1. Objek Penelitian
1. Profil Puskesmas DTP Talaga Kabupaten Majalengka
Puskesmas DTP Talaga berdiri di atas tanah seluas 4.400 m2 dengan luas
Talaga terdiri dari 17 desa , 85 Rukun Warga (RW) dan 284 Rukun Tetangga
(RT).
bisa ditempuh melalui jalan darat yang dilapisi aspal hotmix dengan kendaraan
roda empat pada segala cuaca dengan waktu tempuh 1 jam, sarana transportasi
Talaga tahun 2015 tercatat sejumlah 47.367 jiwa (15.421 Kepala Keluarga
/KK), terdiri dari penduduk laki-laki 24.328 jiwa (51,36%) dan penduduk
Puskesmas DTP Talaga Kab. Majalengka adalah salah satu dari empat
46
Utama. Sebagai puskesmas yang sudah terakreditasi Utama, Puskesmas DTP
pelayanan kesehatan yang dilakukan Puskesmas DTP Talaga diatur dalam Buku
bersalin
5. Unit Laboratorium
6. Unit Rontgen
Total
Jenis Kepegawaian
Tingkat
No.
Pendidikan
PNS PTT HONDA TKS
Jl Jl Jl Jl Jl
L P L P L P L P L P
h h h h h
1. 5 5 10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 6 5 11
S1
DokterUmum 2 1 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 1 3
Dokter Gigi 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
Sarjana.Sosial 2 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 2
SarjanaKes.Masy 1 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 2
0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
Sarjana Kep.Ners
0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
Sarjana Apoteker
0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1
Sarjana Informatika
2. 0 3 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 3
D IV
0 3 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 3 3
Kebidanan
47
2 1 3
3. 7 27 0 7 7 3 3 6 3 3 6 46
D3 0 3 3
1 1
AKPER 5 5 10 0 0 0 3 3 5 3 3 6 21
1 0
APRO 1 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 2
1 0 0 0 1
AKBID 0 10 0 7 7 0 1 1 0 18
0 8
AKZI 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1
Analis 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
AKG 0 3 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 3
4. 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
D1
Bidan 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
Sanitarian 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
GIZI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 1 1
5. 9 19 0 0 1 0 1 0 0 1 20
SLTA 0 0 1
SPK 3 5 8 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 5 8
SPRG 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Analis 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
SMF 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
SMA 6 5 11 0 0 0 1 0 1 0 0 1 7 5 12
6. SLTP 0 0 0 0 0 1 1 2 0 0 0 1 1 2
7. SD 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 2
2 3 3 5
JUMLAH 61 0 7 7 5 5 10 4 4 8 86
2 9 1 5
2 4 2 5
Tahun 2014 62 0 7 7 4 3 7 3 1 4 78
0 2 7 3
2 4 2 5
Tahun 2013 61 0 7 7 4 4 8 2 3 5 81
0 1 6 5
1 4 2 5
Tahun 2012 62 0 8 8 0 0 0 3 3 6 76
9 3 2 4
1 4 2 5
Tahun 2011 63 0 8 8 0 0 0 3 4 7 78
8 5 1 7
1 4 2 5
Tahun 2010 61 0 9 9 0 0 0 3 4 7 77
9 2 2 5
48
Gambaran keadaan masyarakat Kecamatan Talaga Kabupaten
Masyarakat Kecamatan Talaga yang Sehat pada Tahun 2018 dalam Rangka
Untuk mencapai Visi yang telah ditetapkan tersebut, dirumuskan beberapa Misi
kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) serta pemenuhan kebutuhan sarana dan
Desa Siaga.
