Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
240210140088
kemudian sampel dikeluarkan dari freezer dan dilakukan thawing atau pencairan
kembali. Setelah di- thawing, kemudian sampel digoreng dengan suhu 250oC
hingga french fries hingga matang. Proses ini bertujuan untuk menghasilkan
produk mengembang dan renyah. Penggorengan juga dapat meningkatkan
citarasa, warna, gizi dan daya awet produk akhir.
Parameter yang diamati adalah warna dan tekstur pada umbi utuh
(sebelum dibekukan) dan setelah setangah matang sebelumm di thawing. Warna
diamati berdasarkan subjektif dan pengukuran dengan kromameter dengan model
CIELAB. CIELAB merupakan model warna yang dirancang untuk menyerupai
persepsi penglihatan manusia dengan menggunakan tiga komponen yaitu L
sebagai luminance (pencahayaan) dan a dan b sebagai dimensi warna yang
berlawanan. Berdasarkan Nasrah (2010) perubahan-perubahan nilai Lab*
dapat dituliskan sebagai berikut:
a. Perubahan nilai L* (L) merupakan parameter yang digunakan untuk menilai
sejauh mana perubahan nilai L* yang dihasilkan. Dimana nilai positif
menandakan sampel lebih terang dari sebelumnya dan nilai negatif menandakan
sampel lebih gelap dari sebelumnya.
L* = L*0 L*
Dimana :
L* = Perubahan nilai L* selama waktu tertentu
L*0 = Nilai L* untuk sampel pada kondisi awal
L* = Nilai L* untuk sampel selama waktu tertentu
b. Perubahan nilai a* (a) merupakan parameter yang digunakan untuk menilai
sejauh mana perubahan nilai a* yang dihasilkan. Dimana nilai positif menandakan
sampel lebih merah dari sebelumnya dan nilai negatif menandakan sampel
lebih hijau dari sebelumnya.
a* = a*0 a*
Dimana :
a* = Perubahan nilai a* selama waktu tertentu
a*0 = Nilai a* untuk sampel pada kondisi awal
a* = Nilai a* untuk sampel selama waktu tertentu
Vina Fitriani Pratiwi
240210140088
E* L2+ a2 + b 2
Dimana :
E* = Perubahan nilai Lab* selama waktu tertentu
L* = Perubahan nilai L* selama waktu tertentu
a* = Perubahan nilai a* selama waktu tertentu
b* = Perubahan nilai b* selama waktu tertentu
Begitu pula tekstur, diindetifikasi secara subjektik dan diukur dengean
penetrometer. Selain itu, hal yang diamati juga perubahan berat saat utuh, setelah
dipotong, saat fries mentah, setengah matang, dan setelah thawing.
5.1 French Fries Ubi Jalar Putih
Ubi jalar juga dapat diolah menjadi french fries tentunya bentuk, warna
dan rasanya tidak sama dengan french fries yang terbuat dari kentang. French
fries ubi jalar dapat dijadikan alternatif di samping french fries kentang (Isnaini,
2010). Berikut adalah hasil pengamatan pada pengolahan french fries ubi jalar
putih.
Berdasarkan hasil pengamatan pada tabel 2, sampel french fries ubi jalar
putih setengah matang memiliki warna yang lebih gelap apabila dibandingkan
dengan dengan french fries ubi jalar putih sebelum dibekukan. Setelah dilakukan
thawing pada french fries ubi jalar dengan perlakuan pemanggangan dilakukan
perhitungan berdasarkan rumus yang telah dijelaskan diatas dan didapatkan L
sebesar 26.04, a sebesar 1.74, dan b sebesar 23.1 dengan E sebesar 607.36
dan pada french fries ubi jalar dengan perlakuan penggorengan didapatkan nilai
L sebesar 26.04, a sebesar 1.12, dan b sebesar -11.53 dengan E sebesar
234.909. Hasil perhitungan yang menunjukkan nilai positif menandakan sampel
lebih terang, lebih merah, dan lebih kuning dari sebelumnya. Sementara pada
sampel french fries ubi jalar dengan perlakuan penggorengan didapatkan nilai b
yang negatif yang menandakan sampel berwarna lebih biru dari sebelumnya. Dari
perhitungan tersebut, dapat disimpulkan bahwa pada french fries ubi jalar putih
nilai E pada pemanggangan lebih besar dibandingkan penggorengan yang
artinya pada perlakuan proses pemanggangan terjadi perubahan warna yang lebiih
besar daripada pada french fries yang dipanggang.
Tekstur french fries setengah matang setelah di thawing mengalami
pelunakkan tekstur berdasarkan perhitungan hardness dan penilaian subjektif.
