Вы находитесь на странице: 1из 12

METODE PENANGKAPAN IKAN

METODE PURSE SEINE

VITALIS NANGKUNG

NIM : 2016254246005

FAKULTAS PERIKANAN
UNIVERSITAS 45 MATARAM
2017
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karna atas berkat , rahmat dan kashinya
yang dilimpahkan kepada penulis, sehingga penulis dapat mengelesaikan tugas Metode
Penangkapan Ikan ini dengan tepat waktu penulis juga mengucapkan terimakasi kepad
teman - teman yang suda membantu penulisan dalam mengelesaikan tugas ini.

Penulis mengdari bahwa sangat jauh dari kesempurnaan maka dengan ini penulis
mengaharapkan siapapun yang membaca tulisan ini usulan dan saran yang bersifat
membangun sangat diharapkan sehingga dalam proses pembuatan tugas kali berikut penulis
dapat mengerjakan dengan benar.

1. SEBARAN ALAT PENANGKAPAN IKAN PUKAT CICIN ( Purse seine )


Usaha penangkapan ikan di Indonesia dewasa ini sangat berkembang pesat, tidak
lagi terbatas sebagai usaha peningkatan pendapatan rumah tangga, tetapi merupakan
usaha industri penangkapan ikan yang berorientasi pada peningkatan pendapatan devisa
negara. Sektor perikanan termasuk salah satu sektor penentu masa depan bangsa
Indonesia, hal ini cukup beralasan mengingat Indonesia mempunyai perairan luas dengan
potensi sumberdaya perikanan yang sangat besar dan telah banyak memberikan
kontribusi yang begitu besar terhadap peningkatan devisa negara dari tahun ketahun.
Indonesia mempunyai perairan laut seluas 5,8 juta km yang terdiri dari perairan
kepulauan dan teritorial seluas 3,1 juta km serta perairan Zona Ekonomi Eksklusif
Indonesia (ZEEI) seluas 2,7juta km dengan potensi lestari sumber daya ikan sebesar 6,4
juta ton/tahun. Sumber daya ikan ini pada kenyataannya tidak tersebar merata di seluruh
perairan Indonesia. Hal tersebut antara lain dikarenakan perbedaan kondisi lingkungan
perairan dan perbedaan tingkat pemanfaatan sumber daya ikan di beberapa wilayah.
Provinsi Sulawesi Tenggara memiliki potensi perikanan dan kelautan yang sangat
besar. Potensi tersebut sepenuhnya dapat dimanfaatkan dengan optimal, hal ini dapat
dilihat pada Sumber daya laut yang sangat potensial mendorong untuk melakukan suatu
pemanfaatan dan pengolahan yang efektif. Munculnya alat penangkapan ikan merupakan
suatu bentuk pemanfaatan sumber daya laut yang digunakan.
Purse seine tergolong dalam alat tangkap jaring lingkar dengan menggunakan tali
kerut (purse line) yang terletak di bagian bawah jaring. Dengan adanya tali kerut
memungkinkan jaring ditutup seperti pundi-pundi terbalik dan mengurung ikan yang
tertangkap. Pukat cincin dapat berukuran sangat besar dan dioperasikan oleh satu atau
dua buah kapal. Biasanya purse seine dioperasikan oleh satu kapal dengan atau tanpa
bantuan kapal pembantu (Nedelec, 2000).
Menurut Subani dan Barus (1989), purse seine biasa disebut juga dengan jaring
kantong karena bentuk jaring tersebut waktu dioperasikan menyerupai kantong. Pukat
cincin kadang-kadang juga disebut jaring kolor karena pada bagian bawah jaring (tali ris
bawah) dilengkapi dengan tali kolor yang gunanya untuk menyatukan bagian bawah
jaring sewaktu operasi dengan cara menarik tali kolor tersebut. Pukat cincin digunakan
untuk menangkap ikan yang bergerombol (scholling) di permukaan laut. Oleh karena itu,
jenis-jenis ikan yang tertangkap dengan alat tangkap purse seine adalah jenis-jenis ikan
pelagis yang hidupnya bergerombol seperti layang, lemuru, kembung, sardinella, tuna.
Ikan-ikan yang tertangkap dengan purse seine dikarenakan gerombolan ikan tersebut
dikurung oleh jaring sehingga pergerakannya terhalang oleh jaring dari dua arah, baik
pergerakan ke samping maupun ke arah dalam.
Purse seine merupakan alat penangkapan yang penting baik untuk perikanan
pantai maupun perikanan lepas pantai dengan tujuan penangkapan adalah ikan-ikan yang
tingkah lakunya antara lain membentuk shoal (gerombolan), dan berada dekat dengan
permukaan air (sea surface), (Ayodhyoa, 1976 dalam Sudirman dan Mallawa 2004).
Purse seine (pukat cincin) digunakan untuk menangkap ikan yang bergerombol
(schooling)di permukaan laut. Ikan yang tertangkap dengan alat penangkapan purse seine
adalah jenis-jenisikan pelagis kecil yang hidupnya bergerombol antara lain Layang, Selar,
Lemuru, Kembung,Tongkol, dan Tembang. Ikan tersebut tertangkap oleh purse seine
karena gerombolan ikantersebut dikurung oleh jaring yang telah membentuk kantong.
Jenis ikan tersebut dapat ditangkap di perairan Indonesia. Daerah-daerah persebaran
penangkapan yang terpenting adalah di perairan Maluku-Papua, Utara Jawa, Selat
Malaka, Selat Makassar, Laut Cina Selatan (Perairan Natuna) dan SelatanSulawesi yang
total produksinya mencapai sekitar 40 60 % total produksi seluruh perairan.
Purse seine banyak dimiliki oleh pengusaha penangkapan ikan dan menjadi tulang
punggung alat penangkap ikan. Ditinjau dari jumlah alat dan kapasitas hasil tangkapan,
purse seine sangat dominan posisinya. Hampir 90% ikan yang dipasok di TPI dihasilkan
oleh alat tangkap ini, dengan demikian kedudukan alat tangkap ini penting dalam sistem
produksi perikanan laut. Karena perikanan laut merupakan peranan penting dalam
memajukan ekonomi daerah, maka kegiatan rantai nilai (valuechain) yang berkaitan
dengan perikanan laut semakin berkembang. Komoditi ikan laut yang dilelang di
Sulawesi Tenggara didistribusikan ke berbagai daerah di Sulawesi dan di Pulau Jawa.

