Вы находитесь на странице: 1из 16

PENGKAJIAN NUTRISI DAN

SISTEM PENCERNAAN

Dosen pengampu: Ns. Priyanto S.Kep., M.Kep., Sp.KMB

Disusun oleh:
I Wayan Yoga Pradnyana
Kadek Ria Gangga Dwijayanti
Kamsidi
Lale Aulia Marsitah Widarmi

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO UNGARAN
TAHUN 2016
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Tubuh manusia terbentuk dari zat-zat yang berasal dari makanan. Karenanya,
manusia memerlukan asupan makanan guna memperoleh zat-zat penting yg di kenal
dengan istilah nutrisi. Nutrisi berfungsi untuk membentuk dan memelihara jaringan
tubuh, mengatur proses-proses dalam tubuh, sebagai sumber tenaga, serta untuk
melindungi tubuh dari serangan penyakit. Dengan demikian fungsi utama nutrisi
adalah memberikan energi bagi aktivitas tubuh, membentuk struktur kerangka dan
jaringan tubuh, serta mengatur berbagai proses kimia di dalam tubuh.
Ketika homeostasis tubuh terganggu atau dalam keadaan sakit, nutrisi yang
mencukupi dan tepat amat di butuhkan untuk membantu proses penyembuhan. Akan
tetapi, nutrisi yang kurang atau berlebih justru akan memperburuk keadaan tubuh.
Beberapa kelainan atau penyakit memerlukan diet makanan khusus baik jenis dan
jumlah asupannya seperti gangguan lambung, jantung, diabetes, dan gagal ginjal.
Saluran pencernaan makanan menerima makanan dari luar dan mempersiapkan
bahan makanan untuk di serap oleh tubuh dengan jalan proses pencernaan
(mengunyah, menelan, dan penyerapan) dengan batuan zat cair yang terdapat mulai
dari mulut sampai anus. Fungsi utama sistem pencernaan adalah menyediakan zat
nutrisi yang sudah di cerna secara berkesinambungan untuk di distribusikan kedalam
sel melalui sirkulasi dengan unsur-unsur air, elektrolit, dan zat gizi.
BAB II
PEMBAHASAN

1. Skrining atau pengkajian gizi


Pengkajian status gizi dan saluran cerna bagian atas di mulai dengan
mengumpulkan data riwayat kesehatan. Data dari riwayat kesehatan menentukan arah
dan fokus dari pemeriksaan fisik dan uji diagnostik yang di butuhkan.

2. Data biografi dan demografi


Analisis inforasi demografis klien (jenis kelamin, usia, agama, dan status
pernikahan) karena hubungna dengan status gizi dan fungsi dari saluran cerna bagian
atas. Untuk riwayat kesehatan perempuan di perlukan pertanyaan yang lebih khusus
mengenai asupan kalsium karena perempuan memiliki resiko kekurangan kalsium
dan kebutuhan yang lebih tinggi. Untuk orang dewasa, yang hidup sendiri faktor
keuangan dan sosial mempengaruhi mereka dalam hal asupan makanan.
Resiko kondisi saluran cerna bervariasi pada usia dan jenis kelamin yang
berbeda. Sebagai contoh, pada usia pertengahan kejadian kanker lambung dan
esofagus lebih sering di dapatkan pada laki-laki di banding perempuan tetapi pada
usia tua angka kejadian tersebut meningkat pada kedua jenis kelamin. Budaya dan
suku juga memengaruhi jenis, jumlah, dan frekuensi konsumsi makanan.

3. Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan saat ini
Riwayat kesehatan saat ini meliputi, pertanyaan mengenai manifestasi, obat dan
suplemen diet, serta alergi.
b. Keluhan utama
Persilahkan klien untuk menggambarkan keluhan utama dengan kata-katanya
sendiri. Ajukan pertanyaan berkaitan dengan waktu dan karakterisktik dari keluhan
tersebut, serta cari informasi mengenaifaktor yang memperberat dan meringankan
keluhan utama tersebut. Pastikan untuk menentukan asupan gizi klien sehari-hari,
pola asupan, dan apakah terdapat perubahan dalam hal nafsu makanatau berat
badansejak munculnya keluhan tersebut.
c. Manifestasi klinis
Klien sering datang dengan keluhan terkait gizi atau saluran cerna seperti nyeri
abdomen,
Mual,dan muntah,susah mencerna,diare,serta perubahan berat atau nafsu
makan.ketika klien datang dengan keluhan tersebut,maka lakukan analisis mendalam
mengenai manifestasi klinis
Mengunakan pigur 28-1sebagai pedoman dan juga pertanyaan-pertanyaan yang
dicantumkan pada bagian berikut.
-Nyeri abdomen.
apakah nyeri terjadi secara cepat atau perlahan-lahan?
Bagaimanakah kekuatan nyeri?
Apakah nyeri bertambah hebat dalam beberapa jam,hari,atau minggu?
Apakah nteri menyebar?
Apakah nyeri membaik atau memburuk dengan gerakan ?
Apakah makanan meringankan atau memburuk?
Apakah ada makanan tertentu yang memengaruhi nyeri?
Nyeri abdomen adalah manifestasi umum yang dapat berhubungan dengan
kondisi yang mengancam jiwa.sangat penting untuk mengiodentifikasi
abdomen yang disebabkan oleh kondisi potensial yang mengancam jiwa.bab 32
memuat informasi mengenai berbagai karakteristik dari nyeri abdomen.
-Mual dan muntah.
kapan mual dan muntah terjadi ?
Sudah berapa lama ?
Apakah berhubungan dengan asupan makan tertentu?
Apakah makanan memberat atau meringkan gejal?
Apakah muntah mengandung pada makanan yang belum dicerna atau empedu?
Seperti apa isi muntah ?
Seberapa banyak muntah?
Apakah mual dan muntah diawali dengan rasa nyeri ?
-Gangguan mencerna.
Apakah klien mengeluh susah mencerna ?
Apakah yang dirasakan terbakar atau kembung ?
Apakah susah mencerna berkaitan dengan asupan makanan tertentu ?
Makanan mana yang meringakan atau memberat?
Apakah klien minum obat antasida untuk mengatasi susah mencerna?
-Diare.
Berapa banyak dan berapa kali buang air besar dalam satu hari ?
Apakah tinja padat atau cair ?
Apakah warna tinja ?
Apakah tinja hitam atau berdarah?
Apakah tinja tengelam atau mengapung ?
Apakah ada rasa nyeri pada waktu defekasi?
Apakah perut melilit atau terjadi kram pada saat diare?
Apakah diare terjadi pada siang hari atau malam hari atau siang dan malam hari
?
Apakah terjadi inkontinensia fekal?
Berapa lama diare sudah terjadi?
Apakah diare menurun pada waktu tertentu dalm setiap bulan (mengindikasikan
pengaruh hormon)?
Apakah aktivitas fisik memengaruhi keluhan diare?
Tanyakan secara khusus mengenai hubungan antara jumlah tinja dengan
asupan makanan. Kembung dan diare yang terjadi sesudah konsumsi produk
susu dapat mengarah pada intoleransi laktosa (lihat pembahasan alergi pada bab
ini).diet tinggi lemak yang menghasilkan tinja mengapung dan beriminyak
dapat mengarah pada malasorbsi lemak.jika diare dan muntah berlanjut,perlu
dikaji kekurangan cairan dan elektrolit yang mungkin terjadi
Permasalahan saluran cerna yang tidak sfesifik seperti mual,muntah,dan
diare bisa disebabkan oleh keracunan makanan.bila klien datang dengan
manifestasi seperti diatas,tanyalah mengenai jenis makanan yang dikonsumsi
dalam 2 sampai 3 hari terakhir,bagai mana makanan dimasak,dan apakah ada
orang lain mengkonsumsi makanan yang sama juga menjadi sakit.bab 33
memuat informasi tambahan mengenai keracunan makanan.
-Perubahan nafsu makan dan berat badan.
Minta pada klien untuk menggambarkan nafsu makannya apakah menurun,
normal, atau berlebihan?
Apakah ada perubahan dalam nafsu makannya ?
Apakah pola makan yang bisa dilakukan berubah,jika ia,apa sebabnya?
Jika klien mengakui ada perubahan dalam nafsu makan, tanyakan apakah
berhubungan dengan faktor tertentu seperti bau aktivitas atau kondisi pada
perasaan. Tanyakan spesifik mengenai berat badan klien biasanya. Tanyakan
berat badan bertambah atau berkurang jika ia kapan terjadi. Apakah kenaikan
