Вы находитесь на странице: 1из 9

Manfaat Inisiasi Dini Pengobatan Antiviral Influenza

untuk Wanita Hamil yang terdiagnosa Influenza Dengan laboratorium-


test

Abstrak

Latar Belakang: Kami menggambarkan dampak inisiasi awal pengobatan


antivirus influenza pada wanita hamil di rumah sakit dengan influenza yang
dikonfirmasi hasil laboratorium selama 2010-2014 pada musim influenza.
Metode: influenza berat didefinisikan sebagai penyakit dengan 1 dari kriteria
berikut: dirawat di unit perawatan intensif, memerlukan ventilasi mekanik,
kegagalan pernapasan, emboli paru, sepsis, atau kematian. Berdasatkan strata
tingkat keparahan, kami menggunakan analisis survival parametrik untuk
membandingkan lama perawatan pasien dengan durasi pengobatan antivirus,
disesuaikan dengan kondisi yang mendasari, vaksinasi influenza, dan trimester
kehamilan.
Hasil : Di antara 865 wanita hamil, umur median rata2 27 tahun (kisaran
interkuartil [IQR], 23-31 tahun) .Sebagian besar pasien (68%) yang sehat, dan
85% menerima pengobatan antiviral. Enam puluh tiga perempuan (7%) memiliki
influenza berat, dan 4 meninggal. Keparahan dikaitkan dengan kelahiran
prematur dan kematian janin. wanita dengan influenza berat kurang
memungkinkan untuk divaksinasi daripada mereka yang tidak influenza berat
(14% vs 26%; P = 0,03) .Di antara
wanita yang diobati dengan antivirus 2 hari dibandingkan mereka yang dirawat
> 2 hari dari onset penyakit, lama rata-rata dirawat adalah 2.2 hari (kisaran
interkuartil
[IQR], 0.9-5.8 hari; n = 8) versus 7.8 hari (IQR, 3.0-20.6 hari; n = 7), masing-
masing, untuk influenza berat (P = 0,03) dan 2.4 hari (IQR, 2.3-2.5days ; n =
153) vs 3,1 hari (IQR, 2,8-3,5 hari; n = 62), masing-masing, untuk influenza yg
tidak berat (P <0,01).
Kesimpulan: inisiasi dini pengobatan antiviral influenza untuk wanita hamil
dirawat di rumah sakit dengan influenza dapat mengurangi lama tinggal,
terutama bagi mereka dengan influenza berat. Influenza selama kehamilan
dikaitkan dengan ibu dan morbiditas bayi, dan dianjurkan untuk vaksinasi
influenza tahunan

Kata kunci. influensa; kehamilan; influenza antivirus pengobatan; lama tinggal;


awal pengobatan antivirus

wanita hamil mengalami peningkatan risiko untuk mendapat infeksi seasonal dan komplikasi
pandemi terkait influenza. Selama pandemi influenza A (H1N1) thn 2009, wanita hamil
mewakili 1% dari seluruh populasi Amerika Serikat dan menyumbang 6% dari rawat inap
serta 5% dari kematian yang terkait dengan infeksi akibat pandemic strain (influenza A
[H1N1] pdm09).komplikasi dijelaskan selama periode ini termasuk riwayat perawatan di unit
perawatan intensif (ICU), kegagalan pernapasan, dan kelahiran prematur. Sejak saat itu, data
yang terbatas telah dipublikasikan untuk menjelaskan wanita hamil dengan infeksi influenza.
Untuk mengurangi morbiditas dan kematian yang terkait influenza,
American College of Obstetri dan Ginekologi dan Komite Penasehat Praktek Imunisasi
merekomendasikan vaksinasi tahunan influenza bagi wanita hamil setiap saat selama
kehamilan. Namun perkiraan cakupan wanita hamil, yang tervaksinasi antara sekitar 50%.
Mempertimbangkan penggunaan vaksin influenza yg suboptimal dalam kelompok ini,
antivirus merupakan obat tambahan yg penting untuk pengelolaan/ pengobatan pada wanita
hamil dengan dugaan influenza.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan epidemiologi dan hasil klinis yang
berhubungan dengan rawat inap di antara wanita hamil yang terdiagnosa influenza dgn
konfirmasi hasil laboratorium selama baru-baru ini musim influenza di Amerika Serikat dan
untuk menilai dampak dari inisiasi awal pengobatan influenza antivirus pada populasi ini.

