Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
I. TUJUAN PERCOBAAN
Setelah melakukan percobaan maka mampu
a. Membuat karbon aktif batubara dengan proses karbonisasi
b. Mengetahui pengaruh macam-macam aktivator
c. Mengetahui pengaruh ukuran partikel batubara terhadap karbon aktif.
Karbon Aktif
Karbon atau arang aktif adalah material yang berbentuk butiran atau bubuk yang
berasal dari material yang mengandung karbon misalnya batubara, kulit kelapa, dan
sebagainya. Dengan pengolahan tertentu yaitu proses aktivasi seperti perlakuan dengan
tekanan dan suhu tinggi, dapat diperoleh karbon aktif yang memiliki permukaan dalam
yang luas.
Karbon aktif yang berasal dari serbuk gergaji dan lignite mempunyai struktur
yang rapuh dan berbentuk bubuk. Sedangkan carbon aktif yang berbentuk granule,
keras, dan dipakai sebagai pengadsorb vapor biasanya berasal dari tempurung kelapa,
biji buah-buahan, atau briket batubara.
Setelah karbon aktif terpakai dan telah jenuh (dengan vapor atau warna), maka
zat-zat penyebab jenuh tersebut dapat disteaming, dikondensasi, direcovery (bila
diperlukan), dan dihilangkan (bila tidak diinginkan), sehingga karbon aktif siap
digunakan kembali. Perlakuan ini disebut regenerasi.
Karbon selain digunakan sebagai bahan bakar, juga dapat digunakan sebagai
adsorben (penyerap). Daya serap ditentukan oleh luas permukaan partikel dan
kemampuan ini dapat menjadi lebih tinggi jika terhadap karbon tersebut dilakukan
aktifasi dengan bahan-bahan kimia ataupun dengan pemanasan pada temperatur tinggi.
Dengan demikian, karbon akan mengalami perubahan sifat-sifat fisika dan kimia.
Dalam satu gram karbon aktif, pada umumnya memiliki luas permukaan seluas
500-1500 m2, sehingga sangat efektif dalam menangkap partikel-partikel yang sangat
halus berukuran 0.01-0.0000001 mm. Karbon aktif bersifat sangat aktif dan akan
menyerap apa saja yang kontak dengan karbon tersebut.
Dalam waktu 60 jam biasanya karbon aktif tersebut manjadi jenuh dan tidak aktif
lagi.. Reaktifasi karbon aktif sangat tergantung dari metode aktivasi.Karbon aktif
tersedia dalam berbagai bentuk misalnya gravel, pelet (0.8-5 mm) lembaran fiber, bubuk
(PAC : powder active carbon, .18 mm atau US mesh 80) dan butiran-butiran kecil (GAC
: Granular Active carbon, 0.2-5 mm) dsb.
Secara umum proses pembuatan arang aktif dapat dibagi dua yaitu:
1. Proses Kimia.
Bahan baku dicampur dengan bahan-bahan kimia tertentu, kemudian dibuat padat.
Selanjutnya padatan tersebut dibentuk menjadi batangan dan dikeringkan serta
dipotong-potong. Aktifasi dilakukan pada temperatur 100 C. Arang aktif yang
dihasilkan, dicuci dengan air selanjutnya dikeringkan pada temperatur 300 C. Dengan
proses kimia, bahan baku dapat dikarbonisasi terlebih dahulu, kemudian dicampur
dengan bahan-bahan kimia.
2. Proses Fisika
Bahan baku terlebih dahulu dibuat arang. Selanjutnya arang tersebut digiling,
diayak untuk selanjutnya diaktifasi dengan cara pemanasan pada temperatur 1000 C
yang disertai pengaliran uap. Proses fisika banyak digunakan dalam aktifasi arang
antara lain :
a. Proses Briket: bahan baku atau arang terlebih dahulu dibuat briket, dengan cara
mencampurkan bahan baku atau arang halus dengan ter. Kemudian, briket yang
dihasilkan dikeringkan pada 550 C untuk selanjutnya diaktifasi dengan uap.
b. Destilasi kering: merupakan suatu proses penguraian suatu bahan akibat adanya
pemanasan pada temperatur tinggi dalam keadaan sedikit maupun tanpa udara.