atau penurunan berat badan di sengaja? jika penurunan berat badan di sengaja,
tanyakan mengenai rencana diet yang di lakukan. Apakah diet klien di awasi
club atau sarana kesehatan tertentu? apakah klien mengkonsumsi pil diet,
seperti perangsang nafsu makan atau penekan nafsu makan.
Perubahan berat badan yang di kehendaki bisa disebabkan oleh faktor fisiologi
maupun fsikologi tanyakan hal-hal berikut.
Apakah pasien merasa sedih atau tertekan ?
Apakah perubahan dalam tingkat aktifitas ?
Apakah klien mengalami rasa kenyang,anoreksia,atau perubahan dalam rasa
makanan?
Apakah klien mengalami masalah dalam mengunyah atau menelan atau
masalah dengan gigi atau gusi?
jika klien mengunakan gigi palsu, tanyakan apakah gigi palsu sudah terasa pas,
gigi palsu yang terpasang dengan tidak tepat dapat menurunkan nafsu makan
dengan mengakibatkan penurunan berat badan .
d. Tinjauwan sistem
Nutrsi berpengaruh terhadap semua sistem tubuh , serta konsekuensi dari mal
nutrisi tidak hanya terbatas pada saluran cerna saja.pertanyaan mengenai kondisi
mulut klien mencakup adanya kharies gigi atau tidak,jumlah dan kondisi gigi ,
kondisi gusi serta pengunaan gigi palsu .
Apakah pasien mengalami lesi oral,halitosis (bau mulut),luidah yang berlebihan
atau mulut kering ?
Seberapa sering klien menyikat gigi dan mengunakan dental floss(tali gigi).
Apakah air yang digunakan klien telah di fluoridasi ?
Kapan terakhir mengujungi dokter gigi untuk melakukan pembersihan gigi?
Apakah klien pernah berobat karena penyakit periondontal?
apakah klien mengalami masalah dalam rasa mengunyah dan menelan makanan ?
apakah klien pernah mengalami nyeri ketika makan, apakah terjadi bila
mengkonsumsi makanan tertentu atau berhubungan dengan kejadian tertentu?
e. Riwayat medis sebelumnya
Riwayat klien mengenai penyakit yang pernah diderita dan dirawat dirumah sakit
sangat penting untuk memberikan informasi mengenai status gizi dan fungsi saluran
cerna dari klien.
f. Riwayat pembedahan
Riwayat pembedahan dimasa lalu juga dapat memberikan informasi mengenai
status gizi dan struktur serta fungsi dari saluran cerna dibagian atas.tanyakan secara
spesifik mengenai riwayat pembedahan terdahulu pada mulut, tenggorokan, lambung,
hati, pankreas, kandung empedu, dan abdomen. Termasuk didalamnya adalah
tanggal,hasil test,prosedur,hasil pembedahan yang telah dilakukan.
g. Alergi
Untuk membedakan anatara alergi makanan dengan intoleransi
makanan,tanyakan manifestasi klinis yang dialami kline setelah mengonsumsi
makanan tertantu.alergi makanan biasanya akan menimbulkan manifestasi yang
bersifat sistemik eritema (kemerahan pada kulit) atau sesak nafas,sementara
intoleransi makanan menimbulkan gejala yang terkai dengan saluran cerna seperti
keram perut,kembung dan sering kentut,atau diare.
h. Obat dan suplemen makanan
Penting untuk mendapatkan informasi mengenai penggunaan obat oleh klien
karena adanya banyak potensi interaksi antara obat dan makanan.klien lansia
khususnya yang sedanf mengonsumsi obat memeiliki resiko lebih tinggi untuk
mengalmai interaksi obat makanan.
Dapatkan informasi yang detail mengenai penggunaan obat,yang diresepkan dan
obat bebas sekarang maupun dimasa lalu.
i. Kebiasaan makanan
Jenis, jumlah, cara, dan waktu asupan makanan sangat dipengaruhi oleh faktor
psikososial seperti asal suku, agama, dan struktur keluarga.ketika melakukan
pengkajian status gizi, pastikan untuk menanyakan hubungan antara budaya dengan
piola makan mereka.
j. Riwayat psikososial
Paparan racun atau patogen lingkungan pada saat bekerja atau berpergian
meningkatkan resiko klien untuk terkena penyakit saluran cerna.tan yakan pekerjaan
klien dan apakah terdapat bahan beracun pada tempat berkeja seperti arsenik timbal,
air raksa, dan karbontetraklorida.
k. Riwayat kesehatan keluarga
Genik dan lingkungan keluarga dapat meningkatkan resiko klien untuk menderita
permasalahan saluran cerna.tanyakan mengenai derajat kesehatan dari anggota
keluarga.
Apakah terdapat riwayat keluarga dengan kanker,ulkus saluran cerna,atau
kolitis.apakah terdapat riwayat keluarga dengan diabetes,anemia ikterik, alkoholisme,
hepatitis, pankreatitis, obesitas, ulkus peptik, atau irriteble bowel syndrome.

