Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Air bekas cucian dari pabrik yang warnanya cokelat kehitaman langsung dibuang lewat drainase
di depan perusahaan yang diduga tanpa diproses melalui Instalasi Penjernihan Air Limbah (Ipal).
Limbah yang dibuang langsung sebenanrnya sudah lama dikeluhkan oleh warga sekitar.
Pasalnya, warna air sumur secara tidak langsung berubah menjadi kuning.
Warga sekitar juga sering mengalami gatal-gatal dan selalu mencium bau tak sedap dari aroma
penggilingan plastik.
"Warga sudah lama bicara pada saya dan saya sudah menyuruh membikin laporan ke DPRD,"
tutur anggota Komisi C, Anik Maslachah asal Sukodono, Jumat (12/7/2013).
Politisi PKB yang rumahnya sekitar 1 KM dengan perusahaan plastik itu, menegaskaan
perusahaan itu harus secepatnya ditangani karena jika dibiarkan kasihan pada masyarakat.
PROSEDUR PENANGANAN
LIMBAH CAIR
Meninggalkan komentar
1. Pengertian Limbah
Secara umum yang disebut limbah adalah bahan sisa yang dihasilkan dari suatu kegiatan dan
proses produksi, baik pada skala rumah tangga, industri, pertambangan, dan sebagainya. Bentuk
limbah tersebut dapat berupa gas dandebu, cair atau padat. Di antara berbagai jenis limbah ini
ada yang bersifat beracun atau berbahaya dan dikenal sebagai limbah Bahan Berbahaya dan
Beracun (Limbah B3) Definisi dari limbah B3 berdasarkan BAPEDAL (1995) ialah setiap bahan
sisa (limbah) suatu kegiatan proses produksi yang mengandung bahan berbahaya dan beracun
(B3) karena sifat (toxicity, flammability, reactivity, dan corrosivity) serta konsentrasi atau
jumlahnya yang baik secara langsung maupun tidak langsung dapat merusak, mencemarkan
lingkungan, atau membahayakan kesehatan manusia.
2. Limbah Cair
Ada beberapa penyakit yang ditularkan melalui Limbah cair antara lain
(Soedjono, 1991) : Penyakit Amoebiasis, Ascariasis, Cholera, penyakit cacing tambang,
Leptospirosis, Shigellosis, Strongyloidiasis, Tetanus, Trichuriasis, dan Thypus.
1. Pengolahan pendahuluan
Pengolahan pendahuluan digunakan untuk memisahkan padatan kasar, mengurangi ukuran
padatan, memisahkan minyak atau lemak, dan proses menyetarakan fluktuasi aliran limbah pada
bak penampung. Unit yang terdapat dalam pengolahan pendahuluan adalah :
a. Saringan (bar screen)
b. Pencacah (communitor)
c. Bak penangkap pasir (grit chamber)
d. Penangkap lemak dan minyak (skimmer and grease trap)
e. Bak penyetaraan (equalization basin)
2. Pengolahan tahap pertama
Pengolahan tahap pertama bertujuan untuk mengurangi kandungan padatan tersuspensi melalui
proses pengendapan (sedimentation). Pada proses pengendapan partikel padat dibiarkan
mengendap ke dasar tangki. Bahan kimia biasanya ditambahkan untuk menetralisasi dan
meningkatkan kemampuan pengurangan padatan tersuspensi. Dalam unit ini pengurangan BOD
dapat mencapai 35 % sedangkan suspended solid berkurang sampai 60 %. Pengurangan BOD
dan padatan pada tahap awal ini selanjutnya akan membantu mengurangi beban pengolahan
tahap kedua.
A. DASAR HUKUM
4. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 111 Tahun 2003 tentang Pedoman
Mengenai Syarat dan Tata Cara Perizinan serta Pedoman Pengkajian Pembuangan Air Limbah ke
Air atau Sumber Air sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan
Hidup Nomor 142 Tahun 2003 tentang Perubahan Atas Keputusan Menteri Negara Lingkungan
Hidup Nomor 111 Tahun 2003 tentang Pedoman Mengenai Syarat dan Tata Cara Perizinan serta
Pedoman Pengkajian Pembuangan Air Limbah ke Air atau Sumber Air;
5. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pengendalian Lingkungan
Hidup
B. PERSYARATAN
1. foto copy dokumen AMDAL atau dokumen UPL-UKL atau Surat Pernyataan Kesanggupan
Pengelolaan Lingkungan (SPPL) atau dokumen lingkungan hidup lainnya sesuai dengan
peraturan perundang-undangan;
2. surat pernyataan tidak dalam keadaan sengketa dengan masyarakat yang diketahui oleh Lurah
setempat;
5. diagram alir proses pengolahan limbah dan data teknis Instalasi Pengolahan Air Limbah
(IPAL); dan
6. foto copy hasil analisis limbah cair dari laboratorium terakreditasi atau laboratorium yang
ditunjuk oleh Provinsi Jawa Tengah yang memenuhi baku mutu air limbah selama 6 (enam)
bulan terakhir untuk pengajuan izin baru dan 3 (tiga) bulan terakhir untuk perpanjangan izin.
C. PROSEDUR
1. pemohon mengajukan permohonan izin pembuangan limbah cair secara tertulis dengan
dilengkapi persyaratannya ditujukan kepada Walikota cq Kepala Badan;
2. setelah berkas permohonan diteliti dan dinyatakan lengkap, maka berkas permohonan
diagendakan dan pemohon diberikan tanda terima kelengkapan administrasi;
3. apabila berkas permohonan dinyatakan tidak lengkap, maka dikembalikan kepada pemohon
untuk dilengkapi persyaratannya;
6. diproses contoh uji limbah di laboratorium untuk menganalisis air limbah dan dilaksanakan
rapat koordinasi evaluasi hasil pemeriksaan lapangan dan analisis air limbah;
7. apabila hasil analisis air limbah dalam pemeriksaaan lapangan tidak memenuhi baku mutu
yang dipersyaratkan, maka pemohon diwajibkan memperbaiki kinerja IPAL dan mengajukan
permohonan kembali secara tertulis dengan dilengkapi persyaratannya; dan
8. hasil analisis air limbah dalam pemeriksaan lapangan memenuhi baku mutu yang
dipersyaratkan, maka diterbitkan Keputusan Kepala Badan.
D. WAKTU PENYELESAIAN
E. BIAYA