Hasil yang diperoleh berupa residu yaitu arang dan destilat yang terdiri dari
campuran metanol dan asam asetat. Residu yang dihasilkan bukan merupakan
karbon murni, tetapi masih mengandung abu dan ter. Hasil yang diperoleh
seperti metanol, asam asetat dan arang tergantung pada bahan baku yang
digunakan dan metoda destilasi. Diharapkan daya serap arang aktif yang
dihasilkan dapat menyerupai atau lebih baik dari pada daya serap arang aktif yang
diaktifkan dengan menyertakan bahan-bahan kimia. Juga dengan cara ini,
pencemaran lingkungan sebagai akibat adanya penguraian senyawa-lenyawa
kimia dari bahan-bahan pada saat proses pengarangan dapat diihindari. Selain itu,
dapat dihasilkan asap cair sebagai hasil pengembunan uap hasil penguraian
senyawa-senyawa organik dari bahan baku.
Namun secara umum dan sederhana proses pembuatan arang aktif terdiri dari tiga
tahap yaitu:
a. Dehidrasi : proses penghilangan air dimana bahan baku dipanaskan sampai
temperatur 170 C.
b. Karbonisasi : pemecahan bahan-bahan organik menjadi karbon. Suhu diatas
170C akan menghasilkan CO, CO2 dan asam asetat. Pada suhu 275C,
dekomposisi menghasilkan ter, metanol dan hasil samping lainnya.
Pembentukan karbon terjadi pada temperatur 400 600 0C
c. Aktifasi : dekomposisi tar dan perluasan pori-pori. Dapat dilakukan dengan uap
atau CO2 sebagai aktifator.Proses aktifasi merupakan hal yang penting
diperhatikan disamping bahan baku yang digunakan. Yang dimaksud dengan
aktifasi adalah suatu perlakuan terhadap arang yang bertujuan untuk memperbesar
pori yaitu dengan cara memecahkan ikatan hidrokarbon atau mengoksidasi
molekul molekul permukaan sehingga arang mengalami perubahan sifat, baik
fisika maupun kimia, yaitu luas permukaannya bertambah besar dan berpengaruh
terhadap daya adsorpsi.
Metoda aktifasi yang umum digunakan dalam pembuatan arang aktif adalah:
A. Aktifasi Kimia.
Aktifasi ini merupakan proses pemutusan rantai karbon dari senyawa organik
dengan pemakaian bahan-bahan kimia. Aktifator yang digunakan adalah bahan-
bahan kimia seperti: hidroksida logam alkali garam-garam karbonat, klorida,
sulfat, fosfat dari logam alkali tanah dan khususnya ZnCl 2, asam-asam anorganik
seperti H2SO4 dan H3PO4.
B. Aktifasi Fisika.
Aktifasi ini merupakan proses pemutusan rantai karbon dari senyawa organik
dengan bantuan panas, uap dan CO2. Umumnya arang dipanaskan didalam tanur
pada temperatur 800-900C. Oksidasi dengan udara pada temperatur rendah
merupakan reaksi eksoterm sehingga sulit untuk mengontrolnya. Sedangkan
pemanasan dengan uap atau CO2 pada temperatur tinggi merupakan reaksi
endoterm, sehingga lebih mudah dikontrol dan paling umum digunakan.
Karbon aktif terbagi atas 2 tipe yaitu arang aktif sebagai pemucat dan arang aktif
sebagai penyerap uap.
a. Arang aktif sebagai pemucat.
Biasanya berbentuk serbuk yang sangat halus dengan diameter pori mencapai
1000 A0 yang digunakan dalam fase cair. Umumnya berfungsi untuk memindahkan zat-
zat penganggu yang menyebabkan warna dan bau yang tidak diharapkan dan
membebaskan pelarut dari zat zat penganggu dan kegunaan yang lainnya pada industri
kimia dan industri baru. Arang aktif ini diperoleh dari serbuk serbuk gergaji, ampas
pembuatan kertas atau dari bahan baku yang mempunyai densitas kecil dan mempunyai
struktur yang lemah.
b. Arang aktif sebagai penyerap uap.
Biasanya berbentuk granula atau pellet yang sangat keras dengan diameter pori
berkisar antara 10-200 A0. Tipe porinya lebih halus dan digunakan dalam fase gas yang
berfungsi untuk memperoleh kembali pelarut atau katalis pada pemisahan dan
pemurnian gas. Umumnya arang ini dapat diperoleh dari tempurung kelapa, tulang, batu
bata atau bahan baku yang mempunyai struktur keras.Sehubungan dengan bahan baku
yang digunakan dalam pembuatan arang aktif untuk masing- masing tipe, pernyataan
diatas bukan merupakan suatu keharusan.