4. Pemeriksaan fisik
a. Pengukuran antropometrik
Pengukuran antropometrik merupakan pengkajian terhadap masa tubuh atau
bagian tubuh. Tinggi bdan,berat badan,indeks masa tubuh,ukuran rangka,dan
pengukuran lingkar adalah contoh pengukuran antropometrik.
b. Tinggi badan dan berat badan.
Gunakan pengaris teleskopik dan skala keseimbangan duntuk mengukur tinggi
badan dan berat badan.bandingkan berat badan klien sekarang dengan berat badan
umum yang digunakan sabagai acuan.perubahan 10% dari berat badan yang tidak
sengaja adalah bermakna dan penyebabnya harus dicari.untuk menghitung perbedaan
berat badan sekarang sebagai presentase berat badan umum,bagi berat badan klien
sekarang dengan berat badan umum kemudian dikalikan dengan 100;
% berat badan umum = x 100

c. Indeks massa tubuh


Berdasarkan beberapa penelitian independen,indeks masa tubuh (IMT) disepakati
sebagai standar yang diterima untuk menentukan berat badan yang diinginkan.
Sebagai contoh seorang perempuan dengan tinggi badan 64 ince dan berat badan 140
pon mempunyai IMT 25.
IMT =([140 : 64 ] : 64 ) x 703 = 24,95
d. Ukuran rangka
Rangka klien bisa diperkirakan dengan mengukur lingkar pergelangan tangan.klien
dengan ukuran rangka yang sangat kecil atau sangat besar dapat mempunyai IMT
yang sangat rendah ataupun sangat tinggi.
e. Pengukuran lingkar
Digunakan untuk mengkaji proporsi dan distribusi dari masa otat dan lemak tubh.
f. Mulut
Pengkajian rngga mulut terdiri atas inspeksi dan palpasi.pencahayaan yang cukup
sangatlah penting dalam pengkajian rongga mulut.
- inspeksi
mulailah pengkajian mulut klien dengan melakukan pengamatan
kesimetrisan bibir, warna, hidrasi, lesi, atau nodul.
- palpasi
raba bibi,gusi,dan mukosa pipi dari klien.periksa adanya gigi yang
tanggal,masa,pembengkakan,atau daerah yang nyeri.catat lokasi, ukuran,
warna, konsistensi, dan adanya nyeri pada setiap lesi.
g. Abdomen
Kandung kemih yang terisi penuh dapat mengganggu pemeriksaan abdomen,
maka mintalah klien berkemih sebelum melakukan pemeriksaan abdomen. Klien di
minta berbaring terlentang dengan kedua lengan berada di samping. Letakkan batal
kecil di bawah lutut klien untyk mengendurkan otot abdomen. Perkusi dan palpasi
dapat mempengaruhi aktivitas usus, sehingga pemeriksaan abdoemn di lakukan
dengan urutan : inspeksi, auskultasi, perkusi dan palpasi.
-Inspeksi
Berdiri di sebelah kanan klien dan mulailah inspeksi abdomen dengan
memperhatikan kondisi kulit serta permukaan abdomen. Kulit haruslah lembut
dan utuhdengan di tumbuhi rambut dengan jumlah yang bervasriasi. Permukaan
dapat datar, cekung, atau membulat tergantung pada jenis tubuh klien. Perhatikan
daerah ragangan atau permukaan yang tidak rata yang mungkin di sebabkn oleh
sumbatan, hernia, tumor, atau pembedahan sebelumnya.
Periksa abdomen untuk melihat adanya ruam kemerahan, perubahan warna,
bekas luka, bercak darah, striae, dan kelebaran vena. Bekas luka pada abdomen
umunya berhubungan dengan riwayat pembedahan pada klien dan striae yakni
tanda perubahanberat badan yang seharusnya berhubungan dengan laporan
menganai perubahan berat badan. Perhatikan bentuk, posisi, warna, dan adanya
cairan pada umbilikus. Umbilikis normalnya berbentuk cekung, terletak di garis
tengah tidak terdapat cairan, dan mempunyai warna yang sama dengan kulit
abdomen yang lain. Tanda warna kebiruan pada daerah di sekitar umbilikus
menunjukkan adanya perdarahan intra abdominal dan mungkin di dapati pada
klien yang mengalami pankreatitis.
-Auskultasi
Auskultasi di lakukan dengan menggunakan bagian diafragma dari stetoskop,
mulailah melakukan auskultasi pada abdomen klien. Tekanlah diafragma secara
perlahan kedinding abdomen, dimulai pada kuadran kanan bawah pada daerah
katup ileosekal. Lanjutkan sesuai dengan arah jarum jam, dengan melakukan
auskultasi pada setiap kuadran atau bagian. Adanya udara dan cairan yang
bergerak di saluran cerna, menimbulkan suara klik atau berkumur setiap 5
sampai dengan 10 detik. Perhatikan frekuensi dan karakter dari suara atau bising
usus. Bising usus normal terjadi secara teratur setiap 5-35 detik. Bising usu dan
keras dan bernada tinggi menunjukkan adanya hipersensitifitas dari saluran
cerna. Bising usus yang keras dapat terdengar pada klien yang sedang nafas,
mengalami gasterointeritis, atau klien yang megalami sumbatan usu fase awal.
-Perkusi
Perkusi abdomen untuk menentukan ukuran dan letak dari organ abdomen serta
mendeteksi adanya cairan, udara, dan massa. Perkusi seluruh kuadran atau bagian
dan bandingkan dengan suara yang muncul dengan temuan yang seharusnya.
Secara normal, ketika perkusi abdomen di lakukan, suara bernada tinggi, nyaring,
dan timpani akan terdengar pada daerah yang berisi udara atau gas dan suara
pekak akan terdengar pada cairan atau organ padat. Perkusi dapat di gunakan
untuk menentukan letak dan ukuran hati dan limpa dan untuk mengkaji tinhkat
regangan kandung kemih.
-Palpasi
Palpasi abdomen secara sistematis dari kuadran ke kuadran atau dari bagian ke
bagian, di mulai dari daerah yang tidak terasa sakit dan menuju ke arah daerah
yang sakit. Mulai dengan palpasi ringan yakni menekan abdomen 1-2cm.
Palapasi adanya massa atau rasa nyeri. Catat bila terdapat adanya kekakuan
abdomen yang involunter.
Setelah melakukan palpasi ringan pada seluruh daaerah, lakukan palpasi dalam
untuk menentukan ukuran dan bentuk dari organ abdomen dan massa. Lakukan
secara hati-hati pada saat melakukan pemeriksaan pada daerah yang nyeri.
Adanya nyeri balik menandakan adanya peradangan peritoneal.

