Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Makanan adalah salah satu kebutuhan pokok yang dibutuhkan oleh tubuh setiap hari dalam jumlah tertentu
sebagai sumber energi dan zat-zat gizi, agar tubuh dapat menjalankan fungsinya dengan optimal. Diperkirakan
ada lima puluh macam senyawa dan unsur yang harus diperoleh dari makanan dengan jumlah tertentu setiap
harinya.
Makanan sehari-hari yang dipilih dengan baik akan memberikan semua zat gizi yang dibutuhkan untuk fungsi
normal tubuh. Sebaliknya, bila makanan tidak dipilih dengan baik, tubuh akan mengalami kekurangan zat-zat gizi
esensial tertentu. Zat gizi esensial adalah zat gizi yang harus didapatkan dari makanan. Bila dikelompokkan,
terdapat tiga fungsi zat gizi dalam tubuh, yaitu :
Memberi energi; zat gizi yang memberikan energi adalah karbohidrat, lemak, dan protein, sangat
diperlukan untuk mengahasilkan energi yang dibutuhkan tubuh untuk melakukan aktifitas/kegiatan,
ketiga zat gizi ini dinamakan zat pembakar.
Pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan tubuh; protein, mineral, air adalah zat gizi yang digunakan
oleh tubuh untuk membentuk sel-sel baru, dan mengganti sel-sel yang rusak, dan dalam fungsi ini
ketiga zat gizi ini dinamakan zat pembangun.
*) Kepala Seksi Kesehatan Keluarga, Bidang Bina Kesehatan Masyarakat, Dinas Kesehatan dan
Kessos, Kabupaten Jembrana.
Mengatur proses tubuh; protein, mineral, dan vitamin diperlukan untuk mengatur proses tubuh seperti :
mengatur keseimbangan air, mengatur proses oksidasi, proses penuaan sel, dan mengatur proses
ekskresi sisa sisa oksidasi dalam tubuh, dalam fungsi ini zat-zat gizi ini dinamakan zat pengatur.
Konsumsi makanan berpengaruh terhadap status gizi seseorang, dimana status gizi baik atau status gizi optimal
terjadi bila tubuh memperoleh cukup zat gizi yang digunakan secara efesien, sehingga memungkinkan
pertumbuhan fisik, perkembangan otak, kemampuan kerja dan kesehatan secara umum pada tingkat setinggi
mungkin. Banyak faktor yang mempengaruhi gangguan dalam gizi seperti faktor primer (jumlah dan kwalitas
makanan yang tersedia) dan faktor sekunder (terjadi gangguan dalam sistem pencernaan yang diakibatkan oleh
kelaianan dan penyakit).
Keadaan gizi seseorang merupakan gambaran apa yang dikonsumsinya dalam jangka waktu yang cukup lama.
Kekurangan atau kelebihan dalam waktu tersebut akan berakibat buruk tehadap kesehatan. Kekurangan salah
satu zat gizi dapat menimbulkan konskuensi berupa penyakit defisiensi ataupun kekurangan hanya marginal
dapat menimbulkan gangguan yang sifatnya lebih ringan atau menurunnya kemampuan fungsi. Konsumsi yang
berlebihan dari salah satu zat gizi juga menimbulkan gangguan kesehatan mulai dari gangguan yang ringan
misalnya gangguan fungsi yang menurun bahkan sampai gangguan yang sangat berat atau sifatnya fatal.
Di beberapa bagian di dunia terjadi masalah gizi kurang atau gizi lebih secara epidemis. Negara-negara
berkembang seperti sebagian besar Asia, Afrika, Amerika Tengah, dan Amerika Selatan pada umumnya
mempunyai masalah gizi kurang. Sebaliknya, negara-negara maju seperti Eropa Barat dan Amerika Serikat pada
umumnya mengalami masalah gizi lebih.