METHODS

Pengaturan dan Populasi


Kami menggunakan data Rawat Inap dari Influenza Surveillance Network
(FluSurv-NET). FluSurv-NET melakukan pengawasan pada populasi di kabupaten
yang dipilih di California, Colorado, Connecticut, Georgia, Maryland, Michigan,
Minnesota, New Mexico, New York, Ohio, Oregon, Rhode Island, Tennessee, dan
Utah. Jaringan ini mencakup> 240 rumah sakit yang menampung sekitar 27 juta
orang (sekitar 9% dari penduduk AS). Pengumpulan data ditentukan oleh Pusat
Pengendalian dan Pencegahan Penyakit untuk menjadi bahan keperluan rutin
surveilans kesehatan masyarakat dan subyek bukan merupakan yang termasuk
sebagai perlindungan penelitian manusia pada dewan review kelembagaan
(IRB) .partisipan yang ikut dalam studi didaftarkan kepada negara bagian dan
lokal IRBs mereka untuk ditinjau bila dibutuhkan

Pengumpulan Data dan Definisi


Dalam analisis ini, kita memasukkan wanita hamil yang berusia 15-44 tahun yang
berada di wilayah p dirawat di rumah sakit dalam kurun waktu 2 hari dari pertama
kali hasil tes influenza virus-positif. Semua sampel terdaftar selama 4 musim
influenza berturut-turut, dimulai pada 2010- 2011, dengan interval waktu mulai dari
1 Oktober hingga 30 April. Rawat inap didefinisikan sebagai perawatan pasien ke
ruang rawat inap rumah sakit; tidak diharuskan menginap semalam. Pengujian
laboratorium untuk virus influenza dilakukan sesuai keputusan dari dokter yang
memberikan perawatan medis, dan konfirmasi hasil laboratorium termasuk hasil
positif dari analisis reverse transcription polymerase chain reaction, antigen rapid
test, pewarnaan antibodi fluorescent secara langsung atau tidak langsung, atau
kultur virus. Pasien diidentifikasi melalui laboratorium rumah sakit dan masuk
database, log pengendalian infeksi, dan data rumah sakit. Untuk pasien dengan
hasil positif dari tes virus influenza, catatan medis ditinjau dalam bentuk laporan
kasus standar
untuk mengumpulkan informasi tentang karakteristik demografi, status kehamilan,
riwayat kesehatan, dan perjalanan klinis penyakit selama tinggal di rumah sakit,
termasuk komplikasi tertentu (misalnya, ensefalitis dan pneumonia), masuk ke
perawatan intensif Unit (ICU), penggunaan ventilasi mekanik, dan kematian.
Abstraksi data juga mencakup kode data dari 9 rumah sakit pertama, menggunakan
ninth revission Klasifikasi Internasional Penyakit (ICD-9). Kami menggunakan data
yang dirangkum dari catatan medis dan Kode ICD-9. untuk mengkategorikan
komplikasi sebagai berikut: pneumonia (ICD-9 kode 089, 480-487, dan 488,11),
gagal nafas (ICD-9 kode 799,1, 518,81, 518,84, dan V46.1), acute respiratory distres
Syndrom (ARDS; ICD-9 kode 518,5 dan 518,82), emboli paru (ICD-9 kode 415,1 dan
673), eksaserbasi asma (ICD-9 kode 493,01-02, 493,11-12, 493,21-22, dan 493,91-
92), penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) eksaserbasin(ICD-9 kode 491,21-22),
sepsis (ICD-9 kode 286,6, 036,3, 040,82, 785,5, dan 995,91-92), ketoasidosis
diabetikum (ICD-9 kode 249,1 dan 250,1), gagal ginjal akut (ICD-9 Kode 584, 572,4,
dan 404,02-03), dan dehidrasi (ICD-9 Kode 276,50-276,52). kehilangan janin
diidentifikasi berdasarkan ICD- 9 kode untuk missed abortion dan aborsi spontan
(ICD-9 Kode 632 dan 634). kondisi medis yang mendasari diklasifikasikan ke dalam
kategori berikut: asma, penyakit paru kronis (terlepas asma), penyakit metabolik,
penyakit kardiovaskular (tidak termasuk hipertensi), kelainan darah /
hemoglobinopati, penyakit neurologis / neuromuskular, penyakit ginjal, dan
