eksplorasi dalam geofisika, yang memenfaatkan sifat daya tarik antar
benda yang didapat dari densitasnya, jadi prinsip eksplorasi dengan metode gravity ini yaitu mencari anomali
gravity pada subsurface.
Alat-alat yang digunakan dalam pengambilan data di darat adalah:

1. Gravimeter La Coste Romberg G-502


1. Piringan
2. GPS
3. Tali sebagai meteran jarak antar stasiun
4. Peta Geologi dan peta Topografi
5. Penunjuk Waktu
6. Alat tulis
7. Kamera
8. Pelindung Gravitimeter
10. Dan beberapa alat pendukung lainnya

Alat yang digunakan dalam pengambilan data di laut

1. Kapal laut yang memiliki navigasi dilengkapi dengan peralatan pendukung lainnya
2. Altimeter adalah alat untuk mengukur ketinggian suatu titik dari permukaan laut. Biasanya alat ini
digunakan untuk keperluan navigasi dalam penerbangan, pendakian, dan kegiatan yang berhubungan
dengan ketinggian. Seperti gambar dibawah ini.
3. Gravimeter La Coste Romberg G-502
4. GPS
1. langkah-langkah dalam melakukan pengukuran metode gravity
Hal-hal yang dilakukan terlebih dahulu sebelum melakukan pengukuran adalah sebagai berikut :

Kalibrasi terhadap data / titik pengukuran yang telah diketahui nilai gravitasi absolutnya, misalnya IGSN71

1. Melakukan pengikatan pada base camp terhadap titik IGSN71 terdekat yang telah diketahui nilai
ketinggian dan gravitasinya, dengan cara looping.
2. Bila perlu di base camp diamati variasi harian akibat pasang surut dan akibat faktor yang lainnya.
Setelah melakukan hal di atas barulah pengamatan yang sebenarnya dilakukan.
Pengukuran metoda gayaberat dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu: penentuan titik ikat dan pengukuran titik-titik
gayaberat. Sebelum survei dilakukan perlu menentukan terlebih dahulu base station, biasanya dipilih pada lokasi
yang cukup stabil, mudah dikenal dan dijangkau. Base station jumlahnya bisa lebih dari satu tergantung dari
keadaan lapangan. Masing-masing base station sebaiknya dijelaskan secara cermat dan terperinci meliputi
posisi, nama tempat, skala dan petunjuk arah. Base station yang baru akan diturunkan dari nilai gayaberat yang
mengacu dan terikat pada Titik Tinggi Geodesi (TTG) yang terletak di daerah penelitian. TTG tersebut pada
dasarnya telah terikat dengan jaringan Gayaberat Internasional atau International Gravity Standardization
Net, (IGSN 71). Base station berada di Hotel Sari Bakung kecamatan Menggala Kabupaten Tulang Bawang
Provinsi Lampung. Base station diturunkan dari TTG.2327 yang berada di pertigaan jalan terminal Panarakan-
Menggala-Panarakan depan kuburan, 800 m membesar dari km.121 TB;km.2 Menggala; km.20 Panarakan.
Penurunan tersebut dilakukan dengan metode kitaran/looping.
Pengukuran data lapangan meliputi pembacaan gravity meter juga penentuan posisi, waktu dan pembacaan
barometer serta suhu. Pengukuran gayaberat pada penelitian ini menggunakan alat gravity meter LaCoste &
Romberg type G.525 berketelitian 0,03 mGal/hari atau 0,1 mGal/bulan. Penentuan posisi dan waktu
menggunakan Global Positioning System (GPS) Garmin, sedangkan pengukuran ketinggian menggunakan
Barometer Aneroid Precission dan termometer. Pengukuran pada titik-titik survei dilakukan dengan metode
kitaran/looping dengan pola A-B-C-D-A, dengan A adalah salah satu cell center (CC) yang merupakan base
station setempat. Jarak antar titik pengukuran pada keadaan normal 5 km, tergantung dari medan yang akan
diukur dengan pertimbangan berdasarkan pada kecenderungan (trend) geologi di daerah survei.
Metode kitaran/looping diharapkan untuk menghilangkan kesalahan yang disebabkan oleh pergeseran
pembacaan gravity meter. Metode ini muncul dikarenakan alat yang digunakan selama melakukan pengukuran
akan mengalami guncangan, sehingga menyebabkan bergesernya pembacaan titik nol pada alat tersebut
1. 3. Pengolahan Data Gravity
Pemrosesan data gayaberat yang sering disebut juga dengan reduksi data gayaberat, secara umum dapat
dipisahkan menjadi dua macam, yaitu: proses dasar dan proses lanjutan. Proses dasar mencakup seluruh
proses berawal dari nilai pembacaan alat di lapangan sampai diperoleh nilai anomali Bouguer di setiap titik amat.
Proses tersebut meliputi tahap-tahap sebagai berikut: konversi pembacaan gravity meter ke nilai milligal, koreksi
apungan (drift correction), koreksi pasang surut (tidal correction), koreksi lintang (latitude correction), koreksi
udara bebas (free-air correction), koreksi Bouguer (sampai pada tahap ini diperoleh nilai anomali Bouguer
Sederhana (ABS) pada topografi.), dan koreksi medan (terrain correction). Pemrosesan data tersebut
menggunakan komputer dengan software MS. Excel. Proses lanjutan merupakan proses untuk mempertajam
kenampakan/gejala geologi pada daerah penyelidikan yaitu pemodelan dengan menggunakan software Surfer 8
dan GRAV2DC. Beberapa koreksi dan konversi yang dilakukan dalam pemrosesan data metoda gayaberat, dapat
dinyatakan sebagai berikut :
a. Konversi Pembacaan Gravity Meter
Pemrosesan data gayaberat dilakukan terhadap nilai pembacaan gravity meter untuk mendapatkan nilai anomali
Bouguer. Untuk memperoleh nilai anomali Bouguer dari setiap titik amat, maka dilakukan konversi pembacaan
gravity meter menjadi nilai gayaberat dalam satuan milligal. Untuk melakukan konversi memerlukan tabel
konversi dari gravity meter tersebut. Setiap gravity meter dilengkapi dengan tabel konversi.