3. Proses aktivasi
a. Membagi sampel menjadi dua bagian
b. Bagian bagian sampel diberi HCl 1M dan 2M, lalu merendamnya selam 3 jam
c. Menyaring sampel menggunakan kertas saring dan mencuci coke nya dengan
aquadest.
d. Mengeringkan dalam furnace dengan suhu 1100C sampai benar benar kering
4. Proses Adsorbsi
a. Menyiapkan 5 buah erlenmeyer
b. Memasukkan masing-masing 0,5 gr karbon aktif, sebelumnya dipanaskan
15 menit pada suhu 600C
c. Pada tiap erlenmeyer memasukkan 50 mL asam asetat untuk masing-masing
komponen
d. Mengocok campuran tersebut dengan 10 menit kemudian mendiamkannya
selama 1 jam
e. Mengocok lagi selama 1 menit
f. Menyaring larutan tersebut dengan kertas saring, kemudian mengukur
volume filtratnya
g. Mentitrasi filtrat dengan larutan NaOH 0,2 N (boleh alikot saja, misalnya 10
ml) dan menambahkan indikator phenolphtalin (PP) sampai terjadi
perubahan warna .
I. DATA PENGAMATAN
TANPA KARBONISASI
-0.1
-0.15
f(x) = 1.14x - 0.25 -0.2
log x\m R = 0.99 -0.25
-0.3
-0.35
-0.4
-0.45
log c
x 1 /n
=k . c
m
x 1
log =log k+ logC
m n
x 1
log = logClog k
m n
- Log k = -0,253
k= 100,253
k = 0,558
1
- n = 1,1144
1
n= = 0,897
1,1144
Grafik 2 60+170 mesh tanpa karbonisasi (1M)
0
-0.15 -0.1 -0.05 0 0.05 0.1
-0.1
-0.2
f(x) = 1.63x - 0.36
log x\m -0.3
R = 0.93
-0.4
-0.5
-0.6
log c
Persamaan
dari grafik y = 1,626x - 0,357
x 1
log =log k+ logC
m n
x 1
log = logClog k
m n
- Log k = -0,357
k= 100,357
k = 0,439
1
- n = 1,626
1
n= = 0,615
1,626
Grafik 3 -170+200 mesh tanpa karbonisasi (1M)
0
-0.15 -0.1 -0.05 0 0.05 0.1
-0.1
-0.2
-0.4
-0.5
-0.6
log c
x 1 /n
=k . c
m
x 1
log =log k+ logC
m n
x 1
log = logClog k
m n
- Log k = -0,361
k= 100,361
k = 0,434
1
- n = 2,096
1
n= = 0,477
2,096
Grafik 4 -20+60 mesh tanpa karbonisasi (2M)
0
-0.15 -0.1 -0.05 0 0.05 0.1
-0.1
-0.2
-0.5
-0.6
-0.7
log c
x
=k . c 1 /n
m
x 1
log =log k+ logC
m n
x 1
log = logClog k
m n
Dari persamaan tersebut diketahui
- Log k = -0,404
k= 100,404
k = 0,394
1
- n = 1,992
1
n= = 0,502
1,992
0
-0.15 -0.1 -0.05 0 0.05 0.1
-0.1
-0.2
f(x) = 1.46x - 0.34
log x/m R = 0.86 -0.3
-0.4
-0.5
-0.6
log c
Grafik 5
-60+170 mesh tanpa karbonisasi (2M)
x
=k . c 1 /n
m
x 1
log =log k+ logC
m n
x 1
log = logClog k
m n
- Log k = -0,338
k= 100,338
k = 0,459
1
- n = 1,459
1
n= = 0,685
1,459
0
-0.2 -0.15 -0.1 -0.05-0.05 0 0.05 0.1
-0.1
-0.15
-0.2
Log x/m f(x) = 0.91x - 0.26
R = 0.93 -0.25
-0.3
-0.35
-0.4
-0.45
Log c
x
=k . c 1 /n
m
x 1
log =log k+ logC
m n
x 1
log = logClog k