Oleh karena itu untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal, mutlak diperlukan sejumlah zat gizi yang harus
didapatkan dari makanan dalam jumlah yang sesuai dengan yang dianjurkan setiap harinya. Disinilah diperlukan
suatu standar yang digunakan sebagai acuan tentang kecukupan gizi seseorang dibandingkan dengan rata-rata
penduduk, dan disusunlah suatu patokan yakni angka kecukupan gizi yang dianjurkan. Angka kecukupan gizi
yang dianjurkan digunakan sebagai standar guna mencapai status gizi optimal bagi penduduk.
KECUKUPAN GIZI
Angka Kecukupan Gizi yang dianjurkan (AKG) atau Recommended Dietary Allowances (RDA) dalah taraf
konsumsi zat-zat gizi esensial, yang berdasarkan pengetahuan ilmiah dinilai cukup untuk memenuhi kebutuhan
hampir semua orang sehat di suatu negara. Kecukupan gizi dipengaruhi oleh umur, jenis kelamin, aktivitas, berat
dan tinggi badan, genetika, serta keadaan hamil dan menyusui. Dalam perhitungan angka kecukupan gizi yang
dianjurkan sudah diperhitungkan faktor variasi kebutuhan individual, dimana kebutuhan yang dianjurkan sudah
mencakup hampir 97,5 % populasi, dan untuk ekcukupan beberapa zat gizi seperti vitamin, mineral sudah
diperhitungkan sampai cadangan zat gizi dalam tubuh. Sehingga perhitungan kecukupan zat gizi sudah
memperhitungkan penambahan sebesar dua kali simpang baku (standar deviasi) dari kebutuhan rata-rata
penduduk yang sehat.
Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang dianjurkan didasarkan pada patokan berat badan untuk masing-masing
kelompok umur, gender, dan aktifitas fisik. Dalam penggunaannya bila kelompok penduduk yang dihadapi
mempunyai rata-rata berat badan yang berbeda dengan patokan, maka perlu dilakukan penyesuaian. Bila berat
badan kelompok penduduk tersebut dinilai terlalu kurus, maka AKG dihitung berdasarkan berat badan idealnya.
AKG yang dianjurkan tidak dipergunakan untuk perorangan atau individu, namun lebih menggambarkan
kelompok penduduk/masyarakat.
1. Merencanakan dan menyediakan suplai pangan untuk penduduk atau kelompok penduduk; perlu
diketahui pola pangan dan distribusi penduduk
2. Menginterpretasikan data konsumsi makanan perorangan atau kelompok; perlu ditetapkan patokan
berat badan untuk masing-masing gender, dan bila menyimpang dari patokan berat badan dilakukan
penyesuaian
3. Perencanan pemberian makanan di institusi, seperti rumah sakit, sekolah, industri, asrama, dan lain-lain
4. Menetapkan standar bantuan pangan; misalnya dalam keadaan darurat, dan untuk kelompok penduduk
yang berisiko seperti balita, anak sekolah, ibu hamil
Langkah pertama dalam penyusunan AKG adalah menetapkan kebutuhan faali rata-rata penduduk yang sehat
dan mewakili tiap golongan umur dan gender menurut kriteria yang telah ditetapkan. Untuk itu, perlu diketahui
perbedaan-perbedaan di dalam tiap golongan yang memungkinkan perkiraan jumlah yang perlu ditambahkan
pada kebutuhan rata-rata untuk memenuhi kebutuhan sesungguhnya semua orang sehat. Karena alasan mahal
dan perlu waktu lama eksperimen tersebut tidak dilakukan, hanya digunakan perkiraan kebutuhan dan variasinya
berdasarkan informasi yang terbatas.