3. Struktur Organisasi
49
Gambar 3.1
Struktur Organisasi
Puskesmas DTP Talaga Kab. Majalengka Tahun 2015
4. Deskripsi Pekerjaan
1. Kepala Puskesmas DTP Talaga mempunyai tugas sebagai berikut:
1) Merencanakan kegiatan UPTD Puskesmas;
2) Mengkoordinir upaya Puskesmas baik promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif;
3) Melaksanakan koordiansi dengan kecamatan dalam melaksanakan
kerjanya;
5) Menggerakan pemberdayaan di bidang kesehatan baik perorangan, keluarga
50
anak serta KB, upaya perbaikan gizi masyarakat, upaya pencegahan dan
sebagai berikut:
1) Melaksanakan pengelolaan tata usaha lingkup UPTD Puskesmas;
2) Melaksanakan pengelolaan keuangan lingkup UPTD Puskesmas;
3) Melaksanakan pengelolaan barang inventaris, baik barang habis pakai
masyarakat, upaya kesehatan kerja, upaya kesehatan gigi dan mulut, upaya
yang ada.
4) Menyimpan uang sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
5) Mengeluarkan uang sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
6) Membuat pertanggung jawaban pengelolaan uang baik kepada Kepala
Puskesmas.
51
4. Petugas Evaluasi dan Evaluasi mempunyai tugas sebagai berikut:
1) Melakukan koordinasi pengumpulan data laporan hasil kegiatan (SP3)
perbekalan kesehatan
7) Melakukan pendataan wilayah dan lingkungan ke unit pelayanan UPTD
Puksesmas
8) Melakukan koordinasi dengan progremer terkait demi kelancaran
laporan
2. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis
menguji suatu cara dengan atau tanpa perbaikan yang telah dilaksanakan di
tempat lain dengan mengatasi masalah yang serupa dengan kehidupan. Dalam
52
Menurut Sugiyono (2015) metode penelitian pada dasarnya merupakan cara
ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode
penelitian dalam tesis ini yaitu metode studi kasus di Puskesmas DTP Talaga
Kabupaten Majalengka
3. Alur Pengambilan Data
Perngolahan data
Analisa deskriptif
Uji Normalitas
Uji asumsi klasik
Uji heteroskedastisitas
Uji autokorelasi
Regresi Sederhana
Tabulasi data
(kusioner)
Uji t
Variabel
Kategori variabel
Deskriptif
Kategori indikator
Kesimpulan
53
4. Teknik Pengumpulan Data
Menurut Sugiyono (2015), terdapat dua hal utama yang mempengaruhi kualitas
menghasilkan data yang valid dan reliabel apabila instrument tersebut tidak
dilakukan dalam berbagai setting, sumber dan cara. Dalam penelitian ini,
yang digunakan untuk lebih mendalami responden secara spesifik yang dapat
DTP Talaga (Kepala Puskesmas, Kepala Sub Bagian Tata Usaha, Dokter,
pasien/klien.
3) Observasi
Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik bila
dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu wawancara dan kuesioner. Kalau
54
wawancara dan kuesioner selalu berkomunikasi dengan orang, maka observasi
tidak terbatas pada orang, tetapi juga pada obyek-obyek alam yang lain
sekunder, yaitu merupakan sumber data yang tidak langsung memberikan data
peristiwa atau data yang sudah berlalu. Dokumentasi dalam penelitian ini yaitu
atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat
yaitu seluruh pasien yang datang berobat di Unit Rawat Jalan, Rawat Inap dan
PONED Puskesmas DTP Talaga selama periode satu bulan yaitu dari tanggal
55
Sampel menurut Sugiyono (2015) adalah bagian dari jumlah dan karakteristik
yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel untuk penelitian deskriptif adalah
dapat mewakili populasi. Walaupun yang diteliti adalah sampel, tetapi hasil
yaitu pasien laki-laki dan perempuan, berusia 17 tahun ke atas, dari dalam
wilayah kerja dan luar wilayah kerja Puskesmas DTP Talaga, pasien BPJS
maupun pasien non-BPJS, kunjungan berobat minimal yang ke-2 kali untuk
pasien rawat jalan, diambil sebanyak 10% dari rata-rata total kunjungan pasien
di Unit Rawat Jalan dan Unit Rawat Inap dan PONED Puskesmas DTP Talaga
dalam satu bulan. Berdasarkan data rata-rata kunjungan pasien selama tahun
2015 dalam satu bulan untuk pasien Unit Rawat Jalan yaitu 3.409, kemudian
untuk pasien Unit Rawat Inap 298 pasien dan terakhir kunjungan pasien
PONED sebanyak 44. Jumlah total rata-rata kunjungan pasien di Unit Rawat
Jalan dan Unit Rawat Inap dan PONED adalah 3.751 pasien, sehingga jumlah
3. Operasionalisasi Variabel
3.3.1 Definisi Operasional Variabel Penelitian
Variabel penelitian pada dasarnya adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari
orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan
1. Variabel Independen
56
Menurut Sugiyono (2015), variabel ini sering disebut sebagai variable stimulus,
(X).