2. KLASIFIKASI PUKAT CINCIN ( purse seine )


Pada dasarnya purse seine dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu : purse seine dengan
kantong di bagian ujungjaring dan purse dengan kantong dibagian tengah. Purse seine
dengan kantong di ujung jaring biasanya dioperasikanoleh nelayan kecil dengan alat
tangkap yang relatif kecil. Sedangkan purse seine dengan kantong di tenggah
biasanyadioperasikan oleh kapal-kapal modern yang relatif lebih besar.Purse seine
berkembang menjadi alat tangkap ikan pelagis yang bergerombol yang paling efektif,
sehingga dapatdijumpai berbagai macam purse seine, maka untuk memudahkan
memahami pukat cincin maka diklasifikasikanmenurut :
1. Letak kantong (bunt) pada jaring utama Berdasarkan Letak Kantong pada Jaring
Utama yaitu :
a. Kantong terletak pada salah satu ujung jarring
b. Kantong terletak pada tenggah-tenggah jarring
2. Bentuk dasar jaring utama Berdasarkan bentuk Jaring Utama purse seine yaitu :
a. bentuk segi empat
b. bentuk trapesium

Gambar 1. Purse seine bentuk segi empat


(https://adzwarmudztahid.files.wordpress.com/2011/04/purse-seine.pdf)

Gambar 2. Purse seine bentuk trapezium


(https://adzwarmudztahid.files.wordpress.com/2011/04/purse-seine.pdf)

3. Ikan yang menjadi tujuan penangkapan


Berdasarkan jenis ikan yang akan ditangkap yaitu :
a. purse seine cakalang
b. purse seine laying
c. purse seine tongkol
d. purse seine tuna dan lain sebagainya
4. Jumlah kapal yang dipergunakan dalam operasi penangkapan
Berdasarkan jumlah kapal yang dipergunakan pada saat operasi penangkapan purse
seine dibagi yaitu :
a. purse seine dengan satu buah kapal
b. purseseine dengan dua buah kapal

Gambar 04. Purse seine dengan satu buah kapal


(https://adzwarmudztahid.files.wordpress.com/2011/04/purse-seine.pdf)
Gambar 05. Purse seine dengan dua buah kapal
(https://adzwarmudztahid.files.wordpress.com/2011/04/purse-seine.pdf)