Cara melakukan konversi adalah sebagai berikut:

1. Misal hasil pembacaan gravity meter 1714,360. Nilai ini diambil nilai bulat sampai ratusan yaitu 1700.
Dalam tabel konversi (Tabel 3.1) nilai 1700 sama dengan 1730,844 mGal.
2. Sisa dari hasil pembacaan yang belum dihitung yaitu 14,360 dikalikan dengan faktor interval yang
sesuai dengan nilai bulatnya, yaitu 1,01772 sehingga hasilnya menjadi 14,360 x 1,01772 = 14.61445 mGal.
3. Kedua perhitungan diatas dijumlahkan, hasilnya adalah (1730,844 + 14.61445) x CCF = 1746.222
mGal. Dimana CCF (Calibration Correction Factor) merupakan nilai kalibrasi alat Gravity meter LaCoste &
Romberg type G.525 sebesar 1.000437261.
Tabel 3.1 Kutipan contoh tabel konversi gravity meter type G.525.

Pembacaan Nilai Dalam Interval


Counter mGal Faktor

1600 1629.070 1.01774

1700 1730.844 1.01772

1800 1832.616 1.01770

b. Posisi dan Ketinggian


Penentuan posisi menggunakan GPS, sedangkan pengukuran ketinggian menggunakan barometer aneroid dan
termometer. Pengukuran ketinggian dilakukan secara diferensial yaitu dengan menggunakan dua buah barometer
dan termometer. Pengukuran tersebut dilakukan dengan menempatkan satu alat di base station sedangkan alat
yang lain dibawa untuk melakukan pengukuran pada setiap titik amat.
Adapun pemrosesan data posisi dan ketinggian sebagai berikut.

1. Pemrosesan Data GPS

Setiap kali pembacaan posisi titik amat langsung dapat diketahui dari bacaan tersebut, yaitu berupa bujur
(longitude) dan lintang (latitude). Posisi yang ditunjukan GPS dalam satuan derajat, menit dan detik. Maka perlu
melakukan konversi posisi dari satuan waktu ke dalam satuan derajat. Posisi ini selanjutnya digunakan untuk
menghitung koreksi lintang atau perhitungan normal.
2. Pemrosesan Data Barometer