2. Variabel Dependen
Variabel ini sering disebut sebagai variable output, variable kriteria atau
57
3.3.2 Operasionalisasi Variabel
Tabel 3.2 Definisi Operasional Budaya Keselamatan Pasien dan Mutu Layanan Kesehatan
Skala
Variabel Konsep (Definisi) Indikator Ukuran
Pengukuran
-Budaya adalah suatu keluaran dari nilai 1. Keterbukaan Komunikasi 1. Tingkat keterbukaan dokter/dokter Ordinal
Keselamatan individu dan kelompok, Staf bebas berbicara bila gigi/ perawat/bidan dalam
Pasien perilaku, kompetensi dan pola melihats esuatu yang dapat berkomunikasi dengan pasien
serta kebiasaan yang berdampak negative pada mengenai diagnosis jenis penyakit
mencerminkan komitmen dan pasien, yang diderita oleh pasien
gaya serta kecakapan dari 2. Tingkat keterbukaan dokter/doker
manajemen organisasi dan gigi / perawat/bidan dalam
keselamatan pasien. (Sorra, J., berkomunikasi dengan pasien
Nieva, V., AHRQ, 2004 : 1) mengenai pengobatan yang
diberikan.
2.Kerja sama tim dalam unit 1. Tingkat kerja sama antara Ordinal
Staf saling mendukung, saling dokter/dokter gigi dengan
menghargai dan bekerja perawat/bidan dalam memberikan
sebagai sebuah tim untuk pelayanan kepada pasien
memberikan pelayanan terbaik 2. Tingkat kerja sama antara
kepada pasien perawat/bidan dengan perawat/bidan
dalam memberikan pelayanan
kepada pasien
3.Kerja sama tim antar unit 1. Tingkat kerja sama antara petugas Ordinal
Unit-unit di RS bekerja sama pendaftaran dengan dokter/dokter
dan berkoordinasi satu sama gigi/ perawat/bidan dalam
lain untuk menghasilkan
57
pelayanan yang terbaik bagi memberikan pelayanan kepada pasien
pasien
4.Persepsi keseluruhan tentang 1. Tingkat perhatian dokter/dokter gigi Ordinal
Keselamatan Pasien tentang pentingnya keselamatan
Persepsi staf terhadap prosedur pasien
dan system dalam mencegah 2. Tingkat perhatian perawat/bidan
terjadinya kesalahan dan tentang pentingnya keselamatan
mengurangi masalah pasien
keselamatan pasien
5.Dukungan manajemen 1. Tingkat ketersediaan mobil ambulan Ordinal
terhadap keselamatan pasien untuk mendukung pelayanan kepada
Manajemen RS menyediakan pasien
iklim kerja yang 2. Tingkat ketersediaan sarana air
mempromosikan keselamatan bersih untuk mendukung pelayanan
pasien dan menunjukkan kepada pasien
bahwa keselamatan pasien
adalah prioritas utama
6. Penataan staf 1. Tingkat ketersediaan jumlah Ordinal
Terdapat jumlah staf yang dokter/dokter gigi yang mencukupi
cukup untuk menangani beban dalam memberikan pelayanan pasien
kerja dan jumlah jam kerja 2. Tingkat ketersediaan jumlah
yang sesuai untuk perawat/bidan yang mencukupi
menyediakan pelayanan terbaik dalam memberikan pelayanan pasien
bagi pasien
