Вы находитесь на странице: 1из 7

JURNAL ILMIAH MANUNTUNG, 2(1), 1-7, 2016 ISSN CETAK.

2443-115X
ISSN ELEKTRONIK. 2477-1821

UJI EFEKTIVITAS DAYA ANTHELMINTIK JUS BIJI


MENTIMUN (Cucumis Sativum, L)
TERHADAP CACING ASCARIDIA GALLI SECARA IN VITRO
Submitted : 2 Mei 2016
Edited : 17 Mei 2016
Accepted : 25 Mei 2016

Leonov Rianto, Indri Astuti, Ika Prihatiningrum

Akademi Farmasi IKIFA


Email : leonovrianto @gmail.com

ABSTRACT
Research has been conducted to review the efficacy of anthelmintic on seeing the juice of
cucumber seeds ( Cucumis sativum , L ) Against Ascaridia galli by in vitro method . By
experimental study was conducted , with samples of seeds of cucumber ( Cucumis sativum , L )
The smoothed and made with 3 concentrations That is 15 % , 30 % and 60 % . The experimental
animals used is Ascaridia galli with negative control solution of NaCl 0.9 % and a positive
control pyrantel pamoate suspension with concentrations of 0.2 % , 0.4 % and 0.6 % . The
analysis of data is probit analysis be adopted . Results Of Research was claimed that the juice
of cucumber seeds ( Cucumis sativum , L ) have anthelmintic efficacy against Ascaridia galli
with 12.76 % LC50 and LT50 3 hours 4 minutes 39 seconds . Comparising with tables of LD50
value, the obtained dose is 472,59mg / kg and it is in no toxic category.

K eywords : anthelmintic, Cucumis sativum, L, Ascaridia galli, pirantel pamoat

PENDAHULUAN tradisional adalah pengobatan ini hanya


Indonesia terkenal sekali memiliki sedikit memiliki efek samping dibandingkan
keanekaragaman hayati, dan banyak dengan pengobatan yang menggunakan
diantaranya yang memiliki khasiat sebagai bahan-bahan kimia.
obat. Pengobatan dengan menggunakan Salah satu tanaman yang berkhasiat di
bahan-bahan yang berasal dari alam sering sekitar masyarakat adalah mentimun
disebut dengan pengobatan tradisional. Di (Cucumis sativum, L). Yang berkhasiat
Indonesia pengobatan tradisional sudah sebagai peluru air seni (diuretika), tekanan
diterapkan oleh nenek moyang kita. darah tinggi (hipertensi), menghaluskan
Belakangan ini pengobatan tradisional terus kulit, obat-obat cacing (anthelmintiik)(1).
mengalami perkembangan, pola hidup di Infeksi cacing merupakan salah satu
masyarakat juga sudah mengalami penyakit yang paling umum tersebar dan
perubahan dimana kini pengobatan menjangkit lebih dari 2 miliar manusia di
tradisional mulai diperhitungkan dan seluruh dunia. Walaupun tersedia obat-obat
memiliki kepercayaan yang sama dengan baru yang lebih spesifik dengan kerja lebih
obat-obat yang berasal dari bahan kimia. efektif, pembasmian penyakit cacing masih
Salah satu keunggulan dari pengobatan tetap merupakan suatu masalah antara lain

AKADEMI FARAMSI SAMARINDA 1


JURNAL ILMIAH MANUNTUNG, 2(1), 1-7, 2016 LEONOV RIANTO

disebabkan oleh kondisi sosial-ekonomi di Timur, aquadest, suspensi Pirantel Pamoat