penyakit hati. wanita hamil dikelompokkan ke dalam trimester kehamilan pertama
(13 minggu kehamilan), kedua (14-28 minggu kehamilan), dan ketiga (29
minggu kehamilan). Kelahiran bayi pada umur kehamilan <37 minggu dianggap
prematur. Seorang pasien dianggap divaksinasi jika penerimaan vaksin influenza
terjadi pada Setidaknya 14 hari sebelum rawat inap, dengan pertimbangan
relevansi musim influenza. Ketika tanggal vaksinasi influenza pasien tidak tersedia
dalam catatan medis, registri vaksinasi atau penyedia perawatan primer tempat
pasien berkonsultasi atau tempat pasien pernah diwawancarai untuk mendapatkan
riwayat vaksinasi. influenza berat didefinisikan oleh masuk ICU,memerlukan
ventilasi mekanik, gagal pernafasan (termasuk ARDS), emboli paru, sepsis, atau
kematian. lamanya tinggal di rumah sakit (LOS) dihitung mulai tanggal pulang
pasien dikurangi tanggal masuk di rumah sakit. Pengobatan dihitung dari setiap kali
obat antiviral influenza diberikan selama perjalanan penyakit (termasuk
penerimaan hingga 2 hari sebelum rawat inap, jika pengobatan dilanjutkan setelah
masuk). Waktu dari onset penyakit ke inisiasi pengobatan antivirus distratifikasi
menjadi pengobatan dini (Jika obat antiviral dimulai 2 hari dari onset penyakit)
dan pengobatan terlambat (jika obat antiviral dimulai pada > 2 hari dari onset
penyakit).
Analisis statistik
Kami menggunakan 2 atau Fisher exact tes untuk membandingkan karakteristik
klinis antara wanita hamil dan frekuensi dari hasil akhir dan komplikasi, berdasarkan
tingkat keparahan, untuk variabel kategori dilakukan Uji Kruskal-Wallis untuk
menilai perbedaan pada distribusi variabel kontinyu yang didistribusikan secara
tidak normal. Ketika meneliti dampak inisiasi awal pengobatan antiviral, kami hanya
termasuk pasien yang diterapi pada penelitian kami, untuk menghindari bias akibat
kecenderungan masing2 dokter dalam memberikan obat yang potensial untuk
mengobati kasus yang lebih parah [16]. Dengan asumsi bahwa pengobatan baru
bermanfaat apabila telah diberikan selama sehari penuh, Kami mengecualikan
pasien yang dirawat di rumah sakit 1 hari pada model penelitian kami. Di antara
pasien yang dirawat di rumah sakit selama> 1 hari, pada setiap stratum tingkat
keparahan kami menggunakan analisis survival parametrik untuk membandingkan
LOS di rumah sakit berdasarkan waktu pengobatan antivirus, menyesuaikan
adanya kondisi medis yang mendasari, status vaksinasi influenza, dan trimester
kehamilan.kami membatasi model penelitian untuk ibu hamil yang tidak melahirkan
selama di rawat inap, untuk menghilangkan adanya efek bias yang potensial
mempengaruhi LOS. kami memilih analisis survival parametrik untuk
memperkirakan distribusi normal pada data kami, dan kami ingin memperkirakan
nilai median LOS di rumah sakit dan perbedaan dengan
waktu pengobatan antivirus [17]. Wanita dengan tidak diketahui
tanggal onset penyakit dan inisiasi antivirus dan wanita yang
meninggal selama perawatan di rumah sakit dikeluarkan dari parametrik
analisis. Kami ditandai distribusi LOS, menggunakan eksponensial,
Weibull, log-logistik dan log normal model. Untuk setiap
keparahan stratum, kami memilih model dengan fit terbaik, berbasis
pada plot probabilitas kelangsungan hidup berubah terhadap log-hari,
yang menghasilkan garis lurus dan ketat pencar data bila digunakan
untuk model survival yang tepat [17]. Untuk semua prediktor dan
hubungan antara variabel, perbedaan dianggap signifikan
pada nilai P dari <0,05. Semua analisa dilakukan dengan menggunakan
software SAS, versi 9.3 (Cary, North Carolina).
RESULTS