m n
- Log k = -0,255
0,255
k= 10
k = 0,556
1
- n = 0,911
1
n= = 1,097
0,911
0
-0.15 -0.1 -0.05 0 0.05 0.1
-0.1
-0.2
-0.5
-0.6
log c
x
=k . c 1 /n
m
x 1
log =log k+ logC
m n
x 1
log = logClog k
m n
- Log k = -0,379
0,379
k= 10
k = 0,417
1
- n = 1,772
1
n= = 0,564
1,772
0
-0.15 -0.1 -0.05 0 0.05 0.1
-0.1
-0.2
-0.3
f(x) = 1.91x - 0.42
log x\m
R = 0.67 -0.4
-0.5
-0.6
-0.7
log c
x 1 /n
=k . c
m
x 1
log =log k+ logC
m n
x 1
log = logClog k
m n
- Log k = -0,415
0,415
k= 10
k = 0,38
1
- n = 1,906
1
n= = 0,524
1,906
0
-0.15 -0.1 -0.05 0 0.05 0.1
-0.1
-0.2
f(x) = 1.99x - 0.34
log x\m R = 0.87 -0.3
-0.4
-0.5
-0.6
log c
x
=k . c 1 /n
m
x 1
log =log k+ logC
m n
x 1
log = logClog k
m n
- Log k = -0,343
k= 100,343
k = 0,453
1
- n = 1,993
1
n= = 0,501
1,993
0
-0.15 -0.1 -0.05 0 0.05 0.1
-0.1
-0.2
f(x) = 2.13x - 0.33
R = 0.99
log x\m -0.3
-0.4
-0.5
-0.6
log c
x
=k . c 1 /n
m
x 1
log =log k+ logC
m n
x 1
log = logClog k
m n
- Log k = -0,332
k= 100,332
k = 0,465
1
- n = 2,134
1
n= = 0,468
2,134
0
-0.12 -0.1 -0.08 -0.06 -0.04 -0.02 0 0.02 0.04 0.06 0.08
-0.1
-0.2
f(x) = 3x - 0.44 -0.3
R = 0.9
log x\m -0.4
-0.5
-0.6
-0.7
-0.8
log c
x
=k . c 1 /n
m
x 1
log =log k+ logC
m n
x 1
log = logClog k
m n
- Log k = -0,440
k= 100,440
k = 0,363
1
- n = 2,997
1
n= = 0,333
2,997
0
-0.15 -0.1 -0.05 0 0.05 0.1
-0.1
-0.2
f(x) = 1.97x - 0.33
log x\m R = 0.71 -0.3
-0.4
-0.5
-0.6
log c
x 1 /n
=k . c
m
x 1
log =log k+ logC
m n
x 1
log = logClog k
m n
- Log k = -0,330
k= 100,330
k = 0,467
1
- n = 1,969
1
n= = 0,507
1,969
DAYA SERAP KARBON AKTIF
16
14
1M 12
10 2M
8
6
4
2
0
Daya Serap (%) -20 + 60 mesh
-60 + 170 mesh
-170 + 200 mesh
k n
Ukuran Konsentrasi
Tanpa Dengan Tanpa Dengan
(mesh) NaOH (M)
Karbonisasi Karbonisasi Karbonisasi Karbonisasi
1 0,558 0,417 0,897 0,564
-20 +60
2 0,394 0,465 0,502 0,468
1 0,439 0,38 0,615 0,524
-60 +170
2 0,459 0,363 0,685 0,333
1 0,434 0,453 0,477 0,501
-170 +200
2 0,556 0,467 1,097 0,507
0.6
1M 2M
0.5
0.4
0.3
0.2
Harga k
0.1 Tanpa Karbonisasi
Dengan Karbonisasi
0
Ukuran (mesh)
Grafik 15 Hubungan ukuran dengan harga k untuk batubara dengan dan tanpa
karbonisasi
1.2
1 1M 2M
0.8
0.6
0.4
Harga n
0.2 Tanpa Karbonisasi
Dengan Karbonisasi
0
Ukuran (mesh)
Grafik 16 Hubungan ukuran dengan harga n untuk batubara dengan dan tanpa
karbonisasi
V. PERHITUNGAN
Pembuatan Larutan
1. Untuk Aktivasi
Menghitung volume HCl untuk lautan HCl 1 M 1000 ml
x x V 0,36 x 1,8 g/ml x 1000 ml /l
M= = =11,63 M
BM 36,5 g /mol