Perubahan tekstur terjadi karena pembekuan akan menyebabkan bahan mengalami
thawing setelah dikeluarkan dari tempat pembekuan sehingga teksturnya menjadi
lunak dan dapat menyebabkan kontaminasi oleh mikroba (Koeswardhani, 2008).
Menurut Cahyadi (2008), pembekuan dapat melunakkan jaringan sel tanaman
sehingga produk yang diperol mempunyai tekstur yang lunak. Tekstur hasil
pemanggangan lebih keras dibandingkan hasil penggorengan. Hal ini
kemungkinan dikarenakan kadar air ubi jalar pada pemanggangan lebih rendah
dibandingkan penggorengan. Berdasarkan Febriantini (2016) pemanggangan ubi
jalar merah memiliki kadar air yang paling kecil, diikuti oleh penggorengan.
Aroma yang dimiliki dari sampel masih aroma khas ubi.
Tabel 3. Hasil Pengamatan French Fries Ubi Jalar Setelah di Goreng
French Fries setelah di Goreng
Sampel
Warna Aroma Tekstur Rasa Gambar
Kel 7 Kuning Ubi Renyah Manis
Ubi Keemasan Gurih
(Panggang)
Vina Fitriani Pratiwi
240210140088
Setelah digoreng, french fries talas yang dipanggang memiliki warna putih
kekuningan sementara french fries talas penggorengan memiliki warna coklat
muda keabuan. Perbedaan warna ini dipengaruhi lama penggorengan dan tingkat
kematangan. Aroma yang dihasilkan french fries talas yang dipanggang gurih
sementara yang digoreng beraroma minyak. Tekstur french fries yang dipanggang
lebih lembek dibandingkan dengan french fries penggorengan. Hal ini
dikarenakan proses pada pemanggangan akan menyebabkan kandungan air bahan
pangan terevaporasi karena adanya tekanan udara panas oleh oven. Proses
kehilangan kandungan air ini tergantung pada karakteristik bahan pangan,
mobilitas udara pada oven serta tingkat panas pada oven (Fellows, 2000).
Tabel 8. Hasil Pengamatan Berat French Fries Talas
Berat(gram)
Fries Rendemen
Sampel Edible Fries Fries
Utuh setelah (%)
Parts Mentah Matang
thawing
8 600 550 522 477 498 90,54%
Talas Baked
11 600 550 473 428 475 79,2%
Talas
penggorengan
(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2017)
Berdasarkan hasil pengamatan pada tabel 6, berat sampel talas berkurang
setelah dilakukan pemotongan menjadi edible parts. Hal ini dikarenakan pada saat
pemotongan banyak bagian yang terbuang. Setelah di oven french fries semakin
menurun beratnya karena diduga banyaknya komponen air yang menghilang pada
saat dilakukan pemanasan. Seterlah di-thawing berat sampel menjadi meningkat
hal ini dikarenakan pada saat penimbangan masih terdapat bunga es, dan air dalam
bahan masih dalam keadaan beku sebagian sehingga beratnya masih tinggi.
Rendemen french fries talas dengan perlakuan pemanggangan memiliki rendemen
yang lebih besar dari french fries talas dengan perlakuan penggorengan.
Rendemen merupakan perbandingan antara produk yang dihasilkan dengan
banyaknya bahan yang digunakan. Rendemen dipengaruhi oleh berat jenis (Asgar
dan Rahayu, 2014). Berdasarkan praktikum, rendemen juga dipengaruhi oleh
banyaknya komponen yang terbuang pada saat pemotongan, perlakuan
Vina Fitriani Pratiwi
240210140088
penggorengan lebih empuk dan rasanya tawar. Perubahan warna dan aroma pada
proses pemanggangan dan proses penggorengan juga dapat disebabkan reaksi
karamelisasi dan maillard. Reaksi karamelisasi dan reaksi Maillard merupakan
reaksi yang terjadi selama proses pemasakan dan berpengaruh terhadap flavor
serta warna bahan pangan. Reaksi karamelisasi terjadi ketika bahan pangan yang
mengandung gula berkonsentrasi tinggi dimasak pada suhu tinggi melalui
pemanasan kering.
Tabel 12. Hasil Pengamatan Berat French Fries Talas
Berat(gram) Rendemen
Fries (%)
Sampel Edible Fries Fries
Utuh Setelah
Parts Mentah Matang
Thawing
9 600 550 522 645 650 108,33%
Singkong
Baked
12 600 500 486 455 481 98,97%
Singkong
Penggorengan
(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2017)
Berdasarkan hasil pengamatan pada tabel 6, berat sampel singkong
berkurang setelah dilakukan pemotongan menjadi edible parts. Hal ini
dikarenakan pada saat pemotongan banyak bagian yang terbuang. Setelah di oven
french fries semakin menurun beratnya karena diduga banyaknya komponen air
yang menghilang pada saat dilakukan pemanasan. Seterlah di-thawing berat
sampel menjadi meningkat hal ini dikarenakan pada saat penimbangan masih
terdapat bunga es, dan air dalam bahan masih dalam keadaan beku sebagian
sehingga beratnya masih tinggi. Rendemen french fries singkong dengan
perlakuan pemanggangan memiliki rendemen yang lebih besar dari french fries
singkong dengan perlakuan penggorengan.Rendemen merupakan perbandingan
antara produk yang dihasilkan dengan banyaknya bahan yang digunakan.
