Вы находитесь на странице: 1из 12

Nama : Destria Vanessa

Nrp : 23-2016-084

GEODESI IB

Diskontinuitas Mohorovicic
(Mohorovicic Discontinuity)

15NO
Diskontinuitas Mohorovicic adalah batas antara Kerak Bumi dan Mantel Bumi.

Gambar struktur internal lapisan pembentuk bumi (USGS) Diskontinuitas


Mohorovicic (garis merah) ditambahkan oleh Geology.com

Dalam ilmu geologi, istilah diskontinuitas digunakan untuk menunjukkan


lapisan imaginer yang menjadi batas perubahan cepat rambat gelombang seismik.
Pada Kerak Samudera, lapisan ini berada pada kedalaman sekitar 8 kilometer.
Sedangkan pada Kerak Benua, pada kedalaman sekitar 32 kilometer. Pada
diskontinutas ini, gelombang seismik berakselerasi. Lapisan imaginer inilah yang

1
disebut Diskotinuitas Mohorovicic, atau lebih sederhananya dikenal sebagai Moho.

Diskontinuitas Mohorovicic ditemukan pada tahun 1909 oleh Andrija


Mohorovicic, seorang ahli kegempaan dari Kroasia. Dia menemukan bahwa cepat-
rambat gelombang seismik bergantung pada densitas material yang dilaluinya. Dia
menginterpretasikan terjadi perubahan kecepatan dari gelombang seismik seiring
dengan perubahan komposisi material pembentuk bumi. Perubahan kecepatan
tersebut tentu disebabkan oleh hadirnya material dengan densitas yang lebih tinggi
pada kedalaman perut bumi. Semakin tinggi densitas suatu material, semakin cepat
pula gelombang seismik merambat melaluinya.

Material pembentuk bumi yang densitasnya lebih rendah, yang berada pada
lapisan terluar, kemudian dikenal sebagai Kerak Bumi. Sedangkan material di
bawahnya yang mempunyai densitas lebih tinggi dikenal sebagai Mantel Bumi.
Melalui perhitungan densitas yang teliti, Mohorovicic menyimpulkan bahwa Kerak
Samudera Basaltik dan Kerak Benua Granitik ditopang oleh material yang serupa
dengan batuan kaya-olivin, seperti Peridotite.

Kedalaman Moho di bawah Kerak Samudera adalah sekitar 8 kilometer.


Sedangkan di bawah Kerak Benua sekitar 32 kilometer. Mohorovicic kemudian
menggunakan penemuannya tersebut untuk mempelajari variasi ketebalan daripada
Kerak Bumi. Dia menemukan bahwa Kerak Samudera relatif memiliki ketebalan
yang seragam, sedangkan Kerak Benua memiliki ketebalan yang bervariasi, lebih
tebal pada sabuk pegunungan dan menipis pada dataran.

Peta di bawah menggambarkan kontur ketebalan dari Kerak Bumi.


Perhatikan pada bagian kontur yang lebih tebal (warna merah dan coklat gelap),
menunjukkan jajaran pegunungan yang terkenal di dunia, seperti Pegunungan

2
Andes (Amerika Selatan bagian barat), Pegunungan Rocky (Amerika Utara bagian
barat), Pegunungan Himalaya (Asia Tengah, India sebelah utara) dan Pegunungan
Ural (utara-selatan antara Eropa dan Asia).

Peta ketebalan dari kerak bumi (USGS)

Belum ada yang dapat menembus cukup dalam ke perut bumi untuk melihat
Moho. Dan belum pernah ada sumur pengeboran yang yang sampai pada
kedalaman Moho. Melakukan pengeboran sampai kedalaman Moho tentu sangat
mahal dan beresiko tinggi, karena temperatur dan tekanan yang ekstrim pada
kedalaman tersebut. Pengeboran terdalam yang pernah dilakukan berlokasi di
Tanjung Kola, Uni Soviet. Kedalamannya sekitar 12 kilometer. Pengeboran Moho
pada Kerak Samudera juga tidak pernah berhasil.

Ada beberapa lokasi langka dimana material dari mantel bumi tersingkap ke
permukaan melalui proses tektonik. Pada lokasi ini, dapat dijumpai batuan
penyusun lapisan batas kerak dan mantel bumi. Salah satu foto dari lokasi ini
seperti yang ditampilkan di bawah ini.

3
Diskontinuitas Mohorovicic berisi tentang cepat-rambat gelombang seismik
di dalam bumi. Cepat rambat gelombang seismik akan mengalami perubahan
seiring dengan perbedaan komposisi material dalam bumi. Perubahan kecepatan
tersebut disebabkan oleh material dengan densitas yang lebih tinggi pada
kedalaman perut bumi. Semakin tinggi densitas suatu material, semakin cepat pula
gelombang seismik merambat melaluinya.