Barometer merupakan alat ukur tekanan udara yang secara tidak langsung digunakan untuk mengukur beda
tinggi suatu tempat di permukaan bumi. Prinsip pengukuran ketinggian barometer didasarkan pada suatu
hubungan antara tekanan udara disuatu tempat dengan ketinggian tempat lainnya, yaitu dengan adanya tekanan
udara suatu tempat dipermukaan bumi sebanding dengan berat kolom udara vertikal yang berada diatasnya
(hingga batas atas atmosfer). Ketelitiaan pengukuran tinggi barometer sangat tergantung pada kondisi cuaca,
sebab keadaan tersebut akan mempengaruhi tekanan udara di suatu tempat. Perbedaan temperatur udara dan
kecepatan angin disuatu tempat akan menyebabkan tekanan udara naik turun (berfluktuasi), sehingga akan
menimbulkan kesalahan dalam beda tinggi antara dua tempat yang berbeda. Maka perlu dilakukan pengukuran
temperatur udara untuk menentukan koreksi temperatur yang harus diperhitungkan dalam penentuan beda tinggi,
sehingga akan memperkecil kesalahan (Subagio, 2002). Pengukuran ketinggiaan dengan menggunakan
barometer selain tergantung pada tekanan udara, dipengaruhi juga oleh beberapa parameter seperti temperatur
udara, kelembaban udara, posisi lintang titik amat, serta ketinggian titik ukur.
Dalam pemrosesan data metoda gayaberat terdapat beberapa tahapan dengan koreksi-koreksi diantaranya
adalah :

1. Koreksi Apungan (Drift Correction)


Koreksi ini dilakukan untuk menghilangkan pengaruh perubahan kondisi alat (gravity meter) terhadap nilai
pembacaan. Koreksi apungan muncul karena gravity meter selama digunakan untuk melakukan pengukuran
akan mengalami goncangan, sehingga akan menyebabkan bergesernya pembacaan titik nol pada alat tersebut.
Koreksi ini dilakukan dengan cara melakukan pengukuran dengan metode looping, yaitu dengan pembacaan
ulang pada titik ikat (base station) dalam satu kali looping, sehingga nilai penyimpangannya diketahui. Besarnya
koreksi Drift dirumuskan sebagai berikut
drift

dengan g adalah medan gravitasi hasil pengukuran (mGal).

2. Koreksi Pasang Surut (Tidal Correction)


Koreksi ini adalah untuk menghilangkan gaya tarik yang dialami bumi akibat bulan dan matahari, sehingga di
permukaan bumi akan mengalami gaya tarik naik turun. Hal ini akan menyebabkan perubahan nilai medan
gravitasi di permukaan bumi secara periodik. Koreksi pasang surut juga tergantung dari kedudukan bulan dan
matahari terhadap bumi. Koreksi tersebut dihitung berdasarkan perumusan Longman (1965) yang telah dibuat
dalam sebuah paket program komputer. Koreksi ini selalu ditambahkan terhadap nilai pengukuran, dari koreksi
akan diperoleh nilai medan gravitasi di permukaan topografi yang terkoreksi drift dan pasang surut,
3. Koreksi Lintang (Latitude Correction)
Koreksi lintang digunakan untuk mengkoreksi gayaberat di setiap lintang geografis karena gayaberat tersebut
berbeda, yang disebabkan oleh adanya gaya sentrifugal dan bentuk ellipsoide. Dari koreksi ini akan diperoleh
anomali medan gayaberat. Medan anomali tersebut merupakan selisih antara medan gayaberat observasi
dengan medan gayaberat teoritis (gayaberat normal).

Menurut (Sunardy, A.C., 2005) gayaberat normal adalah harga gayaberat teoritis yang mengacu pada permukaan
laut rata-rata sebagai titik awal ketinggian dan merupakan fungsi dari lintang geografi. Medan gayaberat teoritis
diperoleh berdasarkan rumusan-rumusan secara teoritis, maka untuk koreksi ini menggunakan rumusan medan
gayaberat teoris pada speroid referensi (z = 0) yang ditetapkan oleh The International of Geodesy (IAG) yang
diberi nama Geodetic Reference System 1967 (GRS 67) sebagai fungsi lintang (Burger, 1992),
4. Koreksi Ketinggian

Koreksi ini digunakan untuk menghilang perbedaan gravitasi yang dipengaruhi oleh perbedaan ketinggian dari
setiap titik amat. Koreksi ketinggian terdiri dari dua macam yaitu

a) Koreksi Udara Bebas (free-air correction)


b) Koreksi Bouguer

a) Koreksi Udara Bebas (free-air correction)


Koreksi udara bebas merupakan koreksi akibat perbedaan ketinggian sebesar h dengan mengabaikan adanya
massa yang terletak diantara titik amat dengan sferoid referensi. Koreksi ini dilakukan untuk mendapatkan
anomali medan gayaberat di topografi. Untuk mendapat anomali medan gayaberat di topografi maka medan
gayaberat teoritis dan medan gayaberat observasi harus sama-sama berada di topografi, sehingga koreksi ini
perlu dilakukan. Koreksi udara bebas dinyatakan secara metematis dengan rumus :

FAC =0.3085h mGal

dimana h adalah beda ketinggian antara titik amat gayaberat dari sferoid referensi (dalam meter).