Karakteristik umum dan Komplikasi terkait Influenza


Selama musim influenza 2010-2011 hingga 2013-2014, 865 dari 3.169
perempuan hamil (27%) berusia 15-44 tahun yang dirawat di rumah sakit
dengan diagnosa influenza yang dikonfirmasi hasil laboratorium. Lebih dari
setengah (52%) berusia 25-34 tahun, dan 57% berada di trimester ketiga
kehamilan (Tabel 1). Yang paling sering dilaporkan ras / kelompok etnis dalam
penelitian kami adalah ras non-Hispanik kulit putih (42%), diikuti oleh non-
Hispanik kulit hitam (32%) dan Hispanik (25%). Mayoritas (68%) tidak memiliki
kondisi medis yang mendasari lainnya selain kehamilan, tetapi Kondisi yang
paling umum antara lain asma (21%). Kebanyakan wanita (85%) diterapi dengan
antivirus, dan semua wanita diterapi mendapatkan oseltamivir (Tamiflu). Hanya
26% dari ibu hamil yang dirawat di rumah sakit menerima Vaksin influenza
selama musim. Median waktu dari onset penyakit untuk rawat inap adalah 1 hari
(kisaran interkuartil [IQR], 0-2 hari). Waktu median dari mulai dirawat di rumah
sakit hingga mendapat pengobatan antivirus adalah 0 hari (IQR, 0-1 hari),
dengan mayoritas perempuan (71%) dirawat 2 hari dari onset penyakit (Tabel
1). Median LOS adalah 2 hari (IQR, 1-3 hari) untuk semua perempuan hamil.
Komplikasi yang paling umum adalah pneumonia (13%), dehidrasi (9%),
eksaserbasi asma (6%), kegagalan pernafasan (3%), dan sepsis (3%; Tabel 2).

Karakteristik berdasarkan tingkat keparahan

Enam puluh tiga perempuan (7%) memenuhi kriteria untuk influenza berat,
diantaranya 4 orang(6%) meninggal. Wanita dengan influenza berat lebih
mungkin berada di tahap awal kehamilan dan memiliki kondisi medis yang
mendasari, dibandingkan dengan wanita hamil dengan nonsevere influenza (44%
vs 31%; P = 0,03; Tabel 1). Perempuan dengan influenza berat kurang
memungkinkan untuk mendapatkan vaksinasi influenza dibanding wanita
dengan nonsevere influenza (14% vs 26%;
P = 0,03; Tabel 1). Munculnya influenza A (H1N1) pdm09 lebih mungkin di
antara perempuan dengan influenza berat (vs 42% 21%; P = 0,01). Dari 4 wanita
yang meninggal, semua diperlakukan dengan antivirus; 3 subyek diterapi > 2
hari setelah onset penyakit, termasuk salah satu yang dirawat dalam kurun
waktu 2 hari dari onset penyakit (tanggal onset penyakit tidak diketahui untuk 1
pasien); dan hanya 1 yang mendapatkan Vaksin influenza selama musim. Tiga
kejadian kematian yang melibatkan wanita <35 tahun tanpa kondisi medis yang
mendasari. Frekuensi pengobatan antivirus influenza tidak bergantung dengan
tingkat keparahan penyakit. waktu median dari onset penyakit hingga di rawat
inap dan dari awal onset penyakit hingga mendapatkan pengobatan antiviral
juga tidak dibedakan berdasarkan tingkat keparahan (Tabel 1).
Komplikasi Kehamilan-Terkait dan Hasil
Seratus delapan puluh delapan perempuan (22%) melahirkan kelahiran hidup
selama dirawat di rumah sakit dengan influenza, di antaranya 41 (22%)
melahirkan preterm (Tabel 3). Di antara wanita dengan kelahiran hidup, kelahiran
prematur lebih sering muncul di antara orang-orang dengan influenza berat
dibandingkan dengan mereka dengan influenza nonsevere (5 dari 7 [71%] vs
36 dari 181 [20%]; P <0,01). Sebanyak 4 dari 865 perempuan (0,4%) mengalami
keguguran selama rawat inap; (3 pasien (5%) dari 63 dengan influenza berat,
dibandingkan dengan 1 (0,1%) di antara
802 dengan influenza nonsevere (P <0,01)). Wanita dengan influenza berat
memiliki median LOS rumah sakit lebih lama dibanding wanita dengan influenza
nonsevere (5 hari [IQR, 2-7 hari] vs 2 hari [IQR,1-3 hari]; P <0,01; Tabel 3).

