Вы находитесь на странице: 1из 4

(Hormone Disruptors/kankyo hormon)

Pendahuluan
Saat ini di seluruh dunia, khususnya di negara-negara maju sedang ramai membicarakan masalah
pencemaran lingkungan yang disebakan oleh hormone disruptors, atau di negara jepang dikenal
dengan sebutan kankyo hormon/hormon lingkungan. Bahkan dioksin, salah satu jenis hormone
disruptors, disebut oleh masyarakat jepang sebagai racun paling kuat yang pernah diciptakan
manusia.
Perhatian dunia terhadap bahayanya zat kimia baru disadari pada tahun 1962 melalui Rachel
Carson dalam bukunya silent spring yang mengingatkan akan bahayanya penggunaan pestisida,
terutama zat kimia seperti DDT yang bersifat bioakumulatif (menumpuk dalam tubuh mahluk
hidup secara terus menerus dan tidak dapat dikeluarkan dari tubuh).
Sejak berkembangnya industri kimia di tahun 40-an, ribuan zat kimia diproduksi dan dilepaskan
ke udara dan air. Saat ini, zat kimia mengkontaminasi sampai ke bagian dunia terpencil
sekalipun.Dan pada saat ini, semakin jelas terlihat bahaya dari hasil gabungan zat kimia yang
digunakan dalam proses industri, produk konsumen dan pestisida. Sejumlah penelitian dan data
menunjukkan begitu banyaknya zat-zat yang berpotensi untuk menggangu kerja normal hormon
tubuh. Dimana secara mendasar mempengaruhi kesuburan/fertilitas dan reproduksi, kecerdesan,
imunitas/kekebalan, dan mungkin pada akhirnya kelangsungan hidup.
Cara Kerja Hormone Disruptors
Tubuh mempunyai tiga sistem utama, yaitu sistem saraf, sistem kekebalan dan sistem endokrin,
yang ketiganya saling menunjang bekerja sama.
Hormon dibentuk dan dilepaskan ke dalam pembuluh darah oleh berbagai macam kelenjar
termasuk diantaranya kelenjar testis, ovarium, pankreas, adrenal, tiroid, paratiroid, thymus dan
kelenjar pituitary. Kelenjar dan hormon yang dihasilkan oleh kelenjar adalah merupakan sistem
endokrin.
Hormon sangat penting untuk bekerjanya sejumlah proses biologis tubuh, yaitu berperan sebagai
pembawa pesan diantara sel atau organ. Sebagai contoh, hormon estrogen, progesteron dan
testosteron, berperan penting untuk pertumbuhan organ reproduksi, hormon tiroid berperan
penting dalam pertumbuhan otak, dan hormon insulin dalam pengaturan jumlah gula dalam
darah.
Hormon bekerja sebagai pembawa pesan untuk gen di dalam sel tubuh. Jika sistem hormon
bekerja dengan baik maka pesan yang dibawanya pun akan tepat. Tapi jika ada yang
mengganggu sistem hormon, maka pesan yang dibawanya dapat salah, atau bahkan pesannya
tidak terbawa.
Setiap hormon untuk dapat bekerja harus berikatan dengan penerimanya/reseptor khusus sejenis
protein. Reseptor khusus masing-masing jenis hormon berbeda antara hormon yang satu dengan
yang lain, seperti lubang kunci dan anak kuncinya. Setelah berikatan, maka barulah hormon
dapat bekerja membawa pesan untuk gen dalam sel tubuh.
Beberapa zat kimia hasil industri dapat bekerja sebagai pengganggu sistem hormon (hormone
disruptors). Caranya pun dapat bermacam-macam, ada yang terlibat dalam interaksi dengan
reseptor, ada yang terlibat dalam produksi atau eliminasi/pengurangan jumlah hormon dan
reseptor, yang kesemuanya berpengaruh terhadap pesan hormon yang dibutuhkan untuk
menghasilkan pertumbuhan yang normal.
