Вы находитесь на странице: 1из 12

MAKALAH

KIMIA ANALITIK II
ARGENTOMETRI

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK II

Andi Irmayana (16 3145 453 003)


Febiyanti Rosina Mayaut (16 3145 453 009)
Murni Sri Astuti (16 3145 453 021)
Nurianty KaKa Sulle (16 3145 453 028)
Nurul Islamiyah (16 3145 453 032)
Winda Taruni Pratiwi (16 3145 453 039)
Wa Ode Delisa Julianti (16 3145 453 038)

PROGRAM STUDI DIII ANALIS KESEHATAN


STIKes MEGA REZKY MAKASSAR
Tahun Ajaran 2016/2017
KATA PENGANTAR

1
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul ARGENTOMETRI tepat
pada waktunya. Shalawat beserta salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada
Nabi Muhammad SAW.
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah sebagai pemenuhan
tugas yang diberikan demi tercapainya tujuan pembelajaran yang telah
direncanakan. Selain itu, agar dapat mengetahui tentang argentometri, baik
pengertian argentometri, metode yang digunakan dalam argentometri, dan faktor
yang mempengaruhi pengendapan.

Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan


dan jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu, kritik dan saran yang membangun
sangat kami harapkan demi terciptanya makalah yang lebih baik selanjutnya. Dan
semoga dengan hadirnya makalah ini dapat memberi manfaat bagi pembaca
sekalian.

Makassar, 06 Maret 2017

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii

DAFTAR ISI.................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A Latar Belakang.......................................................................... 4
B Rumusan Masalah..................................................................... 5
C Tujuan Penulisan....................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengetian Argentometri............................................................. 6
B. Metode Argentometri................................................................ 6
C. Faktor yang Mempengaruhi Pengendapan................................ 9
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................... 11
B. Saran.......................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 12

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat
dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan
endapan dengan ion Ag+. Salah satu cara untuk menentukan kadar asam-basa
dalam suatu larutan adalah dengan volumetri (titrasi).

Volumetri (titrasi) merupakan cara penentuan kadar suatu zat dalam


larutannya didasarkan pada pengukuran volumenya. Salah satu jenis titrasi
pengendapan yang sudah lama dikenal adalah melibatkan reaksi pengendapan
antara ion halida ( Cl-, I-, Br- ) dengan ion perak Ag+. Titrasi ini biasanya
disebut sebagai argentometri, yaitu titrasi penentuan analit yang berupa ion
halida dengan menggunakan larutan standar perak nitrat AgNO3.

Dasar titrasi argentometri adalah pembentukan endapan yang tidak


mudah larut antara titrant dan analit. Sebagai contoh yang banyak dipakai
adalah titrasi penentuan NaCl dimana ion Ag+ dari titran akan bereaksi
dengan ion Cl-dari analit membentuk garam yang tidak mudah larut. Macam
macam cara pengendapan pada titrasi argentometri ada 3 cara yang dikenal
yaitu metode Mohr, metode Volhard, dan metode Vajans.

Argentometri merupakan metode umum untuk menetapkan kadar


halogenida dan senyawa-senyawa lain yang membentuk endapan dengan
perak nitrat (AgNO3) pada suasana tertentu. Metode argentometri disebut juga
metode pengendapan karena pada argentometri memerlukan pembentukan
senyawa yang relatif tidak larut atau endapan.

4
B. Rumusan Masalah
Dari uraian di atas dapat kita simpulkan rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apakah yang dimaksud dengan Argentometri ?
2. Metode apa saja yang ada dalam titrasi argentometri dan bagaimana
prinsip dari masing-masing metode tersebut ?
3. Faktor apa saja yang mempengaruhi pengendapan ?
C. Tujuan Penulisan
1. Mahasiswa bisa mengetahui apakah yang dimaksud dengan Argentometri.
2. Mahasiswa dapat mengetahui masing-masing metode yang ada dalam
Argentometri.
3. Mahasiswa dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
pengendapan dalam Argentometri.

5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian

Istilah Argentometri diturunkan dari bahasa latin Argentum, yang


berarti perak. Jadi, Argentometri merupakan salah satu cara untuk
menentukan kadar zat dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi
berdasar pembentukan endapan dengan ion Ag+ (Underwood, 1992).

Salah satu cara untuk menentukan kadar asam basa dalam suatu
larutan adalah dengan volumetric (titrasi). Volumetri (titrasi) merupakan cara
penentuan kadar suatu zat dalam larutannya didasarkan pada pengukuran
volumenya.