5. Uji Diagnostik
Uji diagnostik memberikan informasi mengenai asal dan keparahan daari
masalah nutrisi atau saluran cerna bagian atas. Uji diagnostik yang umum di gunakan
pemeriksaan laboratorium, radiologi, ultrasonografi, endoskopi, sitologi, analisis
gastrik, dan beberapa pemeriksaan lainnya.
Uji noninvasif
1. Foto polos abdomen
Otot polos abdomen adalah pemeriksaan rontgen (radiologi) dari rongga
abdomen. Pemeriksaan ini dapat membantu mengidentifikasi kelainan seperti tumor,
sumbatan, kumpulan cairan atau gas abnormal, dan striktur. Klien di posisikan duduk
atau tidur terlentang daam posisi tegak terhadap arah rontgen.
2. Foto serial saluran cerna bagian atas
Foto serial saluran cerna bagian atas di kenal sebagai telanbarium memeberikan
gambaran radiologis dari visualisasi esofagus, lambung, duodenum, dan jejenum.
Pemeriksaan ini dapat membantu mendeteksi adanya striktur, ulkus, tumor, polip,
hernia hiatus, atau gangguan motilitas.
3. Modifikasi telan barium
Telafun barium yang di modifikasi di kenal juga dengan nama videofluoroskopiatau
pemeriksaan motilitas orofaringeal, di lakukan untuk mengkaji fungsi menelan dan
resiko aspirasi.
4. CT - Scan
Ct-scan di gunakan untuk mengidentifikasi massa seperti neoplasma, kista, lesi
inflamatori fokal, dan abses hati, pankreas, serta daerah felpis. Ct-scan juga
membantu mengevaluasi penyebaran tumor lokal, khususnya bila pemeiksaan barium
menunjukan adanya pertumbuhan tumor di luar dinding usus.
5. Ultrasonografi (USG)
Ultrasonografi (USG) saluran cerna membantu mengidentififkasi proses
patofisiologis yang terjadi di pangkreas, hati, kandung empedu, limfa, dan jaringan
retroperitoneal. Pemeriksaan USG dapat mengidentifikasi adanya cairan, massa,
jaringan adiposa, abses, dan hematom. Pemeriksaan fisik dapat di pertajam dengan
pemeriksaan USG karena massa yang teraba dan daerah nyeri dapat di hubungkan
denga struktur anatomi pada saat klien sedang di periksa.