Setelah dilakukan koreksi tersebut maka akan didapatkan anomali udara bebas di topografi yang dapat
dinyatakan dengan rumus :

FAA =gobs-g(f) +FAC mGal

dimana :

FAA: anomali medan gayaberat udara bebas di topografi (mGal)

Gobs: medan gayaberat observasi di topografi (mGal)

G(f): medan gayaberat teoritis pada posisi titik amat (mGal)

FAC : koreksi udara bebas (mGal)

b). Koreksi Bouguer

Bouguer Correction adalah harga gaya berat akibat massa di antara referensi antara bidang referensi muka air
laut samapi titik pengukuran sehingga nilai gobservasi bertambah. Setelah dilakukan koreksi-koreksi terhadap
data percepatan gravitasi hasil pengukuran (koreksi latitude, elevasi, dan topografi) maka diperoleh anomali
percepatan gravitasi (anomali gravitasi Bouguer lengkap) yaitu :
gBL = gobs g() + gFAgB + gT

dimana :

gobs = medan gravitasi observasi yang sudah dikoreksi pasang surut


g() = Koreksi latitude
gFA = Koreksi udara bebas (Free Air Effect)
gB = Koreksi Bouguer
gT = Koreksi topografi (medan)

Dengan memasukan harga-harga numerik yang sudah diketahui,

gBL = gobs g() + 0.094h (0.01277h T)

5. Koreksi Medan (Terrain Corection)


Koreksi medan digunakan untuk menghilangkan pengaruh efek massa disekitar titik observasi. Adanya bukit dan
lembah disekitar titik amat akan mengurangi besarnya medan gayaberat yang sebenarnya. Karena efek tersebut
sifatnya mengurangi medan gayaberat yang sebenarnya di titik amat maka koreksi medan harus ditambahkan
terhadap nilai medan gayaberat.

Anomali Bouguer

Nilai anomali Bouguer lengkap dapat diperoleh dari nilai anomali Bouguer sederhana yang telah terkoreksi
medan, Merupakan anomali yang dicari dengan cara mereduksi hasil pengukuran lapangan dengan koreksi-
koreksi seperti yang telah diuraikan di atas.

Dg = {Dgobs DgF + (3,086 0,4191r) h + Tr} gu


Referensi
http://en.wikipedia.org/wiki/Bouguer_anomaly (diakses tgl 05 maret 2012 pukul 23.40)
http://cakrawala-upi.blogspot.com/2011/05/metode-gravity-eksplorasi-geofisika.html (diakses tgl 04 maret 2012
pukul 11.20)
http://geofisika-ceria.blogspot.com/2010/12/metode-metode-geofisika.html (diakses tgl 04 maret 2012 pukul
20.00)
http://geofisika-cme.blogspot.com/p/gravity.html (diakses tgl 05 maret 2012 pukul 21.30)
http://ilmupertambangan.info/2011/10/30/eksplorasi-geofisika.htm (diakses tgl 05 maret 2012 pukul 21.00)
http://metoda-gravitasi-prosedurpenelitian.blogspot.com/ (diakses tgl 05 maret 2012 pukul 22.00)
Metode gravity

