Вы находитесь на странице: 1из 13

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA Ny. M DENGAN CLOSE FRAKTUR FEMUR 1/3 PROKSIMAL DEXSTRA


DIRUANG UGD
RSUD RA. BASOENI
GEDEG - MOJOKERTO

OLEH :
NOVA DWI HARIYANTO
NIM : 06. 06. 018

PROGARAM STUDI D III KEPERAWATAN


UNIVERSITAS MAYJEN SUNGKONO
2009/2010
LAPORAN PENDAHULUAN
CLOSE FRAKTUR FEMUR 1/3 PROKSIMAL DEXSTRA

OLEH :
NOVA DWI HARIYANTO
NIM 06. 06. 018

PROGARAM STUDI D III KEPERAWATAN


UNIVERSITAS MAYJEN SUNGKONO
2009/2010
FRAKTUR

DEFINISI
Fraktur adalah putusnya kontinuitas jaringan tulang atau tulang rawan yang umumnya
disebabkan oleh ruda paksa.
( Kapita selekta kedokteran II, 2000 ; 346 )
Fraktur adalah pemisahan atau petah tulang.
( Doenges, Marilynn. E. 1999. Rencana asuhan keperawatan edisi 3, hal 761 )

Fraktur adalah kerusakan pada kontinuitas tulang, tulang rawan episif atau tulang
rawan sendi yang biasanya dengan melibatkan kerusakan faskuler dan jaringan sekitar
yang ditandai dengan nyeri pembengkakan.
( Black. Joyce M. 1993 Medical sungkal nursing W.B sanders company. Philadelpia )

Macam macam fraktur


Incomplete adalah fraktur hanya melibatkan bagian potongan melintang tulang. Salah
Satu sisi patah dan yang lain biasanya hanya bengkak ( greenstick ).
Complete adalah garis fraktur melibatkan seluruh potongan tulang melintang dari
tulang dan fragmen tulang biasanya berubah tempat.
Tertutup ( simple ) adalah fraktur tidak meluas melewati kulit.
Terbuka ( compound ) adalah fragmen tulang meluas melewati otot dan kulit, dimana
pontesial untuk terjadi infeksi.
Patologis adalah fraktur pada penyakit tulang ( seperti kanker, osteoporosis ). Dengan
tak ada trauma atau hanya minimal.

( Doenges, Marilynn. E. 1999. Rencana asuhan keperawatan edisi 3, hal 761 )

ETIOLOGI
Trauma kecelakan bermotor.
Jatuh.
Trauma langsung ( dimana terjadi pada tulang dan mengakibatkan fraktur tulang itu )
Trauma tidak langsung bila mana titik tumpu bantuan dengan terjadinya fraktur
berjauhan.
Trauma tarikan otot.
Adanya penyakit primer seperti osteoporosis.
Adanya metartase tulang dapat melunakakan tulang dan mengakibatkan fraktur.
PATOFISIOLOGI

Trauma
Penyakit metastase kengker tulang

Fraktur

Terbuka tertutup

Terputusnya diskontinuitas jaringan perdarahan gips

Kerusakan pembuluh darah nyeri luka post op imobilitas

Perdarahan anastesi nyeri gangguan


Aktifitas
Resiko terjadi infeksi defisit gangguan rasa b/d
pengetahuan nyaman (nyeri) pemasangan
Nekrosis b/d ada luka gips
Bekas post op
Gangguan keseimbangan

Strock

kematia

MANIFESTASI KLINIS.
1. Deformitas
Daya tarik kekuatan otot menyebabkan fragmen tulang berpindah dari
tempatnya seperti :
Rotasi pemendekan tulang.
Penekanan tulang.
2. Adanya lima tanda : nyeri, denyut nadi, pucat, parestesia, paralisis.
3. Adanya bengkak.
4. Adanya memar.
5. Spasme otot.
6. Nyeri tekan.
7. Kehilangan fungsi.
8. Mobilitas abnormal.
9. Krepitasi.
10. Shock hipovelemik hasil dari hilangnya darah.

