Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
Dalam penulisan makalah ini rumusan masalah yang akan d kaji diantaranya:
1. Apa konsep dasar tentang negara ?
2. Apa teori tentang terbentuknya negara ?
3. Apa bentuk-bentuk negara ?
4. Apa hubungan negara dengan warga negara ?
5. Apa hubungan agama dengan negara ?
6. Apa hubungan agama dan negara di negara- negara muslim ?
7. Apa hubungan agama dan negara di eropa dan amerika ?
8. Apa hubungan negara dan agama pengalaman islam indonesia ?
9. Apa islam dan negara orde baru ?
10. Bagaimana membangun demokrasi dan mencegah disentegrasi bangsa ?
1.3 TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui konsep dasar negara ?
2. Untuk mengetahui teori terbentuknya negara ?
3. Untuk mengetahui bentuk-bentuk negara ?
4. Untuk mengetahui hubungan negara dengan warga negara
5. Untuk mengetahui hubungan agama dengan negara ?
6. Untuk mengetahui hubungan agama dan negara di negara-negara muslim ?
7. Untuk mengetahui hubungan agama dan nergara di eropa dan amerika ?
8. Untuk mengetahui Hubungan negara dan agama pengalaman islam indonesia ?
9. Untuk mengetahui islam dan negara orde baru ?
10. Untuk mengetahui bagaimana hubungan demokrasi dan mencegah disentegrasi
bangsa ?
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Negara
Istilah negara merupakan terjemahan dari beberapa kata asing : state (Inggris),
staat (Belanda dan Jerman) atau etat (Prancis) .Kata-kata tersebut berasal dari bahasa latin
status atau statum yang berarti keadaan yang tegak dan tetap atau sesuatu yang memiliki
sifat-sifat yang tegak dan tetap.
Secara terminologi, negara berarti organisasi tertinggi diantara satu kelompok
masyarakat yang mempunyai cita-cita untuk bersatu, hidup di dalam suatu kawasan dan
mempunyai pemerintahan yang berdaulat.Pengertian ini mengandung nilai konstitutif dari
sebuah negara berdaulat yang pada dasarnya memiliki masyarakat, wilayah dan pemerintahan
yang berdaulat.
Menurut Harold J.Laski negara adalah perpaduan antara alat dan wewenang yang
mengatur dan mengendalikan persoalan-persoalan bersama,negara seperti yang diungkapkan
tokoh ini sering pula dipandang sebagai suatu masyarakat yang diintegrasikan karena
mempunyai wewenang yang bersifat memaksa dan yang secara sah lebih agung dari individu
atau kelompok yang merupakan bagian dari masyarakat itu.Sedangkan menurut Roger
H.Soltau negara identik dengan hak dan wewenang.
1
Menurut Max weber negara merupakan sebuah masyarakat yang mempunyai
monopoli dalam penggunaan kekerasan fisik secara sah dalam suatu wilayah.Sejalan dengan
pandangan ini,Robert M.Mac Iver mengungkapkan bahwa negara adalah asosiasi yang
menyelenggarakan ketertiban suatu masyarakat dalam suatu wilayah melalui sebuah sistem
hukum yang diselenggarakan oleh sebuah pemerintah dengan maksud memberikan
wewenang untuk memaksa.