Berdasarkan reaksinya volumetri (titrasi) dibedakan menjadi beberapa


bagian, salah satunya adalah argentometri. Volumetri jenis ini berdarkan atas
reaksi krespilasi (pengendapan dari ion Ag+). Argentometri merupakan titrasi
yang melibatkan reaksi antara ion halida (Cl-, Br-, I-) atau anion lainnya (CN-,
CNS-) dengan ion Ag+ (Argentum) dari perak nitrat (AgNO3) dan membentuk
endapan perak halida (AgX)

Ag+ + X- AgX

B. Metode Argentometri

Berdasarkan pada indikator yang digunakan, titrasi argentometri dapat


dibedakan atas beberapa metode, antara lain :

1. Metode Mohr (pembentukan endapan berwarna)


Metode Mohr dapat digunakan untuk menetapkan kadar klorida
dan bromida dalam suasana netral dengan larutan standar AgNO 3 dan
penambahan K2CrO4 sebagai indikator. Titrasi dengan cara ini harus
dilakukan dalam suasana netral atau dengan sedikit alkalis, pH 6,5 9,0.

6
Dalam suasana asam, perak kromat larut karena terbentuk dikromat dan
dalam suasana basa akan terbentuk endapan perak hidroksida (Khopkar,
SM, 1990).
Aplikasi titrasi argentometri dengan metode Mohr banyak
digunakan untuk menentukan kandungan kadar klorida dalam berbagai
contoh air, misalnya air sungai, air laut, air sumur, air hasil pengolahan
industry sabun, dan sebagainya. Titrasi dengan metode Mohr dilakukan
dengan kondisi larutan berada pada pH kisaran 6,5-10 disebabkan karena
ion kromat adalah basa konjugasi dari asam kromat. Jika pH dibawah 6,5
maka ion kromat akan terprotonasi sehingga asam kromat akan
mendominasi didalam larutan akibatnya dalam larutan yang bersifat sangat
asam konsentrasi ion kromat akan terlalu kecil untuk memungkinkan
terjadinya endapan Ag2CrO4 sehingga hal ini akan berakibat sulitnya
pendeteksian titik akhir titrasi. Analit yang bersifat asam dapat
ditambahkan kalsium karbonat agar pH nya berada pada kisaran pH
tersebut atau dapat juga dilakukan dengan menjenuhkan analit dengan
menggunakan padatan natrium hidrogen karbonat.

2. Metode Valhard (Penentu zat warna yang mudah larut)


Prinsip :
Pada metode ini, sejumlah volume larutan standar AgNO 3
ditambahkan secara berlebih ke dalam larutan yang mengandung ion
halide (X-).
Metode ini digunakan dalam penentuan ion Cl+, Br -, dan I- dengan
penambahan larutan standar AgNO3. Indikator yang dipakai adalah
Fe3+dengan titran NH4CNS, untuk menentralkan kadar garam perak
dengan titrasi kembali setelah ditambah larutan standar berlebih.
Kelebihan AgNO3 dititrasi dengan larutan standar KCNS, sedangkan
indikator yang digunakan adalah ion Fe3+ dimana kelebihan larutan KCNS
akan diikat oleh ion Fe3+ membentuk warna merah darah dari
FeSCN (Khopkar,1990)

7
Aplikasi dari argentometri dengan metode Volhard ini adalah
penentuan konsentrasi ion halida. Kondisi titrasi dengan dengan metode
Volhard harus dijaga dalam kondisi asam karena jika larutan analit bersifat
basa maka akan terbentuk endapan Fe(OH)3. Jika kondisi analit adalah
basa atau netral maka sebaliknya titrasi dilakukan dengan metode Mohr
atau metode Fajans.

3. Metode Fajans (Indikator absorbsi)


Titrasi argenometri dengan cara fajans adalah sama seperti pada cara
Mohr, hanya terdapat perbedaan pada jenis indikator yang digunakan.
Indikator yang digunakan dalam cara ini adalah indikator adsorbsi seperti
eosine atau fluonescein menurut macam anion yang diendapkan oleh Ag +.
Titrannya adalah AgNO3 hingga suspensi violet menjadi merah. pH tergantung
pada macam anion dan indikator yang dipakai. Indikator adsorbsi adalah zat
yang dapat diserap oleh permukaan endapan dan menyebabkan timbulnya
warna. Indikator yang sering digunakan adalah fluorescein dan eosin.
Pengendapan ini dapat diatur agar terjadi pada titik ekuivalen antara
lain dengan memilih macam indikator yang dipakai dan pH. Sebelum titik
ekuivalen tercapai, ion Cl- berada dalam lapisan primer dan setelah tercapai
ekuivalen maka kelebihan sedikit AgNO3 menyebabkan ion Cl- akan
digantikan oleh Ag+ sehingga ion Cl- akan berada pada lapisan sekunder
(Gandjar, 2007).
Indikator adsorbsi merupakan pewarna, seperti diklorofluorescein
yang berada dalam keadaan bermuatan negative dalam larutan titrasi akan
teradsorbsi sebagai counter ion pada permukaan endapan yang bermuatan
positif. Dengan terserapnya ini maka warna indicator akan berubah dimana
warna diklorofluorescein menjadi berwarna merah muda.
Indikator absorbsi dapat digunakan untuk titrasi argentometri, titrasi
argentometri yang menggunakan indicator adsorbsi dikenal dengan sebuah
titrasi argentometi metode Fajans. Contohnya pada penggunaan titrasi ion
klorida dengan larutan standar Ag+.