beberapa bagian dunia(2). (merk Combantrin), larutan NaCl 0,9%,
Pada umumnya cacing jarang Cacing Ascaridia galli yang diperoleh dari
menimbulkan penyakit serius, tetapi dapat Pasar Cempaka Putih, Jakarta Pusat dengan
menyebabkan gangguan kesehatan kronis panjang 6-13 cm
yang merupakan suatu faktor ekonomis
sangat penting. Di negara berkembang, METODE PENLITIAN
termasuk Indonesia, penyakit cacing adalah Persiapan hewan uji
penyakit rakyat umum yang sama Larutan NaCl 0,9% disiapkan
pentingnya misalnya malaria atau TBC(2). secukupnya dalam toples. Ayam kampung
Dari sekian banyak jenis infeksi yang baru dipotong di tempat pemotongan
cacing yang dikenal, hanya sejumlah kecil ayam di Pasar Cempaka Putih, Jakarta Pusat
yang sering terjadi di Indonesia. Salah dibelah satu per satu ususnya. Bila ayam
satunya adalah Ascaris Lumbricoides. Obat tersebut terinfeksi cacing makan akan
pilihan pertama salah satunya adalah pirantel ditemukan cacing Ascaridia galli. Cacing
yang memiliki efek samping ringan dan diambil menggunakan pinset dan
berupa gangguan saluran cerna dan kadang dimasukkan ke dalam larutan NaCl 0,9%
kala sakit kepala. yang telah disiapkan. Cacing diseleksi
Oleh, karena itu penulis tertarik untuk dengan mengukur panjangnya (6-13 cm)
mencari alternatif pengobatan dengan sebanyak 280 ekor cacing. Cacing hanya
menggunakan obat tradisional, yang dapat digunakan satu kali setiap penelitian
diharapkan lebih aman untuk digunakan oleh dan tidak dapat disimpan terlalu lama.
masyarakat.
Sudah banyak penelitian dengan Pembuatan jus biji mentimun
menggunakan bahan alam yang diduga Sebelum digunakan, buah mentimun
berkhasiat sebagai anthelminthik. Namun, di determinasi terlebih dahulu di LIPI
masih sedikit sekali penelitian menggunakan (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia)
mentimun (Cucumis sativum, L) karena Bogor, Jawa Barat dengan hasil yang
alasan itu penulis tertarik menggunakan menyatakan bahwa buah mentimun tersebut
mentimun (Cucumis sativum, L) sebagai benar mentimun dari Species Cucumis
bahan penelitiannya. sativum, L. Biji mentimun diambil dari buah
Penelitian ini menggunakan cacing yang sudah matang, kemudian dipisahkan
gelang Ascaridia galli, yaitu species cacing dari buah dan daging buahnya, kemudian
gelang yang menyerang unggas (ayam) yang biji mentimun tersebut dihaluskan dengan
terdapat dalam usus ayam yang terinfeksi menggunakan mesin blender, lalu dibuat 3
cacing tersebut. Alasan menggunakan cacing konsentrasi yaitu 15%, 30% dan 60%
ini karena cacing ini paling banyak sehingga dilakukan penimbangan sebanyak
menginfeksi unggas dan mudah diperoleh. 15g, 30g dan 60g. Masing-masing hasil
Penelitian dilakukan secara in vitro terhadap penimbangan tersebut ditambahkan dengan
jus biji mentimun (Cucumis sativumL) NaCl 0,9% di dalam beaker glass. Setiap
dengan menggunakan metode pengukuran filtrat dibagi ke dalam lima cawan petri
kematian dan paralisis cacing. sebanyak 25mL, sehingga didapat lima belas
cawan petri yang berisi jus biji mentimun
BAHAN dengan konsentrasi 15% (5 buah), 30% (5
Buah mentimun (Cucumis sativum,L) buah), 60% (5 buah).
yang diperoleh di daerah Jatinegara, Jakarta

2 AKADEMI FARMASI SAMARINDA


JURNAL ILMIAH MANUNTUNG, 2(1), 1-7, 2016 LEONOV RIANTO

Pembuatan larutan pirantel pamoat Tabel 2. Jumlah Kematian cacing pada


Suspensi pirantel pamoat (konsentrasi suspensi pirantel pamoat
2,5%) disiapkan, kemudian diencerkan
dengan larutan NaCl 0,9% sehingga didapat Jumlah Kematian Cacing
konsentrasi pirantel pamoat sebesar 0,2%, Ascaridia galli
Waktu
0,4% dan 0,6% sebanyak masing-masing 25 Konsentrasi Larutan Pirantel
(jam)
mL. Masing-masing konsentrasi dibuat Pamoat
0,2% 0,4% 0,6%
sebanyak lima buah (perhitungan dapat
1 0 0 0
dilihat pada lampiran 2)
2 0 0 1
3 0 0 5
Uji Anthelmintik
4 1 7 6
Cacing yang digunakan sebanyak 280
5 3 17 15
ekor cacing Ascaridia galli yang dibagi
6 8 21 36
menjadi 7 kelompok perlakuan, dimana pada
7 13 30 40
setiap kelompok menggunakan 40 ekor
8 23 40 -
cacing. Perlakuan dilakukan dengan
9 26 - -
merendam cacing Ascaridia galli ke dalam
10 33 - -
zat uji pada masing-masing kelompok. 11 40 - -

