Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Prosedur 1. Anamnesis
a. Sifat kecelakaan
b. Saat terjadinya berapa jam/hari sebelum dibawa ke rumah sakit
c. Ada tidaknya benturan kepala langsung
d. Keadaan penderita saat kecelakaan dan perubahan kesadaran sampai saat
diperiksa
e. Bila pasien dapat diajak berbicara, tanyakan urutan peristiwanya sejak
sebelum terjadinya kecelakaan, sampai tiba dirumah sakit untuk
mengetahui kemungkinan adanya amnesia retrograde
f. Ada atau tidak adanya muntah
g. Pasien tidak selalu dalam keadaan pingsan (hilang/turun kesadarannya),
tapi dapat dilihat bingung/ disorientasi (kesadaran berubah)
2. Pemeriksaan fisik
3. Kriteria Diagnosis:
Memenuhi kriteria amnesia dan pemeriksaan imaging (CT Scan atau minimal
Rontgen tengkorak)
4. Diagnosis Banding:
Stroke
5. Pemeriksaan Penunjang:
a. Foto Rontgen tengkorak (AP/Lateral)
b. CT Scan
5. Penatalaksanaan :
Dokter Interensip
RSUD Depati Hamzah 2017
a. Menilai jalan nafas: bersihkan jalan nafas dari debris dan muntahan,
lepaskan gigi palsu, pertahankan tulang servikal, pasang guedel bila dapat
ditolerir. Jika cedera orofasial menggangu jalan nafas, maka harus
diintubasi.
b. Menilai pernapasan : jika pernapasan tidak spontan beri oksigen melalui
masker oksigen. Jika pernapasan spontan, selidiki dan atasi cedera dada
berat.
c. Menilai sirkulasi : hentikan semua perdarahan dengan menekan arterinya.
Perhatikan adanya cedera intraabdominal atau dada. Ukur dan catat
frekuensi jantung dan tekanan darah, pasang alat pemantau dan EKG.
Pasang jalur intravena yang besar, ambil darah vena untuk pemeriksaan
darah perifer lengkap, ureum, elektrolit, glukosa dan analisis gas darah
arteri. Berikan larutan elektrolit.
d. Obat kejang: mula-mula berikan diazepam 10 mg iv perlahan-lahan dan
dapat diulangi sampai 3 kali bila masih kejang. Bila tidak berhasil dapat
diberikan fenitoin 15mg/kgbb iv perlahan dengan kecepatan tidak melebihi
50 mg/menit.
e. Menilai tingkat keparahan cedera kepala.
a. Pada semua pasien dengan cedera kepala dan atau leher, lakukan foto
tulang belakang servikal, kolar servikal baru dilepas setelah dipastikan
bahwa seluruh tulang servikal C1-C7 normal.
b. Pada semua pasien dengan cedera kepala sedang dan berat , lakukan
prosedur:
Pasang jalur intravena dengan larutan salin normal (NaCl 0,9%)
atau larutan Ringer laktat.
Lakukan pemeriksaan hematokrit, periksa darah perifer lengkap,
trombosit, kimia darah, masa protrombin/masa tromboplastin
parsial, skrinning toksikologi dan kadar alcohol bila perlu.
c. Mengurangi edema otak : hiperventilasi, cairan hiperosmolar (manitol; 0,5-
1g/kgbb dalam 10-30 menit), kortikosteroid, barbiturate, pembatasan
cairan pada 24-48 jam pertama, yaitu 1500-2000 ml/24 jam.
d. Obat-obat neuroprotektor : piritinol, piracetam, citicoline
e. Perawatan luka dan pencegahan dekubitus sejak dini
f. Hemostatik tidak rutin digunakan.
7. Prognosis:
a. Ad vitam : dubia ad bonam
b. Ad sanationam: dubia ad bonam
c. Ad fungsional: dubia ad bonam
Sarana dan a. Spygmomanometer
Prasarana b. Pen Light
c. Hammer reflex
Kewenangan 1. Fasilitas pelayanan kesehatan primer
2. PPK 2 (RS tipe B dan C)
Tatalaksana medis dan bedah sesuai dengan ketersediaan fasilitas
3. PPK 3 (RS tipe A):
Tatalaksana medis dan bedah koomprehensif