Sejarah Pukat Cincin


Purse Seine pertama kali diperkenalkan di pantai utara Jawa oleh BPPL (LPPL)
pada tahun 1970 dalam rangka kerjasama dengan pengusaha perikanan di Batang (Bpk.
Djajuri) dan berhasil dengan baik. Kemudian diaplikasikan di Muncar (1973 / 1974) dan
berkembang pesat sampai sekarang. Pada awal pengembangannya di Muncar sempat
menimbulakan konflik sosial antara nelayan tradisional nelayan pengusaha yang
menggunakan purse seine. Namun akhirnya dapat diterima juga. Purse seine ini memang
potensial dan produktivitas hasil tangkapannya tinggi. Dalam perkembangannya terus
mengalami penyempurnaan tidak hanya bentuk (kontruksi) tetapi juga bahan dan perahu /
kapal yang digunakan untuk usaha perikanannya.
Pentingnya pukat cincin dalam rangka usaha penangkapan sudah tidak perlu
diragukan untuk pukat cincin besar daerah penangkapannya sudah menjangkau tempat-
tempat yang jauh yang kadang melakukan penangkapan mulai laut Jawa sampai selat
Malaka dalam 1 trip penangkapan lamanya 30-40 hari diperlukan berkisar antara 23-40
orang. Untuk operasi penangkapannya biasanya menggunakan rumpon. Sasaran
penangkapan terutama jenis-jenis ikan pelagik kecil (kembung, layang, selar, bentong,
dan lain-lain). Hasil tangkapan terutama lemuru, kembung, slengseng, cumi-cumi.
3. DAERAH PENGOPRASIAN ALAT TANGKAP ( purse seine )
Daerah penangkapan untuk alat tangkap purse seine merupakan daerah terbuka yang luas,
dasarnya harus bebas dari batu dan karang atau kerangka kapal karam. Karena ikan yang
menjadi sasaran purse seine berupa ikan bergerombol yang hidup pelagis maka umumnya
daerah penangkapannya berupa laut yang sifat airnya oceanis di daerah lepas pantai
dengan kedalaman air sekitar 50 meter (Usemahu, 2003).
Penentuan daerah penangkapan ikan dilakukan sejak kapal berangkat ke
laut.Lokasi penangkapan berdasarkan pengalaman dan informasi dari kapal yang baru
melaut serta kapal yang masih di laut dengan bantuan radio komunikasi. Kapal-kapal
purse seine yang mendaratkan hasil tangkapan di TPI Pelabuhan Prikanan Pantai (PPP)
juwana memiliki daerah penangkapan yang berbeda yaitu Wilayah Pengelolaan
Perikanan Negara Republik Indonesia (WPP RI) 711 dan Wilayah Pengelolaan Perikanan
Negara Republik Indonesia (WPP RI) 712 dan Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara
Republik Indonesia (WPP RI) 713(Farid, 2014).
Tanda-tanda daerah penangkapan ikan pelagis di suatu permukaan laut tampak
sebagai berikut:
1) Banyaknya burung-burung yang terbang rendah dan menukik-nukik diatas permukaan
laut
2) Adanya buih buih dipermukaan air
3) Terlihat adanya perubahan pada warna air laut yang cenderung menjadi agak gelap
yang menandakan adanya schoal ikan
4) Banyaknya ikan-ikan yang melompat-lompat dipermukaan air laut pada suatu daerah
tertentu.
5) Riak riak kecil dipermukaan air laut (Usemahu, 2003).
Berdasarkan data statistik thn 1992, perikanan purse seine menghasilkan
sebanyak 15% dari total hasil tangkapan berbagai alat tangkap di Jepang. Dengan
demikian, Purse seine merupakan alat tangkap yang penting baik untuk perikanan pantai
maupun perikanan lepas pantai ( off shore ) (NOMURA dan Yamasaki, 1975 ). Ikan
pelagis terdiri dari ikan pelagis besar dan pelagis kecil. Ikan pelagis besar hidup di
perairan oseanis (laut lepas atau laut jeluk),sedangkan ikan pelagis kecil banyak terdapat
di perairan pantai(Neriticzone)sampai kedalaman 200M dari permukaan laut.Ikan pelagis
kecil yang mempunyai arti penting bagi perikanan Indonesia adalah Ikan layang
(Decapterus spp),Selar (Selaroides spp,),Tri(sardinella fimbriata),Lemuru(sardinella
longiceps),dan kembung (Rastrelling spp) ikan pelagis kecil merupakan sumber daya
yang perilakunya tidak baynyak diketahui karna tingkat kerumitan risetnya sangat
menantang,terutama yang berkaitan dengan pola makan ikan pelagis kecil yang
mengkonsumsi plankton dan tingkat kelimpahannya sangat tergantung pada factor
lingkungan.Kelimpahan yang sangat tinggi ada di daerah dimana terjadi proses penaikan
masa air ke permukaan (Upwelling) (Dahuri,2003).
4. KONSTRUKSI PUKAT CINCIN (Purse seine)
Seperti juga pada penangkap ikan lainnya, maka suatu unit Purse seine terdidri
dari jarig, kapal, dan alat bantu penangkapan seperti (Rolle, lampu, echosounder, dan
sebagainya). Pada garis besarnya jaring Purse seine terdiri dari badan jaring, kantong
(bag, bunt),tepi jaring, pelampung (float, cork), tali pelampung (cork line, float line),
sayap, (wing), tali penarik (purse line), tali cincin (purs ring), dan selvage, (Sudirman
dan Malawa, 2004).

