Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
ILUSI UANG
(MONEY ILUTION)
Dosen Pengaajar:
Dr. Moh. Adenan, M.M
Oleh :
Akmal Farhan Danafiah (160810101083)
Geta Novira (160810101084)
Maritsa Rizkiyah (160810101085)
Cindy Fladelia Rosa (160810101101)
Fengky Hermawan (160810101107)
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Ilusi Uang?
2. Apa penyebab terjadinya Ilusi Uang?
3. Apa dampak fenomena Ilusi Uang?
4. Bagaimana cara mencegah atau cara meminimalisasi fenomena Ilusi Uang?
5. Dimana dan kapankah Ilusi Uang pernah terjadi?
6. Mengapa mahasiswa/i S1 jurusan Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan perlu mempelajari
tentang ilusi uang?
A. Definisi
Sebelum mengenal istilah ilusi uang hendaknya harus mengenal makna dari nilai
nominal dan nilai riil uang. Nilai nominal uang adalah nilai uang yang sesuai dengan yang
tertera pada uang tersebut, sedngkan riil uang adalah nilai daya beli uang terhadap suatu
komoditas. Money Illusion atau ilusi uang adalah fenomena ketika seseornag cenderung
untuk berpikir tentang uang berdasarkan nilai nominalnya daripada nilai riil uang tersebut
(Shafir, Diamond, & Tversky, 1997). Isitilah ilusi uang ini pertama kali dicetuskan oleh
Fisher (1928), menurut Fisher ilusi uang adalah kegagalan seseorang dalam memahami
menurunnya atau meningkatnya nilai riil suatu mata uang. Dari beberapa pengertian para ahli,
dapat didimpulkan bahwa ilusi uang adalah kecenderungan masyarakat yang lebih
mementingan nilai nominal uang daripada nilai riil uang.
Semisal terdapat seorang pekerja yang menerima kenaikan upah sebesar 10% dan ia
merasa senang, namun tingkat inflasi tahun tersebut juga sebesar 10%. Sebenarnya upahnya
hanya naik secara nominal, namun tidak secara riil. Daya beli pekerja tersebut tidak
bertambah. Hal tersebut dikarenakan ia tidak mampu membeli barang lebih banyak dari yang
mampu dibelinya dengan upah sebelumnya, karena rata-rata harga barang juga naik 10%.
Namun nyatanya pekerja tersebut akan senang karena ia beranggapan bahwa upahnya telah
naik, padahal daya beli riilnya tetap sama. Anggapan pekerja tersebut adalah apa yang disebut
dengan Ilusi Uang.
D. Cara Menanggulangi
Dari data diatas, dapat disimpulkan bahwa pnyesuaian masyarakat menjadi indikator
ilusi uang. Sebagai pelaku ekonomi, masyarakat menjadi variabel yang cukup penting dalam
sebuah perekonomian. Dalam fenomena ilusi uang masyarakat memegang peran penting.
Untuk mengurangi atau mentiadakan ilusi uang dapat dilakukan dengan cara mengubah pola
pikir masyarakat dengan memberi pengetahuan tentang nilai riil uang. Pemberian
pengetahuan tersebut dapat dilakukan dengan cara sosialisasi secara langsung pada setiap
daerah-daerah atau dengan iklan layanan masyarakat pada sebuah media mengenai apa yang
dimaksud nilai nominal dan riil dari uang. Sehingga diharapkan masyarakat akan dapat
menilai uang dari nilai riilnya pula. Apabila pemerintah mengambil suatu kebijakan untuk
arah perubahan seperti redenominasi dan pergantian mata uang, maka masyarakat tidak akan
menghambat lagi kebijakan tersebut dengan fenomena ilusi uang. Sebenarnya fenomena ilusi
uang dapat hilang ketika masyarakat dapat beradaptasi dengan perubahan nilai nominal pada
uang yang berubah, seperti yang terjadi di Turki pada tahun 2006.
E. Contoh Nyata
Pada tahun 2006, terdapat sebuah penelitian oleh Amado, Tekozel, Topsever, Ranyard,
Missier, dan Bonini melakukan penelitian untuk melihat kamampuan beradaptasi masyarakat
Turki terhadap mata uang redenominasi. New Turkey Lira pada saat itu berbeda enam angka
nol dari mata uang Turkey Lira. Amado sempat menemukan terjadinya ilusi uang pada saat
studi pertamanya. Namun pada studi kedua yang dilakukan 6 bulan setelah redenominasi,
Amado dan kawan-kawannya menemukan bahwa masyarakat Turki sudah dapat beradaptasi
terhadapt perubahan yang terjadi pada mata uang mereka. Kemampuan beradaptasi terhadap
perubahan yang terjadi dapat dikatakan bahwa mereka terlepas dari ilusi uang.
Redenominasi uang dahulu pernah dilakukan di Indonesia pada tahun 1966 tetapi
gagal, pemerintah Indonesia pernah melakukan penyederhanaan nilai nominal pada mata
uang Rupiah. Waperdam III Chairul Saleh mengganti uang lama dengan uang baru dengan
kurs Rp1.000 akan diganti Rp1 baru. Efeknya inflasi segera melonjak 650% dan Bung Karno
mengeluarkan Supersemar 11 Maret 1966. Pada saat itu kemungkinan masyarakat Indonesia
juga mengalami fenomena ilusi uang.