M1 . V1 = M2 . V2
11,63 M . V1 = 1 M .1000 ml
V1 = 85,98 ml
2. Untuk Adsorbsi
Menghitung konsentrasi CH3COOH pekat (botol)
Diketahui : % = 100 %
= 1,050 gr/ml
BM = 60,05 gr/mol
CH3COOH 1 M, 500 ml
M1 . V1 = M2 . V2
17,5 M . V1 = 1 M . 500ml
V1 = 28,57 ml
CH3COOH 0,8 M, 500 ml
M1 . V1 = M2 . V2
1 M . V1 = 0,8 M . 500 ml
V1 = 22,85 ml
Size 3
HCl 1 M CH3COOH (1 M)
V CH3COOH . M CH3COOH = V NaOH . M NaOH
10 ml . M CH3COOH = 21,3 ml .0,4 M
M CH3COOH = 0,852 M
HCl 1 M CH3COOH (0,8 M)
V CH3COOH . M CH3COOH = V NaOH . M NaOH
10 ml . M CH3COOH = 19,3 ml .0,4 M
M CH3COOH = 0,764 M
HCl 1 M CH3COOH (0,6 M)
V CH3COOH . M CH3COOH = V NaOH . M NaOH
10 ml . M CH3COOH = 14,7 ml .0,4 M
M CH3COOH = 0,5882 M
HCl 2 M CH3COOH (1 M)
V CH3COOH . M CH3COOH = V NaOH . M NaOH
10 ml . M CH3COOH = 21,9 ml .0,4 M
M CH3COOH = 0,86 M
HCl 2 M CH3COOH (0,8 M)
V CH3COOH . M CH3COOH = V NaOH . M NaOH
10 ml . M CH3COOH = 19,3 ml .0,4 M
M CH3COOH = 0,772 M
HCl 2 M CH3COOH (0,6 M)
V CH3COOH . M CH3COOH = V NaOH . M NaOH
10 ml . M CH3COOH = 14,6 ml . 0,4 M
M CH3COOH = 0,584 M
Konsentrasi Akhir CH3COOH Setelah Adsorpsi Tanpa Karbonisasi Titran NaOH
0,4 M
Size 1
HCl 1 M CH3COOH (1 M)
V CH3COOH . M CH3COOH = V NaOH . M NaOH
10 ml . M CH3COOH = 21ml .0,4M
M CH3COOH = 0,84 M
HCl 1 M CH3COOH (0,8 M)
V CH3COOH . M CH3COOH = V NaOH . M NaOH
10 ml . M CH3COOH = 14,5 ml .0,4 M
M CH3COOH = 0,58 M
HCl 1 M CH3COOH (0,6 M)
V CH3COOH . M CH3COOH = V NaOH . M NaOH
10 ml . M CH3COOH = 12 ml .0,4 M
M CH3COOH = 0,48M
HCl 2 M CH3COOH (1 M)
V CH3COOH . M CH3COOH = V NaOH . M NaOH
10 ml . M CH3COOH = 17 ml .0,4 M
M CH3COOH = 0,68 M
HCl 2 M CH3COOH (0,8 M)
V CH3COOH . M CH3COOH = V NaOH . M NaOH
10 ml . M CH3COOH = 16 ml .0,4 M
M CH3COOH = 0,64 M
HCl 2 M CH3COOH (0,6 M)
V CH3COOH . M CH3COOH = V NaOH . M NaOH
10 ml . M CH3COOH = 19 ml .0,4 M
M CH3COOH = 0,76 M
Size 2
HCl 1 M CH3COOH (1 M)
V CH3COOH . M CH3COOH = V NaOH . M NaOH
10 ml . M CH3COOH = 19 ml .0,4 M
M CH3COOH = 0,76 M
HCl 1 M CH3COOH (0,8 M)
V CH3COOH . M CH3COOH = V NaOH . M NaOH
10 ml . M CH3COOH = 15,5 ml . 0,4 M
M CH3COOH = 0,67M
HCl 1 M CH3COOH (0,6 M)
V CH3COOH . M CH3COOH = V NaOH . M NaOH
10 ml . M CH3COOH = 13 ml .0,2 M
M CH3COOH = 0,52 M
HCl 2 M CH3COOH (1 M)
V CH3COOH . M CH3COOH = V NaOH . M NaOH
10 ml . M CH3COOH = 21 ml .0,4 M
M CH3COOH = 0,84 M
HCl 2 M CH3COOH (0,8 M)
V CH3COOH . M CH3COOH = V NaOH . M NaOH
10 ml . M CH3COOH = 15,7ml .0,4 M
M CH3COOH = 0,628 M
HCl 2 M CH3COOH (0,6 M)