Adanya variasi individual masing-masing orang yang mempengaruhi utilisasi zat gizi oleh tubuh
Adanya perbedaan komposisi zat gizi yang terkandung dalam setiap sumber makanan
KEBUTUHAN GIZI
Angka Kebutuhan Gizi atau Dietary Requirements adalah banyaknya zat-zat gizi minimal yang dibutuhkan
seseorang untuk mempertahankan status gizi yang adekuat. Kebutuhan tubuh akan zat gizi berbeda-beda
menurut kelompok umur, pada bayi dan anak merupakan kebutuhan zat gizi yang memungkinkan pertumbuhan
dan perkembangan yang memuaskan, sedangkan untuk orang dewasa merupakan jumlah yang dibutuhkan
untuk memelihara berat badan normal dan mencegah deplesi zat gizi dari tubuh yang diperkirakan melalui
penelitian keseimbangan serta pemeliharaan konsentrasi normal zat gizi didalam darah dan jaringan tubuh.
Untuk zat-zat gizi tertentu, kebutuhan mungkin didasarkan atas mulah yang diperlukan baik untuk mencegah
ketidakmampuan tubuh melakukan suatu fungsi khusus, yaitu jumlah yang mungkin sangat berbeda dengan
kebutuhan guna mempertahankan simpanan tubuh. Dengan demikian, penetapan kebutuhan setiap zat gizi
berbeda-beda sesuai dengan umur dan keadaan gizi seseorang.
Energi merupakan merupakan hasil katabolisme zat gizi yang terdapat dalam tubuh dan yang berasal dari
makanan yang dikonsumsi, dan digunakan sebagai sumber kalori untuk semua proses yang terjadi dalam tubuh.
Oleh karena itu istilah lebih sempit dari kebutuhan zat gizi juga lebih sering disebutkan sebagai kebutuhan
energi.
Zat gizi yang menghasilkan energi adalah karbohidrat, protein, dan lemak, sehingga untuk istilah kebutuhan
energi lebih banyak akan dibicarakan adalah kebutuhan ketiga zat gizi tersebut. Untuk perhitungan zat gizi yang
lain, seperti mineral, vitamin, dan zat gizi mikro kebutuhannya relatif konstan untuk masing-masing kelompok
umur, sehingga tidak banyak dibicarakan atau dibahas dalam kebutuhan zat gizi.
Kebutuhan energi orang sehat dapat diartikan sebagai tingkat asupan energi yang dimetabolisasi dari makanan
yang akan menyeimbangkan keluaran energi, ditambah dengan kebutuhan tambahan untuk pertumbuhan,
kehamilan dan menyusui yaitu energi makanan yang diperlukan untuk memelihara keadaan yang telah baik.
Kebutuhan energi dihitung dengan memerlukan beberapa komponen, yaitu :
Basal Metabolic Rate (BMR); merupakan pengekspresian sejumlah kalori (kilokalori) yang dikeluarkan
oleh tubuh per meter persegi luas permukaan tubuh setiap jam (kal/jam/m) untuk aktivitas vital tubuh
seperti denyut jantung, bernafas, transmisi elektrik pada otot, sirkulasi darah, peristaltik usus, tonus
otot, temparatur tubuh, kegiatan kelenjar, serta fungsi vegetatif lainnya.
Specific Dynamic Action (SDA)/Food Induced Thermogenesis (FIT); merupakan jumlah energi yang
dibutuhkan untuk mengolah makanan dalam tubuh, antara lain untuk proses pencernaan dan
penyeapan zat-zat gizi oleh usus, atau segala sesuatu yang tidak berbuhubungan dengan aktifitas otot.
Aktifitas Fisik; pengeluaran energi untuk aktifitas fisik harian yang ditentukan oleh jenis, intensitas, dan
lamanya akifitas fisik dan olah raga.
Faktor Pertumbuhan; pengeluaran energi untuk pertumbuhan tulang dan jaringan tubuh.
