Вы находитесь на странице: 1из 11

Sintesis dan Karakterisasi Karbon Nanopori Ampas Tebu (Saccharum Officianarum)

dengan Aktivator NaOH melalui Iradiasi Ultrasonik sebagai Bahan Penyimpan


Energi Elektrokimia

Alfiah Alif, Muhammad Zakir, dan Maming


Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Hasanudiin
Jl. Perintis Kemerdekaan Km. 10 Makassar 90245 email: fhyaaalfiah@gmail.com

Synthesis and Characterization of Carbon Nanopori Sugarcane Bagasse (Saccharum


Officianarum) with NaOH Activator by Ultrasonic Irradiation an Electrochemical
Energy Storage Material

Alfiah Alif, Muhammad Zakir, and Maming


Chemistry Department, Faculty of Mathematics and Natural Science, Hasanuddin University, Perintis
Kemerdekaan Street Km. 10 Makassar 90245 email: fhyaaalfiah@gmail.com

Abstrak. Sintesis dan karakterisasi karbon nanopori ampas tebu (Saccharum officianarum)
dilakukan dengan penambahan aktivator NaOH 5 M, untuk meminimalisir masalah penyimpanan
pada pabrik gula. Sintesis karbon nanopori dilakukan dengan dan tanpa metode iradiasi gelombang
ultrasonik untuk mendapatkan karbon nanopori yang baik dan unggul. Karbon aktif ampas tebu
dengan proses iradiasi gelombang ultrasonik menunjukkan hasil karakterisasi melalui berbagai
instrument. Hasil analisis FTIR (Fourier Transform Infra Red) terjadi peningkatan intensitas yang
tajam berupa rentangan OH pada bilangan gelombang 3419,79 cm-1, vibrasi rentangan C=C dari
gugus aromatik pada bilangan gelombang 1606,70 cm -1, dan vibrasi rentangan C=O pada bilangan
gelombang 1714,702cm-1. Hasil analisis luas permukaan melalui metode metilen biru dalam kondisi
optimum iradiasi gelombang ultrasonik pada suhu 30 oC selama 15 menit yaitu 171,8336 m2/g dan
nilai kapasitas penyimpanan energi melalui LCR 745-meter yaitu 1,349x10-5 F/g.

Kata Kunci : ampas tebu, karbon aktif, aktivator NaOH, karakterisasi, penyimpanan energi

Abstract. Synthesis and characterization of sugarcane bagasse (Saccharum officianarum) based


nanoporous carbon by using the addition NaOH 5 M activator to minimize problems of storage in
the sugar mills. Synthesis of nanoporous carbon performed with ultrasonic wave irradiation and
without ultrasonic wave irradiation method to obtain good and superior nanoporous carbon.
Activated carbon sugarcane bagasse with ultrasonic wave irradiation showed by instrumens. The
results analysis of FTIR (Fourier Transform Infra Red) show that raising in the intensity of the
sharp form -OH stretch at wave number 3419.79 cm-1, C = C stretch vibration of aromatic group at
wave number 1606,70 cm-1, and C = O stretch vibration at wave number 1714,70 cm-1. The results
of the analysis of surface area by methylene blue method optimum condition ultrasonic wave
irradiation at temperature 30 C for 15 minutes is 171,8336 m2/g and specific of capacity energy
storage by LCR-meter is 1,349x10-5 F/g.

Keywords: sugarcane bagasse, activated carbon, NaOH activator, characterization, enery storage