PENETALAKSANAAN.
1. Faktor reduction.
Manipulasi atau penurunan tertutup, manipulasi non bedah penyusunan
kembali secara manual dari fragmen ( tulang terhadap posisi anatomi
sebelumnya ).
Penurunan terbuka merupakan perbaikan tulang terusan penjajaran insisi
pembedahan sering kali memasukkan internal internal viksasi terhadap fraktur
dengan kawat, sekrup peniti plaster batang intramendulasi dan paku ( tipe
lokasi fraktur tergantung untuk klien ).
Penataan fraksi
Traksi kulit pengobatan jangka pendek.
Traksi otot atau pembedahan periode jangka panjang.
2. Fraktur immobilisasi
Pembalutan ( gips )
Eksternal fiksasi.
Internal fiksasi.
Pemilihan fraksi.
3. Fraksi terbuka.
Pembedahan debridement dan irigasi.
Imunisasi titanus.
Terapi anti biotic prophylactil.
Imobilisasi.

DIAGNOSA KEPERAWATAN.
1. Kerusakan mobilitas fisik yang berhubungan dengan trauma jaringan sekunder akibat
fraktur
2. Kurang perawatan diri yang berhubungan dengan keterbatasan pergerakan sekunder
akibat fraktur
3. Resiko terhadap ketidak efektifan penatalaksanaan program terapeutik yang
berhubungan dengan ketidak cukupan pengetahuan tentang kondisi, tanda-tanda dan
gejala komplikasi,pembatasan aktifitas

PERENCANAAN
Dx1 : Kerusakan mobilitas fisik yang berhubungan dengan jaringan sekunder akibat
fraktur
Intevensi:
1. Lakukan pendekatan terapeutik dengan pasien dan keluarga pasien
R/ pemahaman yang baik oleh pasien dan keluarganya terhadap tindakan kita dapat
memperlancar pelaksanaan tindakan keperawatan.
2. Anjurkan pasien untuk mobilisasi dini
R/ agar otot-otot lemas dan tidak spasme
3. Pantau TTV, secara berkala
R/ untuk mengetahui kondisi pasien dan mengetahui adanya komplikasi secara dini
4. Atur posisi tidur pasien senyaman mungkin
R/ tirah baring diperlukan untuk membatasi nyeri sendi/otot
5. Ajarkan teknik relaksasi bila diperlukan
R/ untuk mengalihkan dari rasa nyeri
6. Kolaborasi dengan tim medis
R/ untuk mempercepat proses penyembuhan pasien

Dx2 : kurang perawatan diri yang berhubungan dengan keterbatasan pergerakan


sekunder akibat fraktur.
Intervensi:
1. Lakukan pendekatan terapeutik dengan pasien dan keluarga pasien.
R/ pemahaman yang baik oleh pasien dan keluarganya terhadap tindakan kita dan
dapat memperlancar pelaksanaan tindakan kaperawatan
2. Anjurkan pasien untuk mobilitasi dini
R/ melemaskan otot-otot yang kaku dan tidak spasme
3. Anjurkan pasien untuk seka
R/ menjaga kebersihan diri
4. Anjurkan pasien untuk mengganti pakaian 1hari 1 kali
R/ menjaga kebersihan diri pasien
5. Pantau TTV
R/ untuk mengetahui kondisi pasien
6. Kolaborasi dengan tim medis
R/ untuk mempercepat proses penyembuhan

Dx3: Resiko trhadap ketidak efektifan penatalaksanaan program terapeutik yang


berhubungan dengan ketidak cukupan pengetahuan tentang kondisi, tanda-tanda,
gejala komplikasi, pembatasan aktivitas
Intervensi:

1. Lakukan pendekatan terapeutik dengan pasien dan keluarga pasien.


R/ pemahaman yang baik oleh pasien dan keluarganya terhadap tindakan kita dan
dapat memperlancar pelaksanaan tindakan kaperawatan
2. Memberikan informasi
R/ agar pasien dan keluarga pasien paham tentang penyakit yang diderita dan tidak
cemas
3. Memberikan posisi senyaman mungkin
R/ untuk mengalihkan dari rasa nyeri
4. Pantau TTV
R/ untuk mengetahui kondisi pasien
5. Kolaborasi dengan tim medis
R/ untuk mempercepat proses penyembuhan

DAFTAR PUSTAKA

Black. Joyce. M.1993 Medikal Surgical Nursing w.b Sainders Company Philadelpia
Brunner dan saddarth. 2002 Keperawatan medical bedah, edisi3
Doenges, Marlyn.E 1999. Rencana asuhan keperawatan. Edisi3
E.oesaasi 1989. Bedah dan perawatan. PT.gramedia. Jakarta
Kapita selekta kedokteran. 2002. Jilid2
PENGKAJIAN KEPERAWATAN

No.RM : 021886
Ruang / kelas :
Tgl / jam MRS : 06 - 01 - 2009 / 01.00 wib
Tgl pengkajian : 06 - 01 - 2009
Diagnosa : Fraktur

Pengkajian diambil dari


Pasien sendiri / orang lain : Ny. M
Nama : Munasih
Hubungan dengan pasien :-

Identitas
BIodata pasien
Nama : Ny. M
Jenis kelemin : Perempuan
Umur : 68 tahun
Agam : islam
Suku / bangsa : Jawa / Indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Tani
Alamat : Dawar Blandong

Biodata penanggung jawab


Nama : Tn. S
Jenis kelemin : Laki-laki
Umur : 40 tahun
Agama : Islam
Suku / bangsa : Jawa / Indonesia
Pendidikan : SMA
Alamat : Dawar Blandong

Status praesens
Keadaan umum : lemah
Pasien tampak : sakit / sedang / berat / tidak sakit
Alasan : pasien mengatakan nyeri pada paha kanan

Kesadaran
Kualitatif : Composmentis
Kualitatif :456
Respon terhdap panggilan : ada / tidak ada
Respon terhdap sentuhan : ada / tidak ada
Respon terhdap nyeri : ada / tidak ada
Tanda vital
Suhu : 36,4c
Pernafasan : 17 /menit
Nadi : 96 /menit
TD : 110/80 mmHg
TB / BB :-
Ikterik :-
Anemis :-
Turgor : baik ( kembali dalam 1 detik )

Riwayat Kesehatan
Keluhan utama / alas an MRS :
pasien mengatakan nyeri pada paha sebelah kanan
Riwayat Penyakit Sekarang :
Saat dating dirumah sakit hari selesa tanggal 06 - 01 - 2009, jam 01.00 wib Pasien
mengalami kecelakaan dan pasien mengatakan nyeri pada paha sebelah kanan +, gerak - ,
luka robek 3 cm didahi sebelah kanan dan pasien dibawa ke RSUD. RA. BASOENI dan
dianjurkan oleh dokter untuk rawat inap.
Riwayat penyakit dahulu
Pesien mengatakan, sebelumnya pasein tidak pernah sakit seperti ini dan pasienbelum
pernah masuk rumah sakit.
Pernah dirawat di RS : ya / tidak, waktu

Penyakit waktu kecil : tidak ada

Riwayat penyakit keluarga : pasien mengatakan tidak ada penyakit keluarga yang menurun
dan menular seperti sesak, kancing manis, hapatitis, Dls.

Pemakaian obat
Alergi obat : pasien tidak mempunyai alergi pada obat
Reaksi : tidak ada

Alergi makanan : pasien tidak mempunyai alergi pada makanan


Reaksi : tidak ada

Alergi plester : pasien tidak mempunyai alergi pada plester


Reaksi : tidak ada

Alergi lain lain : tidak ada


Reaksi : tidak ada

Primer survey
Airway ( jalan nafas ) :
Jalan nafas lancar / spontan, tidak ada sumbatan dab sekret didalam saluran pernafasan.