Gambar 06. Konstruksi Purse seine


(http://informasidanteknolodiperikanan.blogspot.com/2011/04/pukat-cincin.htm)
Bagian jaring, nama bagian jaring ini belum mantap tapi ada yang membagi 2 yaitu
bagian tengah dan jampang. Namun yang jelas ia terdiri dari 3 bagian yaitu:
1) Jaring utama
2) Jaring sayap
3) Jaring kantong

1.Jaring Utama
Bahan jaring utama pukat cincin terbuat dari bahan nylon atau vinylon, dengan
ukuran mata jaring yang disesuaikan dengan jenis ikan yang akan ditangkap, semakin
besar jenis ikan yang akan ditangkap semakin besar pula ukuran mata jaring (mesh size)
yang digunakan. Ukuran mata jaring pada tiap-tiap bagian adalah tidaklah sama.
Bagian yang memiliki ukuran yang sama pada bagian sayap dengan ukuran mata
yang besar. Sementara pada bagian kantong ukuran matanya lebih kecil, karena pada
bagian ini merupakan tempat berkumpulnya ikan-ikan yang tertangkap sebelum ikan
diangkat ke permukaan. Untuk ukuran mata jaring yang terkecil adalah 2,5 cm. hal ini
sesuai dengan Peraturan Pemerintah yang dituangkan dalam Surat Keputusan Presiden
Republik Indonesia no: 85, tahun 1982 (Mulyanto, 1995).

2.Kantong (bag, bunt)