1
PENDAHULUAN gelombang ultrasonik. Efek gelombang
ultrasonik berasal dari proses kavitasi
Energi elektrokimia adalah salah
akustik, yaitu pembentukan gelembung,
satu sumber energi alternatif yang perlu
pertumbuhan gelembung, dan pemecahan
dipertimbangkan dalam menangani krisis
gelembung (Suslick, dkk., 1996).
energi dunia (Dell dan Rand, 2001).
Pada penelitian ini, karbon aktif
Sistem penyimpanan energi elektrokimia
telah dibuat dari bahan ampas tebu
adalah baterai, sel bahan bakar, dan
melalui karbonisasi, ekstraksi silika, dan
kapasitor elektrokimia (Winter dan
aktivasi. Selanjutnya, dibandingkan
Brodd, 2004). Kapasitor elektrokimia
dengan dan tanpa adanya pengaruh
merupakan sistem penyimpanan energi
gelombang ultrasonik. Metode FTIR
yang berbahan karbon nanopori
(Fourier Transform Infrared), LCR-745
(Frackowiak dan Beguin, 2001).
meter dan metode metilen biru digunakan
Karbon nanopori berasal dari
untuk pengujian karakteristik karbon aktif
karbon aktif telah luas digunakan sebagai
ampas tebu dengan dan tanpa pengaruh
material penyimpanan energi disebabkan
iradiasi ultrasonik.
luas permukaannya yang besar, stabil,
mudah terpolarisasi, dan murah. Karbon METODE PENELITIAN
berpori secara fisik terdiri dari bahan Bahan
padat yang birisi karbon (matriks) dan Bahan-bahan yang digunakan
rongga kosong (pori) (Yang dkk,. 2008). dalam penelitian ini yaitu limbah ampas
Karbon aktif dapat dihasilkan dari tebu, kertas saring whatman 42, larutan
dekomposisi senyawa organik seperti NaOH 2,5, 5, dan 10 M, HCl 1 N, metilen
amas tebu (Prabowo, 2009). Ampas tebu biru, Polivinil Alkohol (PVA), natrasol,
dapat digunakan sebagai material awal H2SO4 1 M dan akuades.
untuk pembuatan karbon nanopori dalam
Alat
aplikasi kapasitor elektrokimia. (Wei, X.,
Alat-alat yang digunakan dalam
dkk., 2011).
penelitian ini yaitu tanur (Muffle furnace
Salah satu cara dalam
tipe 6000), Oven (tipe SPNISOSFD),
meningkatkan nilai kapasitansi spesifik
penangas air (Hot plate), pengaduk
adalah dengan memanfaatkan efek
magnetik (fisher tipe 115), neraca analitik
2
(Shimadzu AW220), FTIR (Shimadzu, IR yang disertai pengadukan dengan
Prestige21), labu semprot plastik, kecepatan yang sama dan dibiarkan
Ultrasonik cleaner (Elmasonic S40H), selama 60 menit. Selanjutnya disaring
LCR-745 meter, ayakan ukuran 100 dengan kertas saring whatman 42. Filtrat
mesh, pompa vakum, statif, lumpang, dibuang sedangkan residu yang
desikator, cawan porselin, alat gelas dihasilkan kemudian dicuci masing-
laboratorium, dan termometer masing dengan akuades, lalu dikeringkan
dalam oven pada suhu 110 oC hingga
Prosedur
kering. Ketiga karbon hasil ekstraksi
Karbonisasi
tersebut di uji dengan XRF untuk
Ampas tebu dicuci dengan
mendapatkan konsentrasi terbaik NaOH
akuades hingga bersih lalu dikeringkan
yang mampu membuat karbon menjadi
dibawah sinar matahari dan oven. Ampas
bebas silika. Sebagai pembanding,
tebu yang sudah bersih dan kering
disiapkan karbon tanpa penambahan
dibakar diatas kompor listrik hingga
NaOH atau tanpa ekstraksi dimana
mengarang. Kemudian karbon hasil
karbon masih mengandung silika.
pembakaran dimasukkan ke dalam cawan
porselin lalu dibakar kembali dalam tanur Aktivasi
pada temperatur 350 C selama 1 jam. Proses aktivasi menggunakan
Proses ini akan menghasilkan karbon dari aktivator NaOH 5 M. Serbuk karbon
ampas tebu. Setelah karbonisasi, karbon bebas silika yang diperoleh kemudian
yang dihasilkan didinginkan dan disaring dicampur dengan larutan NaOH. Ditutup
sampai berukuran 100 mesh. dengan aluminium foil dan direndam
selama 24 jam. Selanjutnya diberi
Ekstraksi Silika
perlakuan dengan dan tanpa iradiasi
Karbon yang telah diperoleh
gelombang ultrasonik.
selanjutnya diekstrak silikianya untuk
mendapatkan karbon yang bebas silika. Pencucian, Pengeringan, dan
Sampel karbon ditambahkan natrium Pendinginan.
hidroksida (NaOH) dengan konsentrasi Setelah proses aktivasi dilakukan,
yang bervariasi 2,5, 5, dan 10 M. Sampel campuran hasil proses aktivasi
kemudian dipanaskan hingga mendidih diinteraksikan dengan gelombang
3
ultrasonik dengan variasi waktu 15 menit Penentuan Luas Permukaan dengan
o
pada suhu 30 C. Sebagai pembanding, Metode Metilen Biru
dilakukan pula tanpa interaksi gelombang 50 ml larutan metilen biru 300
ultrasonik. ppm ditambahkan pada karbon aktif 0,3
Pada kedua sampel dipisahkan gram kedalam Erlenmeyer dan ditutup
filtrat dan endapan dengan penyaringan. aluminium foil. Kemudian diaduk dengan
Selanjutnya dicuci dengan HCl 1 N dan magnetik stirrer selama 30 menit pada
akuades secara berulang-ulang untuk kecepatan 100 rpm. Setelah itu, disaring
menghilangkan sisa kotoran dan dan filtratnya diukur dengan
menetralkan karbon aktif. Setelah dicuci, spektrofotometer uv-vis pada panjang
sampel dikeringkan didalam oven dengan gelombang 658 nm. Data absorbansi
o
temperatur 110 C. Karbon aktif digunakan untuk menentukan konsentrasi
kemudian dimasukkan dalam tanur setelah adsorbsi dari kurva kalibrasi, yang
o
dengan suhu 350 C selama jam. selanjutnya dimasukkan kedalam rumus :
Sampel karbon aktif yang diperoleh
(Co-Ce) x V larutan (L)
disimpan dalam desikator agar karbon Xm = ,
tetap kering. Massa karbon aktif (g)