V CH3COOH . M CH3COOH = V NaOH . M NaOH
10 ml . M CH3COOH = 13,4ml .0,4 M
M CH3COOH = 0,536 M
Size 3
HCl 1 M CH3COOH (1 M)
V CH3COOH . M CH3COOH = V NaOH . M NaOH
10 ml . M CH3COOH = 20 ml .0,4 M
M CH3COOH = 0,8 M
HCl 1 M CH3COOH (0,8 M)
V CH3COOH . M CH3COOH = V NaOH . M NaOH
10 ml . M CH3COOH = 15,2 ml .0,4 M
M CH3COOH = 0,628 M
HCl 1 M CH3COOH (0,6 M)
V CH3COOH . M CH3COOH = V NaOH . M NaOH
10 ml . M CH3COOH = 13,4 ml .0,4 M
M CH3COOH = 0,536 M
HCl 2 M CH3COOH (1 M)
V CH3COOH . M CH3COOH = V NaOH . M NaOH
10 ml . M CH3COOH = 21ml .0,4 M
M CH3COOH = 0,84 M
HCl 2 M CH3COOH (0,8 M)
V CH3COOH . M CH3COOH = V NaOH . M NaOH
10 ml . M CH3COOH = 16 ml .0,4 M
M CH3COOH = 0,64 M
Gr akhir = M x V x BM
= 0,84M x 15 ml x 1ltr/1000 ml x 60 gr/mol
= 1,0584 gr
X = 1,5 gr 1,0584 gr
= 0,4416 gr
0,4416 gr
x/m = 0,5 gr = 0,8832
Gr akhir = M x V x BM
= 0,58M x 14,5 ml x 1ltr/1000 ml x 60 gr/mol
= 0,5046 gr
X = 1,2 gr 0,5046 gr
= 0,6954 gr
0,6954 gr
x/m = 0,5 gr = 1,3908
Gr akhir = M x V x BM
= 0,48M x 12 ml x 1ltr/1000 ml x 60 gr/mol
= 0,3456 gr
X = 0,9 gr 0,3456 gr
= 0,554 gr
0,554 gr
x/m = 0,5 gr = 1,108
Konsentrasi HCl 2 M
1. Sampel 1 (CH3COOH 1 M)
Gr awal = M x V x BM
= 1M x 25 ml x 1ltr/1000 ml x 60 gr/mol
= 1,5 gr
Gr akhir = M x V x BM
= 0,68M x 17 ml x 1ltr/1000 ml x 60 gr/mol
= 0,69 gr
X = 1,5 gr 0,69 gr
= 0,81 gr
log x/m = log 0,162 = -0,79
log c = log 0,69 = 0,16
Gr akhir = M x V x BM
= 0,64M x 16 ml x 1ltr/1000 ml x 60 gr/mol
= 0,61 gr
X = 1,2 gr 0, 61 gr
= 0,594 gr
log x/m = log 1,8 = 0,07
log c = log 0,61 = -0,21
Gr akhir = M x V x BM
= 0,5M x 12,5 ml x 1ltr/1000 ml x 60 gr/mol
= 0,375 gr
X = 0,9 gr 0,375 gr
= 0,525 gr
log x/m = -0,978
log c = -0,425
Gr akhir = M x V x BM
= 0,86M x 21,5 ml x 1ltr/1000 ml x 60 gr/mol
= 1,1094 gr
X = 1,5 gr 1,1094 gr
= 0,3906 gr
0,3096 gr
x/m = 0,5 gr = 0,7812
Gr akhir = M x V x BM
= 0,78M x 25 ml x 1ltr/1000 ml x 60 gr/mol
= 0,9126 gr
X = 1, gr 0,9126 gr
= 0,2874 gr
0,2874 gr
x/m = 0,5 gr = 0,5748
Gr akhir = M x V x BM
= 0,56M x 14 ml x 1ltr/1000 ml x 60 gr/mol
= 0,4704 gr
X = 0,9 gr 0,4704 gr
= 0,4269 gr
0,42969
log x/m = log 0,5 = -0,0659
konsentrassi aktivator 2 M
1. Sampel 1 (CH3COOH 1 M)
Gr awal = M x V x BM
= 1 M x 25 ml x 1ltr/1000 ml x 60 gr/mol
= 1,5 gr
Gr akhir = M x V x BM
= 0,856M x 21,4 ml x 1ltr/1000 ml x 60 gr/mol
= 0,0991 gr
X = 1,5 gr 0,0991 gr
= 0,4009 gr
0,40009
log x/m = log 0,5 = -0,0959
Gr akhir = M x V x BM
= 0,772M x 19,6 ml x 1ltr/1000 ml x 60 gr/mol