Rendemen dipengaruhi oleh berat jenis (Asgar dan Rahayu, 2014). Berdasarkan
praktikum, rendemen juga dipengaruhi oleh banyaknya komponen yang terbuang
pada saat pemotongan, perlakuan penggorengan/pengovenan dimana perlakuan ini
mempengaruhi kadar air yang hilang selama proses perlakuan, dan kesempurnaan
thawing setelah pembekuan.
Vina Fitriani Pratiwi
240210140088
6.2 Saran
Sebaiknya proses thawing dilakukan secara sempurna (hingga tidak beku)
sehingga tidak mempengaruhi pengukuran berat setela thawing yang
nantinya akan mempengaruhi perhitungan rendemen.
Vina Fitriani Pratiwi
240210140088
DAFTAR PUSTAKA
Fellows PJ. 2000. Food Processing Technology: Principles and Practice, 2nd Ed..
United States of America: Woodhead Publishing Limited and CRC Press
LLC
Hervelly, MP, Ina Siti, dan Wardatun. Firming Agent Of Concentration And
Method Of Making On The Characteristics Of French Fries Taro. Artikel
Fakultas Teknik Universitas Pasundan Bandung
JAWABAN PERTANYAAN
Jawab:
Perbedaan yang lain antara pendinginan dan pembekuan adalah dalam hal
pengaruhnya terhadap aktivitas mikroba dalam bahan pangan. Penggunaan
suhu rendah dalam pengawetan bahan tidak dapat menyebabkan kematian
mikroba sehingga bila bahan pangan dikeluarkan dari tempat penyimpanan dan
dibiarkan mencair kembali (thawing) pertumbuhan mikroba pembusuk dapat
berjalan dengan cepat.
Jawab:
Sayuran yang akan dibekukan harus diblansing terlebih dahulu dengan tujuan
untuk menonaktivkan enzim peroksidase, katalase, dan enzim pembuat warna
coklat lainnya, untuk mengurangi kadar oksigen dalam sel, mengurangi jumlah
mikroba, dan memperbaiki warna.
3. Mengapa plastik untuk mengemas sayuran segar yang akan didinginkan harus
diberi lubang?
Jawab:
Kantung plastik untuk mengemas sayuran dan buah harus diberilubangagar dapat
mengatur RH dalam plastik agar tidak jenuh yang dapat mengakibatkan terjadinya
kerusakan atau pembusukan oleh bakteri.
Jawab:
Vina Fitriani Pratiwi
240210140088
Jawab:
Untuk mencegah terjadinya kontak lebih besar antara bahan dengan oksigen dari
luar. Sehingga dapat lebih terhindar dari reaksi oksidatif, salah satu contohnya
pencoklatan enzimatis. Selain itu untuk mencegah pertumbuhan mikroba dalam
bahan pangan karena mikroorganisme tidak bisa bermetabolisme karena tidak
tersedianya oksigen.
Jawab:
Jawab:
8. Mengapa laju pembekuan yang cepat lebih baik daripada laju pembekuan
lambat? Jelaskan!
Jawab:
Vina Fitriani Pratiwi
240210140088
Sifat produk yang diakibatkan oleh pembekuan yang sangat cepat berbeda dengan
produk yang dihasilkan dari pembekuan lambat.Pembekuan yang sangat cepat
akan menghasilkan Kristal es yang kecil tersusun secara merata pada jaringan.
Sedangkan pembekuan lambat akan menyebabkan terbentuknya Kristal es yang
besar tersusun pada ruang antar sel dengan ukuran pori yang besar. Dari segi
kecepatan berproduksi, pembekuan secara cepat dianggap menguntungkan,
selama mutu produk yang dihasilkan tidak dikorbankan.
9. Mengapa bahan pangan yang didinginkan dan tidak dikemas dengan baik
cenderung menjadi keriput?
Jawab:
Bahan yang didinginkan dan tidak dikemas dengan baik cenderung menjadi
keriput, karena pada bahan yang didinginkan masih terjadi proses transpirasi,
yaitu proses perpindahan air dari bahan ke lingkungan sehingga diperlukan suatu
pengemasan yang baik.