dimana Co = konsentrasi awal


Karakterisasi dan Analisis Karbon
Aktif Nanopori Ampas Tebu Ce = konsentrasi akhir

Kedua sampel karbon aktif hasil Xm. N. a


S=
interkasi dengan dan tanpa iradiasi Mr
gelombang ultrasonik selanjutnya
Keterangan :
dikarakterisasi dengan analisis gugus
fungsi, luas permukaan dan kapasitansi S = luas permukaan adsorben (m2/g)

spesifik dengan FTIR, metode metilen N = bilangan Avogadro (6,022.1023

biru, dan LCR-745 meter untuk mol-1)

memperoleh karakteristik karbon Xm = berat adsorbat teradsorbsi (mg/g)

nanopori ampas tebu. a = luas permukaan oleh satu molekul


metilen biru (197.10-20 m2)

4
M r = massa molekul relative metilen dimana dua buah elektroda karbon
biru (320 g/mol) dengan hidrogel yang diletakkan
ditengah.
Pembuatan Kapasitor Elektrokimia
Hidrogel disintesis dengan HASIL DAN PEMBAHASAN
melarutkan 5 gram polimer Polivinil Preparasi Bahan Ampas Tebu
Alkohol (PVA) kedalam akuades 100 mL Preparasi bahan baku pembuatan
sehingga diperoleh PVA 5%. Campuran karbon meliputi pencucian dan
tersebut diaduk selama 3 jam dengan pengeringan. Ampas tebu dicuci dengan
o
temperatur 50 C. Pengadukan dan akuades secara berulang dan dilakukan
pemanasan dilakukan agar diperoleh pengeringan dibawah sinar matahari
larutan yang homogen. Campuran selama 5 jam dalam 2 hari. Untuk
kemudian didiamkan mencapai suhu 25 memaksimalkan pengeringan ampas tebu
o
C. PVA 5% kemudian ditambahkan dilakukan pemanasan didalam oven
H2SO4 1 M sebagai sumber elektrolit selama 15 menit. Selanjutnya ampas tebu
dengan perbandingan (1:1). Setelah itu, dipotong kecil-kecil untuk mereduksi
ditambahkan natrasol 0,5 gram. ukurannya
Penambahan natrasol yang sedikit,
disebabkan sampel dengan mudah
terbentuk gel. Campuran yang terbentuk
secepat mungkin dituangkan kedalam
cetakan. Selanjutnya diletakkan diatas
cawan petri dan dibiarkan kering secara
alami selama tiga hari. Pengeringan
dilakukan untuk menguapkan pelarut air.
Gambar 1. Ampas tebu yang telah bersih
Pembuatan elektroda karbon sama
dan kering
halnya dengan hidrogel, hanya saja
sebelum penambahan natrosol campuran Karbonisasi
PVA dan H2SO4 ditambahkan karbon 0,5 Pada tahap awal pembakaran
gram. Selanjutnya, kapasitor elektrokimia dilakukan diatas kompor listrik selama 30
dibuat dengan struktur seperti sandwich, menit hingga mengarang. Pembakaran