Dilakukan untuk menyelidiki keadaan bawah permukaan berdasarkan perbedaan rapat masa cebakan mineral
dari daerah sekeliling (r=gram/cm3). Metode ini adalah metode geofisika yang sensitive terhadap perubahan
vertikal, oleh karena itu metode ini disukai untuk mempelajari kontak intrusi, batuan dasar, struktur geologi,
endapan sungai purba, lubang di dalam masa batuan, shaff terpendam dan lain-lain. Eksplorasi biasanya
dilakukan dalam bentuk kisi atau lintasan penampang. Perpisahan anomali akibat rapat masa dari kedalaman
berbeda dilakukan dengan menggunakan filter matematis atau filter geofisika. Di pasaran sekarang didapat alat
gravimeter dengan ketelitian sangat tinggi (mgal), dengan demikian anomali kecil dapat dianalisa. Hanya saja
metode penguluran data, harus dilakukan dengan sangat teliti untuk mendapatkan hasil yang akurat.
Pengukuran ini dapat dilakukan dipermukaan bumi, di kapal maupun diudara. Dalam metode ini yang dipelajari
adalah variasi medan gravitasi akibat variasi rapat massa batuan di bawah permukaan sehingga dalam
pelaksanaannya yang diselidiki adalah perbedaan medan gravitasi dari suatu titik observasi terhadap titik
observasi lainnya. Metode gravitasi umumnya digunakan dalam eksplorasi jebakan minyak (oil trap). Disamping
itu metode ini juga banyak dipakai dalam eksplorasi mineral dan lainnya. Prinsip pada metode ini mempunyai
kemampuan dalam membedakan rapat massa suatu material terhadap lingkungan sekitarnya. Dengan demikian
struktur bawah permukaan dapat diketahui. Pengetahuan tentang struktur bawah permukaan ini penting untuk
perencanaan langkah-langkah eksplorasi baik minyak maupun meneral lainnya.
1. 1. Alat yang digunakan dalam metode gravity
Metode Gravity adalah salah satu metode eksplorasi dalam geofisika, yang memenfaatkan sifat daya tarik antar
benda yang didapat dari densitasnya, jadi prinsip eksplorasi dengan metode gravity ini yaitu mencari anomali
gravity pada subsurface.
Alat-alat yang digunakan dalam pengambilan data di darat adalah:

1. Gravimeter La Coste Romberg G-502


1. Piringan
2. GPS
3. Tali sebagai meteran jarak antar stasiun
4. Peta Geologi dan peta Topografi
5. Penunjuk Waktu
6. Alat tulis
7. Kamera
8. Pelindung Gravitimeter
10. Dan beberapa alat pendukung lainnya

Alat yang digunakan dalam pengambilan data di laut

1. Kapal laut yang memiliki navigasi dilengkapi dengan peralatan pendukung lainnya
2. Altimeter adalah alat untuk mengukur ketinggian suatu titik dari permukaan laut. Biasanya alat ini
digunakan untuk keperluan navigasi dalam penerbangan, pendakian, dan kegiatan yang berhubungan
dengan ketinggian. Seperti gambar dibawah ini.
3. Gravimeter La Coste Romberg G-502
4. GPS
1. langkah-langkah dalam melakukan pengukuran metode gravity
Hal-hal yang dilakukan terlebih dahulu sebelum melakukan pengukuran adalah sebagai berikut :

Kalibrasi terhadap data / titik pengukuran yang telah diketahui nilai gravitasi absolutnya, misalnya IGSN71