Material pembentuk bumi yang densitasnya lebih rendah, berada pada


lapisan terluar, kemudian dikenal sebagai kerak bumi. Material di bawahnya yang
mempunyai densitas lebih tinggi dikenal sebagai mantel bumi. Melalui perhitungan
densitas yang teliti, Mohorovicic menyimpulkan bahwa kerak samudera basaltik
dan kerak benua granitik ditopang oleh material yang serupa dengan batuan,
seperti Peridotit.

Sampai saat ini, dalamnya lapisan kulit bumi belum mampu dijangkau oleh
siapapun. Meskipun demikian, para ahli sudah mampu menyimpulkan tentang
lapisan yang menyusun kulit bumi. kesimpulan tersebut berdasarkan dugaan-
dugaan setelah mengamati dan menganalisis hasil penelitian melalui uji coba
rambat gelombang seismik di dalam bumi. Berdasarkan hasil penelitian tersebut,
para ahli menyimpulkan tentang lapisan penyusun kulit bumi seperti pada gambar
di bawah ini.

4
Gambar. Visualisasi lapisan dalam bumi, sumber: Lutgens & Tarbuks, 2012.

Di atas menunjukkan salah satu bentuk visualisasi tentang lapisan penyusun


bumi. Lapisan penyusun atau struktur bumi terdiri dari tiga lapisan utama, yakni:
lapisan inti, mantel, dan kerak. Masing-masing lapisan memiliki ciri-ciri yang
berbeda. Ciri-ciri tersebut akan dijelaskan sebagai berikut.

B. Lapisan Bumi

Secara umum, lapisan penyusun kulit bumi dibagi menjadi 3, yaitu: lapisan
kerak, selimut, dan inti. Pembagian lapisan ini didasarkan atas sifat fisik dan kimia
material penyusun lapisan-lapisan tersebut. Penjelasan mengenai lapisan penyusun
bumi akan diuraikan sebagai berikut.

5
1. Inti (core)

Lapisan inti disebut juga barisfer. Lapisan inti terdiri dari inti dalam yang
padat dan inti luar yang berbentuk likuid. Inti dalam komposisinya berupa besi
(ferrum) dan nikel (niccolum) sehingga disebut juga lapisan nife. Inti luar
komposisinya berupa besi dan silikat.

Inti bumi memiliki jari-jari setebal 3.470 km dan batas luarnya kurang lebih
2.900 km. Inti dalam dan inti luar dipisahkan oleh lapisan peralihan setebal 140
km. Inti bumi dibungkus oleh mantel yang berkomposisi kaya magnesium. Inti dan
mantel dibatasi oleh Gutenberg Discontinuity.

2. Mantel atau Selimut

Lapisan mantel terletak di bawah lapisan kerak bumi. Sesuai dengan


namanya, lapisan ini berfungsi untuk melindungi bagian dalam bumi. lapisan
mantel tebalnya mencapai 2.900 km dan merupakan lapisan batuan padat yang
mengandung silikat dan magnesium. Suhu di bagian bawah mantel mencapai 3.000
C, tetapi tekanannya belum mempengaruhi kepadatan batuan.

Gambar. Ilustrasi bagian dalam bumi

6
Gambar di atas menunjukkan lapisan penyusun bumi. Pada gambar tersebut,
terlihat bahwa lapisan mantel terdiri dari 3 lapisan, yaitu: litosfer, astenosfer, dan
mesosfer. Ketiga lapisan tersebut memiliki sifat fisik dan kimia yang berbeda.
Penjelasan mengenai ketiga lapisan tersebut, secara lengkap diuraikan sebagai
berikut :

a. Litosfer

Litosfer merupakan lapisan terluar dari mantel bumi dan tersusun atas
materi-materi padat, terutama batuan. Lapisan litosfer tebalnya mencapai 100 km.
Bersama-sama dengan kerak bumi, kedua lapisan ini disebut lempeng litosfer.
Litosfer tersusun atas dua lapisan utama, yaitu lapisan sial dan lapisan sima.

Lapisan sial adalah lapisan litosfer yang tersusun atas logam silium dan
alumunium. Senyawa dari kedua logam tersebut adalah SiO2dan Al2O. Batuan yang
terdapat dalam lapisan sial antara lain: Granit, Andesit, dan batuan metamorf.

Lapisan sima adalah lapisan litosfer yang tersusun atas logam silium dan
magnesium. Senyawa dari kedua logam tersebut adalah SiO2 dan MgO. Berat jenis
lapisan sima lebih besar daripada lapisan sial. Hal itu karena lapisan sima
mengandung besi dan magnesium.

b. Astenosfer

Astenosfer merupakan lapisan yang terletak di bawah lapisan litosfer.


Lapisan ini tebalnya 100-400 km. Lapisan ini diduga sebagai tempat formasi
magma (magma induk). Tingginya suhu di lapisan ini (mencapai antara 1.400oC
sampai 3.000oC) menyebabkan semua materi dalam keadaan cair atau semicair.