Bagian kantong yang terletak dibagian jaring dengan material pembentuknya
PACf 210 D/9, yang dimaksudkan dengan kantong adalah bagian jaring yang pada waktu
penarikan tali kolor dengan serentaknya membentuk suatu kantong, yang nantinya akan
berfungsi sebagai tempat untuk mengurung/mengumpulkan ikan. Karena berfungsi
sebagai penadah maka kantong memiliki ukuran mata jaring yang lebih kecil
dibandingkan dengan mata jaring yang terletak pada kantong dan sayap sehingga
diharapkan ikan-ikan yang telah terkumpul pada bagian kantong tidak dapat meloloskan
diri (Rika 2011).
3.Srampat (Salvage)
Pada tali ris bawah maupun tali ris atas, selvage merupakan mata jaring penguat
yang dipasang untuk melindungi bagian pinggir dari jaring utama agar tidak mudah rusak
atau robek pada saat operasi penangkapan. Bahan jaring srampat biasanya lebih kaku
dari bahan jaring utama seperti polyethilen (PE). Ukuran matanya selalu lebih besar dari
jaring utama, demikian juga dengan nomor benangnya
4.Tali Ris (Float Line)
Tali ris menggunakan arah pintalan yang berlawanan dimaksudkan untuk
mencegah agar jaring tidak terbelit atau melintir. Biasanya tali ris menggunakan bahan
kuralon (PVA) atau polyethylene, dengan ukuran diameter 8 10 mm.
Usemahu (2003), mengatakan bahwa ada enam macam tali yang termasuk dalam
kelompok tali ris yaitu:
1) Tali ris.
2) Tali pelampung.
3) Tali pemberat.
4) Tali penguat tali ris atas.
5) Tali pengerut tali ris bawah.
5. Pelampung (Float)
Pelampung berguna untuk memberikan daya apung pada alat tangkap, agar alat
tangkap dapat terbentang dengan sempurna pada saat dioperasikan. Bahan yang
digunakan adalah bahan yang berat jenisnya lebih kecil dari berat jenis air laut. Pada saat
ini bahan yang banyak digunakan adalah dari busa plastik yang keras. Ukuran pelampung
disesuaikan dengan daya apung tiap pelampung misalnya bentuk oval dengan diameter
13 cm dan panjang 23 cm (Usemahu, 2003).
6.Tali Cincin (Bridle Line)
Tali cincin merupakan tali yang dipergunakan untuk menggantungkan cincin pada
tali ris bawah. Tali ini menghubungkan antara cincin dengan tali ris bawah. Biasanya tali
cincin ini terbuat dari bahan yang sama dengan bahan tali ris atas atau tali ris bawah.
Bahan yang digunakan untuk tali cincin ini adalah bahan kuralon atau polyethylene
dengan diameter yang lebih kecil dengan tali ris.
Menurut Usemahu (2003), tali cincin yang biasa digunakan pada alat tangkap
pukat cincin dibagi kedalam tiga bentuk tali yaitu:
1) Bentuk kaki tunggal
2) Bentuk kaki ganda
3) Bentuk dasi
7. Cincin (Ring)
Alat ini berguna untuk jalannya tali kerut (purse line) pada waktu jaring ditarik
sehingga bagian bawah jaring dapat terkumpul dan membentuk kantong. Bahan yang
digunakan untuk cincin biasanya terbuat dari bahan tembaga atau kuningan namun
adapula yang terbuat dari bahan besi yang dilapisi dengan kuningan. Ukuran cincin
berdiameter 10 cm dengan berat 40 kg.
8. Pemberat (Sinker)
Pemberat berguna untuk memberikan daya tenggelam pada alat tangkap sehingga
jaring dapat terbentang dengan sempurna. Pemberat terbuat dari bahan yang tidak mudah
berkarat, harganya murah dan mudah didapat misalnya timah. Ukuran panjang pemberat
biasanya 3 cm dan diameter 3-5 cm.
9.Tali Kerut (Purse Line)
Tali kerut yang dilewatkan pada cincin digunakan untuk menutup bagian bawah
jaring pada saat dioperasikan. Dengan ditariknya tali kerut ini maka tali cincin akan
terkumpul yang kemudian jaring akan membentuk sebuah kantong. sehingga tali kerut
biasanya dipilih dari tali yang permukaannya licin, kaku dan tidak mudah putus.
Tali kolor terbuat dari bahan polyethylen dengan diameter tali 2,5 cm ukuran
diameter panjangnya lebih besar dibanding tali yang lainnya dengan panjang 450 cm.
Sedangkan untuk tali pemberat dan pelampung mempunyai ukuran dan diameter yang
hampir sama dengan tali ris.

5. TEKNIK PERSIAPAN PENGOPRASIAN ALAT TANGKAP IKAN PUKAT


CINCIN ( purse seine)

a.Persiapan

Sebelummeninggalkanfishingbasemenujufishinggroundmakaperlumelakukanpersipan
pembekalandanperalatanyangakandigunakanpadasaatoperasipenangkapnyngharus
dipersiapkansecaramatang,sehinggapadasaatoperasipenangkpandapatberjalandengan
lancar.Adapunpersipanyangdilakukandidratmeliputi:penyediaanes,persiapanBBN
(solar,minyaktananh,danoli),persiapanairtawar,persiapanmakanan,persiapanalat
tangkap, perwatan harian kapal, pemeriksaan harian mesin, pemeriksan dan perawatan
lampupetromaks,danpemeriksaandnperawatansekoci.

b.PersiapanAlattangkap

Penyusunanalattngkapharussudahdiprsiapkansebelumkapalberangkatmenujufishing
ground. Penataan jaring diatas dek kapal biasanya antara pelmpung badan jaring dan
pemberat(termasukcincin)dipisahkan.Bagianatasjaringyangberpelampungdipersiapan
diturunknpalingawalkemudiandikutidenganbadanjaringdanselanjutnyapemberatbesert
cincincincinnya.Cincindisusunsecaraberurutansehinggajaringtidakkusutpadasaat
diturunkan.
c.Operasipenangkapan

Purseseinedioperasikanpadasiangdanmalamhari.Alattangkapinimenggunakanrumpon
sebagaialatbantuyangbergunauntukmengumpulkankawananikanselainmenggunakan
rumponpurseseinejugamenggunakanalatbantucahayapadapengoperasianmalamhari.
Cahayayangdigunakaninibertujuanuntukmenarikdanmengkonsentrasikanikanpada
daerahsekitarrumponyangmerupaancatchablearea.