5
ini mengurai hemiselulosa dan selulosa karbon aktif lebih besar. Karbon ampas
menjadi larutan piroglinat dan tebu yang hasil ayakan 100 mesh dapat
mengeluarkan banyak asap yang dilihat pada Gambar 3.
mengindikasikan bahwa senyawa volatil
yang terkandung telah menguap. Tahap
selanjutnya, pembakaran dilakukan
didalam tanur dengan suhu 350 oC yang
terjadi pemutusan ikatan C-O dan C-C.
Proses karbonisasi selesai apabila ampas
tebu telah sepenuhnya menjadi warna
hitam dan sedikit asap yang keluar.
Gambar 3. Karbon ampas tebu hasil
ayakan 100 mesh

Ekstraksi Silika
Proses ekstraksi silika 5 gram
karbon ampas tebu dicampur dalam 100
ml larutan NaOH 2,5, 5, dan 10 M
dengan suhu 95 oC selama 60 menit.
Reaksi yang terjadi sebagai berikut:

SiO2(s) + 2 NaOH(aq) Na2SiO3(s)


Gambar 2. Karbon hasil karbonisasi
+ H2O(aq)
ampas tebu
Data hasil analisis instrumen XRF dapat
Setelah proses karbonisasi selesai,
dilihat pada Tabel 1
karbon dari ampas tebu yang dihasilkan
digerus dalam lumpang. Selanjutnya,
diayak dengan pengayak berukuran 100
mesh (150 m). Penghalusan ini
bertujuan agar karbon berukuran
homogen dan ukuran partikel menjadi
lebih kecill sehingga luas permukaan

6
Tabel 1 Kandungan unsur dan oksida dalam karbon ampas tebu sebelum dan setelah
ekstraksi silika
Sebelum Ekstraksi Ekstraksi Ekstraksi
No. Unsur Oksida
Ekstraksi (%) 2,5 M (%) 5 M (%) 10 M (%)
1 Si SiO2 53,15 10,93 0 0
2 Fe Fe2O3 29,16 64,08 72,53 72,98
3 K K2O 5,01 3,58 3,59 3,42
4 Ca CaO 4,90 9,74 10,81 12,24
5 P P2O5 3,11 0,94 0,83 1,33
6 Mn MnO 2,52 6,17 6,94 4,99
7 Ti TiO2 1,45 3,75 4,33 4,18

Berdasarkan tabel diatas, dapat keberlangsungan proses difusi ke bagian


disimpulkan bahwa semakin besar pori karbon. Selanjutnya dicuci dan
konsentrasi NaOH yang digunakan pada dikeringkan di dalam oven selama 3 jam
proses ekstraksi maka silika yang dengan suhu 110 oC sehingga diperoleh
dihasilkan semakin banyak, sehingga berat 4,25 gram.
menurunkan kadar silika yang terkandung Karbon aktif selanjutnya
dalam karbon ampas tebu dan mampu dilakukan aktivasi fisika dengan
menghasilkan karbon bebas silika. pembakaran dalam tanur pada suhu 350
o
Konsentrasi silika 2,5 M dapat C selama jam sehingga diperoleh
menurunkan silika hingga 10,93%, dan berat 3,38 gram. Perlakuan ini dilakukan
konsentrasi 5 dan 10 M dapat agar karbon aktif yang didapat murni
menghilangkan silika secara sempurna. hanya mengandung karbon tanpa zat
Oleh sebab konsentrasi yang optimum pengotor lainnya
digunakan dalam menurunkan kadar Dari hasil berat diatas, perolehan
silika pada karbon adalah NaOH 5 M. karbon aktif yang dihasilkan semakin
rendah. Semakin rendah perolehan massa
Aktivasi karbon aktif yang dihasilkan maka hasil
Langkah awal dalam pembuatan reaksi yang terdapat dalam karbon aktif
karbon aktif yaitu larutan aktivator NaOH yang keluar dari tanur semakin banyak.
5 M dicampurkan pada 5 gram karbon Selanjutnya dikarakterisasi dengan diberi
dan selanjutnya direndam selama 24 jam. perlakuan dengan dan tanpa iradiasi
Perendaman dilakukan agar menjamin gelombang ultrasonik.