Formula (rumus) yang banyak digunakan dalam menghitung kebutuhan energi seseorang adalah :
Besarnya penggunaan energi untuk Basal Metabolisme Rate (BMR) dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti :
Faktor Primer :
aktifitas hormonal
Faktor Sekunder :
status gizi
penyakit
aktifitas fisik
2. Cara Cepat I :
3. Cara Cepat II :
Laki-laki = 30 kkal x kg BB
Perempuan = 25 kkal x kg BB
. 4. Cara FAO/WHO/UNU :
BMR (kkal/hari)
Kelompok Umur
Laki-laki Perempuan
Suhu lingkungan
Termik makanan
Status gizi
Kegiatan Fisik diperhitungkan sesuai dengan berat ringannya pekerjaan karena makin berat maka penggunaan
energi akan lebih banyak, dan makin ringan pekerjaan penggunaan energi akan lebih sedikit. Sehingga kegiatan
fisik tersebut dapat dikategorikan sebagai :
Kegiatan ringan contohnya : seorang profesional (guru, dokter, arsitek, pengacara, akuntan, dll), pekerja kantor,
penjaga toko, dan pengangguran. Kegiatan sedang contohnya : pekerja industri, pelajar, pemancing, polisi dalam
keadaan aman, tentara tidak dalam peperangan, pekerja bangunan. Kegiatan berat contohnya : pekerja kasar,
sebagian besar pekerjaan petani, pekerja tambang, atlet (pelari, pemain sepak bola, perenang), pekerja
kehutanan. Kegiatan sangat berat contohnya : pandai besi, penebang pohon, penarik becak/gerobak barang,
buruh bangunan, kuli pabrik, pekerja pembongkar muatan di pelabuhan.
Keperluan energi untuk faktor pertumbuhan diperhitungkan sesuai dengan golongan umur, karena faktor umur
menentukan sedang terjadinya pertumbuhan yang menyeluruh dari jaringan tubuh, seperti pertumbuhan tulang
baru, pertumbuhan organ baru seperti gigi, serta pertambahan volume cairan tubuh. Berdasarkan kelompok
umur, besar pertambahan energi untuk faktor pertumbuhan adalah :
10 14 tahun = 2 kkal/KgBB
15 tahun = 1 kkal/KgBB
1. Menetapkan berat badan patokan untuk masing-masing kelompok umur; sesuai dengan anjuran WHO
untuk kelompok umur remaja di Indonesia memakai patokan berat badan seperti berikut :
Pria :
10 12 tahun : 30 kg
13 15 tahun : 40 kg
16 19 tahun : 55 kg
Wanita :
10 12 tahun : 39 kg
13 15 tahun : 42 kg
16 19 tahun : 45 kg
2. Menggunakan rujukan WHO, FAO, dan Amerika Serikat; kecukupan masing-masing zat gizi disusun
berdasarkan kelompok umur, berat badan dan tinggi badan, dan untuk kelompok remaja seperti dalam tabel
berikut ini :
Ribo-
Tia- Nia Vit
Gol. Umur BB Energi Pro Ca P Fe Zn I Vit. A flav
min sin C
(tahun) kg (Kal) (g) mg mg mg mg g IU (mg)
(mg) mg mg
Pria
Wanita
Untuk melihat kecukupan gizi seorang remaja maka di buat catatan konsumsi harian makanan yang telah
dikonsumsi sehari sebelumnya (recall 24 hours), kemudian dihitung banyaknya masing-masing zat gizi yang
telah dikonsumsi, dengan menggunakan Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM). Kemudian dikonversikan
kedalam kalori, dan selanjutnya dibandingkan dengan angka kecukupan yang dianjurkan masing-masing zat
gizi. Untuk umur yang sudah tercantum, bila tidak sesuai dengan berat badan kenyataan, maka dilakukan
koreksi dengan berat badan patokan yang telah ditentukan.
