Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
BAHASA INDONESIA
Membaca cepat adalah kecakapan membaca dan memahami teks dalam tingkatan tinggi.
4. Persepsi yang salah - bisa karena gerakan mata yang salah atau masa persepsi yang
lambat
Kebanyakan pembaca sambil lalu dapat meningkatkan keterampilan membacanya 2-3 kali
dengan mempraktekkan membaca cepat.
Teknik melompat (skipping) untuk langsung ke sasaran yang kita cari itu disebut
scanning. Sekalipun sebelum ini barangkali Kita belum mempelajari skimming dan
scanning, pasti Kita pernah melakukannya terutama di saat Kita dalam ketergesaan. Cara ini
akan sangat bermanfaat sekali jika Kita secara lebih sadar melakukannya dalam situasi apa
pun dan untuk bacaan apa pun, baik buku, surat kabar, surat-surat bisnis maupun bahan-
bahan lain. Beberapa bagian yang dapat dilompati dapat diuraikan di bawah ini:
Kita dapat melompati definisi, batasan tertentu atau keterangan dan detail yang telah
Kita ketahui dari buku lain, dan Kita merasa telah cukup menguasainya. Akan tetapi,
jangan melompati keseluruhan bab itu, perhatikanlah barangkali ada yang
mengandung gagasan baru layangkanlah pkitangan dengan kecepatan tinggi ke
paragraf-paragraf bab tersebut, barangkali ada gagasan baru. Dan lambatkan pada
bagian yang mengandung gagasan baru itu, atau bagian yang menarik dan berharga
untuk dibaca.
Kita dapat melompati bagian-bagian yang berisi informasi yang tidak memenuhi
tujuan Kita membaca. Misalnya, jika Kita membaca suatu biografi dan Kita
membutuhkan pkitangan politik orang tersebut, sedangkan bab pertama buku itu
membicarakan detail kehidupannya di masa kecil, maka bagian-bagian ini dapat Kita
lompati.
Ada juga penulis dalam mengawali bab baru menyajikan ringkasan bab sebelumnya.
Jika Kita baru saja membaca bab sebelumnya itu dan Kita merasa cukup
menguasainya, ringkasan itu dapat Kita lompati.
adalah teknik membaca yang dikemukakan Francis P. Robinson yang merupakan teknik
untuk mendapatkan pemahaman terhadap suatu bacaan. SQ3R merupakan singkatan dari
Survey, Question, Recite (atau recall), dan Review. Kelima singkatan ini merupakan lima
langkah dalam membaca untuk mendapatkan pemahaman.
Dalam membaca dengan teknik ini
1. Kita melakukan survei terhadap bacaan yang kita baca secara keseluruhan untuk
mengenal bahan bacaan kita secara keseluruhan dan untuk mengetahui gagasan umum
bacaan tersebut. Sambil melakukan survei ini, pembaca mengajukan pertanyaan-
pertanyaan tentang isi bacaan itu.
3. Dalam langkah ketiga ini kita membaca bukan dalam arti membaca dengan
mengikuti begitu saja bahan bacaan, tetapi membaca secara kritis.
4. Setiap selesai membaca tiap bagian, berhentilah sejenak untuk menjawab pertanyaan-
pertanyaan bagian itu atau menyebutkan hal-hal penting dari bagian itu. Langkah ini
disebut Recite.
Membaca intensif adalah membaca secara cermat untuk memahami teks secara benar dan
akurat.
2. Kegiatan Pembelajaran
Menentukan kalimat simpulan isi teks berdasarkan hal-hal (generalisasi,
analogi, sebab-akibat) yang disajikan dalam tulisan atau artikel.
3. Indikator Pencapaian Kompetensi
Menentukan paragraf yang berpola induktif.
Mengidentifikasi ciri-ciri teks yang berpola induktif.
Menemukan paragraf yang berpola deduktif.
Mengidentifikasi ciri-ciri paragraf yang berpola deduktif.
Mendaftarkan butir-butir yang merupakan gagasan pendukung.
4. Sumber alat/bahan
Teks dari media cetak/elektronik.
Kompetensi Dasar : 11.2. Menentukan kalimat kesimpulan (ide pokok) dari
berbagai pola paragraf induksi, deduktif dengan membaca
intensif.
Materi Pembelajaran :
1. PARAGRAF
Pengertian Paragraf
Paragraf adalah rangkaian atau seperangkat kalimat yang saling berhubungan atau
teralin secara utuh dan membentuk satu kesatuan pokok pembahasan atau membahas
satu topik pembahasan atau satu permasalahan pokok. Paragraf hanya mengandung
satu gagasan utama atau satu pokok pikiran yang merupakan satuan bahasa yang lebi
besar daripada kalimat. Gagasan utama dapat tersurat dalam sebuah kalimat atau
tersirat pada keseluruhan paragraf. Kalimat yang memuat gagasan utama disebut
kaimat utama yang dapat terletak di awal, akhir, atau awal dan akhir paragraf. Selain
itu, paragraf merupakan bagian dari satuan bahasa lebih besar yang disebut wacana.