7
c. Mesosfer

Mesosfer merupakan lapisan yang terletak di bawah lapisan astenosfer.


Lapisan ini tebalnya 2.400 sampai 2.700 km. Mesosfer tersusun dari campuran
batuan basa dan besi. Secara fisik, material mesosfer bersifat padat. Gambar di
bawah ini dapat menjelaskan tentang karakteristik lapisan mantel.

Gambar. Pembagian lapisan mantel, sumber: klik di sini

Gambar di atas menunjukkan pembagian lapisan penyusun bumi yang


didasarkan pada sifat fisik dan kimia materialnya. Secara kimia, bumi terbagi
dalam 3 lapisan, yaitu: lapisan inti, mantel, dan kerak. Silikat merupakan material
penyusun kerak dan mantel, sedangkan besi sebagai material penyusun inti.
Sebaliknya, secara fisik bumi terbagi menjadi 5 lapisan, yaitu: lapisan inti dalam,
inti luar, mesosfer, astenosfer, dan litosfer. Kelima lapisan tersebut dibedakan
bentuk fisiknya, yaitu: padat dan cair.

8
3. Kerak

Kerak bumi merupakan lapisan kulit bumi paling luar (permukaan bumi).
Lapisan kerak bumi tebalnya mencapai 70 km dan tersusun atas batuan basa dan
asam. Tebal lapisan ini berbeda antara di darat dan di dasar laut. Di darat tebal
lapisan kerak bumi mencapai 20-70 km, sedangkan di dasar laut mencapai sekitar
10-12 km. Suhu di bagian bawah kerak bumi mencapai 1.100C. Kerak dengan
mantel dibatasi oleh Mohorovivic Discontinuity (lihat gambar 1.5). Kerak bumi
terdiri dari dua jenis, yaitu kerak samudera dan benua.

Gambar. Ilustrasi posisi lapisan moho

9
a. Kerak samudera

Kerak samudera memiliki ketebalan sekitar 0-5 km atau bersamaan dengan


air di atasnya sekitar 6-12 km. Kerak samudera atau kerak oseanik, merupakan
kerak bumi yang menyusun lantai dasar samudera. Kerak ini menyusun sekitar
65% dari luas kerak bumi. Kedalaman dari kerak samudera ini rata-rata sekitar
4.000 meter dari permukaan air laut, meskipun pada beberapa palung laut
kedalamannya ada yang mencapai lebih dari 10 km.

Batuan yang menyusun kerak samudera bersifat basa atau mafik. Bagian
atas dari kerak samudera dengan ketebalan sekitar 1,5 km disusun oleh batuan
yang bersifat basa atau basaltik, sedangkan bagian bawahnya disusun oleh batuan
metamorf dan batuan beku Gabro. Permukaan kerak samudera ditutupi oleh
endapan sedimen dengan ketebalan rata-rata sekitar 500 meter.

Serpentinit adalah batuan yang berasal dari lantai dasar samudera.


Singkapan batuan Serpentinit yang ada di Karangsambung merupakan contoh
nyata dari material penyusun kerak samudera. Serpentinit termasuk batuan
metamorf yang berasal dari batu ultra basa hasil pembekuan magma pada kerak
samudera. Batu ultrabasa sendiri batuan asalnya dari Peridotit dan Dunit.
Serpentinit banyak mengandung mineral Olivin yang menyebabkan berwarna
hijau. Contoh batuan Serpentinit dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

10
Gambar. Singkapan batuan serpentinit di Karangsambung

Gambar di atas menunjukkan singkapan Serpentinit di Formasi Pucangan.


Batu-batu ini berubah ketika bersentuhan dengan air laut. Batu ultrabasa bergerak
bersama lempeng samudera, kemudian masuk zona subduksi. Selanjutnya, terjadi
penunjaman disertai metamorfosa kedua menjadi batu Serpentinit. Akhirnya,
batuan tersebut muncul ke luar perut bumi disertai retak-retak dikarenakan
tekanan.

b. Kerak Benua

Mempunyai ketebalan sekitar 20-50 km. Batuan penyusun kerak benua yang
utama adalah granit. Batuan ini tidak sepadat batuan basalt. Kerak benua atau
kerak kontinen, merupakan kerak bumi yang menyusun daratan atau benua. Kerak
benua ini menyusun sekitar 79% dari volume kerak bumi.

11
Ketinggian permukaan dari kerak benua rata-rata sekitar 800 meter dari
permukaan laut, meskipun ada daerah yang ketinggiannya mencapai lebih dari
8000 meter.

Batuan yang menyusun kerak benua pada umumnya granitik atau yang
bersifat asam. Bagian atas dari kerak benua ini disusun oleh batuan beku, batuan
metamorf dan batuan sedimen. Adapun secara keseluruhan batuan beku dan batuan
metamorf menyusun sekitar 95%, sisanya yang 5% merupakan batuan sedimen.

12

Вам также может понравиться