Breathing ( pernafasan ) :
Pasien bernafas spontan tanpa bantuan alat pernafasan.

Circulation ( sirkulasi darah ) :


Suhu : 36,4c
Pernafasan : 17 /menit
Nadi : 96 /menit
TD : 110/80 mmHg

Disability ( penilaian neurologi dan kesadaran ) :


GCS : 4 5 6 ( Composmentis )

Exposure ( pernafasan / pemeriksaan keseluruhah ) :


-
Label kegawat daruratan :
Merah

Sekunder survey
Kepala :
Ekspresi Wajah : pasien menyeringai kesakitan
Rambut : berwarna hitam, bersih, tidak ada ketombe, sedikit
bergelombang, terdapat luka robek pada dahi sebelah kanan
kurang lebih 3 cm.
Mata : simetris, kojungtiva merah muda, seklera putih
Telinga: bentuknya simetris, tidak terdapat serumen, fungsi
pendengaran masih baik.
Hidung : simetris, tidak terdapat polip dan tidak ada
sekret dan dapat berfungsi dengan baik, tidak terpasang O2,
epitaksis - .
Mulut : Simetris, bibir lembab, lidah dan gigi bersih, reflek
menelan baik, tidak terdapat stomatitis.
Leher : Simetris, tidak ada pembesaran kelenjar throid dan
tidak ada pembesaran vena jugularis.

Thorax
Inspeksi : Simetris antara kiri dan kanan, nafasnya teratur.
Palpasi : Tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan.
Perkusi : tidak terkaji.
Auskultasi : tidak terkaji.
Abdomentss
Inspeksi : Bentuknya simetris, tidak ada bekas operasi.
Palpasi : tidak terkaji.
Perkusi : tidak terkaji.
Auskultasi : tidak terkaji.
Ekstremitas
Atas : Simetris jari tangan kengkap, kuku berwarna merah
muda tidak ada fraktur atau odema dan tangan kanan
terpasang infus RL 20 tpm dan torgor kulit baik ( kembali
dalam 1 detik ), tangan bias di gerakkan dengan baik.
Bawah : kaki kiri bias di gerakkan dengan baik, kaki kanan
tidak bias digerakkan + , terdapat deformitas pada paha
sebelah kanan, bengkak pada kaki kanan + .
Genetalia : tidak terkaji.

Pemeriksaan penunjang
Foto rontgen : RO. femur dexstra
Tes darah : Lab. Lengkap
Hasil -
Urine lengkap :-
Feses lengkap :-
Pemeriksaan lein : ECG

Terapi
Inf. RL 20 tpm
Inj. Ketorolax 3 x 1 amp
Inj. Cefotaxcim 3 x 1 grm
ATS. 1500 iu / im
ECG
Puasa

ANALISA DATA

No DATA ETIOLOGI MASALAH


1 Ds :
Pasien mengatakan nyeri pada paha Diskontinuitas Gangguan rasa
sebelah kanan. jaringan tulang nyaman ( nyeri )

Do :
K / u lemeh
Pasien lemah
Pasien menyeringai kesakitan
Bengkak pada paha sebelah kanan +
Gerak
TD : 110 / 80 mmHg S : 36,4o C
N : 96 x / menit RR : 17 x / menit

Ds :
2 Pasien mengatakan tidak bisa Diskontinuitas Gangguan aktifitas
menggerakkan kaki kanannya jaringan tulang
Do :
K / u lemeh
Pasien lemah
Pasien menyeringai kesakitan
Bengkak pada paha sebelah kanan +
Gerak
Pasien hanya berbaring ditempat
tidur
TD : 110 / 80 mmHg S : 36,4o C
N : 96 x / menit RR : 17 x / menit

Вам также может понравиться