Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
TINJAUAN PUSTAKA
disediakan baik dalam bentuk rawat jalan, rawat inap, kunjungan oleh petugas/ tenaga
(Azwar, 1996). Pelayanan kesehatan sebagai produk jasa memiliki keunikan dengan
ciri utama:
biaya.
3. Adanya manfaat atau risiko kerugian bagi orang lain (Ilyas, 2006).
Adapun syarat pokok suatu pelayanan kesehatan dapat dikatakan baik menurut Azwar
(1996) haruslah :
5. Bermutu (quality).
11
umumnya semua orang akan menjawab bila merasa adanya ganguan pada kesehatan
(sakit). Seseorang tidak pernah akan tahu kapan sakit, dan tidak seorang pun dapat
menjawab dengan pasti. Hal ini memberi informasi bahwa konsumen pelayanan
3. Keterjangkauan informasi
membayar.
Variabel yang digunakan dalam model ini adalah : umur, jenis kelamin, status
berhubungan dengan seluruh variabel di atas. Variabel yang digunakan dalam model
ini adalah variabel yang berasal dari dalam individu sendiri yang secara langsung akan
Variabel yang digunakan dalam model ini adalah : pendidikan, pekerjaan dan
suku bangsa atau etnis. Penggunaan pelayanan kesehatan adalah suatu aspek gaya
hidup (life style) seseorang yang dipengaruhi oleh lingkungan fisik dan sosial
psikologisnya. Seseorang yang sedang sakit perut (diare) mencari pengobatan dengan
cara tradisional (memakan daun sirih atau bawang dengan minyak). Sesuai dengan
kebiasaan yang ada di desa tersebut sedangkan orang lain yang memiliki latar
kesehatan.
yang juga membina peran serta masyarakat disamping memberikan pelayanan secara
Puskesmas Keliling dan Poskesdes/Polindes. Hingga akhir tahun 2008, terdapat 8.548
(jumlah penduduk 228.623.342 jiwa). Jumlah Pustu sebanyak 23.163 unit, ditambah
bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya.
yakni:
1. Lingkungan sehat.
2. Perilaku sehat.
kerjanya.
berserta lingkungannya.
kesehatan perorangan (UKP) strata pertama yang bersifat private goods seperti
masyarakat (UKM) yang bersifat public goods seperti promosi kesehatan dan
Sebagai mitra pelayanan kesehatan strata pertama yang dikelola oleh lembaga
kebutuhan.
6. Dengan Masyarakat
Sosial Masyarakat.
yaitu :
2. Keluarga Berencana.
4. Kesehatan lingkungan.
9. Kesehatan olahraga.
No. 1457 tahun 2003, tentang Pedoman Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang
Kesehatan di Kabupaten/ Kota, secara umum adalah 15% dari jumlah penduduk per
bulan. Begitu pula cakupan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat miskin.
Jamkesmas secara nasional adalah angka utilisasi Puskesmas rata-rata 15% per bulan
Kesehatan Tingkat Kabupaten tahun 2008 yang ditetapkan dalam Kepmenkes RI No.
741 Tahun 2008, hanya disebutkan target cakupan pelayanan kesehatan bagi
masyarakat miskin adalah 100% setahun, atau sekitar 8,3% per bulan (Kepmenkes,
2010).
2.3 Jamkesmas
Pemerintah. Program ini diselenggarakan secara nasional agar terjadi subsidi silang
jawab dan dilaksanakan bersama oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.
pada prinsip-prinsip:
peserta.
dipertanggungjawabkan (akuntabel).
1. Masyarakat miskin dan tidak mampu, yang telah ditetapkan oleh Surat
yang tidak memiliki identitas (atau kerap disebutkan sebagai (peserta non-
kartu)
3. Semua peserta Program Keluarga Harapan (PKH) baik yang sudah atau yang
5. Bayi (sebelum usia satu tahun) yang lahir dari Ibu peserta Jamkesmas setelah
bila ditanggung bersama. Dana dari uraian bersama yang terkumpul pada
mutu pelayanan kesehatan kepada seluruh masyarakat miskin dan tidak mampu agar
tercapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal secara efektif dan efisien.
untuk makanan maupun non makanan. Seseorang/rumah tangga dikatakan miskin bila
kebutuhan dasarnya. Batas kebutuhan dasar minimal dinyatakan melalui ukuran garis
Kriteria penduduk miskin dapat dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu (BPS,
2008):
konsumsi makanan hanya mencapai 1.900 kalori per orang per hari plus
kebutuhan dasar non makanan, atau setara dengan Rp 120.000 per orang per
bulan.
hanya mencapai 1.900 sampai 2.100 kalori per orang per hari plus kebutuhan
dasar non makanan, setara Rp. 150.000 per orang per bulan. Penduduk
makanan hanya mencapai 2.100 kalori sampai 2.300 plus kebutuhan dasar non
makanan setara Rp. 175.000 per orang per bulan. Bila diasumsikan suatu
orang. Batas garis kemiskinan rumah tangga adalah menurut BPS (2008):
per bulan.
seperti model kependudukan, model sumber daya masyarakat, model organisasi dan
kesehatan, yaitu:
4. Faktor penguat, merupakan faktor yang terwujud dalam sikap dan perilaku
kesehatan.
kesehatan dipengaruhi oleh tiga determinan utama yaitu determinan sosial, sistem
Teori lain dikemukakan oleh Alan Dever (1984), menyatakan bahwa faktor
Norma adalah, nilai sosial dan keyakinan yang ada di masyarakat yang-
pelayanan kesehatan.