1. Melakukan pengikatan pada base camp terhadap titik IGSN71 terdekat yang telah diketahui nilai
ketinggian dan gravitasinya, dengan cara looping.
2. Bila perlu di base camp diamati variasi harian akibat pasang surut dan akibat faktor yang lainnya.
Setelah melakukan hal di atas barulah pengamatan yang sebenarnya dilakukan.
Pengukuran metoda gayaberat dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu: penentuan titik ikat dan pengukuran titik-titik
gayaberat. Sebelum survei dilakukan perlu menentukan terlebih dahulu base station, biasanya dipilih pada lokasi
yang cukup stabil, mudah dikenal dan dijangkau. Base station jumlahnya bisa lebih dari satu tergantung dari
keadaan lapangan. Masing-masing base station sebaiknya dijelaskan secara cermat dan terperinci meliputi
posisi, nama tempat, skala dan petunjuk arah. Base station yang baru akan diturunkan dari nilai gayaberat yang
mengacu dan terikat pada Titik Tinggi Geodesi (TTG) yang terletak di daerah penelitian. TTG tersebut pada
dasarnya telah terikat dengan jaringan Gayaberat Internasional atau International Gravity Standardization
Net, (IGSN 71). Base station berada di Hotel Sari Bakung kecamatan Menggala Kabupaten Tulang Bawang
Provinsi Lampung. Base station diturunkan dari TTG.2327 yang berada di pertigaan jalan terminal Panarakan-
Menggala-Panarakan depan kuburan, 800 m membesar dari km.121 TB;km.2 Menggala; km.20 Panarakan.
Penurunan tersebut dilakukan dengan metode kitaran/looping.
Pengukuran data lapangan meliputi pembacaan gravity meter juga penentuan posisi, waktu dan pembacaan
barometer serta suhu. Pengukuran gayaberat pada penelitian ini menggunakan alat gravity meter LaCoste &
Romberg type G.525 berketelitian 0,03 mGal/hari atau 0,1 mGal/bulan. Penentuan posisi dan waktu
menggunakan Global Positioning System (GPS) Garmin, sedangkan pengukuran ketinggian menggunakan
Barometer Aneroid Precission dan termometer. Pengukuran pada titik-titik survei dilakukan dengan metode
kitaran/looping dengan pola A-B-C-D-A, dengan A adalah salah satu cell center (CC) yang merupakan base
station setempat. Jarak antar titik pengukuran pada keadaan normal 5 km, tergantung dari medan yang akan
diukur dengan pertimbangan berdasarkan pada kecenderungan (trend) geologi di daerah survei.
Metode kitaran/looping diharapkan untuk menghilangkan kesalahan yang disebabkan oleh pergeseran
pembacaan gravity meter. Metode ini muncul dikarenakan alat yang digunakan selama melakukan pengukuran
akan mengalami guncangan, sehingga menyebabkan bergesernya pembacaan titik nol pada alat tersebut
1. 3. Pengolahan Data Gravity
Pemrosesan data gayaberat yang sering disebut juga dengan reduksi data gayaberat, secara umum dapat
dipisahkan menjadi dua macam, yaitu: proses dasar dan proses lanjutan. Proses dasar mencakup seluruh
proses berawal dari nilai pembacaan alat di lapangan sampai diperoleh nilai anomali Bouguer di setiap titik amat.
Proses tersebut meliputi tahap-tahap sebagai berikut: konversi pembacaan gravity meter ke nilai milligal, koreksi
apungan (drift correction), koreksi pasang surut (tidal correction), koreksi lintang (latitude correction), koreksi
udara bebas (free-air correction), koreksi Bouguer (sampai pada tahap ini diperoleh nilai anomali Bouguer
Sederhana (ABS) pada topografi.), dan koreksi medan (terrain correction). Pemrosesan data tersebut
menggunakan komputer dengan software MS. Excel. Proses lanjutan merupakan proses untuk mempertajam
kenampakan/gejala geologi pada daerah penyelidikan yaitu pemodelan dengan menggunakan software Surfer 8
dan GRAV2DC. Beberapa koreksi dan konversi yang dilakukan dalam pemrosesan data metoda gayaberat, dapat
dinyatakan sebagai berikut :
a. Konversi Pembacaan Gravity Meter
Pemrosesan data gayaberat dilakukan terhadap nilai pembacaan gravity meter untuk mendapatkan nilai anomali
Bouguer. Untuk memperoleh nilai anomali Bouguer dari setiap titik amat, maka dilakukan konversi pembacaan
gravity meter menjadi nilai gayaberat dalam satuan milligal. Untuk melakukan konversi memerlukan tabel
konversi dari gravity meter tersebut. Setiap gravity meter dilengkapi dengan tabel konversi.

Cara melakukan konversi adalah sebagai berikut:

1. Misal hasil pembacaan gravity meter 1714,360. Nilai ini diambil nilai bulat sampai ratusan yaitu 1700.
Dalam tabel konversi (Tabel 3.1) nilai 1700 sama dengan 1730,844 mGal.
2. Sisa dari hasil pembacaan yang belum dihitung yaitu 14,360 dikalikan dengan faktor interval yang
sesuai dengan nilai bulatnya, yaitu 1,01772 sehingga hasilnya menjadi 14,360 x 1,01772 = 14.61445 mGal.
3. Kedua perhitungan diatas dijumlahkan, hasilnya adalah (1730,844 + 14.61445) x CCF = 1746.222
mGal. Dimana CCF (Calibration Correction Factor) merupakan nilai kalibrasi alat Gravity meter LaCoste &
Romberg type G.525 sebesar 1.000437261.
Tabel 3.1 Kutipan contoh tabel konversi gravity meter type G.525.

Pembacaan Nilai Dalam Interval


Counter mGal Faktor

1600 1629.070 1.01774


1700 1730.844 1.01772

1800 1832.616 1.01770

b. Posisi dan Ketinggian


Penentuan posisi menggunakan GPS, sedangkan pengukuran ketinggian menggunakan barometer aneroid dan
termometer. Pengukuran ketinggian dilakukan secara diferensial yaitu dengan menggunakan dua buah barometer
dan termometer. Pengukuran tersebut dilakukan dengan menempatkan satu alat di base station sedangkan alat
yang lain dibawa untuk melakukan pengukuran pada setiap titik amat.
Adapun pemrosesan data posisi dan ketinggian sebagai berikut.