8
Kesulitan dalam menggunakan indicator absorbsi ialah banyak
diantara zat warna tersebut membuat endapan perak menjadi peka terhadap
cahaya (fotosensitifitas) dan menyebabkan endapan terurai. Titrasi
menggunakan indicator absorbs biasanya cepat, akurat, dan terpercaya.
Sebaliknya penerapannya agak terbatas karena memerlukan endapan
berbentuk koloid yang juga harus dengan cepat (Harjadi,1990).

C. Faktor Faktor yang Mempengaruhi Pengendapan


Pengendapan adalah metode yang paling baik pada analisis gravimetri.
Namun, harus memperhatikan juga faktor yang mempengaruhi pengendapan,
antara lain :
1. Temperatur
Kelarutan semakin meningkat dengan naiknya suhu, jadi dengan
meningkatnya suhu maka pembentukan endapan akan berkurang
disebabkan banyak endapan yang berada pada larutannya.
2. Sifat alami pelarut
Garam anorganik mudah larut dalam air dibandingkan dengan
pelarut organik seperti alkohol atau asam asetat. Perbedaan kelarutan suatu
zat dalam pelarut organik dapat dipergunakan untuk memisahkan
campuran antara dua zat. Setiap pelarut memiliki kapasitas yang berbeda
dalam melarutkan suatau zat, begitu juga dengan zat yang berbeda
memiliki kelarutan yang berbeda pada pelarut tertentu.
3. Pengaruh ion sejenis
Kelarutan endapan akan berkurang jika dilarutkan dalam larutan
yang mengandung ion sejenis dibandingkan dalam air saja. Sebagai contoh
kelarutan Fe(OH)3 akan menjadi kecil jika kita larutkan dalam larutan
NH4OH dibanding dengan kita melarutkannya dalam air, hal ini
disebabkan dalam larutan NH4OH sudah terdapat ion sejenis yaitu OH-
sehingga akan mengurangi konsentrasi Fe(OH)3 yang akan terlarut. Efek
ini biasanya dipakai untuk mencuci endapan dalam metode gravimetri.
4. Pengaruh pH

9
Kelarutan endapan garam yang mengandung anion dari asam lemah
dipengaruhi oleh pH, hal ini disebabkan karena penggabungan proton
dengan anion endapannya. Misalnya endapan AgI akan semakin larut
dengan adanya kenaikan pH disebabkan H+ akan bergabung dengan I-
membentuk HI.
5. Pengaruh hidrolisis
Jika garam dari asam lemah dilarutkan dalam air maka akan
dihasilkan perubahan konsentrasi H+ dimana hal ini akan menyebabkan
kation garam tersebut mengalami hidrolisis dan hal ini akan meningkatkan
kelarutan garam tersebut.
6. Pengaruh ion kompleks
Kelarutan garam yang tidak mudah larut akan semakin meningkat
dengan adanya pembentukan kompleks antara ligan dengan kation garam
tersebut. Sebagai contoh AgCl akan naik kelarutannya jika ditambahkan
larutan NH3, hal ini disebabkan karena terbentuknya kompleks
Ag(NH3)2Cl.

10
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

1. Istilah Argentometri diturunkan dari bahasa latin Argentum, yang berarti


perak. Jadi, Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan
kadar zat dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar
pembentukan endapan dengan ion Ag+.

2. Berdasarkan pada indikator yang digunakan, titrasi argentometri dapat


dibedakan atas beberapa metode, antara lain :

a. Metode Mohr (pembentukan endapan berwarna)


b. Metode Valhard (Penentu zat warna yang mudah larut)
c. Metode Fajans (Indikator absorbsi)
3. Faktor faktor yang mempengaruhi pengendapan
a. Temperatur
b. Sifat alami pelarut
c. Pengaruh ion sejenis
d. Pengaruh pH
e. Pengaruh hidrolisis
f. Pengaruh ion kompleks

B. Saran
Dalam melakukan titrasi argentometri haruslah memperhatikan
metode apa yang akan kita gunakan dalam titrasi argentometri tersebut dan
memperhatikan apa titrasi akhir yang seharusnya terjadi saat melakukan
titrasi argentometri.

g.

11
DAFTAR PUSTAKA

Day, R.A. and A.L. Underwood. 2002. Analisis kimia kuantitatif. Edisi keenam.
Jakarta : Penerbit Erlangga

Fazaneilisa. 2014. Titrasi Pengendapan Argentometri. http://fazaneilisa. blogspot.


com/2014/01/titrasi-pengendapan-argentometri-i.html
Diakses tanggal 08 Maret 2017 jam 09:35 WITA

Khopkar S. M. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: UI Press

Matilda Rosalia. 2013. Argentometri. http://rosaliamatil dachemisrtry 2011.


blogspot.com/2013/10/argentometri.html
Diakses tanggal 08 Maret 2017 jam 09:45 WITA
Petruci, Ralp H dan Suminar. 1987. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern.
Jakarta: Erlangga.

12

Вам также может понравиться