Analisis Kelangsungan Hidup parametrik


Ada 15 dari 63 perempuan (23,8%) dengan influenza berat dan 215 dari 802
(26,8%) dengan influenza nonsevere yang dimasukkan dalam model penelitian.
Mereka semua memiliki informasi yang tersedia mengenai waktu onset penyakit
dan mulai dilakukan pengobatan antivirus, tidak melahirkan selama di rawat
inap, dirawat selama> 1 hari, dan tidak meninggal selama mereka di rawat inap
(Gambar 1) .Kami memeriksa 4 model penelitian untuk menentukan data yang
paling cocok. Data yang paling cocok adalah model eksponensial untuk wanita
dengan influenza berat (Gambar 2) dan Model loglogistic bagi mereka dengan
influenza nonsevere (Gambar 3). Dengan menggunakan model penelitian yang
paling baik, kami menemukan bahwa, setelah disesuaikan dengan adanya
kondisi medis yang mendasari, status vaksinasi influenza, dan trimester
kehamilan, pengobatan dengan inisiasi dini antivirus (yaitu, 2 hari dari onset
penyakit) dikaitkan dengan adanya LOS yang lebih pendek. Di antara perempuan
dengan influenza berat yang diterapi lebih awal, LOS rata-rata adalah 2,2 hari
(IQR, 0,9-5,8 hari), dibandingkan dengan 7,8 hari (IQR, 3,0-20,6 hari; P = 0,03)
yaitu di antara mereka yang terlambat diterapi (Gambar 1A). Di antara
perempuan dengan influenza nonsevere, mereka yang dirawat lebih awal juga
memiliki median LOS yang lebih pendek (2,4 hari [IQR, 2,3-2,5 hari])
dibandingkan mereka yang terlambat diobati (3.1 hari [IQR, 2,8-3,5 hari]; P
<0,01; Gambar 1B).