7
Karakterisasi Karbon Aktif Ampas elektrokimia tanpa dan dengan iradiasi
Tebu dengan dan tanpa Iradiasi gelombang ultrasonik. Kedua perlakuan
Gelombang Ultrasonik ini dilakukan untuk membandingkan hasil
analisis tanpa dan dengan bantuan iradiasi
Proses selanjutnya yang dilakukan adalah
gelombang ultrasonik.
analisis gugus fungsi, luas permukaan dan
kapasitansi penyimpanan energi

Analisis Luas Permukaan Karbon Aktif Ampas Tebu dengan dan tanpa Iradiasi
Gelombang Ultrasonik

Tabel 2. Data Luas Permukaan Karbon Aktif Ampas Tebu dengan dan tanpa Iradiasi
Gelombang Ultrasonik

Sampel Absor Akhir Awal Volume Massa Xm (Na.a) S (m2/g)


bansi (ppm) (ppm) Larutan Karbon (mg/g) /Mr
(L) (g)
Karbon aktif 4,366 22,578125 300 0,05 0,3 46,236 3,706 171,3542
ampas tebu 97917
(Tanpa
Iradiasi)
Karbon aktif 4,217 21,80208 300 0,05 0,3 46,466 3,706 171,8336
ampas tebu 32
(Dengan
Iradiasi)

Hasil analisis luas permukaan pada karbon yang mempengaruhi luas


melalui metode metilen biru, permukaan. Sehingga, semakin banyak
menunjukkan perlakuan iradiasi pori yang terbentuk akan memberilkan
ultrasonik memberikan luas permukaan luas permukaan yang besar. Konno, dkk.,
yang besar dari tanpa perlakukan iradiasi (2008) telah melalukan penelitian
gelombang ultrasonik. Ini disebabkan mengenai luas permukaan karbon aktif
adanya aktivator yang mudah ampas tebu dengan aktivator NaOH yaitu
mengoksidasi atau mengikis permukaan 2971 m2/g melalui metode BET Isotherm
karbon ampas tebu saat diberikan (Brunauer-Emmett-Teler). Nilai ini sangat

pengruh iradisi ultrasonik, sehingga besar jika dibandingkan dengan luas

membentuk pori-pori semakin banyak permukaan yang telah diperoleh yaitu

8
171,8336 m2/g. Perbedaan nilai ini menggunakan adsorbsi gas N2 sedangkan
disebabkan adsorbsi pada masing-masing metode metilen biru menggunakan adsorbsi
metode, dimana pada metode BET larutan metilen biru.

Analisis Gugus Fungsi Karbon Aktif Ampas Tebu dengan dan tanpa Iradiasi
Gelombang Ultrasonik

Gambar 4. Spektrum karbon aktif ampas tebu dengan iradiasi gelombang ultrasonik dan
tanpa iradiasi gelombang ultrasonik

Dari spektrum diatas gugus Analisis Kapasitansi Penyimpanan


fungsi pada karbon aktif ampas tebu Karbon Aktif Ampas Tebu dengan dan
dengan iradiasi gelombang ultrasonik tanpa Iradiasi Gelombang Ultrasonik
memberikan perubahan spektrum serapan
Kapasitor elektrokimia dibuat
dalam bentuk peningkatan intensitas
dengan struktur seperti sandwich, dimana
serapan, dan terbentuknya serapan baru
dua buah elektroda karbon dengan
didaerah bilangan gelombang tertentu.
hidrogel elektrolit yang diletakkan
Gugus fungsi yang teridentifikasi pada
ditengah. Sehingga, kapasitor
karbon aktif ampas tebu adalah OH, C-H
elektrokimia yang dibuat dengan berat 3,5
alifatik (dari CH3 dan CH2 ), ikatan C=O
gram, diameter 4 cm dan ketebalan 0,7
(karbonil), ikatan C-C dan C=C, serta
cm.
ikatan fenol (C-O).