Menurut kebanyakan ahli politik Islam modern, tidak ditemukan rumusan yang pasti
atau qathi tentang konsep negara.Al-Quran dan Sunnah tidak secara tersurat mendefinisikan
model negara dalam Islam.2selain itu , konsep dasar islam tentang negara juga berasal dari 3
paradigma yaitu :
a. Paradigma tentang teori khalifah yang dipraktekan sesudah Rasulullah saw
b. Paradigma yang bersumber dari teori imamah dalam paham aslam syiah
c. Paradigma yang bersumber dari teori imamah atau pemerintahan
2. Tujuan negara
3
Sebagai sebuah organisasi kekuasaan dari kumpulan orang-orang yang
mendiaminya, negara harus memiliki tujuan yang disepakati bersama. Tujuan sebuah
negara dapat bermacam-macam , antara lain :
1 Hidayat, komaruddin dan azyumardi azra,m.a Demokrasi hak asasi manusia dan masyarakat
madani , jakarta (icce) uin syarif hidayatullah jakarta 2006
Dalam konsep dan ajaran Plato tujuan adanya negara adalah untuk memajukan
kesusilaan manusia, sebagai perseorangan dan sebagai makhluk sosial.Sedangkan menurut
Thomas Aquinas dan Agustinus tujuan negara adalah untuk mencapai penghidupan dan
kehidupan aman dan tenteram dengan taat kepada dan dibawah pimpinan Tuhan.Pemimpin
negara menjalankan kekuasaannya hanya berdasarkan kekuasaan Tuhan yang diberikan
kepadanya.
Dalam konteks negara indonesia , tujuan negara (sesuai dengan pembukaan UUD
1945 ) adalah untuk memajukan kesejahteraan umm, mencerdaskan kehidupan bangsa dan
ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan , perdamaian abadi dan
keadilan sosioal .
3. Unsur-unsur Negara
Dalam rumusan konvensi montevideo tahun 1933 disebutkan bahwa suatu negara
harus memiliki 3 unsur peting yaitu rakyat,wilayah dan pemerintah . Menurut mac Iver ada 3
unsur pokok yaitu pemerintah, komunikasi atau rakyat dan wilayah tertentu .
Rakyat dalam pengertian keberadaan suatu negara adalah sekumpulan manusia yang
dipersatukan oleh suatu rasa persamaan dan bersama-sama mendiami suatu wilayah tertentu .
tidak bisa dibayangkan jika ada suatu negara tanpa rakyat .
b. Wilayah
Wilayah adalah unsur negara yang harus terpenuhi karena tidak mungkin ada negara
tanpa ada batas-batas teritorial yang jelas . secara umum wilayah dalam sebuah negara
biasanya mencakup daratan, perairan ( samudra, laut dan sungai ) dan udara .
c. Pemerintah
4 Ubaedillah,a dan abdul rozak . Demokrasi, HAM dan masyarakat madani edisi
revisi 2006
Pemerintah adalah alat kelengkapan negara yang bertugas memimpin organisasi
negara untuk mencapai tujuan bersama didirikannya sebuah negara .
Ada dua macam pengakuan atas suatu negara , yakni pengakuan de facto dan
penakuan de jure .
1) Pengakuan de facto
Yaitu,pengakuan atas fakta adanya negara. Dudasari adanya fakta bahwa suatu
masyarakat politik telah memenuhi tiga unsur utama ( wilayah , rakyat , dan pemerintah yang
berdaulat ) .
2) Pengakuan de jure
Merupakan pengakuan akan sahnya suatu negara atas dasar pertimbangan yuridis
menurut hukum .
Menurut teori ini negara diletakkan untuk tidak berpotensi menjadi negara tiranik,
karena keberlangsungannya bersandar pada kontrak-kontrak sosial antara warga negara
dengan lembaga negara. Teori ini beranggapan bahwa negara dibentuk berdasarkan
perjanjian-perjanjian masyarakat dalam tradisi sosial masyarakat Barat. Penganut pemikiran
ini antara lain .
Menurutnya kehidupan manusia terpisah dalam dua zaman yaitu keadaan sebelum ada
negara dan setelah ada negara. Hobbes berpendapat bahwa dibutuhkan kontrak individu-
individu yang hidup sebelum ada negara yang berjanji akan menyerahkan kodrat yang
dimilikinya kepada sebuah badan yang disebut negara. Bagi Hobbes hanya terdapat stu
macam perjanjian, yaitu pactum subjectionis atau suatu perjanjian untuk menyerahkan semua
5 http://fitrirahmiku.blogspot.com/2012/12/makalah-kewarganegaraan-
membangun.html
hak-hak kodrat sekaligus pemberian kekuasaan secara penuh agar tidak dapat ditandingi oleh
kekuasaan apapun.