Tabel 1. Perlakuan pada uji anthelmintik


Tabel di atas menunjukkan bahwa
Kelompok Jumlah Volume suspense pirantel pamoat pada konsentrasi
Zat Uji
Perlakuan Cacing Zat Uji terkecil mampu mematikan 100% cacing
NaCl pada jam ke-11 sedangkan konsentrasi
K-1 40 125
0,9% terbesar mematikan 100% cacing pada jam
Pirantel
ke-7 . Data tersebut digunakan pada
K-2 40 pamoat 125
0,2% perhitungan LC50 dengan menghitung
Pirantel regresi linier antara log konsentrasi (x)
K-3 40 pamoat 125 dengan nilai probit (y). Persamaan garis
0,4% yang diperoleh adalah y = 8,3321x + 9,745.
Pirantel
K-4 40 pamoat 125
Harga LC50 suspensi pirantel pamoat yang
0,6% didapat adalah sebesar 0,27%. Kemudian
Jus Biji dilakukan analisa LT50 dengan
K-5 40 Mentimun 125 menggunakan data konsentrasi yang
15%
mendekati harga LC50 yaitu 0,2%.
Jus Biji
K-6 40 Mentimun 125 Perhitungan berdasarkan regresi linier log
30% waktu (x) dengan nilai probit (y). Persamaan
Jus Biji garis yang diperoleh adalah y = 10,267x
K-7 40 Mentimun 125 3,6897. Harga LT50 pirantel pamoat adalah 7
60%
jam 1 menit 15 detik. (hasil perhitungan
dapat dilihat secara keseluruhan pada
HASIL DAN PEMBAHASAN
lampiran 2 dan 3).
Berikut ini adalah hasil dari perlakuan
suspensi pirantel pamoat dengan berbagai
konsentrasi terhadap cacing Ascaridia galli.

AKADEMI FARAMSI SAMARINDA 3


JURNAL ILMIAH MANUNTUNG, 2(1), 1-7, 2016 LEONOV RIANTO

Tabel 3. Jumlah kematian cacing pada jus = -0,735 + 5,184x. Harga LC50 yang didapat
biji mentimun dari sediaan jus biji mentimun adalah
sebesar 12,76%. Kemudian dilakukan
Jumlah Kematian
Cacing Ascaridia galli
analisa LT50 dengan menggunakan data
Waktu konsentrasi yang mendekati harga LC50
Menit Konsentrasi Jus Biji
(jam) yaitu 15%. Perhitungan berdasarkan regresi
Mentimun
15% 30% 60% linier antara log waktu (x) dengan nilai
15 0 0 0 probit (y). Persamaan garis yang diperoleh
30 0 0 0 adalah y = 3,058x 0,053. Harga LT50 yang
1
45 0 0 3 didapat dari jus biji mentimun adalah 3 jam
60 0 0 3 46 menit 30 detik.
75 0 0 9
90 0 0 9
2 Tabel 4. Waktu kumulatif kematian 100%
105 0 0 11
populasi cacing (jam)
120 4 11 11
135 8 12 14 Kelompok Jenis Konsen Waktu
150 8 12 14 Perlakuan trasi Kumulatif
3 (%) Kematian
165 10 16 21 100%
180 15 22 29 Populasi
195 15 23 29 Cacing (jam)
210 15 23 29 1 Larutan 0,9 36 jam
4 NaCl
225 19 27 36
15 8 jam
240 19 27 36 Jus Biji
2 30 7 jam
Mentimun
255 24 34 37 60 7 jam
270 24 34 37 Suspensi 0,2 11 jam
5 3 pirantel 0,4 8 jam
285 25 35 39
pamoat 0,6 7 jam
300 25 38 39
315 25 38 39
Berdasarkan waktu kumulatif pada
330 25 38 39
6 tabel diatas dapat diketahui bahwa waktu
345 28 38 39
360 29 38 39 kematian cacing dalam jus biji mentimun
375 29 38 40 beerada di antara waktu kematian cacing
390 29 38 - dalam suspensi pirantel pamoat dan larutan
7
405 39 40 - NaCl.
420 39 - -
12.76%
435 40 - -
15.00%
450 - - -
8
465 - - - 10.00% 0.27%
490 - - - 5.00%
0.00%
Pirantel Jus Biji
Tabel diatas menunjukkan bahwa jus Pamoat Mentimun
biji mentimun pada konsentrasi terkecil
mampu mematikan 100% cacing pada jam
Gambar 1. Grafik LC50 Jus Biji Mentimun
ke-8 sedangkan konsentrasi terbesar dapat
dan Pirantel Pamoat
mematikan 100% cacing pada jam ke-7 yang
kemudian digunakan untuk menghitung Grafik diatas menunjukkan perbedaan
LC50. Perhitungan berdasarkan regresi linier
LC50 antara pirantel pamoat dengan jus biji
antara log konsentrasi (x) dengan nilai probit
mentimun. Selanjutnya dapat dihitung dosis
(y). Persamaan garis yang diperoleh adalah y