Uji Infavasif
Endoskopi
Eendoskopi merupakan visualisasi langsung dari saluran cerna dengan
menggunakan alat yang fleksibel dan bercahaya.endoskopi saluran cerna bagian atas
meliputi esofagus kopi, gastroskopi, dan esofagogastroduodenoskopi. Pemeriksaan
ini berguna untuk mengkaji klien dengan perdarahan saluran cerna akut kronis,
anemia pernisiosa, cedera esofagus, massa, striktur, disfagia, nyeri sub sternal, nyeri
epigastrik, dan penyakit radang usus.

Uji gastrointestinal lain


Pemeriksaan saluran cerna bagian atas dapat dilakukan untuk menentukan
adanya sel ganas, jumlah asam lambung atau hormon, abnormalitas pada fungsi
motori, atau penyebab nyeri dada. Pemeriksaan tersebut meliputi analisis sitologi
ekspoliatif , analisis gastrik, test perfusi asam, manometri esofagus dan uji bernstein.
1. Analisi sitologi eksfoliatif
Analisi sitologi eksfoliatif dilakukan untuk membedakan sel jinak dan sel ganas
daerah saluran cerna yang akan di bersihkan dan sel diambil untuk di lakukan analisis
laboratorium.
2. Analisis gastrik
Analisis gastrik di lakuakn untuk mengukur sekresi hasam hidroklorida ( HCl) dan
pepsin dalam lambung. Analisis isi lambung dapat membantu diagnosis dari ulkus
duodenum, syndrom Zollinger-Ellison, karsinoma lambung, dan anemia persiniosa.
3. Test perfusi asam
Tes perfusi asam atau di kenal dengan nama uji bernstein menentukan apakah nyeri
dada kien berhbungn degan perfusi asam melewati mukosa esofagus.
4. Manonometri esofagus
Manometri esofagus di gunakan untuk mengkaji fungsi motorik esofagus dan dapat di
lakukan untuk mendiagnosa serta mengkaji disfagia refluk esofagus, spasme,
gangguan motilitas, dan hernia hiatus.

Pemeriksaan laboratorium
1. Anemia gizi
Defisiensi besi merupakan penyebab paling sering anemia di dunia selain besi, fungsi
hematologis ormal, membutuhkan asupan, penyerapan, dan cadangan yang memadai
dari beberapa zat besi seperti protein, vitamin, vitamin b12 dan tembaga.
2. Protein serum
Protein serum merupakan molekul pembawa dan penting untuk menjaa tekanan
onkotik intravaskuler. Pemeriksaan protein serum meliputi albumin, pra-albumin,
protein pengikat retino, dan transferin.
3. Jumlah limfosit total
Fungsi imun dan status gizi berhubungan erat. Konsekuensinya, jumlah limfosit
total indikator untuk fungsi imun memberikan pengukuran secara kasar mengenai
status gizi.
4. Tes penyerapan D-Xylose
D-Xylose merupakan monosakarida yang di serap di dalam usus halus yang di
gunakan untuk mengkaji malabsorbsi. Setelah pemberian D-Xylose secara oral dalam
jumlah tertentu, kadar D-Xylose dalam darah dan urin diukur. Kadar D-Xylose yang
rendah dalam darah dan urine menunjukan adanya malabsorbsi dalam darah.
Kesimpulan

Kesehatan gizi dan fungsi saluran cerna atas merupakan dasar bagi kesehatan
yang baik. Pengkajian secara sistematik dari status gizi dan saluran cerna bagian atas
klien daoat menuju pada deteksi, diagnosis, dan penatalaksanaan dini dari gangguan
gizi dan keluaran gizi.
DAFRTAR PUSTAKA

Black, Joyce M. 2014. Keperawatan Medikal Bedah; Manajemen Klinis


Untuk Hasil yang Diharapkan Edisi 8 Buku 2. Salemba Medika

Вам также может понравиться