7.Respon tidak menghukum 1. Tngkat empati dokter/dokter gigi Ordinal
terhadap kesalaahan terhadap kesalahan yang dilakukan
Staf merasa bahwa kesalahan oleh perawat/bidan
dan laporan kejadian tidak
dipakai untuk menyalahkan
58
mereka tapi digunakan untuk
perbaikan pelayanan kepada
pasien
8. Frekuensi pelaporan 1. Tingkat perhatian dokter/dokter Ordinal
kejadian gigi jika terjadi hal-hal yang
Tipe kesalahan yang membahayakan keselamatan pasien
dilaporkan: 1) Kesalahan 2. Tingkat perhatian perawat/bidan
ditemukan dan dikoreksi jika terjadi hal-hal yang
sebelum mempengaruhi pasien; membahayakan keselamatan pasien
2) Kesalahan tanpa potensi
mencederai pasien; 3)
Kesalahan yang dapat
mencederai pasien namun tidak
terjadi cedera
59
implementasi perubahan dan pada saat pasien menyampaikan
mendiskusikan cara untuk keluhan tentang pelayanan
mencegah kesalahan untuk kesehatan yang diterimanya
perbaikan pelayanan kepada
pasien
11. Pembelajaran organisasi 1. Tingkat perubahan perbaikan Ordinal
dan perbaikan pelayanan dari dokter/dokter gigi
berkelanjutan pada saat memberikan pelayanan
Terdapat budaya belajar di kesehatan kepada pasien
mana kesalahan membawa 2. Tingkat perubahan perbaikan
perubahan positif dan pelayanan dari perawat/bidan
dilakukan evaluasi terhadap pada saat memberikan pelayanan
efektivitas perubahan untuk kesehatan kepada pasien
perbaikan pelayanan kepada
pasien
12. Harapan staf dan tindakan 1. Tingkat keseriusan upaya yang Ordinal
supervisor/ manajer dalam dilakukan oleh manajemen
promosi keselamatan puskesmas dalam memfasilitasi
pasien keselamatan pasien
Sikap positif atau negatif dari
supervisor/ manajer terhadap
upaya keselamatan pasien
-Mutu Pelayanan kesehatan yang 1. Ketersediaan (Availability) 1. Tingkat ketersediaan dokter/dokter Ordinal
Layanan diarahkan untuk mencegah, gigi pada saat jam pelayannan
Kesehatan mempromosikan, memelihara kesehatan di puskesmas
dan meningkatkan status 2. Tingkat ketersediaan perawat/bidan
kesehatan masyarakat yang pada saat jam pelayannan kesehatan
di puskesmas
60
harus memenuhi kriteria- 2.Kelayakan (Appropriatenes) 1. Tingkat kelayakan sarana dan Ordinal
kriteria sebagai berikut yaitu prasarana yang dimiliki
ketersediaan (availability), puskesmas dalam menunjang
kelayakan (appropriateness), pelayanan kesehatan
kontinyuitas-keberlanjutan
(continuity-sustainability), 3. Kontinyuitas-Keberlanjutan 1. Tingkat keberlanjutan pelayanan Ordinal
akseptabilitas (acceptability), (Continuity-Sustainability) kesehatan yang diberikan oleh
terjangkau (affordable), efisien dokter/dokter gigi/ perawat/bidan
(efficient) dan mutu (quality). sampai tuntasnya penanganan
(Muninjaya A.A.Gde. : 2015 : suatu penyakit.