4 AKADEMI FARMASI SAMARINDA


JURNAL ILMIAH MANUNTUNG, 2(1), 1-7, 2016 LEONOV RIANTO

perbandingan antara jus biji mentimun Barat (dapat dilihat di lampiran 1). Hal ini
dengan Pirantel pamoat : dimaksudkan untuk mengetahui dan
melegalkan bahwa biji dari buah Mentimun
Diketahui : yang digunakan dalam penelitian adalah
LC50 Pirantel pamoat (PP) = 0,27% benar berasal dari tanaman Mentimun
LC50 Jus Biji Mentimun (JBM) = 12,76% (Cucumis sativum, L).
Dosis Pirantel pamoat = 10mg/kgBB Alasan menggunakan biji dari buah
mentimun (Cucumis sativum, L)
Ditanyakan : Dosis Jus Biji Mentimun dikarenakan ingin membuktikan apakah
(JBM) ? mentimun berkhasiat sebagai anthelmintik,
Jawab : karena mentimun (Cucumis sativum, L)
berasal dari satu famili dengan Biji Labu
= Merah yaitu Cucurbitaceae yang berkhasiat
, % , %
sebagai anthelmintik.
= Pembuatan jus biji mentimun
/
dilakukan segera sebelum dilakukan
, % / penelitian. Metode penelitian dengan
Dosis JBM = , %
membuat sediaan jus dimaksudkan untuk
Dosis JBM = 472,59 mg/kgBB
mengetahui khasiat dari biji mentimun
sebagai anthelmintik tanpa menggunakan
metode penyarian yang biasanya digunakan
07:01:1 untuk melarutkan atau menyari zat dalam
5 03:46:3
09:36:00 0
suatu tanaman.
Penelitian ini menggunakan hewan
04:48:00 coba cacing Ascaridia galli yang dilakukan
secara in vitro. In vitro adalah suatu proses
00:00:00
Pirantel Pamoat yang dilakukan untuk menunjukkan gejala
yang diteliti di luar tubuh makhluk hidup
Gambar 2. Grafik LT50 Pirantel pamoat dalam kondisi laboratorium. Penelitaian
dan Jus Biji Mentimun dengan menggunakan cacing Ascaridia galli
dikarenakan tempat hidupnya sama dengan
Grafik di atas menunjukkan bahwa jus cacing Ascaris Lumbricoides pada manusia
biji mentimun membutuhkan waktu lebih yaitu dalam usus halus. Selain itu, cacing
sedikit dibanding dengan Pirantel pamoat Ascaridia galli memiliki famili yang sama
dalam membunuh cacing. dengan cacing Ascaris lumbricoides yaitu
Nematoda. Cacing yang digunakan yang
PEMBAHASAN berukuran 6-13 cm karena sudah dewasa.
Penelitian anthelmintik ini dilakukan Kontrol negatif yang digunakan
dengan membuat sediaan jus biji mentimun, adalah larutan NaCl 0,9%, dimaksudkan
suspensi pirantel pamoat, pengujian daya untuk mengetahui kelangsungan dan daya
anthelmintik dan analisa data hasil pengujian tahan hidup cacing didalam lingkungan yang
daya anthelmintik dengan menggunakan dibuat sesuai dengan kondisi dalam usus
analisa probit. Penelitian ini menggunakan (inangnya) dimana cacing itu hidup. Dari
biji dari buah mentimun sebagai sampel hasil penelitian, berdasarkan dari data yang
yang telah dideterminasi di LIPI (Lembaga diperoleh kelangsungan hidup cacing
Ilmu Pengetahuan Indonesia), Bogor, Jawa Ascaridia galli adalah 36 jam. Pencatatan