Contoh :
Seorang remaja laki-laki, masih sekolah SMU umur 17 tahun, berat badan 54 kg, tinggi badan 156 cm. Untuk
mengetahui kecukupan zat gizi yang dikonsumsi oleh remaja tersebut dilakukan recall 24 hours, dan didapatkan
hasil pencatatan sebagai berikut :
Udang 4 bj 20
Kerang 4 bj 5
Kangkung prng 10
Minyak sawit 7,5
3 sdk teh
Gula 5
Teh 2 sdk teh
Nasi putih 75
Nasi bungkus prg
Telur ayam 30
1 btr
Daging ayam 10
ptg
Gula 5
Teh manis 2 sdk teh
Bila dilihat dalam tabel kecukupan gizi yang dianjurkan per hari, maka kecukupan gizi remaja laki-laki ini adalah :
Fe : 18 mg Niasin : 17,0 mg
Zn : 15 mg Vit. C : 30 mg
Dari hasil perhitungan recall 24 hours, setelah dikonvesikan ke dalam DKBM maka didapatkan hasil konsumsi
zat gizi dari remaja diatas :
Energi : 1418 kal Vit A : 8360,5 IU
Lemak : 37,94 gr
Bila dibandingkan denganAKG maka kecukupan zat gizi remaja tersebut adalah:
Kecukupan Lemak : 10% x 2500 kal = 250 kal = 250/9 = 27,7 gram
Kesimpulan bila hasil recall 24 hours remaja tersebut benar maka kecukupan zat gizi yang dikonsumsi adalah
rata-rata belum memenuhi AKG, hanya kecukupan Lemak, Vit.A, dan Vit C sudah melebihi Angka Kecukupan
Gizi yang dianjurkan.
1. Tentukan BMR dengan patokan yang digariskan oleh WHO/FAO, atau dengan menggunakan rumus
Harris-Benedict, Cara cepat I, atau Cara cepat II.
Berat badan yang digunakan dalam menghitung BMR adalah menggunakan Berat badan IMT(Indeks
Massa Tubuh)/BMI(Boddy Mass Indeks) normal
Contoh :
Bila contoh remaja diatas dihitung kebutuhan gizi adalah seperti berikut ini :
Berat Badan = 54 Kg, Tinggi Badan = 156 cm, Umur 17 tahun, Aktifitas Ringan
= 54/ (1,56)
= 22,18
Bila dilihat dari IMT saat ini maka remaja tersebut termasuk kategori normal, maka berat badan yang digunakan
untuk menghitung BMR adalah berat badan saat ini.
= 10% x 1470,2
= 147,02 kkal
Remaja diatas beraktifitas ringan, maka faktor aktifitas akan menambah kebutuhan nergi sebesar 1,6 x BMR
= 2352,32 kkal
Umur 17 tahun maka tambahan energi untuk pertumbuhan adalah sebanyak 0,5 kkal/Kg BB :
= 0,5 x 54 kkal
= 27 kkal
Untuk energi oleh raga, tidak diperhitungkan karena remaja diatas sangat jarang melakukan olah raga
= 3996,54 kkal
= 60 % x 3996,54
= 2397,92 kkal
Kebutuhan karbohidrat dari makanan sebanyak (jumlah kalori/4):
= 2397,92/4 gram
= 599,48 gram
= 15 % x 3996,54
= 599,48 kkal
= 599,48/4 gram
= 149,87 gram
= 25 % x 3996,54
= 999,14 kkal
= 999,14/9 gram
= 111,02 gram
DAFTAR KEPUSTAKAAN
2. Darwin Karyadi, Muhilal(1985), Kecukupan Gizi Yang Danjurkan, Penerbit PT Gramedia, Jakarta.
3. Arisman ,MB, Dr.(2004), Gizi dalam Daur Kehidupan dalam Buku Ajar Ilmu Gizi, Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta.
4. Sunita Almatsier, M.Sc., DR.(2004), Penuntun Diet, Instalasi Gizi Perjan RS Dr. Cipto Mangunkusumo
dan Asosiasi Dietisien Indonesia, Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
5. Sunita Almatsier (2005), Prinsip Dasar Ilmu Gizi, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.