1. Pemrosesan Data GPS

Setiap kali pembacaan posisi titik amat langsung dapat diketahui dari bacaan tersebut, yaitu berupa bujur
(longitude) dan lintang (latitude). Posisi yang ditunjukan GPS dalam satuan derajat, menit dan detik. Maka perlu
melakukan konversi posisi dari satuan waktu ke dalam satuan derajat. Posisi ini selanjutnya digunakan untuk
menghitung koreksi lintang atau perhitungan normal.
2. Pemrosesan Data Barometer

Barometer merupakan alat ukur tekanan udara yang secara tidak langsung digunakan untuk mengukur beda
tinggi suatu tempat di permukaan bumi. Prinsip pengukuran ketinggian barometer didasarkan pada suatu
hubungan antara tekanan udara disuatu tempat dengan ketinggian tempat lainnya, yaitu dengan adanya tekanan
udara suatu tempat dipermukaan bumi sebanding dengan berat kolom udara vertikal yang berada diatasnya
(hingga batas atas atmosfer). Ketelitiaan pengukuran tinggi barometer sangat tergantung pada kondisi cuaca,
sebab keadaan tersebut akan mempengaruhi tekanan udara di suatu tempat. Perbedaan temperatur udara dan
kecepatan angin disuatu tempat akan menyebabkan tekanan udara naik turun (berfluktuasi), sehingga akan
menimbulkan kesalahan dalam beda tinggi antara dua tempat yang berbeda. Maka perlu dilakukan pengukuran
temperatur udara untuk menentukan koreksi temperatur yang harus diperhitungkan dalam penentuan beda tinggi,
sehingga akan memperkecil kesalahan (Subagio, 2002). Pengukuran ketinggiaan dengan menggunakan
barometer selain tergantung pada tekanan udara, dipengaruhi juga oleh beberapa parameter seperti temperatur
udara, kelembaban udara, posisi lintang titik amat, serta ketinggian titik ukur.
Dalam pemrosesan data metoda gayaberat terdapat beberapa tahapan dengan koreksi-koreksi diantaranya
adalah :

1. Koreksi Apungan (Drift Correction)


Koreksi ini dilakukan untuk menghilangkan pengaruh perubahan kondisi alat (gravity meter) terhadap nilai
pembacaan. Koreksi apungan muncul karena gravity meter selama digunakan untuk melakukan pengukuran
akan mengalami goncangan, sehingga akan menyebabkan bergesernya pembacaan titik nol pada alat tersebut.
Koreksi ini dilakukan dengan cara melakukan pengukuran dengan metode looping, yaitu dengan pembacaan
ulang pada titik ikat (base station) dalam satu kali looping, sehingga nilai penyimpangannya diketahui. Besarnya
koreksi Drift dirumuskan sebagai berikut
drift

dengan g adalah medan gravitasi hasil pengukuran (mGal).

2. Koreksi Pasang Surut (Tidal Correction)


Koreksi ini adalah untuk menghilangkan gaya tarik yang dialami bumi akibat bulan dan matahari, sehingga di
permukaan bumi akan mengalami gaya tarik naik turun. Hal ini akan menyebabkan perubahan nilai medan
gravitasi di permukaan bumi secara periodik. Koreksi pasang surut juga tergantung dari kedudukan bulan dan
matahari terhadap bumi. Koreksi tersebut dihitung berdasarkan perumusan Longman (1965) yang telah dibuat
dalam sebuah paket program komputer. Koreksi ini selalu ditambahkan terhadap nilai pengukuran, dari koreksi
akan diperoleh nilai medan gravitasi di permukaan topografi yang terkoreksi drift dan pasang surut,
3. Koreksi Lintang (Latitude Correction)
Koreksi lintang digunakan untuk mengkoreksi gayaberat di setiap lintang geografis karena gayaberat tersebut
berbeda, yang disebabkan oleh adanya gaya sentrifugal dan bentuk ellipsoide. Dari koreksi ini akan diperoleh
anomali medan gayaberat. Medan anomali tersebut merupakan selisih antara medan gayaberat observasi
dengan medan gayaberat teoritis (gayaberat normal).