9
Gambar 5. Kapasitor elektrokimia terdiri dari dua elektroda karbon nanopori yang
mengapit hidrogel elektrolit

Pengukuran kapasitas suatu disebabkan akibat kontak yang tidak baik


kapasitor elektrokimia dari karbon aktif antara elektroda karbon dan hidrogel,
ampas tebu menggunakan alat LCR-745 sehingga pengukuran menjadi kurang
meter dengan frekuensi 120 Hz. Nilai akurat. Namun, nilai 5,49 x 10-5 F
kapasitansi karbon aktif ampas tebu tanpa melebihi hasil yang telah dilakukan oleh
iradiasi gelombang ultrasonik sebesar Vinda, N. F (2014) mengenai sintesis dan
5,49 x 10-5 F dengan nilai kapasitansi karakterisasi superkapasitor berbasis
spesifik sebesar 1,56 x10-5 F/g. nanokomposit TiO2/C dengan LCR 745-
Sedangkan nilai kapasitansi karbon aktif meter sebesar 1,28 x 10-5 .
ampas tebu dengan iradiasi gelombang
KESIMPULAN
ultrasonik sebesar 4,69 x 10-5 F dengan
nilai kapasitansi spesifik sebesar 1,34 x Kesimpulan
10-5 F/g. Hasil ini menunjukkan Intensitas gugus fungsi karbon
perbedaan yang signifikan terhadap aktif dengan iradiasi gelombang
karbon aktif tanpa iradiasi gelombang ultrasonik meningkat, seperti gugus
ulrasonik. Karbon aktif tanpa iradiasi fungsi -OH, C-H alifatik (dari CH3 dan
memiliki nilai kapasitas penyimpanan CH2 ), ikatan C=O (karbonil), ikatan C-C
energi yang lebih besar daripada karbon dan C=C, serta ikatan fenol (C-O).
aktif yang diiradisi. Ini kemungkinan

10
Luas permukaan karbon aktif Acta Physica-Chimica Sinica, 24
dengan iradiasi gelombang ultrasonik (13-19).
o
pada kondisi optimum pada suhu 30 C 5. Prabowo, A. L., 2009, Pembuatan
selama 15 menit yaitu 171,8336 m2/g Karbon Aktif dari Tongkol Jagung
dengan nilai kapasitansi spesifik 1,34 x serta Aplikasinya untuk Adsorbsi
10-5 F/g, sedangkan luas permukaan Cu, Pb, dan Amonia, Skripsi,
karbon aktif tanpa iradiasi gelombang Universitas Indonesia, Depok.
2
ultrasonik yaitu 171,3542 m /g dengan 6. Wei, X., Xiao, Li., Jin Zhou, dan
nilai kapasitansi spesifik 1,56 x10-5 F/g, Ping, Z. S., 2011, Nanoporous
Carbon Derived from Risk Husk
DAFTAR PUSTAKA
for Electrochemical Capacitor
1. Dell, R.M., dan Rand, D.A.J., Application, Advanced Materials
2001. Energi storage a key Research, 239-242,
technology for global energi www.scientific.net
sustainability, J. Power Sources, 7. Suslick, K. S, 1999,
(100), 2-7. "Sonochemistry", Science, 247
2. Winter, M., dan Brodd, R.J., (1439-1445).
2004., What are batteries, fuel 8. Konno. K., Ohba, Y., Onoe, K.,
cells, and supercapacitors?, Chem. Yamaguchi, Y., Tanso, 2008,
Rev., (104), 4245-4269. Microstructure and
3. Frackowiak, E., dan Beguin, F., Electrochemical double-layer
2001. Carbon materials for the Capacitance of Cabon Electrodes
electrochemical storage of energi Prepared NaOH Acivaion of
in capacitors, Carbon, (39) 937- Sugarcane Bagasse, Journal of
950. Power Sources, 2-7.
4. Yang, J. Liu, J. Chen, X. Hu, Z. 9. Vinda, N. R., 2014, Sintesis dan
Zhao, G., 2008, Carbone Karakterisasi Superkapasitor
Electrode Material with High Berbasis Nanokomposit TiO2 /C,
Densities of Energi and Power, Skripsi, Universitas Negeri
Malang, Malang.

11

Вам также может понравиться