2. John locke ( 1632-1704)
Dalam pandangannya dasar pemikiran kontrak sosial antar negara dan warga negara
merupakan suatu peringatan bahwa kekuasaan pemimpin tidak pernah mutlak, tetapi selalu
terbatas. Hal ini disebabkan karena dalam melakukan perjanjian warga negara tersebut tidak
menyerahkan seluruh hak-hak alamiah mereka. Terdapat hak-hak alamiah yang merupakan
hak asasi manusia yang tidak dpat dilepskan, sekalipun oleh masing-masing individu.
3. Jean jacques rousseau (1712-1778)
J.J Rousseau mengenal satu jenis perjanjian yaitu pactum unionis. Perjanjian ini
merupakan bentuk perjanjian masyarakat yang sebenarnya. Menurutnya pemerintah tidak
mempunyai dasar kontraktual, melainkan hanya organisasi politiklah yang dibentuk melalui
kontrak. Rousseau dikenal sebagai peletak dasar bentuk negara yang kedaulatannya berada di
tangan rakyat melalui perwakilan organisasi politik mereka.
1. Negara Kesatuan 6
Bentuk suatu negara yang merdeka dan berdaulat dengan suatu pemerintahan pusat
yang berkuasa dan mengatur seluruh daerah.Dalam pelaksanaannya negara kesatuan ini
dibagi ke dalam dua macam sistem pemerintahan, yaitu :
a. Negara kesatuan dengan sistem sentralisasi
Negara dan warga negara mempunyai hubungan timbal balik yang harus dijalankan
secara selaras.Dalam kodrat nya sebagai warga negara, seseorang harus menjalankan aturan-
aturan yang ada di negara agar tercipta suatu negara yang harmonis.Sebaliknya, negara
berkewajiban melindungi hak-hak warganya dan memenuhi segala kebutuhan warganya agar
warga negara dapat hidup layak dan sejahtera.
1. Arab Saudi
Negara ini mempunyai bentuk Negara kerajaan, bahkan bisa disebut dengan monarki
absolute.Kerajaan Arab Saudi menjadikan Quran sebagai undang-undang dasar Negara,
sementara system hukum dasarnya adalah dengan ulama-ulama sebagai hakim-hakim dan
penasehat-penasehat hukumnya.Di negeri yang berideologi seperti ini keberadaan partai
politik dilarang dan tidak dikenal pemilihan umum.
Hubungan agama Islam dan Negara Arab Saudi dapat dikatakan sebagai hubungan
yang integralistik karena menjadikan agama Islam sebagai agama resmi Negara sekaligus
sebagai system politik, hukum dan ekonomi dan budaya.
2. Pakistan
Negara ini didirikan pada tahun 1947 dan menetapkan konstitusi pertamanya pada
tahun 1956 sebagai Republik Islam.Sebagaimana bentuk Negara republic pada umumnya,
Negara ini dipimpin oleh seorang presiden yang dipilih berdasarkan partai politik.Dewan
perwakilan rakyat nya juga dipilih melalui pemilu yang diadakan secara periodic yang
diikuti oleh banyak partai politik.Mayoritas agama di Negara ini adalah Islam.Di Negara
Pakistan ini sering terjadi persaingan sengit antara kelompok Islam dengan kelompok social
lainnya.
3. Iran
Pasca revolusi di Iran, Negara ini mencoba membangun Negara agama sebagai
kekuatan utamanya.Perubahan konstitusional dan institusional yans substantive dilakukan
melalui pemilihan umum.Referendum pada Maret mengubah pemerintahan monarki dari
Republik Iran menjadi Republik Islam.Majelis ahli yang didominasi oleh agama, dipilih
untuk membuat rancangan konstitusi yang akan disahkan melalui referendum
rakyat.Pemerintahan Iran menggunakan konsep Wilayatul taqih atau pemerintahan oleh ahli
Hubungan agama dan negara di amerika dan di eropa adalah sebuah sejarah panjang yang
sangat panjang dan menarik untuk disimak. Negara-negaradi Eropa menerapkan secara ketat
apa yang disebut dengan sekularisasi, yakni pemisahan secara tegas antaraperan agama dan
politik. Praktek dan kewnangan politik sepenuhnya diserahkan kepada negara yang
sedangkan agama memiliki kewenangan hanya untuk mengurus gereja,tidak lebih.