Menurut (Sunardy, A.C., 2005) gayaberat normal adalah harga gayaberat teoritis yang mengacu pada permukaan
laut rata-rata sebagai titik awal ketinggian dan merupakan fungsi dari lintang geografi. Medan gayaberat teoritis
diperoleh berdasarkan rumusan-rumusan secara teoritis, maka untuk koreksi ini menggunakan rumusan medan
gayaberat teoris pada speroid referensi (z = 0) yang ditetapkan oleh The International of Geodesy (IAG) yang
diberi nama Geodetic Reference System 1967 (GRS 67) sebagai fungsi lintang (Burger, 1992),
4. Koreksi Ketinggian

Koreksi ini digunakan untuk menghilang perbedaan gravitasi yang dipengaruhi oleh perbedaan ketinggian dari
setiap titik amat. Koreksi ketinggian terdiri dari dua macam yaitu

a) Koreksi Udara Bebas (free-air correction)


b) Koreksi Bouguer

a) Koreksi Udara Bebas (free-air correction)


Koreksi udara bebas merupakan koreksi akibat perbedaan ketinggian sebesar h dengan mengabaikan adanya
massa yang terletak diantara titik amat dengan sferoid referensi. Koreksi ini dilakukan untuk mendapatkan
anomali medan gayaberat di topografi. Untuk mendapat anomali medan gayaberat di topografi maka medan
gayaberat teoritis dan medan gayaberat observasi harus sama-sama berada di topografi, sehingga koreksi ini
perlu dilakukan. Koreksi udara bebas dinyatakan secara metematis dengan rumus :

FAC =0.3085h mGal

dimana h adalah beda ketinggian antara titik amat gayaberat dari sferoid referensi (dalam meter).

Setelah dilakukan koreksi tersebut maka akan didapatkan anomali udara bebas di topografi yang dapat
dinyatakan dengan rumus :

FAA =gobs-g(f) +FAC mGal

dimana :

FAA: anomali medan gayaberat udara bebas di topografi (mGal)

Gobs: medan gayaberat observasi di topografi (mGal)

G(f): medan gayaberat teoritis pada posisi titik amat (mGal)

FAC : koreksi udara bebas (mGal)


b). Koreksi Bouguer

Bouguer Correction adalah harga gaya berat akibat massa di antara referensi antara bidang referensi muka air
laut samapi titik pengukuran sehingga nilai gobservasi bertambah. Setelah dilakukan koreksi-koreksi terhadap
data percepatan gravitasi hasil pengukuran (koreksi latitude, elevasi, dan topografi) maka diperoleh anomali
percepatan gravitasi (anomali gravitasi Bouguer lengkap) yaitu :

gBL = gobs g() + gFAgB + gT

dimana :

gobs = medan gravitasi observasi yang sudah dikoreksi pasang surut


g() = Koreksi latitude
gFA = Koreksi udara bebas (Free Air Effect)
gB = Koreksi Bouguer
gT = Koreksi topografi (medan)

Dengan memasukan harga-harga numerik yang sudah diketahui,

gBL = gobs g() + 0.094h (0.01277h T)

5. Koreksi Medan (Terrain Corection)


Koreksi medan digunakan untuk menghilangkan pengaruh efek massa disekitar titik observasi. Adanya bukit dan
lembah disekitar titik amat akan mengurangi besarnya medan gayaberat yang sebenarnya. Karena efek tersebut
sifatnya mengurangi medan gayaberat yang sebenarnya di titik amat maka koreksi medan harus ditambahkan
terhadap nilai medan gayaberat.

Anomali Bouguer

Nilai anomali Bouguer lengkap dapat diperoleh dari nilai anomali Bouguer sederhana yang telah terkoreksi
medan, Merupakan anomali yang dicari dengan cara mereduksi hasil pengukuran lapangan dengan koreksi-
koreksi seperti yang telah diuraikan di atas.

Dg = {Dgobs DgF + (3,086 0,4191r) h + Tr} gu


Referensi
http://en.wikipedia.org/wiki/Bouguer_anomaly (diakses tgl 05 maret 2012 pukul 23.40)
http://cakrawala-upi.blogspot.com/2011/05/metode-gravity-eksplorasi-geofisika.html (diakses tgl 04 maret 2012
pukul 11.20)
http://geofisika-ceria.blogspot.com/2010/12/metode-metode-geofisika.html (diakses tgl 04 maret 2012 pukul
20.00)
http://geofisika-cme.blogspot.com/p/gravity.html (diakses tgl 05 maret 2012 pukul 21.30)
http://ilmupertambangan.info/2011/10/30/eksplorasi-geofisika.htm (diakses tgl 05 maret 2012 pukul 21.00)
http://metoda-gravitasi-prosedurpenelitian.blogspot.com/ (diakses tgl 05 maret 2012 pukul 22.00)

Вам также может понравиться