Suatu wacana umumnya dibentuk lebih dari satu paragraf.
Jenis paragraf :
a. Paragraf induktif
b. Paragraf deduktif
2. PARAGRAF INDUKTIF
Paragraf Induktif adalah paragraf yang dimulai dengan menyebutkan peristiwa-
peristiwa yang khusus, untuk menuju kepada kesimpulan umum, yang mencakup
semua peristiwa khusus di atas.
Ciri-ciri paragraf Induktif :
Terlebih dahulu menyebutkan peristiwa-peristiwa khusus
Kesimpulan terdapat di akhir paragraf
Kalimat utama paragraf induktif terletak di akhir paragraf
Gagasan Utama terdapat pada kalimat utama
Kalimat penjelas terletak sebelum kalimat utama, yakni yang mengungkapkan
peristiwa-peristiwa khusus.
Kalimat penjelas merupakan kalimat yang mendukung gagasan utama.
a. Generalisasi
Induksi generalisasi adalah paragraf yang memunculkan pernyataan-pernyataan
khusus, kemudian diakhiri dengan pernyataan umum sebagai kesimpulan. Jumlah data
atau peristiwa khusus yang dikemukakan harus cukup dan dapat mewakili. Contoh
Paragraf Generalisasi adalah penelaran induktif dengan cara menarik kesimpulan dari
data data yang ada. Unsur yang penting dalam penulisan jenis paragraf ini adalah
jumlah data harus cukup untuk mewakili dan membenarkan kesimpulan anda di akhir
paragraf.
Contoh 1
Pendidikan karakter untuk melawan koruptor dan kemerosotan moral bangsa terus
dilaksanakan di semua sekolah di Indonesia. Namun perlu kita sadari bahwa para
koruptor yang tertangkap sekarang justru berasal dari kaum pemuda yang merupakan
calon pemimpin dimasa depan. Banyak juga tawuran dan penyimpangan yang
dilakukan oleh para pemuda sekarang seperti pemerkosaan,pencurian dan masih
banyak lagi. Bisa dibilang pendidikan karakter masih belum efektif mengubah
karakter bangsa.
Contoh 2
Negara Indonesia terkenal dengan banyaknya koruptor yang mencuri uang rakyat.
Hampir tiap bulan selalu ada kasus korupsi yang menyedot perhatian masyarakat.
Selain ditingkat pejabat banyak sekali terjadi tindakan tidak jujur yang dilakukan
rakyat Indonesia berupa tindakan kriminal. Maka dapat disimpulkan orang Indonesia
tidaklah jujur.
b. Analogi
Induksi analogi adalah membandingkan dua hal yang mempunyai persamaan-
persamaan sifat, kemudian ditarik kesimpulan. Pengembangan paragraf secara
analogi ini didasarkan adanya anggapan bahwa jika sudah ada persamaan dalam
berbagai segi maka akan ada persamaan pula dalam hal yang lain.
Contoh 1.
Belajar matematika butuh ketelitian apalagi ketika mempelajari beberapa bab tertentu
yang butuh tingkat ketelitian yang tinggi. Sama seperti kita mencari jarum di
tumpukan jerami ialah hal yang susah namun bukanlah mustahil jika dilakukan
dengan penuh semangat dan konsentrasi.
Analoginya adalah belajar matematika seperti mencari jarum di tumpukkan jerami
karena belajar matematika adalah hal sulit dan membutuhkan ketelitian yang tinggi.
Contoh 2
Sifat manusia ibarat padi yang terhampar di sawah yang luas. Ketika manusia itu
meraih kepandaian, kebesaran, dan kekayaan, sifatnya akan menjadi rendah hati dan
dermawan. Begitu pula dengan padi yang semakin berisi, ia akan semakin merunduk.
Apabila padi itu kosong, ia akan berdiri tegak.
Analoginya adalah sifat manusia itu ketika ia meraih kepandaian, kebesaran dan
kekayaan, sifatnya akan menjadi rendah hati dan dermawan, seperti padi yang
semakin berisi akan semakin merunduk.
c. Sebab akibat
Paragraf hubungan sebab akibat adalah paragraf yang dimulai dengan mengemukakan
fakta khusus yang menjadi sebab, dan sampai pada simpulan yang menjadi akibat.
Contoh
Kemarau tahun ini cukup panjang. Sebelumnya, pohon-pohon di hutan sebagi
penyerap air banyak yang ditebang. Di samping itu, irigasi di desa ini tidak lancar.
Ditambah lagi dengan harga pupuk yang semakin mahal dan kurangnya pengetahuan
para petani dalam menggarap lahan pertaniannya. Oleh karena itu, tidak
mengherankan panen di desa ini selalu gagal.