Akhir dari perdabatan sidang BPUPKI berakhir dengan kesediaan kalangan nasionalis
muslim untuk tidak memasakan kehendak mereka menjadi islam sebagai dasar Negara
Indonesia. Demi persatuan dan kesatuan serta terselenggaraanya kemerdekaan bangsa
Indonesia dari kenceman penjajah , mereka menerima konsep Negara yang diajukan oleh
kalangan nasionalis, sekuler dengan catatn Negara menjamin di jalankanya syariat islam bagi
pemeluk islam diindonesia. Hasil kompromi antara kelompok nasionalis muslim dengan
kelompok nasionalis sekuler dikenal dengan nama the gentlemen agreemen yang tertuang
dalam piagam Jakarta yang menyebutnya bahwa Negara Indonesia berdasarkan ketuhanan
yang maha esa dengan kewajiban menjalankan syariat islam bagi pemeluknya.
2.9 ISLAM DAN NEGARA ORDE BARU DARI ANTAGONISTIK KE
AKOMODATIF
Hubungan antagonis antara Negara orde dengan orde baru dengan kelompok Islam dapat
dilihat dari kecurigaan yang berlebih dan pengekangan kekuatan Islam yang berlebihan yang
dilakukan Presiden Soeharto pada zaman orde baru.Sikap curiga dan kekhawatiran terhadap
kekuatan Islam membawa implikasi terhadap keinginan Negara untuk berusaha menghalangi
dan melakukan domestikasi (pendangkalan dan penyempitan) gerak politik Islam, baik
semasa orde lama maupun orde baru.Hasil dari kebijakan semacam ini, bukan saja para
pemimpin dan aktivis Islam gagal menjadikan ideology Islam sebagai ideology atau agama
Negara.Lebih dari itu, bahkan politik Islam menurut Bachtiar Efendi sering dicurigai sebagai
Negara anti ideology pancasila. Menurutnya akar antagonisme hubungan politik antara Islam
dan Negara tidak dapat dilepaskan dari kecendrungan pemahaman keagamaan umat Islam
yang berbeda. Kecendrungan menggunakan Islam sebagai symbol politik dikalangan aktivis
muslim di awal kekuasaan orde baru telah melahirkan kecurigaan dari pihak penguasa yang
berakibat pada peminggiran Islam dari arena politik nasional.Sejak awal berdirinya orde baru
hingga awal era 1980-an Islam dianggap sebagai ancaman serius bagi kelangsungan
kekuasaan orde baru.
Perkembangan dari masa orde baru sampai pada paruh kedua 1980-an menjadikan
perubahan sikap umat Islam yang mulai menerima pancasila sebagai satu-satunya asas dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara bersinergi dengan sejumlah kebijakan orde baru yang
menguntungkan umat Islam pada masa selanjutnya.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Negara berarti organisasi tertinggi diantara satu kelompok masyarakat yang mempunyai
cita-cita untuk bersatu, hidup di dalam suatu kawasan dan mempunyai pemerintahan yang
berdaulat.
Tujuan-tujuan negara antara lain :
1. Memperluas kekuasaan
2. Menyelenggarakan ketertiban umum
3.2 SARAN
Demikianlah makalah ini penulis uraikan, di harapkan dengan adanya pembahasan makalah
ini, kita sebagai warga negara dapat menyadari peran penting untuk mengontrol proses
penyelenggaraan negara sesuai dengan konstitusi yang berlaku, sehingga penyelenggaraan
negara tetap konsisten terhadap tujuan utama berdirinya negara yakni meningkatkan
kesejahteraan rakyat.
Untuk melengkapi makalah ini saya berharap saran dan kritikannya agar terbentuknya
kesempurnaan di masa yang akan datang .
SUMBER RUJUKAN