22),
4. Akseptabilitas 1. Tingkat penerimaan masyarakat Ordinal
(Acceptability) secara sosial, ekonomi dan budaya
tentang pelayanan kesehatan yang
diberikan oleh puskesmas
61
suatu penyakit
7. Mutu (Quakity) 1. Tingkat kualitas layanan kesehatan Ordinal
yang diberikan oleh dokter/dokter
gigi/ perawat/bidan dalam
penanganan suatu penyakit
62
3.4 Pengukuran Variabel
Pernyataan positif
Sangat Baik : (5)
Baik : (4)
Cukup : (3)
Buruk : (2)
Sangat Buruk : (1)
3.5 Rancangan Analisis Data
3.5.1 Pengujian Validitas
Uji validasi yang dimaksud adalah untuk mengukur kualitas alat ukur
masing item skor dengan total skor. Teknik analisis yang digunakan adalah
63
X
Y
2
n Y
n X 2.
n XY X Y
r=
megetahui arti koofesien korelasi r valid atau tidak valid akan digunakan
nilai validitas sebesar 0.312. Bila lebih besar dari 0.312 maka item
pernyataan dikatakan valid dan bila lebih kecil dari 0.312 dikatakan tidak
valid (Sugiono, 2010: 47). Hasil uji validitas didapatkan semua pertanyaan
rhitung > rtabel sehingga dapat dikatakan bahwa semua pertanyaannya valid.
pokok dalam konsep reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran
dapat dipercaya.
Tinggi rendahnya reliabilitas secara empiris ditujukan oleh suatu
koefisien berkisar antara 0,00-1,00 dan juga dapat bertanda positif (+)
maupuan negatif (-). Dalam hal reliabilitas, koefesien yang besarnya kurang
dari nol (0,00) tidak ada artinya karena interpretasi reliabilitas selalu
64
Pada penelitian ini digunakan metode pengukuran reliabilitas Alpha
dipenuhi oleh suatu alat ukur adalah 0.989 yang berarti bahwa secara
diandalkan.
Metode uji reliabilitas yang digunakan adalah dengan nilai atau
2
k S i
r 1
i k 1
St
2
2 2
2 Xt ( Xt )
Si
2
Jki JKs
St n 2
n 2
n n
Sedangkan rumus
65
3.5.3 Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui suatu distribusi
5%. Jika hal tersebut terjadi, maka dapat disimpulkan model regresi
2009:58).
3. Uji Autokorelasi
Digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan
66
terjadi pada pada observasi yang menggunakan data time series
(Algifari,2010: 88).
kategori sangat baik, baik, cukup baik, buruk, dan sangat buruk.
Untuk mengklasifikasikan kedalam kategori tersebut maka
67
korelasi. Analisis regresi dipergunakan untuk menelaah hubungan antara
dua variabel atau lebih, terutama untuk menelusuri pola hubungan yang
(disturbance term).
empiris,
tidak,
68
Berikut akan dijelaskan analisis data (1) regresi sederhana untuk
tidak.
1. Regresi sederhana
y a bx y
variabel. Model Regresi sederhana adalah , di mana,
penduga bagi intersap (), b adalah penduga bagi koefisien regresi (),
a
Y b X Y bX
.N .
Rumus yang dapat digunakan untuk mencari a
dan b adalah:
N . X Y X Y
b
.N . X 2 X
2
69
Keterangan:
Xi
= Rata-rata skor variabel X
Yi
= Rata-rata skor variabel Y
(hubungan) variabel antara dua variabel. Dalam hal ini untuk melihat
dengan nol.
70
1) Menentukan rumusan hipotesis Ho dan H1.
variabel Y.
rumus:
Y 2
JK reg ( a )
n
X . Y
JK reg ( b / a ) b. XY n
b) Menghitung jumlah
JK res Y 2 JK Re g ( b / a ) JK Re g ( a )
c) Menghitung
RJK reg ( a ) JK Re g ( a )
d) Menghitung rata-rata jumlah
71
e) Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi b/a (RJK
) dengan rumus:
reg (a)
RJK reg (b / a ) JK Re g ( b / a )
dengan rumus:
JK Re s
RJK res
n2
RJK Re g (b / a )
F
RJK Re s
5) Membuat kesimpulan
72
Гораздо больше, чем просто документы.
Откройте для себя все, что может предложить Scribd, включая книги и аудиокниги от крупных издательств.
Отменить можно в любой момент.