AKADEMI FARAMSI SAMARINDA 5


JURNAL ILMIAH MANUNTUNG, 2(1), 1-7, 2016 LEONOV RIANTO

dilakukan dari mulai cacing dimasukkan ke jus biji mentimun dengan konsentrasi
dalam NaCl 0,9% dan diinkubator dengan terkecil lebih cepat dibandingkan dengan
suhu 37 C dari jam ke-0 sampai jam ke-36. waktu kematian cacing 100% pada kontrol
Perlakuan kedua-keempat negatif (NaCl 0,9%) yaitu 36 jam. Walaupun
menggunakan suspensi pirantel pamoat kematian cacing pada konsentrasi jus biji
sebagai kontrol positf. Pirantel pamoat mentimun (Cucumis sativum, L)
dibuat dengan tiga konsentrasi yaitu, 0,2%, membutuhkan waktu yang lebih sedikit
0,4%, dan 0,6%. Berdasarkan hasil dibandingkan dengan pirantel pamoat,
penelitian, dapat dilihat pada konsentrasi namun hal ini tidak membuktikan bahwa jus
0.2% waktu kematiannya adalah 11 jam, biji mentimun (Cucumis sativum, L) lebih
konsentrasi 0,4% waktu kematiannya 8 jam, efektif dibandingkan dengan pirantel
dan konsentrasi 0,6% waktu kematiannya pamoat, karena jika dilihat dari
adalah 7 jam. Dari hasil penelitian tersebut, perbandingan yang didapat dari hasil
dapat dilihat semakin tinggi konsentrasi perhitungan LC50 jus biji mentimun dengan
maka semakin sedikit waktu yang LC50 Pirantel pamoat adalah 10mg/kgBB
diperlukan dalam membunuh cacing setara dengan 472,59 mg/kgBB serbuk biji
Ascaridia galli. Dari garis probit didapati R mentimun (Cucumis sativum, L), jus biji
= 0,756 yang berarti 75% kematian cacing mentimun membutuhkan dosis yang lebih
dipengaruhi oleh konsentrasi pirantel besar. Selain itu, ada faktor biologis yang
pamoat dengan LC50 0,27% dan LT50 7 jam dapat mempengaruhi hasil penelitian, seperti
1 menit 15 detik. pra kondisi penelitian, kehomogenan
Perlakuan kelima-ketujuh adalah larutannya. Untuk mengetahui apakah biji
dengan menggunakan larutan uji yaitu jus mentimun layak dikonsumsi oleh manusia
biji mentimun dengan tiga konsentrasi. Pada dan dijadikan sebagai pengganti obat cacing
perlakuan zat uji menunjukkan waktu lain, maka perlu dihitung toksiknya
kematian cacing Ascaridia galli pada berdasarkan tabel LD50, yaitu :
konsentrasi 15% adalah 8 jam, konsentrasi
30% adalah 7 jam dan konsentrasi 60% 1. LC50 Pirantel pamoat
adalah 7 jam. Dari data diatas, menunjukkan = 0,22% 0,22g/100g b/b
semakin besar konsentrasi maka semakin = 2,2g/kg = LD50
cepat kematian cacing Ascaridia galli. Dari = 0,5 - 5g/kgBB = Toksik sedang
garis probit data jus biji mentimun, 2. LC50 Jus Biji Mentimun
menunjukkan R = 0,935, berarti 93% = 12,76% 12,76g/100g b/b
kematian cacing Ascaridia galli dipengaruhi = 127,6g/kg = LD50
oleh konsentrasi jus biji mentimun dengan = >15g/kgBB = Praktis tidak toksik
LC50 12,76% dan LT50 3 jam 46 menit 30
detik. Dari data tersebut bisa dikatakan ada Berdasarkan perhitungan LD50
hubungan antara LC50 dengan LT50 semakin pirantel pamoat adalah 2,2g/kg BB yang
besar harga LC50 dari suatu larutan maka berdasarkan pada tabel nilai LD50 (tabel
semakin cepat waktu LT50 dan sebaliknya dapat dilihat di lampiran 7) pirantel pamoat
semakin kecil harga LC50 semakin lama berada pada kategori toksis sedang(10),
waktu yang dibutuhkan untuk harga LT50. sehingga memiliki efek samping yang perlu
Berdasarkan data yang diperoleh, diperhatikan seperti, gangguan saluran cerna
dapat diketahui bahwa biji mentimun dan kadang sakit kepala.
memiliki khasiat sebagai anthelmintik Untuk LD50 jus biji mentimun
karena waktu kematian cacing 100% pada (Cucumis sativum, L) adalah 127,6g/kg yang