Sebab :
Pohon-pohon di hutan sebagi penyerap air banyak yang ditebang.
Irigasi di desa ini tidak lancar.
Harga pupuk yang semakin mahal
Kurangnya pengetahuan para petani dalam menggarap lahan pertaniannya.
Akibat :
Panen di desa ini selalu gagal.
d. Akibat Sebab
Paragraf hubungan akibat sebab adalah paragraf yang dimulai dengan fakta khusus
yang menjadi akibat, kemudian fakta itu dianalisis untuk diambil kesimpulan.
Contoh :
Hasil panen para petani di Desa Cikaret hampir setiap musim tidak memuaskan.
Banyak tanaman yang mati sebelum berbuah karena diserang hama. Banyak pula
tanaman yang tidak berhasil tumbuh dengan baik. Bukan itu saja, pengairan pun tidak
berjalan dengan lancar dan penataan letak tanaman tidak sesuai dengan aturannya.
Semua itu merupakan akibat dari kurangnya pengetahuan para petani dalam
pengolahan pertanian.
Akibat :
Hasil panen para petani di Desa Cikaret hampir setiap musim tidak memuaskan.
Sebab :
Banyak tanaman yang mati sebelum berbuah karena diserang hama.
Banyak pula tanaman yang tidak berhasil tumbuh dengan baik.
Pengairan pun tidak berjalan dengan lancar dan penataan letak tanaman tidak
sesuai dengan aturannya.
Kurangnya pengetahuan para petani dalam pengolahan pertanian.
e. Sebab Akibat 1 Akibat 2
Paragraf hubungan sebab akibat 1 akibat 2, suatu penyebab dapat menimbulkan
serangkaian akibat. Akibat pertama berubah menjadi sebab yang menimbulkan akibat
kedua. Demikian seterusnya hingga timbul beberapa akibat.
Contoh :
Akhir tahun 1986 pemerintah mengumumkan kebijaksaannya di bidang moneter yaitu
adanya devaluasi nilai uang rupiah terhadap dolar Amerika. Akibatnya harga-harga
barang impor naik. Hal itu terjadi karena banyak industri yang menggunakan bahan
dari luar negeri. Akibatnya, harga-harga pangan dan kebutuhan pokok lainnya
menjadi naik pula. Rakyat kecil mengeluh karena pendapatannya semakin tidak
mencukupi kebutuhan pokok.
Sebab :
Devaluasi nilai uang rupiah terhadap dolar Amerika.
Akibat :
Harga-harga barang impor naik.
Harga-harga pangan dan kebutuhan pokok lainnya menjadi naik pula.
Rakyat kecil mengeluh karena pendapatannya semakin tidak mencukupi
kebutuhan pokok.
3. PARAGRAF DEDUKTIF
Pengertian dari paragraf deduktif, yaitu sebuah paragraf yang berpola dari umum ke
khusus, artinya paragraf yang didahului dengan kalimat umum kemudian
dikembangkan dengan beberapa kalimat penjelas.
Ciri-cirinya :
Kalimat utama berada di awal paragraf
Kalimat utama disusun dari pernyataan umum yang kemudian disusul dengan
penjelasan
Contoh :
Indonesia adalah negara yang majemuk. Terdapat banyak agama dan kepercayaan
dan selain itu suku budaya indonesia sangat beragam misalnya suku jawa, madura,
batak, ambon dan masih banyak lagi suku - suku yang memiliki ciri khas masing
masing.
4. KESIMPULAN
Suatu pernyataan yang dibuat berdasarkan ide pokok dan kata kunci dari kalimat
penjelas dengan kalimat sendiri.
Contoh :
Bacaan yang baik untuk anak berisi contoh yang baik-baik pula. Cara yang
dapat dilakukan dengan menampilkan tokoh kartun, boneka, badut yang lucu, tetapi
mengandung unsur pendidikan. Tokoh binatang yang cerdik pun dapat pula mewakili
pesan moral. Misalnya, kancil menipu buaya atau sejenisnya. Tokoh orang bertubuh
raksasa, tetapi sangat baik terhadap sesama.
Gagasan utamanya : Bacaan yang baik untuk anak
Kalimat Utamanya : Bacaan yang baik untuk anak berisi contoh yang baik-baik pula.
Kesimpulannya : Bacaan yang baik untuk anak sebaiknya menceritakan tokoh
kartun yang mengandung unsur pendidikan dan pesan moral
Contoh 2 :
Sudah ada ide tetapi sukar untuk dituangkan. Selalu dihadapkan dengan
persoalan apa yang hendak ditulis? Seberapa panjang tulisan yang akan ditulis.
Keringnya pengetahuan terhadap topik yang hendak dikembangkan. Demikianlah
pengalaman seseorang pada awal belajar menulis.