= 0,8939 gr
X = 1,2 gr 0,8939 gr
= 0,3061 gr
0,3061
log x/m = log 0,5 = -0,2131
Gr akhir = M x V x BM
= 0,588M x 14,7 ml x 1ltr/1000 ml x 60 gr/mol
= 0,3814 gr
X = 0,9 gr 0,5186 gr
= 0,3814 gr
0,3814 gr
log x/m = log 0,5 gr = -0,11758
1 0,86 0,14
1. CH3COOH 1M
M CH 3 COOH Akhir
Daya serap = M CH 3 COOH Awal x 100%
0,14 M
= 1M x 100%
= 14 %
2. CH3COOH 0,8 M
M CH 3 COOH Akhir
Daya serap = M CH 3 COOH Awal x 100%
0,02 M
= 0,8 M x 100%
= 2,5 %
3. CH3COOH 0,6 M
M CH 3 COOH Akhir
Daya serap = M CH 3 COOH Awal x 100%
0,0 M
= 0,6 M x 100%
= 0%
SIZE 1 HCl 2 M
Diketahui :
2 1 0,856 0,144
0,8 0,772 0028
1. CH3COOH 1 M
M CH 3 COOH Akhir
Daya serap = M CH 3 COOH Awal x 100%
0,144 M
= 1M x 100%
= 14,4 %
2. CH3COOH 0,8 M
M CH 3 COOH Akhir
Daya serap = M CH 3 COOH Awal x 100%
0,028 M
= 0,8 M x 100%
= 35 %
3. CH3COOH 0,6 M
M CH 3 COOH Akhir
Daya serap = M CH 3 COOH Awal x 100%
0,012 M
= 0,6 M x 100%
= 58,8 %
SIZE 2 HCl 1M
Diketahui :
1 0,864 0,136
1. CH3COOH 1 M
M CH 3 COOH Akhir
Daya serap = M CH 3 COOH Awal x 100%
0,136 M
= 1M x 100%
= 13,6 %
2. CH3COOH 0,8 M
M CH 3 COOH Akhir
Daya serap = M CH 3 COOH Awal x 100%
0,024 M
= 0,8 M x 100%
= 3%
3. CH3COOH 0,6 M
M CH 3 COOH Akhir
Daya serap = M CH 3 COOH Awal x 100%
0,02 M
= 0,6 M x 100%
= 3,3 %
SIZE 2 HCl 2 M
Diketahui :
1 0,868 0,132
1. CH3COOH 1 M
M CH 3 COOH Akhir
Daya serap = M CH 3 COOH Awal x 100%
0,132 M
= 1M x 100%
= 13,2 %
2. CH3COOH 0,8 M
M CH 3 COOH Akhir
Daya serap = M CH 3 COOH Awal x 100%
0,032 M
= 0,8 M x 100%
= 5%
3. CH3COOH 0,6 M
M CH 3 COOH Akhir
Daya serap = M CH 3 COOH Awal x 100%
0,012 M
= 0,6 M x 100%
= 2%
SIZE 3 HCl 1 M
Diketahui :
1 0,852 0,148
1. CH3COOH 1 M
M CH 3 COOH Akhir
Daya serap = M CH 3 COOH Awal x 100%
0,148 M
= 1M x 100%
= 14,8 %
2. CH3COOH 0,8 M
M CH 3 COOH Akhir
Daya serap = M CH 3 COOH Awal x 100%
0,038 M
= 0,8 M x 100%
= 4,75 %
3. CH3COOH 1 M
M CH 3 COOH Akhir
Daya serap = M CH 3 COOH Awal x 100%
0,012 M
= 0,6 M x 100%
= 2%
SIZE 3 HCl 2 M
Diketahui :
1 0,86 0,14
1. CH3COOH 1 M
M CH 3 COOH Akhir
Daya serap = M CH 3 COOH Awal x 100%
0,14 M
= 1M x 100%
= 14 %
2. CH3COOH 0,8 M
M CH 3 COOH Akhir
Daya serap = M CH 3 COOH Awal x 100%
0,028 M
= 0,8 M x 100%
= 3,5%
3. CH3COOH 1 M
M CH 3 COOH Akhir
Daya serap = M CH 3 COOH Awal x 100%
0,016 M
= 0,6 M x 100%
= 2,67 %
1 0,84 0,16
1. CH3COOH 1M
M CH 3 COOH Akhir
Daya serap = M CH 3 COOH Awal x 100%
0,16 M
= 1M x 100%
= 16 %
2. CH3COOH 0,8 M
M CH 3 COOH Akhir