Pemberangkatan kelokasipenangkapandilakukanpadasoreharisekitarpukul15.00
Wita.setelahsampaidifishingground,sekociditambatkandirumpondanlampulampu
petromaksyangberadadisekocimulaidinyalakanpadasaatmenjelangmalampukul18.00
Wita.setelahitusekitar5jamkemudian,sekitarpukul24.00Witanelayanyangada
disekoci mulai menutup lampu petromaks dengan menggunakan tudung bewarna merah
yang dimaksudkan untuk mengkonsentrasikan ikanikan yang sudah terkumpul. Setelah
ikanikanterkumpul,ikatansekocidenganrumpondilepaskanagarsekocisemakinmenjauh
darirumpon.Halinidilakukanagarpadasaatpelingkarandanbadanjaringtidakmenyentuh
talirumponyangdapatmengakibatkankerusakanpadajaring.

Setelahikanterkonsentrasipadasuatucathablearea,nelayanyangberdadiatasperahu
sekociakanmemberikantandakepadanakhodauntuksegeramelakukanpelingkaranjaring,
namunterlebihdahulutaliperahusekociyangdiikatkanpadarumpondilepaskan.Padasaat
pelingkaran jaring kapal melaju dengan kecepatan tinggi agar kedua ujung jaring dapat
ketemusecepatmungkinuntukmenghindarigerombolanikanikanmeloloskandiri.Halini
sesuaidengan pendpat Sudirmandan Mallawa(2004),bahwa prinsippenangkapan ikan
denganpurseseineialahmelingkarigerombolanikandenganjaring,sehinggajaringterebut
membentuk dinding vertikal dngan demikian gerakan ikan kearah horizontal dapat
dihalangi.Setelahitu,bagianbawahjaringkerucutkanuntukmencegahikanmeloloskandiri
kearahbawahjaring.

1.Pertamatamaperahusekocidiikatkanpadabagunanrumpondenganjarak10meter.Saat
menjelangmalamtibakemudianlampudinyalakansekitar5jamuntukmenarikperhatian
ikanyangadapadarumpon.Kemudiandiperkirakanapabilaikantersebutsudahberpindah
disekitar sekoci maka lampu petromaks ditutup dengan tudung berwarna merah yang
bertujuanuntukmengkonsentrasikanikanyangsudahterkumpul.

2.KapalindukmendekatisekocisementaraABKyangbertugasmembuangjaringbersiap
siappadatempatnyamasingmasingdanprosespelingkarandiberiabaabaolehnakhoda.

3.Pelampung tanda dilemparkan ke posisi yang telah ditentukan oleh nakhoda dengan
melihatarahangindanarusuntukmengetahuiarahhanyutnyajaringpadasaatpelingkaran.
Hal ini dilakukan agar jaring dapat melingkar dengan sempurna dan menghindari
kemungkinanjaringtersangkutpadajaringjaringkapal.

4.Kemudiankapalpenangkapandengankecepatanpenuhmelingkarigerombolanikanyang
berada disekitar sekoci sambil menurunkan jaring dan pemberat. Arah lingkaran jaring
selaluberlawanandengan arahangin danarus,kemudianujungjaringbertemukembali
denganujungjaringyangpertamakalidibuang,.

5.Setelah jring membentuk satu lingkaran penuh atau kedua tepi jaring bertemu maka
dilakukanpenarikantalikolordenganmaksuduntukmencegahikanagartidaklarikearah
bawahjaring.Selanjutnyatalikolorsegeraditarikpenggunakantalikolormenggunakan
rollerdansetelahtalikolortergulungsepenuhnya,makamesinrollerdimatikansegeradan
pemberatdinaikkankeataskapal.

6.Bdan jaring ditarik dari kedua ujungnya hingga tinggal bagian kantongnnya saja
penarikkandanpengangkatanjaringdilakukanolehABK,dimanabagiantubuhjaringyang
telahberadadiataskapallangsungdisusunkembalidenganteraturdanrapih.

7. Kemudianhasilyangterkumpuldibagiankantongjaringdiambildenganmenggunakan
serokkeataskapal.

8.Hasiltangkapanyangtelahberadadiataskapalkemudiandisortirmenurutjenisikandan
ukuran,ikanyangrusaksegeradipisahkankemudiandisimpandalamkeranjang/basket
untukdibersihkandenganairlautlaludimasukkankedalampalka/coolboxikan.

Вам также может понравиться