Adapun cara hormone disruptors mengganggu sistem hormon:
1. menyerupai hormon sehingga dapat dengan tepat berikatan dengan reseptor hormon tersebut,
contohnya; xenoestrogen menyerupai hormon estradiol sehingga menggangu kerja hormon
estrogen yang berperan dalam fungsi reproduksi
2. merangsang reseptor hormon sehingga memperbanyak jumlah pesan lebih dari normal
3. menghambat hormon untuk berikatan dengan reseptornya, dimana hambatan tersebut dapat
lebih lemah atau lebih kuat daripada hormon aslinya sehingga dapat meningkatkan atau
menurunkan efek terhadap gen yang ada di dalam sel, contohnya; dioksin dalam kondisi tertentu,
dapat menghambat kerja estrogen dan anti-estrogen, tikus yang terkena zat cemar vinclozilin,
obat pembasmi jamur, mempunyai keturunan jantan tanpa alat reproduksi penis.
4. menghilangkan hormon dengan cara merangsang pengrusakan atau penghilangan hormon
5. menggangu aktivitas enzim yang berpengaruh terhadap penghilangan hormon sehinga jumlah
hormon menjadi banyak dari jumlah normalnya
6. merusak hormon secara langsung ataupun tidak langsung terhadap strukturnya atau terhadap
proses pembentukannya
Pengaruh Hormone Disruptors
Karena hormon memegang peranan penting dalam membentuk pertumbuhan yang normal, maka
gangguan terhadap sistem hormon oleh hormone disruptor dapat menyebabkan kerusakan yang
permanen/menetap. Jumlah yang sangat kecil dari hormone disruptors, dapat menyebabkan
perubahan permanen yang sangat besar. Ada beberapa yang bersifat bioakumulatif yaitu
menumpuk didalam tubuh mahluk hidup tanpa bisa dikeluarkan.
Pengaruh gangguan sistem hormon tidak kasat mata dan baru terlihat dalam jangka waktu yang
lama, yaitu:
* perubahan tingkah laku sebagai akibat perubahan respon neurologis dan kecerdasan
* saluran reproduksi yang abnormal, pergerakan dan jumlah sperma yang menurun
* keseimbangan sistem hormonal yang kacau
* menurunkan fungsi kekebalan
* tumor dalam jaringan reproduksi.

Pengaruh hormone disruptors pada tingkat embrio dapat menyebabkan perubahan yang
permanen dan tidak kasat mata. Hormone disruptors tidak mempengaruhi sang ibu, tetapi akan
terlihat efeknya oleh keturunannya setelah masa pubertas, contoh:
* DES (dietistilbestrol), suatu estrogen sintetis yang digunakan sebagai obat pencegah gugur
kandungan ternyata dapat meningkatkan kemungkinan terjangkitnya kanker vaginal, perubahan
bentuk rahim, kehamilan abnormal dan masalah sistem kekebalan pada keturunannya, sedang
sang ibu sama sekali tidak terkena pengaruh dari DES tersebut.
* Dioksin yang diberikan pada hewan coba tikus hamil, ternyata menghasilkan keturunan dengan
sistem reproduksi abnormal, seperti alat reproduksi yang lebih kecil, jumlah sperma yang
berkurang dan tingkah laku yang lebih ke'betina'an dibanding ke'jantanan'nya.
* PCB (polychlorinated biphenyls) menurunkan jumlah progesteron, suatu hormon penjaga
kehamilan, dengan mempercepat perusakan hormon progestrogen di hati, akibatnya mudah
terjadi keguguran.
* menurunnya gerakan dan jumlah sperma sebagai akibat PCB dengan meningkatkan jumlah
estrogen atau anti-androgen pada pertumbuhan calon bayi/fetus atau bayi baru lahir
Banyak penelitian yang menunjukkan pengaruh buruk dari hormone disruptors dalam kehidupan
marga satwa, misalnya:
* matinya sejumlah besar anjing laut di laut utara tahun 1989, anjing laut di laut baltik tahun
1992, lumba-lumba di sepanjang pesisir barat USA tahun 1989, lumba-lumba bergaris di laut
mediterania tahun 1994; menunjukkan adanya pengaruh zat kimia sintetis dan logam berat yang
menurunkan kekebalan tubuh hewan dan meningkatkan kemungkinan terjangkitnya infeksi.
* pengambilan contoh darah pada hewan panther jantan di florida menunjukkan perbandingan
jumlah hormon steroid yang tidak normal, sebagai akibat penggunaan pestisida estrogenik di
USA bagian barat.