Daya serap = M CH 3 COOH Awal x 100%
0,22 M
= 0,8 M x 100%
= 27,5 %
3. CH3COOH 0,6 M
M CH 3 COOH Akhir
Daya serap = M CH 3 COOH Awal x 100%
0,12 M
= 0,6 M x 100%
= 20 %
SIZE 1 HCl 2 M
Diketahui :
Konsentrasi CH3COOH (M)
Konsentrasi
HCl (M) A B C
Awal Akhir (Awal Akhir)
1 0,68 0,32
1. CH3COOH 1 M
M CH 3 COOH Akhir
Daya serap = M CH 3 COOH Awal x 100%
0,32 M
= 1M x 100%
= 32 %
2. CH3COOH 0,8 M
M CH 3 COOH Akhir
Daya serap = M CH 3 COOH Awal x 100%
0,16 M
= 0,8 M x 100%
= 20%
3. CH3COOH 0,6 M
M CH 3 COOH Akhir
Daya serap = M CH 3 COOH Awal x 100%
0,1 M
= 0,6 M x 100%
= 16,6 %
SIZE 2 HCl 1M
Diketahui :
1 1 0,76 0,24
0,8 0,62 0,18
1. CH3COOH 1 M
M CH 3 COOH Akhir
Daya serap = M CH 3 COOH Awal x 100%
0,24 M
= 1M x 100%
= 24 %
2. CH3COOH 0,8 M
M CH 3 COOH Akhir
Daya serap = M CH 3 COOH Awal x 100%
0,18 M
= 0,8 M x 100%
= 22,5 %
3. CH3COOH 0,6 M
M CH 3 COOH Akhir
Daya serap = M CH 3 COOH Awal x 100%
0,08 M
= 0,6 M x 100%
= 13,33 %
SIZE 2 HCl 2 M
Diketahui :
1 0,84 0,16
1. CH3COOH 1 M
M CH 3 COOH Akhir
Daya serap = M CH 3 COOH Awal x 100%
0,16 M
= 1M x 100%
= 16 %
2. CH3COOH 0,8 M
M CH 3 COOH Akhir
Daya serap = M CH 3 COOH Awal x 100%
0,17 2 M
= 0,8 M x 100%
= 21,5 %
3. CH3COOH 0,6 M
M CH 3 COOH Akhir
Daya serap = M CH 3 COOH Awal x 100%
0,064 M
= 0,6 M x 100%
= 10,66 %
SIZE 3 HCl 1 M
Diketahui :
1 0,8 0,2
1. CH3COOH 1 M
M CH 3 COOH Akhir
Daya serap = M CH 3 COOH Awal x 100%
0,2 M
= 1M x 100%
= 20 %
2. CH3COOH 0,8 M
M CH 3 COOH Akhir
Daya serap = M CH 3 COOH Awal x 100%
0,172 M
= 0,8 M x 100%
= 21,5 %
3. CH3COOH 1 M
M CH 3 COOH Akhir
Daya serap = M CH 3 COOH Awal x 100%
0,064 M
= 0,6 M x 100%
= 10,66%
SIZE 3 HCl 2 M
Diketahui :
1 0,84 0,16
1. CH3COOH 1 M
M CH 3 COOH Akhir
Daya serap = M CH 3 COOH Awal x 100%
0,16 M
= 1M x 100%
= 16 %
2. CH3COOH 0,8 M
M CH 3 COOH Akhir
Daya serap = M CH 3 COOH Awal x 100%
0,16 M
= 0,8 M x 100%
= 20%
3. CH3COOH 1 M
M CH 3 COOH Akhir
Daya serap = M CH 3 COOH Awal x 100%
0,084 M
= 0,6 M x 100%
= 14 %
VIII. KESIMPULAN
Karbon aktif adalah karbon bebas yang masing masing berikatan secara kovalen
atau arang yang telah dibuat dan diolah secara khusus melalui tiga tahap yaitu
dehidrasi, karbonisasi, dan aktivasi.
Karbon aktif tanpa karbonsasi memilki konsentrasi adsorbat yang lebih tinggi
dibandingkan karbon aktif dengan proses karbonisasi,
Semakin kecil ukuran karbon aktif, semakin besar daya serapnya
Semakin besar konsentrasi maka semakin besar daya adsorbatnya
Daftar Pustaka