DISKUSI
Ini adalah studi yang pertama dan terbesar yang meneliti mengenai karakteristik
klinis dan hasil akhir dari ibu hamil yang dirawat di rumah sakit dengan influenza
yang terkonfirmasi hasil laboratorium sejak pandemi influenza thn 2009. Dalam
penelitian ini, sebagian besar wanita hamil yang dirawat di rumah sakit tidak
memiliki kelainan medis yang mendasari dan dirawat di rumah sakit selama
median 2 hari; sekitar 60% berada dlm kondisi trimester ketiga kehamilan
mereka
pada saat rawat inap. Meskipun influenza pada kebanyakan wanita merupakan
kondisi medis yang relatif tidak rumit, 7% mengalami influenza berat, 4
meninggal, dan 4 mengalami kehilangan janin. wanita dengan influenza berat
lebih memungkin memiliki masa gestasi lebih awal, mengalami
kelainan kondisi medis dasar, dan mengalami kelahiran prematur dan kematian
janin daripada wanita dengan influenza nonsevere. setelah penyesuaian data
untuk setiap kondisi medis, status vaksinasi, dan trimester kehamilan,
pengobatan antivirus yang diberikan 2 hari dari onset penyakit dapat
mengurangi LOS yang terjadi pada wanita yang tidak melahirkan atau meninggal
selama perawatan di rumah sakit. Hal ini lebih tampak lebih jelas pada
perempuan dengan influenza berat, yang memiliki pengurangan median LOS
sekitar 5 hari. Cakupan antivirus yang tinggi (85%) pada populasi penelitian
kami, menunjukkan bahwa penyedia layanan kesehatan terus menggunakan
agen antivirus influenza untuk mengobati wanita hamil dengan laboratory
confirmed influenza yang dirawat di rumah sakit sejak pandemi influenza th
2009 [2, 3, 16, 18]. Selanjutnya, selama pandemi 2009, 24% -50% dari
perempuan hamil diterapi lebih dini (yaitu, 2 hari dari onset penyakit) [2, 3, 7].
Sebaliknya, kami menemukan bahwa, di antara perempuan hamil yang diterapi
dengan antivirus dalam penelitian kami, 71% yang diobati dini, mungkin
menunjukkan kesadaran pasien akan pentingnya kepedulian dini dan kepatuhan
terhadap dokter untuk rekomendasi pengobatan antivirus influenza[12].
Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa inisiasi dini pengobatan
antivirus terkait influenza mengurangi durasi dan tingkat keparahan influenza
dan mengurangi frekuensi komplikasi terkait influenza[19-22]. Namun, penelitian
kami adalah studi yang pertama untuk menilai dampak dini dan keterlambatan
memulai pengobatan antivirus pada LOS antara wanita hamil di rumah sakit
dengan influenza berat dan nonsevere influenza. Kami menemukan bahwa
pengobatan antivirus influenza yang dimulai 2 hari dari onset penyakit
dikaitkan dengan pengurangan LOS sekitar 5 hari antara perempuan dengan
influensa berat. Besarnya pengaruh pengobatan antivirus kurang menonjol di
antara wanita dengan influenza nonsevere, dengan penurunan yang signifikan
dari LOS <1 hari. Dampak dari pengobatan antivirus influenza yang lebih dini
pada LOS mungkin mencerminkan
efek obat antivirus pada pelemahan hasil lainnya
yang mempengaruhi LOS. Waktu inisiasi antivirus
telah terbukti memiliki efek penting pada klinis
hasil di antara pasien sakit kritis dengan influenza [23, 24].
terapi antivirus mungkin memiliki dampak yang lebih besar pada berat
influenza, karena replikasi virus lebih aktif dan lama
[25-27]. Data kami menunjukkan temuan serupa dengan
Louie et al, yang mencatat bahwa risiko relatif masuk ICU
di antara wanita hamil diperlakukan> 2 hari setelah timbulnya gejala
itu 4 kali bahwa di antara wanita yang diobati sebelumnya selama 2009
pandemi [7].
Komplikasi yang paling umum yang terkait dengan rawat inap
pada pasien-populasi kami adalah pneumonia, eksaserbasi asma,
dehidrasi, dan sepsis. Komplikasi ini kurang
umum di kalangan wanita hamil, dibandingkan dengan tidak hamil
wanita, berusia 15-44 tahun di FluSurv-NET (Tabel 4). Sebagai tambahan,
Masuk ICU, perlu untuk ventilasi mekanik, dan
kematian menyumbang proporsi yang lebih kecil dari rawat inap
dalam penelitian ini, dibandingkan dengan laporan dari 2009 pandemi.
Selama 2009 pandemi, persentase rumah sakit
ibu hamil yang diperlukan masuk ICU (12% -19%),
diperlukan ventilasi mekanis (6% -14%), dan meninggal (1% -6%)
[2, 7, 18] hampir 2 kali lipat lebih tinggi daripada yang terlihat pada kami