* kerusakan hormonal serius dan pem'betina'an pada hewan buaya di danau apopka, florida
sebagai akibat penggunaan pestisida sejenis DDT, dimana buaya dewasa mempunyai produksi
estrogen dan testosteron yang sedikit, dan ukuran testis mengecil menjadi setengah sampai
sepertiganya.
* Ikan paus beluga di quebec mempunyai dua alat kelamin jantan dan betina
Karena manusia pada tingkat selular/cellular mempunyai kesamaan dengan hewan, maka
bukanlah tidak mungkin sesuatu yang terjadi terhadap hewan, maka akan terjadi pula terhadap
manusia, demikian pendapat seorang ahli Dr. Lou Guillette. Oleh sebab itu, kerusakan yang
manusia lakukan terhadap hewan, secara tidak langsung adalah kerusakan bagi manusia itu
sendiri.
Cara Penanggulangan Hormone Disruptors
Bila dilihat pangkal permasalahan yang menyebabkan timbulnya zat Hormone disruptors adalah
industrialisasi yang melanda dunia. Pihak industri menyangkal sebagai penyebabnya, dengan
alasan hanya untuk memenuhi permintaan konsumen, dan tetap terus menghasilkan dan
menggunakan zat kimia berbahaya. Sedang di bidang agrobisnis, penggunaan pestisida tidak
dapat dihindarkan, juga dalam rangka pemenuhan kebutuhan makan manusia. Oleh sebab itu
manusia sebagai konsumen harus mengurangi kebutuhannya akan produksi yang menggunakan
zat kimia berbahaya dan pihak industri juga mencari alternatif cara produksi yang aman.
Menghindari penggunaan pestisida zat kimia sintetis atau menggantinya dengan pestisida
organik/alam. Menghindari penggunaan plastik PVC (poly vinyl chlorida), drycleaners yang
menggunakan pelarut terklorinasi/chlorinated dan produk atau jasa lain yang melepaskan dioksin
dan racun tetap lainnya ke lingkungan. Mulai membiasakan menggunakan barang reuse/refill,
refuse dan recycle.
Pihak pemerintah dan industri harus terus berusaha menciptakan kebijaksanaan yang mendorong
terciptanya lingkungan yang aman dari zat cemar kimia. Mengadakan penelitian secara
berkesinambungan sehubungan dengan zat sisa industri yang dibuang ke lingkungan. Membuat
penyaringan untuk mengidentifikasi zat yang bersifat hormone disruptors, menyediakan
penerangan untuk konsumen mengenai informasi produk dan bahayanya, menerapkan cara
produksi yang bersih dan pencegahan polusi.
Cara untuk menanggulangi zat cemar hormone disruptors adalah menerapkan eco-design dan
clean-production yaitu rancangan produk dan prosesnya dengan menggunakan sesedikit mungkin
energi dan sumber alam yang dapat diperbaharui/renewable dan meminimalkan resikonya
terhadap manusia dan lingkungan. Misalnya pembangunan rumah yang menggunakan energi
matahari, bahan pakaian dan makanan yang berasal dari bahan-bahan organik, dan lain-lain.
Zat yang dikenal dan dicurigai sebagai Hormone Disruptors
Organo-halogen:
Dioksin dan furan, PCB (polychlorinated biphenyl), PBB (polybrominated biphenyl),
octachlorostyrene, hexachlorobenzene, pentachlorophenol
Pestisida:
DDT, DDT metabolites, Dicofol, dieldrin, endosulfan, lindane, heptachlor, kepone, malathion,
methoxychlor, metiram, nitrofen, nitrofen, ziram
Penta sampai dengan Nonyl-phenol
Bisphenol A
Phtalat
Dimer dan trimer styrene
Benzo(a)pyrene
Logam berat: Cadmium, Mercury
Zat cemar yang luas tersebar dan berikatan dengan reseptor hormon, sehingga dicurigai
mempunyai pengaruh menggangu reproduksi dan sistem hormon: 2,4-dichlorophenol,
diethylhexyl adipate, benzophenone, N-butyl benzene

Вам также может понравиться