6 AKADEMI FARMASI SAMARINDA


JURNAL ILMIAH MANUNTUNG, 2(1), 1-7, 2016 LEONOV RIANTO

berdasarkan pada tabel nilai LD50 biji darah.http://journal_unipdu.ac.slinde.x.


mentimun (Cucumis sativum, L) berada pada php/seminas/article/view/173, 2013,
kategori praktis tidak toksik. Hal ini akses tanggal 12-07-2014
membuktikan bahwa didalam biji mentimun 2. Tjay, Tan Hoan dan Kirana Raharja,
(Cucumis sativum, L) tidak mengandung 2007, Obat-obat Penting, edisi-6, PT
bahan kimia obat yang dapat mempengaruhi Elex Media Komputindo, Balai Pustaka,
khasiat sebagai anthelmintik atau biji Jakarta
mentimun (Cucumis sativum, L) memiliki 3. Mentimun
efek samping yang lebih ringan http://id.wikipedia.org/wiki/mentimun,
dibandingkan dengan pirantel pamoat. 2014, akses Juli 2014.
Namun, hal ini belum bisa dibuktikan 4. Anonim, 2007, Farmakologi dan
sehingga masih harus dilakukan penelitian Terapi, edisi kelima, Departemen
lebih lanjut. Dari segi efektifitas sebagai Farmakologi dan Terapeutik Fakultas
anthelmintik, diduga biji mentimun Kedokteran-Universitas Indonesia,
(Cucumis sativum, L) mengandung alkaloid Jakarta.
hipoxanti yang dapat mematikan cacing 5. 30 manfaat luar biasa mentimun bagi
dengan cara melumpuhkan otot-otot cacing. kesehatan, kulit dan rambut,
Namun, penelitian ini hanya sampai http://www.carakhasiatmanfaat.com/arti
pembuktian ada atau tidaknya efektivitas kel/30-manfaat-luarbiasa-mentimun-
anthelmintik pada biji mentimun (Cucumis bagi-kesehatan-kulit-dan-rambut.html,
sativum, L). 2014, akses tanggal 8-08-2014
6. Pirantel pamoat
SIMPULAN http://diskes.jabarprov.go.id,2010,
Dari penelitian ini menunjukkan nilai diakses 02-08-2014
LC50 jus biji mentimun (Cucumis sativum, 7. Ascaridia galli http://en.wikipedia.org,
L) terhadap cacing Ascaridia galli adalah 2010, diakses tanggal 10-06-2014
12,76% dan nilai LT50 jus biji metimun 8. Askariasis pada ayam (Admin)
terhadap cacing Ascaridia galli adalah 3 http://www.vet-indo.com, 2007, diakses
jam 46 menit 30 detik. Dosis jus biji tanggal 12-08-2014
mentimun 472,59mg/KgBB setara dengan 9. Utari Eka Rahayu, 2010, Uji
10mg/KgBB pirantel pamoat. LD50 jus biji Anthelmintik Seduhan Biji PEtai Cina
mentimun sebesar 127,6g/kg yang (Leucaena leucocephala Semen)
menunjukkan bahwa jus biji mentimun Terhadap cacing Ascaridia galli secara
praktis tidak toksis jika digunakan sebagai in vitro, KTI, Jurusan Farmasi Poltekkes
anthelmintik. Kemenkes Jakarta II, Jakarta.
10. Priyanto, 2009, Toksikologi :
DAFTAR PUSTAKA Mekanisme, Terapi Antidotum, dan
1. Khusnul Nur, 2011. Efektifitas Penilaian Resiko, Lembaga Studi dan
pemberian jus mentimun terhadap Konsultasi Farmakologi, Depok.
tekanan

AKADEMI FARAMSI SAMARINDA 7

Вам также может понравиться