2. Faktor Organisasional
provider terhadap konsumen, seperti etnis, jenis kelamin, ras dan hubungan
keagamaan. Akses ini terdiri dari dua dimensi yaitu dapat diterima dan
2. Faktor sosio psikologi meliputi persepsi sakit, gejala sakit dan keyakinan
4. faktor risiko.
pelayanan tersebut.
kesehatan, yaitu :
1. Faktor regional dan residance yaitu : regional misalnya Jakarta, Jawa Tengah
dan lain-lain, dan residance misalnya : rural (desa) dan Urban (kota).
2. Faktor dari sistem pelayanan kesehatan yang bersangkutan yaitu tipe dari
umum, pengetahuan dan sumber informasi dari pelayanan kesehatan dan tabiat
dipengaruhi oleh faktor didalam perilaku dan faktor diluar perilaku. Faktor perilaku
terbentuk dari tiga factor yaitu factor predisposisi (predisposing factor), faktor
pendukung (enabling factor), dan faktor penguat (reinforcing factor). Ketiga faktor
kesehatan.
2.6.1.1 Pendidikan
berbeda pula dalam pengertian dan reaksi terhadap masalah kesehatan mereka,
kesehatan.
peserta didik sebagai subjek dan objek dalam membangun kehidupan yang lebih baik.
Pendidikan juga merupakan proses sadar dan sistematis di sekolah, keluarga dan
masyarakat untuk menyampaikan suatu maksud dari suatu konsep yang sudah
secara mandiri untuk meningkatkan taraf hidup lahir batin dan meningkatkan
2.6.1.2 Pengetahuan
pengalaman, baik pengalaman sendiri maupun pengalaman orang lain. Hasil penelitian
mempunyai intensitas atau tingkat yang berbeda-beda. Secara garis besarnya dibagi
a. Tahu (Know)
(recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau
rangsangan yang telah diterima, oleh sebab itu, "tahu" ini adalah merupakan tingkat
pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu
b. Memahami (Comprehension)
objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar,
orang yang telah paham terhadap obyek atau materi dapat menjelaskan, menyebutkan
c. Aplikasi (Application)
dipelajari pada situasi atau kondisi yang sebenarnya. Aplikasi disini dapat diartikan
d. Analisis
dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari
e. Sintesis (Syntesis)
kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-
meringkaskan, dapat menyesuaikan, dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan
f. Evaluasi (Evaluation)
kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria yang telah ada.
2.6.1.3 Sikap
Sikap adalah respons seseorang terhadap stimulus atau objek tertentu, yang
sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan. Dalam Notoatmodjo
(2007) menyatakan bahwa sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak
1. Menerima
Menerima diartikan bahwa seseorang atau subjek mau menerima stimulus yang
2. Menanggapi
yang dihadapi
3. Menghargai
dalam arti mendiskusikannya dengan orang lain dan bahkan memengaruhi atau
4. Bertanggung jawab
Bertanggung jawab terhadap apa saja yang diyakininnya. Seseorang yang telah
mengambil sikap yang diyakininya, maka dia harus berani mengambil risiko.
2.1.6.4 Persepsi
beberapa faktor yang berasal dari dalam dan dari luar individu itu sendiri. Faktor-
faktor tersebut antara lain susunan syaraf pusat, persepsi, motivasi, proses belajar,
panca indera. Setiap orang mempunyai persepsi yang berbeda- beda, meskipun
mengamati objek yang sama. Motivasi yang diartikan sebagai dorongan untuk
bertindak untuk mencapai suatu tujuan juga dapat terwujud dalam bentuk perilaku.
Perilaku juga dapat timbul karena emosi. Emosi berhubungan erat dengan keadaan
pelayanan kesehatan.
negative terhadap jumlah pelyanan kesehatan. Hal ini dapat dipahami karena semakin
jauh tempat tinggal semakin jauh tempat tinggal pelayanan kesehatan akan semakin
mahal. Ini telah sesuai dengan teori permintaan yaitu jka barang yang diminta semakin
mahal, maka jumlah barang yang dibeli akan semakin sedikit (Andersen et al, 1973;
membayar pelayanan kesehatan diukur dengan ada atau tidaknya jaminan kesehatan.
Faktor penguat terwujud dalam sikap dan perilaku petugas. Sikap dan perilaku
kesehatan meliputi : sikap petugas yaitu perawat dan dokter kepada peserta
Jamkesmas.
: Faktor Predisposisi :
Pendidikan
Pengetahuan
Sikap
Persepsi
Faktor Pemungkin :
Jarak Puskesmas
Kepemilikan jaminan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan oleh
kesehatan Peserta Jamkesmas di Puskesmas
Faktor Penguat : Medan Helvetia Tahun 2013
Sikap petugas yaitu
perawat dan dokter
terhadap pasien
jamkesmas