populasi penelitian. Temuan kami mungkin mencerminkan batas bawah untuk


wanita hamil dirawat di rumah sakit, karena meningkatnya
kesadaran dokter komplikasi influenza terkait di
wanita hamil, serta dampak dari inisiasi dini antivirus
pengobatan.
Beberapa perempuan (26%) dalam penelitian kami telah menerima vaksinasi
influenza.
Studi telah melaporkan cakupan vaksinasi rendah (15%)
antara wanita hamil sebelum 2009 pandemi [28]. Vaksinasi
cakupan telah meningkat sejak, tetapi masih suboptimal
(50%) [14]. Perlu dicatat bahwa dalam penelitian kami, hamil
wanita dengan influenza berat hampir setengah lebih mungkin untuk divaksinasi
perempuan sebagai hamil dengan influenza nonsevere, yang
bisa menunjukkan bahwa wanita hamil tidak divaksinasi mungkin memiliki
peningkatan risiko untuk hasil yang parah. Meskipun kita tidak mengeksplorasi
asosiasi ini dalam analisis kami, vaksinasi influenza telah
terbukti efektif pada wanita hamil, mengurangi
risiko influenza yang dikonfirmasi laboratorium sekitar 50%
[29]. Perlindungan yang diberikan oleh vaksinasi juga dapat diperluas ke
bayi, terutama dalam mereka 6 bulan pertama kehidupan, ketika mereka
tidak memenuhi syarat untuk vaksinasi vaksinasi influenza [30-33] .Annual
harus ditawarkan kepada ibu hamil pada setiap usia kehamilan, untuk
mencegah komplikasi pada ibu dan bayi [13, 34].
infeksi virus influenza ibu hamil dipengaruhi bayi
morbiditas selama 2009 pandemi [2, 7, 18]. Demikian pula saat
periode nonpandemic berikutnya, kami menemukan bahwa 22% dari pengiriman
di antara perempuan yang melahirkan selama influenzaassociated mereka
rawat inap yang sebelum jangka, yang lebih tinggi dari
persentase kelahiran prematur (11% -12%) melaporkan nasional
di Amerika Serikat untuk semua kelahiran selama 2011-2013 [35] .Selama
pandemi influenza, penelitian telah melaporkan frekuensi kelahiran prematur
dari 8% -30% di antara wanita yang melahirkan selama
influenza terkait adanya rumah sakit [2, 18, 36]. Proporsi
kelahiran yang terjadi sebelum istilah dan proporsi kehamilan
mengakibatkan hilangnya janin dicatat dalam penelitian kami bahkan lebih tinggi
di antara mereka dengan influenza berat, konsisten dengan studi lain
dari 2009 pandemi, yang menggambarkan frekuensi yang lebih tinggi dari
kehamilan mengakibatkan kelahiran prematur dan kematian janin antara
wanita dirawat di ICU [18]. Frekuensi kehamilan
mengakibatkan kelahiran prematur dan kematian janin terlihat pada wanita
hamil
menggarisbawahi konsekuensi yang merugikan dari influenza di kalangan hamil
perempuan bahkan selama periode nonpandemic.
Studi kami tunduk pada beberapa keterbatasan. Pertama, keputusan
untuk rawat inap ibu hamil adalah kompleks, dan mungkin ada
faktor belum ditemukan yang mempengaruhi keputusan ini, karena substansial
perbedaan ada antara hamil dan tidak hamil
perempuan berusia 15-44 tahun dengan influenza (Tabel 4). rumah sakit
wanita hamil di FluSurv-NET diuji pada kebijaksanaan
memperlakukan dokter. Dengan demikian, orang-orang dengan influenza ringan
atau atipikal
Gejala bisa terjawab. Atau, dokter
mungkin lebih cenderung untuk menguji wanita hamil dari
wanita hamil untuk influenza dan untuk rawat inap hamil
wanita dengan influenza ringan. Oleh karena itu, kita mungkin menangkap
spektrum yang luas dari presentasi influenza pada populasi ini.
Kedua, kami tidak mengumpulkan informasi tentang jenis pengiriman;
dengan demikian, kami tidak dapat menyesuaikan untuk itu. Karena sesar

bisa dikaitkan dengan tinggal di rumah sakit berkepanjangan, kita dihindari


Potensi bias ini dengan membatasi analisis kami untuk wanita yang melakukan
tidak memberikan selama rawat inap. Akhirnya, diagnosis pneumonia
pada saat masuk bisa mengacaukan hubungan antara
waktu pengobatan dan LOS, karena mereka dengan
pneumonia bisa memerlukan rawat inap yang panjang. Namun,
kami percaya bahwa efek pembaur potensial dimitigasi
dengan membangun model terpisah untuk wanita dengan berat dan mereka
dengan influenza nonsevere dan oleh fakta bahwa hanya sebagian kecil
(13%) dari wanita dengan informasi radiografi saat masuk
memiliki diagnosis pneumonia (Tabel 2).
Kesimpulannya, wanita hamil berada pada risiko komplikasi influenza
selama influenza musiman. infeksi virus influenza
selama kehamilan terus dikaitkan dengan ibu
dan morbiditas bayi, termasuk masuk ICU, kelahiran prematur,
kehilangan janin, dan kematian ibu. Semua wanita hamil harus menerima
vaksinasi influenza tahunan untuk mencegah influenza dan terkait
komplikasi untuk diri mereka sendiri dan bayi mereka. Awal
inisiasi pengobatan antivirus dapat mengurangi sakit LOS,
khususnya di kalangan wanita yang memiliki influenza yang lebih parah
presentasi. Ketika influenza diduga antara hamil
wanita, dokter harus memulai pengobatan antiviral dini,
tanpa menunggu hasil uji laboratorium.

Вам также может понравиться